TUGAS 4B - PENENTUAN KELAS RENCANA LALU LINTAS

3 TUGAS 4B - PENENTUAN KELAS RENCANA LALU LINTAS

3.1 LINGKUP TUGAS

1. Proyek perbaikan jalan yang didisain dan dikerjakan dengan baik akan mempunyai umur proyek (masa guna) paling sedikit 10 tahun. Proyek tersebut harus didisain dalam standar minimum yang benar, dengan memperhitungkan lalu lintas yang diharapkan akan melewati jalan tersebut sepanjang umur proyek.

2. Lalu lintas yang ada tidak bisa menjadi indikator yang cukup baik untuk lalu lintas yang akan datang, karena volume lalu lintas cenderung bertambah tiap tahun, sementara tambahan lalu lintas kendaraan bisa timbul apabila biaya perjalanan turun akibat perbaikan jalan atau apabila pejalan kaki, pikulan dan sebagainya beralih ke kendaraan bermotor.

3. Karena itu kisaran kasar lalu lintas kendaraan bermotor roda-4, lima tahun setelah perbaikan jalan harus diperkirakan untuk membantu dalam penentuan Kelas Rencana Lalu Lintas (KRLL) yang sesuai.

3.2 KRITERIA

1. Kelas Rencana Lalu Lintas dan standar disain yang digunakan, sesuai dengan yang disetujui oleh Bina Marga adalah sebagai berikut :

KRLL

III B1 IIIA - Kisaran LHR kendaraan roda 4

- Kelas jalan Bina Marga

III C

III B2

201-500 > 500 - TOTAL LHR ekivalen +

0-50

51-200

(301-600) ( > 600) - Tipe permukaan

ASPAL ASPAL

ASPAL

A. STANDAR TRADISIONAL (min) **

3,5 4,5 - Lebar total perkerasan dan bahu (m)

- Lebar perkerasan usulan (m)

6,0 7,0 - Tipe permukaan

PEN-MAC PEN-MAC

KERIKIL

B. STANDAR TARGET **

- Lebar perkerasan usulan (m)

5,0 5,5 - Lebar total perkerasan dan bahu (m)

7,0 8,5 - Tipe permukaan

BURDA / HRS ***

Jalan dengan LHR > 1500 disarankan untuk dikaji khusus

Medan datar / bergelombang

Apabila tersedia peralatan dan tenaga yang memadai

Lalu-lintas ekivalen roda-4, diperlukan untuk penaksiran manfaat

2. Standar target dapat dipergunakan apabila anggaran mencukupi dan pekerjaan layak secara ekonomis. BURDA/BURTU harus dilaksanakan apabila tersedia alat dan pelaksana berpengalaman yang memadai.

3. Untuk KRLL 2 pilihan antara perkerasan kerikil dan aspal bergantung pada harga relatif dari material setempat dan perkiraan biaya pemeliharaan. Meskipun demikian, sebagai petunjuk umum permukaan aspal dapat ditetapkan di kebanyakan daerah apabila LHR kendaraan bermotor roda 4 melebihi 70 - 100.

3.2.1 PROSEDUR

a. KRLL tertera pada kolom bagian kiri dari matriks lalu lintas/kondisi, dan juga ditentukan untuk masing-masing kotak pada matriks tersebut. Hal ini sejalan dengan anggapan standar mengenai pertumbuhan lalu lintas dan tambahan frekwensi perjalanan sesuai dengan kondisi yang ada.

b. Apabila LHR ekivalen kendaraan bermotor roda 4 yang ada kurang dari 10- 20, maka penggunaan metode ini kurang tepat. Sebagai gantinya KRLL harus ditaksir dari jumlah penduduk yang dilayani dengan menggunakan studi kependudukan dan hambatan akses (Tugas 3E).

3.2.2 PENILAIAN BAURAN KENDARAAN BERAT (BKB)

a. Untuk disain dan perhitungan biaya pekerjaan lebih lanjut, perlu diketahui jumlah kendaraan berat yang akan menggunakan jalan yang bersangkutan.

b. Sebagian besar jalan kabupaten hanya menampung lalu lintas kendaraan ringan yang biasanya ber-as ganda dengan bobot terberat `3 - 4 ton' dan berat muatan kotor tidak lebih dari 7 - 11 ton. Ini diasumsikan dalam matriks untuk tujuan penaksiran biaya pekerjaan berat dalam tahap penyaringan.

c. Namun ada beberapa ruas jalan yang melayani kegiatan-kegiatan seperti perkebunan, proyek PIR/NES, pabrik/konsesi penebangan kayu atau lokasi material ; yang menampung sejumlah truk sedang dengan as ganda berkapasitas '6 - 8 ton' (seperti Mitsubishi 'FUSO' atau 'TOYOTA') dengan berat muatan kotor 12 - 17 ton, atau yang menampung truk berat dengan as banyak dan mempunyai berat muatan kotor lebih dari 12 - 20 ton (meski jarang sekali dijumpai).

d. Disain dan taksiran biaya jalan memerlukan penyesuaian lebih lanjut pada tahap disain dengan memperhatikan muatan as yang lebih berat tadi. Tiga bauran jenis kendaraan yang dipertimbangkan, dinyatakan dengan bilangan desimal (.1,.2,.3) yang ditambahkan pada KRLL sebagai berikut :

KODE

BAURAN

PROPORSI KENDARAAN

KENDARAAN BERAT

BERAT TERHADAP

(BKB)

TOTAL LHR

1 Rendah

2 Sedang

10% - 25%

3 Tinggi

f. Tambahkan kode bauran kendaraan berat yang sesuai pada kode KRLL dalam formulir A1 ; sebagaimana contoh berikut ini :

TIPE KENDARAAN

KRLL . BKB

g. Bila mungkin lakukan wawancara S6A terhadap sumber pembangkit lalu-lintas untuk memeriksa temuan yang didapat pada PLL (Tugas 1E). Hal ini menjadi penting apabila lalu lintas yang ada, kemungkinan tidak mewakili lalu lintas yang akan datang.