Karakteristik Habitat M. teijsmannii berdasarkan Variabel Diagram Alir Penelitian

28 terkecil dibandingkan dengan indeks-indeks asosiasi yang lainnya Ludwig Reynolds 1988. c b a a J + + = [3.26] Tabel 5 Tabel kontingensi 2 x 2 untuk asosiasi spesies SPESIES B Ada Tidak ada Ada a b m = a+b Myristica teijsmannii Tidak ada c d n = c+d r = a+c s = b+d N = a+b+c+d Keterangan: a = jumlah plot di mana M. teijsmannii dan spesies B ditemukan b = jumlah plot di mana terdapat M. teijsmannii namun tidak terdapat spesies B c = jumlah plot di mana terdapat spesies B namun tidak terdapat M. teijsmannii d = jumlah plot di mana M. teijsmannii dan spesies B tidak ditemukan; n adalah jumlah total unit sampling atau plot

3.4.3 Karakteristik Habitat M. teijsmannii berdasarkan Variabel

Lingkungan Penentuan karakteristik habitat sebagai faktor yang paling berkaitan erat dengan kehadiran M. teijsmannii diidentifikasi dengan melakukan analisis statistik menggunakan software STATISTICA 6. Untuk mengetahui karakteristik faktor edafik habitat M. teijsmannii dilakukan analisis korelasi antara parameter abundansi spesies dengan variabel lingkungannya. Interaksi spesies langka dengan faktor lingkungannya dapat dianalisis menggunakan metode generalized linear model atau GLM Crase et al. 2006. Metode GLM digunakan untuk menghubungkan atribut topografis dari lokasi penelitian terhadap kehadiran M. teijsmannii. Model yang digunakan adalah distribusi binomial hadirtidak hadir dengan fungsi hubungan logistik. Untuk memperoleh kecukupan model minimum dari variabel signifikan dipilih metode backward stepwise . 29 Tabel 6 Klasifikasi variabel-variabel yang digunakan dalam uji statistik VARIABEL KATEGORI KISARAN KETERANGAN JUMLAH INDIVIDU 1 0 – 10 Rendah 2 11 – 20 Sedang 3 20 Tinggi KEHADIRAN INDIVIDU Tidak ada 1 Ada KETINGGIAN m dpl 1 10 - 30 sangat rendah 2 30 - 50 rendah 3 50 - 70 sedang 4 70 - 90 cukup tinggi 5 90 tinggi KEMIRINGAN 1 0 - 8 datar 2 8 - 15 landai 3 15 - 25 agak curam 4 25 - 45 curam 5 45 sangat curam ASPEK 5 KATEGORI 1 -1 datar 2 0 - 90 utara-timur 3 90 - 180 selatan-timur 4 180 - 270 selatan-barat 5 270 - 360 utara-barat

3.4.5 Diagram Alir Penelitian

Untuk menjelaskan secara ringkas metode penelitian yang akan dilakukan, maka dibuat diagram alir penelitian seperti diperlihatkan pada Gambar 3. 30 Gambar 3 Diagram alir penelitian. MULAI KOLEKSI DATA ANALISIS VEGETASI ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN PETA PENDUKUNG Peta rupa bumi Struktur, komposisi, kemelimpahan, distribusi M. teijsmannii EDAFIK - Sifat fisika - Sifat kimia KLIMATIK -curah hujan -kelembaban -suhu TOPOGRAFI -ketinggian -slope -aspek PETA DISTRIBUSI POPULASI M. teijsmannii SELESAI populasi M. teijsmannii dominan PREFERENSI HABITAT Faktor lingkungan yang mendukung penyebaran populasi M. teijsmannii di P. Sempu DATA KUALITATIF CATATAN HERBARIUM 31

IV. KONDISI UMUM KAWASAN

4.1 Letak Geografis, Batas-batas Administratif dan Status Kawasan

Secara geografis Cagar Alam Pulau Sempu CAPS berada di antara 112 40’45” – 112 42’45”BT dan 8 27’24” – 8 24’54”LS, sekitar 0,5 km dari garis pantai Pulau Jawa, di sebelah selatan Provinsi Jawa Timur. Pulau ini terbentang 3,9 km dari barat ke timur, dan 3,6 km dari utara ke selatan. CAPS bagian selatan dan timur langsung berbatasan dengan Samudera Indonesia, sedangkan bagian utara hingga ke barat dipisahkan dari daratan Jawa oleh Selat Sempu yang tenang. Gambar 4 Peta lokasi penelitian di Cagar Alam Pulau Sempu.