Sistem Perikanan Laut Keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil (kasus perikanan pantai di Serang dan Tegal)

35 adalah peningkatan ketersediaan dan kecukupan kebutuhan ekonomi, keberlanjutan aset dalam arti efisiensi pemanfaatan sumberdaya yang ramah lingkungan, berkeadilan bagi masyarakat pada masa kini dan yang akan datang. Dari aspek ekologis didasarkan pada pertimbangan bahwa perubahan lingkungan akan terjadi di waktu yang akan datang dan dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Menurut Rees 1994 pandangan aspek ekologis ini didasarkan pada tiga prinsip utama yaitu : 1 Aktivitas ekonomi yang dilakukan manusia adalah tidak terbatas dan berhadapan dengan ekosistem yang terbatas. Kerusakan lingkungan dan polusi yang ditimbulkannya akan mempengaruhi sistim dukungan kehidupan life support system. 2 Aktivitas ekonomi yang lebih maju seiring dengan pertumbuhan populasi akan meningkatkan kebutuhan akan sumberdaya alam dan tingginya produksi limbah yang dapat merusak lingkungan karena melebihi daya dukung ekosistem. 3 Pembangunan yang dilaksanakan dalam jangka panjang akan berdampak pada kerusakan lingkungan yang irreversible. Definisi operasional pembangunan berkelanjutan menurut Daly 1990 yang diacu dalam Fauzi 2004, antara lain untuk sumber daya alam yang terbarukan adalah laju pemanenan harus sama dengan laju regenerasi produksi lestari; untuk masalah lingkungan adalah laju pembuangan limbah harus setara dengan kapasitas asimilasi lingkungan; untuk sumber energi yang tiak terbarukan, harus dieksploitasi secara quasi-sustainable, yakni mengurangi laju deplesi dengan cara menciptakan energi substitusi. Menurut Harris 2000 yang diacu dalam Fauzi 2004, keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu mencapai kesetaraan, menyediakan layanan sosial termasuk kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.

2.7 Sistem Perikanan Laut

Dalam skala makro atau mikro, perikanan merupakan suatu sistem yang komprehensif menyangkut berbagai aspek. Charles 2001 mengemukakan sistem 36 perikanan terdiri dari tiga komponen, yaitu sistem alam natural system, sistem manusia human system dan sistem pengelolaan perikanan fishery management system. Sistem alam terdiri dari 3 subsistem, yaitu ikan fish, ekosistem biota ecosystem dan lingkungan biofisik biophysical environment. Sistem manusia terdiri dari 4 subsistem yaitu nelayan fishers, bidang pasca panen dan konsumen post harvest sector and consumers, rumah tangga dan komunitas masyarakat perikanan fishing households and communities dan lingkungan sosial ekonomi budaya social economiccultural environment. Sistem manajemen dikelompokkan menjadi 4 subsistem, yaitu perencanaan dan kebijakan perikanan fishery policy and planning, manajemen perikanan fishery management, pembangunan perikanan fishery development dan riset perikanan fishery research. Ketiga komponen sistem perikanan tersebut saling berinteraksi membentuk sistem perikanan yang dinamik. Pendekatan sistem perikanan dengan hanya berlandaskan aspek biologi akan menemui kegagalan apabila tidak didukung oleh aspek ekonomi dan politik. Sebaliknya, kebijakan ekonomi dan politik di bidang perikanan akan menemui kegagalan apabila data base aspek- aspek biologi yang akurat tidak tersedia. Struktur, variasi komponen, interaksi di antara subsistem dan dinamika sistem perikanan ditunjukkan dalam Gambar 2.1 berikut. 37 Gambar 2.1 Sistem perikanan yang menggambarkan tiga subsistem utama alam, manusia dan manajemen, komponen utama subsistem, interaksi antar subsistem dan komponennya dan pengaruh faktor luar terhadap sistem Charles, 2001 38 Lebih lanjut dijelaskan bahwa karakteristik sistem perikanan dapat dibedakan dengan berbagai macam cara yaitu: 1 Berdasarkan lingkup keruangan, berhubungan dengan ukuran, kondisi geografis dan administratif misalnya perikanan pantai, perikanan dengan batas provinsi atau negara dan organisasi perikanan regional atau antar negara. 2 Berdasarkan skala usaha, dibedakan perikanan skala kecil dan skala besar, tergantung teknologi, daerah penangkapan dan tujuan berproduksi. 3 Berdasarkan lokasi geografis, misalnya daerah tropis dan sub tropis. 4 Berdasarkan tipe ekosistem, misalnya daerah upwelling, estuaria, terumbu karang. 5 Berdasarkan lingkungan fisik perairan misalnya dasar perairan berkarang, teluk, danau. 6 Berdasarkan kondisi alam dan tingkah laku pengguna sumberdaya, misalnya terorganisir atau tidak terorganisir, multi tujuan atau spesialisasi. 7 Berdasarkan lingkungan sosial ekonomi, misalnya desa atau kota, daerah tertinggal atau maju, miskin atau sejahtera, tingkat keterlibatan masyarakat dan lain-lain. Dinamika sistem perikanan laut mencakup aspek sumberdaya ikan, armada perikanan dan komunitas nelayan. Sumberdaya ikan dikendalikan melalui dinamika populasi di alam yaitu proses reproduksi dan kematian. Armada perikanan bervariasi dalam dinamika modal, misalnya investasi pembelian kapal dan alat tangkap baru modal secara fisik yang mengalami depresiasi sepanjang waktu. Penangkapan secara langsung akan mengurangi jumlah stok ikan, tetapi di sisi lain, hasil tangkapan dipasarkan, keuntungan akan kembali kepada nelayan yang dapat digunakan untuk menambah modal capital dynamics sebagai variasi keuntungan tergantung kondisi produk dan pasar. Lebih lanjut Charles 2001 menjelaskan bahwa sumberdaya ikan berinteraksi dengan ekosistem dan lingkungan biofisik, sedangkan nelayan berinteraksi di rumah tangga, masyarakat dan lingkup sosial ekonomi. Bidang pasca panen berada di antara panen dan pasar. Keuntungan multidimensional 39 didapatkan dari umpan balik perikanan kepada alam dan manusia sebagai komponen sistem Gambar 2.2. Gambar 2.2 Gambaran lengkap sistem perikanan yang ditunjukkan oleh dinamika sumberdaya ikan, modal dan nelayan Charles, 2001

2.8 Dinamika Sistem Perikanan