Status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil di Kabupaten Tegal

272 Pada dimensi ekologi perikanan tangkap skala kecil di perairan pantai Pasauran Serang memiliki status keberlanjutan yang cukup baik untuk perikanan payang bugis 63,16 maupun jaring udang 70,63. Secara ekonomi perikanan payang bugis dan jaring udang di Pasauran Serang mempunyai status cukup berkelanjutan dengan skor masing-masing adalah 54,53 dan 60,97. Demikian juga secara sosial yang menunjukkan status cukup berkelanjutan dengan skor keberlanjutan perikanan payang bugis dan jaring udang di pantai Pasauran Serang masing-masing adalah 58,02. Pada dimensi teknologi, jaring udang di pantai Pasauran Serang mempunyai skor sangat tinggi 78,20 dengan status keberlanjutan yang baik sementara perikanan payang bugis skornya sangat rendah 32,44 dengan status kurang berkelanjutan bahkan mendekati buruk. Sementara pada dimensi hukum dan kelembagaan, perikanan payang bugis dan jaring udang mempunyai status cukup berkelanjutan dengan skor rata-rata 52,62. 20 40 60 80 100 Ekologi Ekonomi Sosial Teknologi Hukum dan Kelembagaan Serang Payang Bugis Serang Jaring udang Gambar 10.2 Diagram layang nilai status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil di perairan Pantai Pasauran Kabupaten Serang

10.3.3 Status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil di Kabupaten Tegal

Perikanan tangkap skala kecil di perairan pantai Kabupaten Tegal yang berbasiskan alat tangkap payang gemplo, bundes dan rampus ternyata tidak 273 satupun memenuhi kriteria status keberlanjutan yang dinilai secara komprehensif berkelanjutan berdasarkan semua aspekdimensi Gambar 10.3. Ditinjau dari sisi ekologi perikanan tangkap skala kecil di Kabupaten Tegal baik jaring rampus, bundes maupun payang gemplo sudah kurang berkelanjutan untuk diteruskan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai keberlanjutan yang sangat rendah bahkan dari sisi ekologi ketiga alat tangkap yang beroperasi di Kabupaten Tegal ini sudah mendekati keberlanjutan yang buruk. Pada sisi ekonomi hanya jaring rampus yang mempunyai status cukup berkelanjutan, namun jika ditinjau lebih jauh nilai ini berada di titik kritis antara status kurang berkelanjutan dan cukup berkelanjutan. Pada Gambar 10.3 ini juga terlihat alat tangkap bundes dan payang gemplo berada dalam status yang kurang berkelanjutan. Perbedaan nilai keberlanjutan dalam sisi ekonomi dari ketiga alat ini disebabkan oleh tingkat keuntungan, rata-rata penghasilan relatif ABK terhadap UMR, dan tingkat pendapatan berdasarkan produktivitas yang diperoleh dari masing-masing alat yang berbeda. Pada sisi sosial, ketiga alat tangkap di Kabupaten Tegal mempunyai status cukup berkelanjutan dengan nilai keberlanjutan dari ketiga alat tangkap juga tidak berbeda yaitu 60,87. Kesamaan nilai skor keberlanjutan pada dimensi sosial ini disebabkan oleh kesamaan karakteristik serapan tenaga kerja pada pengoperasian ketiga alat tangkap tersebut dan lebih banyaknya analisis secara agregat dari sisi sosial. Demikian juga jaring rampus Tegal dengan bundes dan payang gemplo. Sisi teknologi menyatakan bahwa jaring rampus mempunyai status cukup berkelanjutan sedangkan bundes dan payang gemplo dalam status kurang berkelanjutan. Perbedaan status keberlanjutan ini diakibatkan oleh 2 hal, yaitu jenis sifat alat tangkap dan selektivitas alat tangkap dari ketiganya. Pada dimensi hukum dan kelembagaan, ketiga kegiatan perikanan di Kabupaten Tegal dalam status kurang berkelanjutan. Rendahnya indeks keberlanjutan di Kabupaten Tegal dari dimensi hukum dan kelembagaan diakibatkan oleh tidak adanya keadilan dalam hukum, tidak dilibatkannya nelayan demokrasi dalam penentuan kebijakan, banyaknya terjadi illegal fishing dan kurang berperannya kelembagaan formal yang mendukung pengelolaan. 274 20 40 60 80 100 Ekologi Ekonomi Sosial Teknologi Hukum dan Kelembagaan Tegal Rampus Tegal Bundes Tegal Gemplo Gambar 10.3 Diagram layang nilai status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil di perairan pantai Kabupaten Tegal 10.3.4 Status keberlanjutan perikanan tangkap berdasarkan wilayah penelitian. Status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil pada bagian ini didekati berdasarkan wilayah penelitian dengan basis alat tangkap yang dianalisis pada bagian sebelumnya. Tabel 10.1 di atas dan Gambar 10.4 menyajikan posisi relatif masing-masing dimensi keberlanjutan berdasarkan wilayah di perairan pantai Pasauran, Kabupaten Serang dan perairan pantai Kabupaten Tegal. 20 40 60 80 100 Ekologi Ekonomi Sosial Teknologi Hukum dan Kelembagaan Serang Tegal Gambar 10.4 Diagram layang nilai status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil berdasarkan wilayah penelitian di perairan Pantai Pasauran Kabupaten Serang dan perairan Pantai Kabupaten Tegal 275 Mengacu pada prinsip dasar bahwa status keberlanjutan harus didukung oleh seluruh dimensi, maka secara kewilayahan dengan seluruh alat tangkap yang dianalisis perikanan dikedua wilayah penelitian ini sama-sama mempunyai status kurang berkelanjutan. Perikanan payang bugis di Serang mempunyai indeks keberlanjutan teknologi yang kurang sehingga menyebabkan status keberlanjutan perikanan di wilayah tersebut tidak didukung oleh semua alat tangkap dan semua dimensi. Berdasarkan alat tangkap yang dioperasikan hanya alat tangkap jaring udang yang dioperasikan di perairan pantai Pasauran Kabupaten Serang yang betul-betul mempunyai status berkelanjutan karena secara komprehensif perikanan jaring udang keberlanjutannya didukung oleh seluruh dimensi yang dianalisis. 10.3.5 Perbandingan status keberlanjutan perikanan tangkap berdasarkan alat tangkap dan wilayah penelitian Status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil pada bagian ini didekati berdasarkan alat tangkap yang dapat dibandingkan pada kedua wilayah penelitian dengan basis alat tangkap yang dianalisis pada bagian sebelumnya. Seperti pada bagian sebelumnya bahwa analisis ini merupakan gabungan rata-rata indeks keberlanjutan masing-masing dimensi dari kedua wilayah penelitian untuk seluruh alat tangkap yang memenuhi syarat untuk dibandingkan berdasarkan skala ekonomi dengan pertimbangan besaran nilai investasi awal dan unsur teknis lainnya. Kriteria kegiatan perikanan tangkap skala kecil yang harus dipenuhi berdasarkan data lapangan dalam pembahasan ini, yaitu : 1 Total investasi ≤ 30 juta rupiah 2 Kepemilikan aset sendiri bukan perusahaan milik pengusaha besar 3 Wilayah penangkapan dalam zona IA 4 Lama trip penangkapan 1 hari one day fishing 5 Teknologi paling tinggi dalam operasi penangkapan hanya menggunakan motor tempel 10-25 PK 6 Panjang kapal yang digunakan 5-10 m 276 Dari kriteria tersebut diatas dapat dibandingkan beberapa kegiatan perikanan tangkap dikedua lokasi penelitian yaitu perikanan payang bugis Serang, payang gemplo Tegal, bundes Tegal, dan jaring rampus Tegal. Perikanan jaring udang di perairan pantai Pasauran Serang dikeluarkan karena nilai investasi awal yang sangat kecil sehingga menjadi tidak sepadan. 20 40 60 80 100 Ekologi Ekonomi Sosial Teknologi Hukum dan Kelembagaan Serang Payang Bugis Tegal Rampus Tegal Bundes Tegal Gemplo Gambar 10.5 Perbandingan perikanan tangkap di perairan pantai Serang dan Tegal berdasarkan alat tangkap Gambar 10.5 menunjukkan perbandingan status keberlanjutan perikanan tangkap di perairan pantai Pasauran Kabupaten Serang dan perairan pantai Kabupaten Tegal. Seperti telah dibahas pada bagian sebelumnya bahwa perbandingan perikanan dikedua lokasi penelitian secara ekologi terdapat perbedaan yang mencolok antar kedua lokasi penelitian dimana perikanan payang bugis yang dioperasikan di perairan pantai Pasauran Kabupaten Serang memiliki rata-rata nilai indeks 63,16 dengan status cukup berkelanjutan. Perikanan jaring rampus, bundes dan payang gemplo yang dioperasikan di perairan pantai Tegal memiliki nilai indeks keberlanjutan rata-rata 28,53 atau kurang berkelanjutan. Pada dimensi ekonomi, perikanan payang bugis di Serang memiliki nilai indeks rata-rata 54,53 cukup berkelanjutan. Perikanan jaring rampus, bundes dan payang gemplo yang dioperasikan di Tegal memiliki nilai indeks rata-rata 44,45 277 kurang berkelanjutan dengan nilai masing-masing adalah 50,51; 46,81; 36,05 berurutan untuk jaring rampus, bundes dan payang gemplo. Pada dimensi sosial, keempat jenis perikanan baik di Serang maupun di Tegal memiliki status cukup berkelanjutan dengan indeks keberlanjutan payang bugis di perairan pantai Pasauran Kabupaten Serang 58,02 sedangkan jaring rampus, bundes dan payang gemplo di perairan pantai Tegal memiliki nilai indeks rata-rata 60,87 cukup bekelanjutan. Pada dimensi teknologi, perikanan payang bugis Serang memiliki nilai indeks 32,44 kurang berkelanjutan bahkan mendekati buruk demikian juga untuk bundes dan payang gemplo Tegal dengan nilai indeks keberlanjutan 39,93. Kegiatan penangkapan dengan jaring rampus Tegal memiliki status cukup berkelanjutan dengan skor 53,33. Pada dimensi hukum dan kelembagaan kegiatan perikanan payang bugis di perairan pantai Pasauran Serang mempunyai status berkelanjutan 52,62, sedangkan seluruh kegiatan perikanan skala kecil di perairan pantai Kabupaten Tegal memiliki status kurang berkelanjutan, dimana skor keberlanjutan perikanan jaring rampus, bundes dan payang gemplo memiliki nilai status lebih rendah yaitu rata-rata 40,87 kurang berkelanjutan.

10.3.6 Atribut sensitif setiap dimensi keberlanjutan