34
2.6 Keberlanjutan Perikanan
Keberlanjutan sustainability merupakan kata kunci bagi pembangunan perikanan di seluruh dunia yang diharapkan dapat memperbaiki kondisi
sumberdaya dan masyarakat perikanan itu sendiri Charles, 2001; Fauzi dan Anna, 2002.
Perikanan tangkap berkelanjutan merupakan bagian dari kegiatan pembangunan perikanan yang berkelanjutan. Sedangkan pembangunan yang
berkelanjutan sustainable development merupakan suatu proses perubahan, di mana eksploitasi sumberdaya, orientasi pengembangan teknologi dan perubahan
institusi adalah suatu proses yang harmonis dan menjamin potensi masa kini dan masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia Menteri
KLHBapedal, 1997, yang dirujuk dalam Simbolon, 2003. Perman et al. 1996 dalam Fauzi 2004 mengelaborasi lebih lanjut konseptual keberlanjutan dengan
mengajukan lima alternatif pengertian, yaitu: 1 suatu kondisi dikatakan berkelanjutan sustainable jika utilitas yang diperoleh masyarakat tidak
berkurang sepanjang waktu dan konsumsi tidak menurun sepanjang waktu non- declining consumption; 2 keberlanjutan adalah kondisi di mana sumber daya
alam dikelola sedemikian rupa untuk memelihara kesempatan produksi di masa mendatang; 3 keberlanjutan adalah kondisi di mana sumber daya alam natural
capital stock tidak berkurang sepanjang waktu non-declining; 4 keberlanjutan adalah kondisi di mana sumber daya alam dikelola untuk mempertahankan
produksi jasa sumber daya alam; 5 keberlanjutan adalah kondisi di mana kondisi minimum keseimbangan dan daya tahan resilience ekosistem terpenuhi.
Dari aspek ekonomi, menurut Munasinghe 1994 pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan manusia melalui
pertumbuhan ekonomi dan efisiensi penggunaan kapital dalam keterbatasan dan kendala sumberdaya dan teknologi. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui upaya
perencanaan pembangunan secara komprehensif dengan tetap berpijak pada tujuan-tujuan jangka panjang. Selain itu perlu ada pengurangan eksploitasi
sumberdaya secara berlebihan dan menutupi dampak yang mungkin timbul dari eksploitasi sumberdaya dengan memberikan harga kepada sumberdaya dan biaya
tambahan. Dengan demikian, sasaran ekonomi dalam pembangunan berkelanjutan
35
adalah peningkatan ketersediaan dan kecukupan kebutuhan ekonomi, keberlanjutan aset dalam arti efisiensi pemanfaatan sumberdaya yang ramah
lingkungan, berkeadilan bagi masyarakat pada masa kini dan yang akan datang. Dari aspek ekologis didasarkan pada pertimbangan bahwa perubahan
lingkungan akan terjadi di waktu yang akan datang dan dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Menurut Rees 1994 pandangan aspek ekologis ini didasarkan pada
tiga prinsip utama yaitu : 1 Aktivitas ekonomi yang dilakukan manusia adalah tidak terbatas dan
berhadapan dengan ekosistem yang terbatas. Kerusakan lingkungan dan polusi yang ditimbulkannya akan mempengaruhi sistim dukungan kehidupan life
support system. 2 Aktivitas ekonomi yang lebih maju seiring dengan pertumbuhan populasi akan
meningkatkan kebutuhan akan sumberdaya alam dan tingginya produksi limbah yang dapat merusak lingkungan karena melebihi daya dukung
ekosistem. 3 Pembangunan yang dilaksanakan dalam jangka panjang akan berdampak pada
kerusakan lingkungan yang irreversible. Definisi operasional pembangunan berkelanjutan menurut Daly 1990
yang diacu dalam Fauzi 2004, antara lain untuk sumber daya alam yang terbarukan adalah laju pemanenan harus sama dengan laju regenerasi produksi
lestari; untuk masalah lingkungan adalah laju pembuangan limbah harus setara dengan kapasitas asimilasi lingkungan; untuk sumber energi yang tiak terbarukan,
harus dieksploitasi secara quasi-sustainable, yakni mengurangi laju deplesi dengan cara menciptakan energi substitusi.
Menurut Harris 2000 yang diacu dalam Fauzi 2004, keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu mencapai kesetaraan,
menyediakan layanan sosial termasuk kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.
2.7 Sistem Perikanan Laut