229
mengoperasikan alat tangkap jaring rampus, bundes maupun payang gempo menggunakan kapal dengan ukuran 7-8 meter 1.
8.3.2.7 Penanganan pasca panen
Nelayan di kedua wilayah penelitian berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan menjual hasil tangkapannya sesaat kemudian setelah tiba di TPI.
Ikan yang didaratkan dan dilelang adalah ikan segar tanpa melalui perlakuan apapun kecuali mencucinya dari kotoran yang menempel ketika berada di atas
kapal atau ketika pembongkaran di TPI. Dengan demikian ikan hasil tangkapan para nelayan tersebut dikategorikan tidak ada penanganan pasca panen 0.
8.3.2.8 Penggunaan alat bantu yang destruktif
Alat bantu perikanan yang destruktif dapat dideskripsikan sebagai alat yang dapat menimbulkan kerusakan sumberdaya perikanan misalnya penangkapan
ikan dengan bom, racun, bius atau tenaga listrik setrum. Dengan alat bantu yang destruktif ini ikan akan lebih mudah tertangkap tetapi dapat berdampak negatif
yaitu merusak seluruh mata rantai kehidupan yang ada di sekitar wilayah penangkapan tersebut. Hasil wawancara dan pengamatan, cara-cara tersebut tidak
terjadi pada kegiatan perikanan pada setiap alat tangkap yang menjadi obyek kajian di kedua wilayah penelitian baik di perairan Pantai Pasauran Kabupaten
Serang maupun di perairan Pantai Kabupaten Tegal 0.
8.3.3 Skor atribut dan indeks keberlanjutan perikanan tangkap pada dimensi teknologi
Data hasil studi lapangan berupa skor-skor berdasarkan kondisi lapangan masing-masing atribut pada dimensi teknologi ditunjukkan pada Tabel 8.3.
230
Tabel 8.3 Realitas data di lapangan dan nilai skor setiap atribut pada dimensi
teknologi
No Atribut Baik Buruk
Payang bugis
Jaring Udang
Jaring Rampus
Bundes Payang
Gemplo
1. Tempat pendaratan ikan
0 2 2 2
1 1
1 2. Lama
trip penangkapan
0 2 1 1
1 1
3. Jenis sifat alat
tangkap 0 2 2
1 2
2 4. Selektivitas
alat tangkap
2 0 1 1
1 5. Penggunaan
alat bantu
penangkapan FADs
0 2 2 6. Ukuran
kapal penangkapan
0 2 1 1
1 1
7. Penanganan pasca panen
2 0 0 8. Penggunaan
alat bantu perikanan
yang destruktif 0 3 0
Analisis Rapfish pada dimensi teknologi ini berjumlah 8 atribut. Setiap atribut dari dimensi teknologi yaitu tempat pendaratan ikan, lama trip
penangkapan, jenissifat alat tangkap, selektivitas alat tangkap, penggunaan alat bantu penangkapan FADs atau FAL, ukuran kapal penangkapan, penanganan
pasca panen dan penggunaan alat bantu perikanan yang destruktif dianalisis berdasarkan per alat tangkap.
Nilai skor pada dimensi teknologi seperti yang tercantum pada Tabel 5-63 di atas kemudian di analisis dengan metode Rapfish. Hasil yang diperoleh dengan
metode Rapfish pada dimensi teknologi menunjukkan nilai indeks keberlanjutan kegiatan perikanan secara teknologi. Indeks keberlanjutan kegiatan perikanan
pada dimensi teknologi dapat dilihat pada Tabel 8.4.
231
Tabel 8.4 Nilai indeks keberlanjutan perikanan tangkap IKP pada dimensi
teknologi perairan pantai pasauran, Kabupaten Serang dan perairan Pantai Kabupaten Tegal
No. Kegiatan Perikanan
IKP pada Atribut Teknologi
Status Keberlanjutan Serang
1. Payang bugis
32,44 Kurang
2. Jaring Udang
78,20 Cukup
Indeks rata-rata Kab. Serang 55,32
Cukup Berkelanjutan
Tegal
1. Jaring Rampus
53,33 Cukup
2. Bundes 39,93
Kurang 3. Payang
Gemplo 39,93
Kurang Indeks rata-rata Kab. Tegal 44,40 Kurang
Berkelanjutan
Indeks keberlanjutan perikanan tangkap pada dimensi teknologi di perairan Pantai Pasauran, Kabupaten Serang dan perairan Pantai Kabupaten Tegal
ditunjukkan dengan jelas pada Tabel 8.4 diatas. Indeks keberlanjutan pada perikanan tangkap di perairan Pantai Pasauran, Kabupaten Serang dengan jaring
udang sebesar 78,20 dan payang bugis sebesar 32,44. Indeks keberlanjutan untuk perikanan tangkap di perairan Pantai Kabupaten Tegal yang menggunakan alat
tangkap jaring rampus sebesar 53,33 sedangkan bundes dan payang gemplo masing-masing sebesar 39,93. Indeks keberlanjutan perikanan tangkap tersebut
posisinya dalam ordinasi Rapfish digambarkan pada Gambar 8.1.
232
Gambar 8.1 Posisi status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil di Serang
dan Tegal pada dimensi teknologi
Nilai stress yang diperoleh dari dimensi teknologi ini sebesar 14,40 atau masih 25 . Hal ini menurut prosedur multidimensional scaling MDS
diacu dalam Fauzi dan Anna 2004 adalah jika nilai stress atau yang dilambangkan dengan S semakin rendah menunjukkan good fit, sementara nilai S
yang tinggi menunjukkan sebaliknya. Nilai Stress S yang diperoleh dalam dimensi teknologi ini sebesar 14,40 S 25 maka analisis Rapfish sudah
memenuhi kondisi fit goodness of fit. Beberapa nilai statistik yang diperoleh dalam Rapfish pada dimensi teknologi dapat diihat pada Tabel 8.5.
Nilai dari koefisien determinasi selang kepercayaan atau R
2
sebesar 93,20 Tabel 8.5. Walaupun nilai R
2
tersebut sudah mendekati 100 namun titik-titik acuan anchors masih kurang banyak. Oleh karena itu, untuk
menambah jumlah titik-titik acuan tersebut diperlukan tambahan atribut.
53
48 32,44
78,20 53,33
39,93 39,93
100
-60 -40
-20 20
40 60
25 50
75 100
Serang Payang bugis Serang Jaring udang
Tegal Kejer Tegal Bundes
Tegal Gemplo Anchor
Reference
Su mbu
Y Setelah
Ro tasi
Sumbu X Setelah Rotasi : Skala sustainabilitas
233
Tabel 8.5 Nilai statistik yang diperoleh dari hasil analisis Rapfish pada dimensi teknologi
No Atribut Statistik
Nilai Statistik Prosentase
1 Stress
0,1440 14,40 2 R
2
0,9320 93,20
3 Jumlah Iterasi
3 Seperti tersaji pada Tabel 8.5, jumlah iterasi pada dimensi teknologi ini
atau pengulangan perhitungan dilakukan sebanyak 3 kali. Iterasi atau pengulangan perhitungan pada dimensi teknologi ini untuk melihat pengaruh kesalahan
pembuatan skor pada setiap atribut maupun kesalahan prosedur. Jumlah iterasi ini dapat juga dikatakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan dari indeks
keberlanjutan perikanan tangkap yang telah diperoleh dari sisi teknologi.
RAPFISH Ordination - Monte Carlo Scatter Plot
-60 -40
-20 20
40 60
20 40
60 80
100
Fisheries Sustainability O
th er
D is
ti ngi
s hi
n g
F eat
ur e
s
Gambar 8.2 Kestabilan nilai ordinasi hasil Rapfish dengan Monte Carlo pada dimensi teknologi
Hasil analisis sensitifitas atau analisis leverage menggambarkan kondisi atribut-atribut teknologi yang digunakan perlu dianalisis atribut mana yang paling
Sum b
u Y set
el ah rot
asi
Sumbu X setelah rotasi : scatter plot skala sustainabilitas
234
sensitif mempengaruhi tingkat keberlanjutan kegiatan perikanan tangkap skala kecil menurut dimensi teknologi. Atribut sensitif dan perlu mendapat perhatian
adalah penggunaan alat bantu penangkapan FADs dan selektivitas alat tangkap yang digunakan, serta jenissifat alat tangkap Gambar 8.3.
1,89 2,32
4,85 6,72
6,77 4,20
3,01 1,91
1 2
3 4
5 6
7 8
Tempat pendaratan ikan Lama trip penangkapan
Jenis sifat alat tangkap Selektifitas alat tangkap
Penggunaan alat bantu penangkapan FADS Ukuran kapal penangkapan
Penanganan pasca panen Penggunaan alat bantu perikanan yang destruktif
Gambar 8.3 Analisis distribusi sensitivitas atribut pada dimensi teknologi
8.4 Pembahasan