25 Indeks Morisita yang diperoleh selanjutnya dicari dua titik kritisnya
melalui uji χ
2
untuk mencari derajat pengelompokannya.
χ
− +
= −
∑ ∑
2 .975
Uniform index = 1
i u
i
n x
M x
[3.15] di mana
χ
2 .975
= nilai dari tabel dengan df n-1 yang memiliki 97,5 area ke sebelah kanan kurva
ΣX
i
= jumlah organisme dalam kuadrat i i = 1,...n n
= jumlah kuadrat
χ
− +
= −
∑ ∑
2 .025
Clumped index = 1
i c
i
n x
M x
[3.16] di mana
χ
2 .025
= nilai dari tabel dengan df n-1 yang memiliki 2,5 area ke sebelah kanan kurva
Berdasarkan hasil indeks M
c
atau M
u
di atas maka Indeks Morisita standar I
P
dihitung berdasarkan salah satu dari empat persamaan berikut ini. 1.
Jika I
d
≥ M
c
1,0 :
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
− −
+ =
c c
d P
M n
M I
I 5
. 5
.
[3.17] 2.
Jika M
c
I
d
≥ 0 :
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
− −
= 1
1 5
.
u d
P
M I
I
[3.18] 3.
Jika 1,0 I
d
M
u
:
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
− −
− =
1 1
5 .
u d
P
M I
I
[3.19] 4.
Jika 1,0 M
u
I
d
:
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
− +
− =
u u
d P
M M
I I
5 .
5 .
[3.20] Indeks Morisita yang distandarkan I
P
ini berkisar antara -1,0 hingga +1,0. Jika I
P
= 0 pola penyebaran acak, I
P
0 penyebaran seragam dan I
P
penyebaran mengelompok.
3.4.1.8 Peta Penyebaran M. teijsmannii di Cagar Alam Pulau Sempu
Penyebaran populasi M. teijsmannii digambarkan pada peta digital Pulau Sempu dengan mentransfer data koordinat hasil penandaan GPS di setiap plot
26 penelitian di dalamnya dijumpai individu M. teijsmannii. Titik-titik plot sampling
yang memiliki individu M. teijsmannii yang dipilih untuk pemetaan populasi. Kemudian file dengan titik-titik koordinat populasi M. teijsmannii pada program
MapSource disimpan dalam format dxf. File tersebut selanjutnya diimpor dari program ArcView dan disimpan dalam format shapefile sehingga dapat
ditumpangsusunkan dengan peta digital kontur dan batas kawasan Pulau Sempu.
3.4.1.9 Asosiasi Interspesifik
Pola asosiasi antara M. teijsmannii dan spesies tumbuhan lainnya di lokasi penelitian diuji berdasarkan data kehadiran–ketidakhadiran data biner pada plot
yang diuji. Pengujian ini meliputi dua tahap yaitu 1 mencari adanya asosiasi dan 2 mengukur kekuatan asosiasi. Pengujian pola asosiasi interspesifik ini ditentukan
dari indeks Jaccard berdasarkan metode spesies berpasangan untuk multispesies Ludwig and Reynolds 1988.
Sejumlah 60 plot yang mewakili 6 lokasi penelitian dipilih untuk pengujian asosiasi. Plot tersebut masing-masing diambil secara acak sebanyak 10 plot
berukuran 20 x 20 m pada transek dari setiap lokasi penelitian untuk keseragaman. Kehadiran spesies yang diuji dinyatakan dengan 1, sedangkan ketidakhadirannya
diberi nilai 0. Tabel 4
Matriks data kehadiran dan ketidakhadiran dari S spesies dalam N unit sampling
UNIT SAMPLING
SPESIES 1 2
3 ...
N Total
spesies 1 1 1 0 0
n
1
2 1 0 1 1
n
2
3 0 1 0 1
n
3
.. .. .. .. .. .. .. ..
S 0 0 1 1
n
s
Total SU
T
1
T
2
T
3
T
N
Meskipun semua kombinasi pasangan spesies yang berasosiasi akan dihitung, namun mereka tidak akan bebas sehingga kemungkinan distribusi
hasilnya tidak dapat ditentukan Schluter 1984 dalam Ludwig Reynolds 1988. Oleh karena itu digunakan pendekatan baru dengan menggunakan variance ratio
27 VR yang diturunkan dari null association model untuk menguji signifikansi dari
asosiasi secara simultan. Indeks asosiasi VR diturunkan dari data kehadiran- ketidakhadiran Tabel 4. Hipotesis nol H
yang dibangun adalah bahwa M. teijsmannii
merupakan spesies independen; tidak ada asosiasi dengan spesies lain. Hipotesis ini diuji dengan uji statistik chi-square
χ
2
. Selanjutnya dihitung varians sampel total untuk keterdapatan S spesies
dalam sampel, dengan persamaan [3.21].
∑ −
=
= S
i i
i
p p
T
1
1
δ
[3.21] di mana p
i
= n
i
N. Selanjutnya dilakukan pendugaan varians jumlah spesies total dengan persamaan:
∑ −
=
= N
j
t Tj
N ST
1 2
2
1
[3.22] Di mana t adalah rata-rata jumlah spesies per sampling unit. Kemudian VR
Variance Ratio yaitu indeks asosiasi antar seluruh spesies dihitung dengan rumus:
2 2
T ST
VR
δ
=
[3.23] Bila
: VR = 1 maka tidak ada asosiasi VR 1 menunjukkan asosiasi positif
VR 1 menunjukkan asosiasi negatif Untuk menguji adanya penyimpangan terhadap nilai 1, maka dilakukan
penghitungan nilai statistik W, dihitung dengan rumus: VR
N W
= [3.24]
Jika nilai W terletak pada batas distribusi χ
2
dengan probabilitas 90 maka hipotesis bahwa tidak ada asosiasi spesies diterima.
N W
N
95 .
2 5
. 2
χ χ
[3.25] Selanjutnya seluruh spesies diiuji asosiasinya dengan uji chi-square
α 0,05; df = 1 spesies berpasangan dari tabel kontingensi 2 x 2 Tabel 5. Hipotesis
nol H yang dibangun adalah bahwa M. teijsmannii merupakan spesies
independen; tidak ada asosiasi dengan spesies lain. Hanya pasangan spesies yang memiliki nilai signifikan diuji tingkat asosiasinya dengan menggunakan Jaccard
Index pada persamaan [3.27]. Jaccard index digunakan karena memiliki bias
28 terkecil dibandingkan dengan indeks-indeks asosiasi yang lainnya Ludwig
Reynolds 1988. c
b a
a J
+ +
= [3.26]
Tabel 5 Tabel kontingensi 2 x 2 untuk asosiasi spesies
SPESIES B
Ada Tidak
ada Ada a b m
= a+b
Myristica teijsmannii
Tidak ada c
d n = c+d
r = a+c s = b+d
N = a+b+c+d Keterangan:
a = jumlah plot di mana M. teijsmannii dan spesies B ditemukan
b = jumlah plot di mana terdapat M. teijsmannii namun tidak terdapat spesies B c
= jumlah plot di mana terdapat spesies B namun tidak terdapat M. teijsmannii d = jumlah plot di mana M. teijsmannii dan spesies B tidak ditemukan; n adalah
jumlah total unit sampling atau plot
3.4.3 Karakteristik Habitat M. teijsmannii berdasarkan Variabel