58
kecil dan berarti juga nilai stress-nya kecil. Nilai stress terbesar yang masih
dapat diterima biasanya adalah 25.
3.6.2 Pembuatan skor setiap atribut
Pembuatan skor setiap atribut dalam setiap dimensi harus mempunyai dasar atau acuan ilmiah yang jelas sumbernya. Namun jika penentuan skor tidak
ditemukan acuannya maka dapat ditentukan berdasarkan perhitungan-perhitungan atau analisis yang jelas mencerminkan dari dimensi yang bersangkutan Susilo,
2003. Skor yang diberikan bukan berdasarkan nilai yang terendah ke nilai yang tertinggi seperti dari angka 0 yang menyatakan buruk namun jika semakin besar
maka semakin baik nilainya. Akan tetapi skor yang diberikan berdasarkan nilai terburuk dan nilai terbaik secara kualitatif dan kuantitatif dari atribut yang
mencerminkan persepsi dari dimensinya dan jelas secara definisi dalam penentuan skornya. Oleh karena itu, dalam penentuan skor ini sangat tergantung dari
persepsi dimensi yang dianalisis, sebagai contoh semakin tinggi tingkat eksploitasi perikanan secara ekonomi semakin baik namun secara ekologi hal
tersebut sangat merusak dari keberlanjutan sumberdaya perikanan itu sendiri. Selengkapnya berdasarkan atribut-atribut yang ditemukan dari masing-masing
dimensi dan berdasarkan acuannya dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil survei penelitian di lapang dan nilai skor atribut
No. Atribut Pilihan
skor Baik
Buruk Keterangan
1 Dimensi Ekologi
1.1 Tingkat eksploitasi
perikanan 0; 1; 2;
3; 4 4
FAO dan Rapfish : relatif terhadap MSY
0 kurang; 1 sama atau seimbang;
2 lebih sedikit; 3 sangat berat; 4
collapsed hancur
1.2 Discard dan by
catch Proporsi ikan yang
dibuang 0; 1; 2
2 Rapfish : 0 rendah 0-
10; 1 sedang 10-40; 2 tinggi 40
1.3 Tekanan
0; 1; 2 2
Susilo 2003 : 0 kurang;
59
No. Atribut Pilihan
skor Baik
Buruk Keterangan
pemanfaatan perairan
1 sedang; 2 tinggi 1.4 Perubahan
ukuran ikan tertangkap
dalam 10 tahun terakhir
0; 1; 2 2
Rapfish : 0 tidak berubah; 1 sedikit menurun; 2
menurun banyak
1.5 Perubahan jenis
ikan yang tertangkap
dalam 10 tahun terakhir
0; 1; 2; 3 3
Modifikasi Rapfish : 0 tidak ada;
1 berkurang 1-2 jenis; 2 berkurang 3-24 jenis;
3 berkurang 25 jenis
1.6 Pemanfaatan pariwisata
bahari 0; 1; 2; 3
3 Susilo 2003 : 0
melebihi kapasitas atau tidak ada;
1 rendah; 2 sedang; 3 optimal
2 Dimensi Ekonomi
2.1 Keuntungan 0; 1; 2;
3; 4 4
Rapfish : 0 sangat menguntungkan; 1
menguntungkan; 2; sedikit menguntungkan 3
mendekati impas atau kembali modal; 4 merugi
2.2 Kontribusi perikanan
terhadap PDRB 0; 1; 2
2 Rapfish : 0 rendah;
1 sedang; 2 tinggi
2.3 Pendapatan per
kapita 0; 1; 2; 3
3 Modifikasi Rapfish : 0
sangat jauh di bawah Kebutuhan Hidup
Minimum KHM; 1 di bawah KHM; 2 seimbang
atau mendekati KHM; 3 di atas KHM
2.4 Kepemilikan penerima
keuntungan dari kepemilikan
0; 1; 2 2
Rapfish : 0 pemilik lokal; 1 pemilik lokal dan non
lokal; 2 pemilik non lokal
2.5 Tingkat subsidi
terhadap perikanan
0; 1; 2; 3; 4
4 Rapfish : 0 tidak ada;
1 sedikit; 2 besar; 3 sangat tergantung;
4 keharusan mutlak
2.6 Alternatif pekerjaan dan
pendapatan 0; 1; 2
2 Rapfish : 0 tidak ada; 1
ada sedikit; 2 ada banyak
60
No. Atribut Pilihan
skor Baik
Buruk Keterangan
2.7 Lokasi tujuan
atau orientasi pemasaran
perikanan 0; 1; 2
2 Rapfish : 0 pasar lokal;
1 pasar nasional; 2 pasar internasional
2.8 Rata-rata penghasilan
relatif ABK terhadap UMR
0; 1; 2; 3; 4
4 0 sangat jauh di bawah;
1 di bawah; 2 sama atau seimbang; 3 lebih tinggi;
4 sangat tinggi
2.9 Penerimaan relatif nelayan
setiap alat tangkap
terhadap waktu bekerja
0; 1; 2 2
0 rendah; 1 sedang atau mendekati UMP; 2 tinggi
2.10 Transfer keuntungan
antara orang pelaku ekonomi
lokal dan orang pelaku
ekonomi luar daerah
0; 1; 2 2
Susilo 2003 : 0 terutama berada di orang
lokal; 1 seimbang antar orang lokal dan orang luar;
2 keuntungan lebih banyak diperoleh orang
luar
2.11 Penyerapan tenaga kerja
0; 1; 2 2
Modifikasi Rapfish : 0 rendah; 1 sedang; 2
tinggi
3 Dimensi Sosial
3.1 Jumlah RTP
dibandingkan jumlah
penduduk di wilayah itu
0; 1; 2 2
Rapfish : 0 30; 1 30-60; 2 60
3.2 Pengetahuan lingkungan
perikanan 0; 1; 2
2 Rapfish : 0 sangat minim;
1 cukup; 2 sangat luas
3.3 Tingkat pendidikan
nelayan 0; 1; 2
2 Rapfish, dibandingkan
terhadap rata-rata penduduk : 0 rendah; 1
sedang; 2 tinggi
3.4 Status dan
frekuensi konflik
0; 1; 2 3
0 tidak berpengaruh; 1 biasa; 2 berat; 3 Sangat
berat
3.5 Partisipasi keluarga dalam
pemanfaatan sumberdaya
perikanan 0; 1
1 Modifikasi Rapfish : 0
tidak ada; 1 ada
61
No. Atribut Pilihan
skor Baik
Buruk Keterangan
3.6 Frekuensi pertemuan antar
warga berkaitan pengelolaan
sumberdaya perikanan
0; 1; 2 2
Susilo 2003: 0 tidak pernah ada; 1 sekali
dalam 5 tahun; 2 lebih dari sekali dalam setahun
3.7 Sosialiasi pekerjaan
individual atau kelompok
0; 1; 2 2
Rapfish : 0 Individual; 1 hanya satu keluarga; 2
kelompok masyarakat pengeksploitasi
3.8 Frekuensi penyuluhan dan
pelatihan untuk nelayan
0; 1; 2; 3 3
Susilo 2003 : 0 tidak pernah ada; 1 sekali
dalam lima tahun; 2 1-5 kali dalam setahun; 3 5
dalam setahun
3.9 Pertumbuhan pekerja RTP
pengeksploitasi SDI 5-10 tahun
terakhir 0; 1; 2; 3
3 Rapfish : 0 10 ; 1
10-20 ; 3 20-30 ; 4 30
4 Dimensi Teknologi
4.1 Tempat pendaratan ikan
0; 1; 2 2
Rapfish : 0 sangat tersebar; 1 agak terpusat;
2 terpusat
4.2 Lama trip
penangkapan 0; 1; 2
2 Modifikasi Rapfish: 0 0-5
jam; 1 5jam-10 jam; 2 10 jam
4.3 Jenis sifat alat
tangkap 0; 1; 2
2 Rapfish dimodifikasi
Susilo 2003: 0 mayoritas pasif; 1
seimbang; 2 mayoritas aktif
4.4 Selektivitas alat
tangkap 0; 1; 2
2 Rapfish dimodifikasi
Susilo 2003: 0 kurang selektif; 1 agak selektif;
2 sangat selektif
4.5 Penggunaan alat
bantu penangkapan
FADs 0; 1; 2
2 Rapfish : 0 tidak ada; 1
digunakan umpan saja; 2 digunakan alat atraktif
yang lain
4.6 Ukuran kapal
penangkapan 0; 1; 2
2 Modifikasi Rapfish: 0 2-5
m; 1 5-10 m; 2 10 m 4.7 Penanganan
pasca panen 0; 1; 2
2 Rapfish : 0 tidak ada; 1
sedikit; 2 banyak
62
No. Atribut Pilihan
skor Baik
Buruk Keterangan
4.8 Penggunaan alat
bantu perikanan yang
destruktif 0; 1; 2; 3
3 Modifikasi Rapfish : 0
tidak ada; 1 sedikit; 2 sedang; 3 banyak dan
dominan
5 Dimensi HukumKelembagaan
5.1 Ketersediaan peraturan
formal dan Informal
pengelolaan perikanan
0; 1; 2 2
Susilo 2003 : 0 kurang; 1 cukup; 2 banyak
5.2 Keadilan dalam
hukum 0; 1; 2
2 Susilo 2003 : 0 tidak
adil; 1 kadang-kadang tidak adil; 2 adil
5.3 Ketersediaan personil
penegak hukum di lokasi atau
lembaga pengawas local
0; 1; 2 2
Susilo 2003 : 0 tidak ada; 1 sedikit atau jarang
berada di lokasi; 2 banyak atau sering berada
di lokasi
5.4 Demokrasi dalam
penentuan kebijakan
0; 1; 2 2
Susilo 2003 : 0 tidak demokratis; 1 kadang-
kadang demokratis; 2 sangat demokratis
5.5 Illegal Fishing
0; 1; 2 2
Rapfish : 0 tidak pernah terjadi; 1 kadang terjadi;
2 sering terjadi
5.6 Peranan kelembagaan
formal yang mendukung
pengelolaan sumberdaya
perikanan 0; 1; 2; 3
3 0 tidak ada; 1 ada tapi
tidak berperan; 2 cukup berperan; 3 sangat
berperan
5.7 Ketersediaan peraturan
informal pengelolaan
perikanan 0; 1
1 0 tidak ada
1 ada
5.8 Ketersediaan dan peran tokoh
masyarakat lokal
0, 1, 2 2
0 tidak ada 1 ada, kurang berperan
2 ada, cukup berperan
63
No. Atribut Pilihan
skor Baik
Buruk Keterangan
5.9 Peranan kelembagaan
lokal informal yang mendu-
kung pengelo- laan sumber
daya perikanan 0, 1, 2
2 0 tidak ada
1 ada, kurang 2 ada cukup berperan
5.10 Manfaat aturan
formal untuk nelayan
0, 1, 2 2
0 tidak ada 1 ada, sedikit
2 ada,banyak
Sumber : FAO 1999, Kavanagh 2001, Pitcher, T. J. and D. Preiskhot 2001 dan Susilo 2003.
Pada Bab 6 penelitian ini dimensi ekonomi penulis telah melakukan modifikasi model pendekatan Rapfish berupa penambahan atribut rata-rata
penghasilan relatif anak buah kapal ABK terhadap upah minimum regional UMR. Di samping itu penulis juga menambahkan atribut penerimaan relative
setiap alat tangkap terhadap waktu bekerja yang dibanding dengan standar upah minimum provinsi UMP, mengingat kedua hal tersebut menjadi patokan
pendapatan masyarakat di Indonesia namun tidak terakomodir dalam pendekatan Rafish. Seperti pada Bab 6 pada dimensi ekonomi, dalam Bab 8 penelitian ini
dimensi teknologi penulis untuk kedua kalinya melakukan modifikasi model pendekatan Rapfish berupa penambahan atribut lama
trip penangkapan berkaitan dengan ditemukannya
trip penangkapan yang kurang dari 1 hari bahkan kurang dari 5 jam. Untuk mengakomodir kondisi riil dilapangan kedalam pendekatan
Rapfish, penulis membuat kisaran lama trip penangkapan 0-5 jam, 5-10 jam dan
10 jam. Di samping itu penulis juga menambahkan atribut ukuran kapal penangkapan dengan kisaran 2-5 m, 5 – 10 m dan 10 m. Kedua hal tersebut
tidak terakomodir dalam pendekatan Rafish mengingat karakteristik perikanan skala kecil di Indonesia berbeda dengan karakteristik perikanan tangkap di negara
asal Rapfish seperti Canada. 3.7
Pendugaan Status Sumberdaya Perikanan
Pendugaan status sumberdaya perikanan di perairan Kabupaten Tegal dan perairan Pasauran, Kabupaten Serang dilakukan dua metode, yaitu metode
64
Schaefer 1954 dan metode CYP Clark, Yoshimoto Polley, 1992. Alasan penggunaan kedua metode ini untuk melihat sampai sejauh mana metode tersebut
lebih realistik sesuai dengan kondisi lapang dan diperkuat dengan beberapa literatur sebagai pendukung. Sehingga pada analisis selanjutnya hanya akan
digunakan salah satu metode yang paling sesuai dan paling realistik dengan kondisi lapang agar tidak terjadi bias dalam perhitungan-perhitungan maupun
analisa yang dilakukan. Kondisi realistik atau kondisi lapang tersebut diketahui dari survei terhadap para pelaku yang menjadi responden sub.bab 5.2.
3.7.1 Indeks kemampuan tangkap Fishing Power Index FPI