50
dengan perkembangan laporan atau dokumen dinas atau pengalaman lapang pejabat tertentu. Konten yang dibahas adalah jenis perikanan yang
akan dianalisis, perikanan dominan yang dapat mewakili kawasan perairan tersebut dan penentuan lokasi pengumpulan data primer berdasarkan
konsentrasi kegiatan perikanan yang telah ditentukan sebelumnya. b Wawancara dengan pelaku usaha, dipilih pelaku yang dapat
merepresentasikan pelaku usaha terkait dengan penggambaran kondisi perikanan di lokasi studi. Misalnya ABK penangkap, nelayan, pengumpul,
pemasok faktor produksi, penyedia jasa di lokasi TPI. Konfirmasi dengan pejabat dinas terkait, pencocokan dengan data tambahan darin peninjauan.
c Pengolahan data: 1 Mentabulasi data, hasilnya dientri ke program Rapfish
2 Entri data ke program Rapfish: data hasil tabulasi data dikonversi ke dalam angka skor menurut standar Rapfish.
3 Interpretasi hasil: pengamatan aspek perikanan yang berkinerja baik, sedang dan buruk, lihat atribut yang sensitif yang paling berpengaruh
terhadap kinerja masing-masing aspek dengan analisis leverage. d Diskusi dan reinterpretasi hasil : hasil interpretasi awal kaji ulang
berdasarkan catatan lapang dan data relevan untuk mempertajam dan lebih meningkatkan akurasi hasil running program Rapfish.
3.4 Responden
Responden diambil dari kelompok nelayan di daerah pilihan alternatif pertama yaitu nelayan di Tegal Jawa Tengah dengan pertimbangan jumlah
kelompok nelayan cukup besar dan beragam tingkat kemampuan, beragam jenis alat tangkap yang digunakan, terdapat nelayan dengan skala usaha kecil dan
alasan teknis operasional penelitian. Di samping itu, penelitian ini juga menggunakan wilayah penelitian alternatif kedua yaitu kelompok nelayan di
Pasauran Kabupaten Serang dengan pertimbangan terdapat nelayan kecil yang tingkat adaptasi teknologi penangkapan relatif masih terbatas. Kedua kelompok
ini sangat menarik untuk diteliti, karena dengan kedua karakteristik perikanan tangkap tersebut dapat diperoleh gambaran jelas status keberlanjutan perikanan
tangkap dengan karakter yang berbeda.
51
Penentuan responden untuk masing-masing wilayah terpilih, dilakukan secara acak berdasarkan jenis alat tangkap di masing-masing wilayah penelitian
secara proporsional. Responden dalam penelitian ini adalah : 1 Dari kalangan kelompok kegiatan perikanan tangkap perjenis alat tangkap
165 responden. 2 Dari kalangan kelembagaan yang terkait dengan kegiatan perikanan tangkap
yaitu departemen dan dinas terkait, organisasi pemerintahan daerah, organisasi pemerintahan desa, koperasi nelayan, lembaga swadaya masyarakat, dan
lainnya 42 responden. 3 Pihak swasta yang terkait dengan kegiatan organisasi di wilayah pantai
termasuk pedagang, tengkulak 8 responden. 4 Tokoh masyarakat setempat 10 responden.
5 Key person lainnya yang relevan dengan aktivitas perikanan tangkap di lokasi
penelitian 9 responden.
3.5 Metode Analisis Data
Permasalahan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan mencakup interaksi komponen sumberdaya alam ikan dan sumberdaya manusia
nelayan sebagai stakeholder utama dalam mengendalikan ekologi perikanan. Perilaku nelayan sangat berkait dengan alat tangkap dan kapal aspek teknologi;
aspek pasar, aspek manajemen, aspek biologi serta upaya pemulihan kembali sumberdaya. Oleh karena itu, menurut Pitcher dan Preikshot 2001 penelitian
dibidang perikanan sangat komplek atau bersifat multidisiplin. Dengan demikian, penilaian terhadap kelestarian atau keberlanjutan sumberdaya perikanan tidak
dipetakan pada kriteria tunggal, tetapi menyangkut berbagai aspek multi dimensi.
Berdasarkan kondisi permasalahan di atas, maka penelitian ini didasarkan pada analisis multivariate. Salah satu aplikasi multivariate sederhana adalah
multidimensional scaling MDS. Aplikasi multidimensional scaling untuk analisis multivariate dalam sektor perikanan telah dibuktikan oleh Alder et al.
2000 dan hasilnya sangat memuaskan.
52
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teknik Rapfish Rapid Appraissal for Fisheries adalah teknik terbaru yang
dikembangkan oleh University of British Columbia Canada suatu teknik analisis untuk mengevaluasi sustainability dari perikanan secara multidisipliner. Rapfish
didasarkan pada teknik ordinasi yaitu menempatkan sesuatu pada urutan atribut yang terukur dengan menggunakan multidimensional scaling MDS. Aspek
dalam Rapfish menyangkut aspek keberlanjutan dari ekologi, ekonomi, teknologi, sosial dan etika. Setiap aspek memiliki atribut atau indikator yang terkait dengan
sustainability sebagaimana yang disyaratkan oleh FAO-CCRF 1995. Dengan Rapfish, atribut-atribut tersebut diadaptasikan dari atribut yang telah
dikembangkan oleh Pitchert et al. 2000 yang telah terbukti sejalan dengan indikator FAO Code of Conduct for Responsible Fisheries. Rapfish adalah metode
yang sangat tepat sebagai pendiagnosis yang komprehensif terhadap status perikanan di suatu wilayah pengelolaan.
Keluaran analisis Rapfish, yaitu status keberlanjutan perikanan ditinjau dari berbagai dimensi secara komprehensif yang menyangkut dimensi ekologi,
ekonomi, sosial, teknologi dan hukum serta kelembagaan, adalah dasar untuk menyusun strategi pengelolaan selanjutnya berdasarkan atribut-atribut sensitif
yang mempengaruhi status perikanan pada dimensi yang dianalisis. Kelebihan lain dan merupakan daya tarik tersendiri dari teknik Rapfish adalah bahwa teknik
ini dapat diaplikasikan pada setiap kondisi dari perikanan di suatu wilayah tanpa harus melihat kondisi-kondisi atau indikator prasarat suatu metode analisis.
Dengan kata lain, kondisi seperti apapun objek penelitiannya, Rapfish dapat diaplikasikan dan bahkan dapat melakukan diagnosis dengan keluaran status
perikanan yang dianalisis. Dalam teknik Rapfish ini, analisis sumberdaya perikanan diperlukan
sebagai salah satu analisis penting, namun bukan merupakan penentu utama dalam menentukan strategi pengelolaan karena kondisi sumberdaya hanya salah
satu atribut yang dapat menentukan status salah satu dimensi yaitu dimensi ekologi. Sedangkan dimensi ekologi merupakan salah satu dari lima dimensi
keberlanjutan perikanan yang dianalisis sehingga dimensi ekologi merupakan dimensi sama pentingnya dengan dimensi lainnya seperti ekonomi, sosial,
53
teknologi dan hukum serta kelembagaan. Status setiap dimensi dalam penelitian ini akan ditentukan oleh atributnya masing-masing seperti halnya atribut kondisi
sumberdaya pada dimensi ekologi. Prosedur dari Rapfish mengikuti struktur sebagai berikut Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Prosestahapan aplikasi Rapfish dalam perikanan sumber : Alder,
et al.2000 yang diacu dalam Fauzi dan Anna 2002
3.6 Aplikasi Pendekatan Rapfish