TUGAS 1E - PEMUTAKHIRAN DATA SOSIAL- EKONOMI

5 TUGAS 1E - PEMUTAKHIRAN DATA SOSIAL- EKONOMI

5.1 RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

1. Menyusun suatu kerangka kerja mengenai informasi penunjang sosial-ekonomi kabupaten, sebagai tambahan pada data mengenai jaringan jalan dan lalu lintas, untuk medukung studi perencanaan jalan yang sistematis.

2. Menunjang pengembangan jaringan jalan kabupaten yang memperhitungkan rencana dan kebutuhan pengembangan tata ruang dari kabupaten yang bersangkutan.

3. Diperlukan lima jenis informasi, dengan susunan data atau formulir survai seperti berikut :

Data kependudukan (K11) Data pusat kegiatan (K12) Data penggunaan lahan kecamatan (K13) Kegiatan pembangkit/penyebab timbulnya angkutan berat (K14/S6A) Rencana pengembangan/pembangunan (S6B/6C)

4. Informasi tersebut di atas, umumnya bisa didapat dari dua sumber utama : Statistik sosial-ekonomi yang telah diterbitkan dan tersedia di tingkat kabupaten atau kecamatan (misalnya : data penggunaan lahan BPN, kabupaten

dalam angka, monografi desa) Informasi khusus yang diperoleh dari wawancara dengan manajemen perkebunan (mengenai sumber-sumber pembangkit lalu lintas berat), manager

pabrik, quarry, dan lain sebagainya ; atau dari instansi- instansi pemerintah sektoral yang bertanggung jawab atas rencana khusus (seperti : kehutanan, pertanian, irigasi, pariwisata).

5. Informasi ini diperlukan untuk memperkirakan lalu lintas potensial dan penggunaan jalan dimasa datang, serta untuk menafsirkan data lalu lintas; termasuk menentukan pergerakan kendaraan-kendaraan berat yang dapat mempengaruhi disain jalan.

6. Satu copy dari peta dan dokumen pokok Rencana Utama Tata Ruang Kabupaten (RUTR-K), harus selalu disimpan di dalam ruangan Tim Perencana Jalan Kabupaten. Ini akan diperlukan untuk memastikan bahwa perencanaan jalan sudah mengacu kepada tujuan perencanaan pembangunan kabupaten dalam skala yang lebih luas.

7. Tugas-tugas di atas harus dilaksanakan pada bulan Januari – Februari setiap tahunnya.

5.2 TUGAS 1E/1 - DATA KEPENDUDUKAN (K11)

5.2.1 LINGKUP TUGAS

a. Perkiraan jumlah penduduk yang dilayani oleh ruas jalan, diperlukan untuk menaksir manfaat dari peningkatan jalan yang sekarang ini tertutup untuk lalu lintas kendaraan roda-4 karena kondisi jalannya.

b. Sebagai kerangka kerja untuk tugas ini, maka perlu dibuat (di kantor) suatu tabulasi sebaran penduduk per desa dan per ruas jalan untuk seluruh kabupaten dengan menggunakan formulir K11. Hal ini akan membantu di dalam menentukan ruas- ruas mana yang memerlukan survai yang lebih terinci (S7).

c. Sekali hal ini dikerjakan dengan benar, maka K11 hanya memerlukan kaji ulang dan perbaikan secara berkala bila data survai S7 yang lebih terinci telah diperoleh. Catat tanggal diperbaikinya K11 dan tanggal diselesaikannya survai S7.

5.2.2 PROSEDUR PENYELESAIAN K11

a. Siapkan peta skala besar (diutamakan berdasarkan peta topo skala 1 : 50.000, yakni copy 1 hasil tugas 1F) yang menunjukkan nama dan perkiraan batas tiap desa dalam kabupaten serta jaringan jalan dengan nomor ruasnya.

b. Dapatkan suatu daftar dari semua desa per kecamatan yang menunjukkan perkiraan jumlah penduduk yang menetap atas dasar statistik pencatatan terakhir; periksa apakah desa-desa baru telah dimuat pada peta dan ditandai tanpa ada satupun yang tertinggal.

c. Siapkan formulir K11 untuk setiap kecamatan (Penentuan Pendahuluan Jumlah Penduduk menurut Ruas Jalan); tulis setiap nama desa beserta jumlah penduduknya pada kolom sebelah kiri dan tulis nomor ruas semua jalan yang ada di dalam kecamatan yang bersangkutan di baris atas.

d. Buatlah perkiraan pendahuluan atas keterlibatan tiap desa terhadap satu atau lebih ruas jalan, berdasarkan kenyataan di peta dan dengan menggunakan pedoman berikut ini :

Tujuan utama dari tugas ini adalah mencoba menentukan keterlibatan seluruh penduduk desa itu kepada satu ruas jalan yang diperkirakan akan digunakan sebagai jalur pilihan ke pusat kegiatan di luar desa (pasar, dan sebagainya) atau untuk mencapai jaringan jalan utama lainnya. Kelompok penduduk yang sama jangan ditentukan pada lebih dari satu ruas jalan. Jangan mengabaikan satu bagianpun dari penduduk desa, meskipun bagian itu diperkirakan telah dilayani langsung oleh ruas jalan negara atau propinsi daripada oleh ruas jalan kabupaten itu sendiri.

Penduduk yang berada di titik pangkal atau ujung yang merupakan persimpangan ruas jalan (misalnya dalam jarak 500 meter dari titik persimpangan dengan ruas jalan yang lebih penting) perlu dipisahkan dan dimasukkan ke dalam jangkauan pelayanan ruas jalan yang lebih penting tadi ke bagian mana ruas jalan itu bersambung.

Tandai desa-desa yang jelas terlayani sepenuhnya oleh satu ruas jalan saja dan masukkan jumlah penduduknya pada kolom nomor ruas jalan yang dimaksud.

Bagi desa yang dilayani oleh beberapa ruas jalan dan pembagian jumlah penduduknya meragukan, beri tanda silang ( x ) kolom ruas jalan yang sesuai,

dan pada tahap ini jangan mencoba memasukkan jumlah penduduk tersebut (dalam kasus ini ada desa-desa yang nantinya akan memerlukan studi tambahan).

e. Minta pada setiap kecamatan untuk menyediakan peta kecamatan dan sket tiap desa di kecamatan itu dengan skala perkiraan (Formulir S7 bisa digunakan) , yang menunjukkan :

nama dan lokasi tiap kampung atau pemukiman yang terpisah di dalam wilayah desa jumlah penduduk tiap kampung (data registrasi terakhir)

lokasi dan panjang jalan desa, tipe dan kondisi permukaan jalan serta hambatan aksesnya.

5.3 TUGAS 1E/2 - DATA PUSAT KEGIATAN (K12)

5.3.1 LINGKUP TUGAS

a. Tujuan dari tugas ini adalah untuk menentukan lokasi, karakteristik dan ukuran relatif dari semua pasar atau pusat kegiatan yang berarti (cukup besar) di wilayah Kabupaten.

b. Informasi ini terutama diperlukan untuk hal - hal sebagai berikut : membantu menafsirkan data lalu lintas dengan menentukan pusat- pusat

kegiatan yang diperkirakan menjadi pusat daya tarik untuk melakukan perjalanan ; membantu dalam menentukan dan menjelaskan variasi lalu lintas harian sehubungan dengan hari pasar; membantu dalam menentukan tingkat lalu lintas yang potensial pada ruas jalan yang saat ini mengalami hambatan akses dikaitkan dengan ukuran dan tipe pusat kegiatan luar yang digunakan (tugas 3D).

c. Tugas ini menggunakan formulir K12 yang akan mencatat seluruh kota pusat administrasi kecamatan dan kabupaten, serta kota/pusat lainnya yang memiliki pasar. Untuk mengisi data khusus selanjutnya bagi setiap kota yang tercatat tadi, mintalah bantuan staf kecamatan bila perlu mengenai :

status administratif informasi pasar fasilitas yang dinyatakan penting

d. Hasil pendataan tersebut akan digunakan dalam menentukan ukuran relatif dari pusat-pusat kegiatan itu yang dikelompokkan ke dalam lima (5) ukuran.

e. Metode ini merupakan suatu bentuk penyederhanaan dari hasil studi yang dikembangkan oleh Direktorat Jendral Cipta Karya dan sesuai dengan petunjuk Bappenas terhadap pengertian tingkat orde kota. Penerapan metode pengukuran dari hasil penilaian bagi pusat-pusat kegiatan berdasarkan urutan kategori itu dapat berubah sesuai dengan kenyataan atau faktor-faktor tentang perkembangan karakteristik yang ada.

f. Sekali telah dilakukan dengan benar, K12 hanya perlu untuk dikaji ulang dan diperbaiki secara berkala, kira-kira tiga tahun sekali.

5.3.2 KRITERIA

a. Tipe Pusat

Hubungan antara sistim orde kota oleh Kimprasivil / Bappenas dan penggunaannya dalam prosedur perencanaan jalan kabupaten, dapat dilihat pada table di bawah

Kota-kota orde lebih tinggi yakni orde IV, III atau lebih tinggi, biasanya termasuk pusat administrasi kota kabupaten dan beberapa kota kecamatan besar yaitu dengan radius pelayanan paling sedikit 25-50 km dan jumlah penduduk 50.000 jiwa atau lebih yang memiliki fasilitas orde lebih tinggi seperti rumah sakit.

Pusat-pusat sedang dan kecil biasanya hanya memiliki fasilitas orde sedang atau lebih rendah, seperti SMP atau Puskesmas, dengan radius pelayanan

kurang dari 25 km dan jumlah penduduk kurang dari 50 ribu jiwa.

Pelayanan penduduk yang

Maksimum dilayani (ribu)

Pusat utama/ > 85 (lebih tinggi )

Kota Kabupen

IV 25 - 50 Km

50 - 100

Pusat besar

Pusat sedang

Pusat kecil

Pusat terkecil < 15

b. Tipe Pasar

Pasar dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari tiga kelompok ukuran relatif yang didasarkan pada perkiraan volume kegiatan mingguan. Apabila data khusus tidak ada, maka petunjuk di bawah ini dapat dipakai sebagai indikator ukuran relatif :

Kegiatan Ukuran

penjualan eceran / Relatif

fasilitas perdagangan

Besar Kabupaten Setiap hari Permanen Toko serba ada untuk bahan pokok (misalnya : Toko pakaian,

(mis :

toko emas perhiasan, elekronik,

bang. batu studio foto).

bata)

Fasilitas perdagangan untuk pedagang partai besar

Sedang Kabupaten

Permanen Fasilitas penjualan dengan skala terbatas, (misalnya : bahan Kecamatan Setiap hari Permanen / bangunan dan 9 bahan pokok).

Berkala

Fasilitas perdagangan dalam permanen jumlah sedang sampai kecil.

Semi

Kecil Kecamatan

Berkala

Umumnya berupa toko kecil atau permanen / toko pengecer seperti warung sementara yang menjual kebutuhan hari-hari

Semi

Tidak ada perdagangan dalam

(mis : jumlah besar. bang. kayu

Merupakan tempat penukaran

atau

langsung antara penjual / petani

bambu) dan pembali.

Pasar "kabupaten" adalah pasar yang secara resmi dikelola oleh kabupaten (termasuk pemeliharaan fasilitasnya) bagi pemasukan pajak (IPEDA);

sedangkan pasar kecamatan belum memiliki pengaturan bagi pajak pendapatan pasar dan kebanyakan belum memiliki fasilitas yang permanen.

c. Fasilitas

Ada 15 macam fasilitas yang sudah ditentukan dan dibagi ke dalam 3 kelompok tipe yang khas sesuai dengan kepentingannya di kabupaten, yaitu :

(1) Fasilitas Biasa :

Sekolah Menengah Pertama (SMP) ( kolom – 8 ) Puskesmas (tidak termasuk puskesmas pembantu)

( kolom – 9 ) dan/atau tempat praktek dokter umum Pos Polisi

( kolom – 10 ) Bank Desa, kantor cabang (BRI) yang melayani Kredit ( kolom – 11 ) Badan Usaha Unit Desa / BUUD (bukan KUD)

( kolom – 12 )

(2) Fasilitas Madya :

Sekolah Menengah Atas (SMA) ( kolom – 14 ) Apotik

( kolom – 15 ) Kantor Pos

( kolom – 16 ) Terminal Bis (atau stasiun Kereta Api)

( kolom – 17 ) Bioskop permanen

( kolom – 18 )

(3) Fasilitas Utama :

Perguruan Tinggi : Politeknik, Akademi, Universitas ( kolom – 20 ) Rumah Sakit

( kolom – 21 ) Kantor Telepon/Telegram

( kolom – 22 ) Hotel dengan Restoran

( kolom – 23 ) Stadion/Gedung Olah Raga

( kolom – 24 )

5.3.3 PROSEDUR PENYELESAIAN K12

a. Catat pada formulir K12, setiap kota dalam wilayah kabupaten yang berstatus administrasi setingkat kecamatan atau yang lebih tinggi dan juga pusat lainnya yang mempunyai pasar termasuk pasar kecil yang tidak dikelola oleh kabupaten.

b. Tunjukkan status administrasi dari setiap pusat kegiatan pada kolom 2 di formulir K12, dengan menggunakan petunjuk angka berikut ini :

Kabupaten (lokasi dan kantor kabupaten)

Kecamatan (lokasi dan kantor camat)

Desa (lokasi dari kantor desa)

Tidak ada status administrasinya Tidak ada status administrasinya

Status administrasi pasar (kolom 3) = KAB (Kabupaten) atau KEC (Kecamatan)

Tipe konstruksi bangunan pasar (kolom 4)

(Permanen)

SP

(Semi Permanen)

(Sementara)

Jika berupa pasar khusus (kolom 5) , tunjukkan tipe komoditi perdagangannya, misalnya IK ( ikan ), HE ( hewan/ternak ), SA (sayuran), sedangkan tipe lain- lainnya ditetapkan sebagai UM ( pasar umum ) Tunjukkan hari-hari pasar setiap minggunya (kolom 6) dengan memberi tanda silang ('X'); dan tunjukkan hari pasar mana yang terpenting pada rangkaian kegiatan itu dengan melingkari tanda silang tadi.

Tentukan ukuran relatif pasar (kolom 7) dengan mempergunakan informasi dan kriteria di atas serta pengetahuan umum dari kabupaten; berilah kode seperti berikut:

besar : 30

sedang : 20 kecil

d. Untuk setiap tipe fasilitas dalam kolom 8-12; 14-18 dan 20-24, isilah dengan angka 1 bila fasilitas ada atau 0 bila tidak ada. Untuk pusat sedang/kecil, fasilitasnya harus berada di dalam radius 2 km dari titik pusatnya (misalnya pasar); untuk pusat utama/besar, fasilitasnya harus terletak dalam radius 5 km.

e. Hitunglah jumlah angka dengan cara `pembobotan' sebagai berikut :

kolom 13 : jumlah angka dari kolom 8-12 saja

kolom 19 : jumlah angka dari kolom 14-18 dikalikan dengan 3

kolom 25 : jumlah angka dari kolom 20-24 dikalikan dengan 6

Pembobotan di atas dimaksudkan untuk dapat mencerminkan ukuran relatif dari tipe fasilitas yang ada di setiap kabupaten.

f. Skor pada kolom 26 merupakan jumlah angka (dengan bobot) yang terdapat pada kolom (2), (7), (13), (19), (25) untuk mendapatkan skor total keterpusatan pada kolom (26), lalu tentukan tipe pusat kegiatan itu dengan memakai kisaran skor dalam kolom (27) sebagai berikut :

Pusat kabupaten/utama : > 85 Pusat besar : 51 - 85 Pusat sedang : 30 - 50 Pusat kecil : 15 - 29 Pusat terkecil

g. Tandai pada peta topo copy-1 dan peta jaringan jalan 2, semua pusat kegiatan yang telah ditentukan sesuai dengan tanda indikatornya. (lihat tugas 1F).

5.4 TUGAS 1E/3 - DATA KECAMATAN (K13)

5.4.1 RUANG LINGKUP, TUJUAN DAN PROSEDUR PENYELESAIAN K13

a. Diperlukan suatu rangkuman data sosial-ekonomi per kecamatan untuk menyusun program-program tahunan, dalam hubungannya dengan pengembangan kabupaten yang lebih luas.

b. Formulir K13 digunakan untuk mencatat informasi mengenai jumlah desa, jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga (KK), luas wilayah, penggunaan lahan dan hasil utama daerah besar atau kegiatan-kegiatan lokal yang besar per kecamatan.

c. Gunakan sumber data kependudukan yang sama seperti untuk tugas 1E/1 (K.11).

d. Data penggunaan lahan bisa didapatkan dari BPN.

e. Periksa bahwa jumlah kolom dan pada barisnya benar.

f. Sekali formulir K13 dilengkapi dengan benar, maka kaji ulang dan perbaikan hanya diperlukan secara berkala, kira-kira setiap tiga tahun sekali.

5.5 TUGAS 1E/4 - KEGIATAN PEMBANGKIT LALU LINTAS BERAT DAN RENCANA PENGEMBANGAN SEKTORAL

5.5.1 RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

a. Diperlukan informasi mengenai sumberutama yang ada atau potensial dalam hal lalu lintas angkutan berat yang mempengaruhi ruas jalan di kabupaten.

b. Perhitungan lalu lintas saja, kemungkinan tidak dapat memberikan informasi yang memadai tentang karakteristik lalu lintas angkutan berat tadi.

c. Adalah penting sekali untuk mengetahui lebih banyak tentang lalu lintas truk sedang dan berat, yang dapat mempengaruhi pemilihan disain teknis jalan (lihat tugas 4B); dan tentang kecenderungan dari pertumbuhan lalu lintas angkutan berat yang mungkin berbeda dengan pertumbuhan lalu lintas secara umum di kabupaten.

5.5.2 PROSEDUR PENYELESAIAN K14 DAN S6A

a. Informasi kegiatan pembangkit lalu lintas angkutan berat harus dikumpulkan dalam dua tahap sebagaimana berikut :

penyusunan daftar ruas jalan yang melayani semua sumber penyebab meningkatnya lalu lintas angkutan berat di kabupaten (K14)

survai khusus mengenai kegiatan penyebab meningkatnya lalu lintas (S6A)

b. Sebelum survai S2 tetapi setelah survai penjajagan (tugas 2A) dilaksanakan, mulailah mempersiapkan daftar kegiatan utama yang menjadi penyebab meningkatnya lalu lintas angkutan berat, dengan menggunakan formulir K14.

c. Daftar ini harus diperluas dan dimutakhirkan sesuai dengan informasi baru yang tersedia. Jika ruas jalan kelihatannya digunakan oleh lalu lintasnya terbangkit oleh kegiatan-kegiatan tersebut, maka pertama-tama, informasi studi harus diperoleh langsung dengan mewawancarai pihak pengelola kegiatan dengan menggunakan formulir S6A.

d. Survai ini dilaksanakan oleh transport planner pada waktu yang telah ditentukan bersama-sama dengan survai lainnya (tugas kelompok 2).

e. Beberapa informasi yang diperlukan mungkin bisa diperoleh dari instansi pemerintah di kabupaten. Sumber-sumber lalu-lintas yang layak untuk disurvai dengan S6A, adalah :

Sumber bahan galian/material (kantor setempat, DPU/BM/PW Kab) Perkebunan (kantor perkebunan) Kehutanan dan industri kayu (kantor setempat) Rencana pengairan (Kantor pemerintah : DPU/BM/PW Kab) Rencana pengembangan pertanian (kantor pemerintah : Bappeda) Rencana/Program transmigrasi (kantor SKP, kantor pemerintah setempat) Kegiatan pembuatan bata merah, genteng dan lain-lain (kantor setempat) Pabrik-pabrik (kantor pabrik) Pelabuhan/dermaga (kantor)

f. Masukkan rencana dan proyek pengembangan yang sedang dikerjakan atau yang sudah diangggarkan. Usaha swasta di dalam wilayah perkotaan sebaiknya tidak perlu dicatat kecuali kalau membangkitkan lalu lintas yang cukup berarti pada jalan kabupaten (dibandingkan dengan jalan negara atau propinsi)

g. Survai ini dimaksudkan untuk mengetahui informasi berikut:

jumlah lalu lintas truk per hari ke / dari lokasi kegiatan berdasarkan tipe truk dan beban muatan rata-rata. variasi lalu lintas yang terjadi sesuai dengan kondisi iklim atau musim

kecenderungan volume lalu lintas dimasa datang

h. Formulir S6A tidak dimaksudkan untuk memberikan daftar pertanyaan yang mendalam; beberapa tambahan pertanyaan mungkin dibutuhkan.

i. Secara khusus, penting untuk memeriksa ulang bahwa perkiraan volume per hari atau per minggu sesuai dengan perkiraan jumlah perjalanan dikalikan dengan rata- rata muatan per truk.

5.6 PENYELESAIAN S6B (RENCANA/POLA TRANSMIGRASI

DAN PIR/NES)

5.6.1 RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

a. Formulir S6B digunakan untuk memperoleh informasi lebih rinci tentang keadaan proyek transmigrasi dan perkebunan (PIR/NES) yang lalu-lintas kendaraannya beroperasi (akan) di ruas -ruas jalan yang sedang dilakukan studi perencanaannya

b. Informasi yang diperoleh merupakan tambahan terhadap informasi tentang lalu lintas angkutan berat yang tercatat pada formulir S6A.

5.6.2 PROSEDUR

Informasi yang dikumpulkan dengan formulir S6B ini mencakup hal-hal berikut :

a. Nama kecamatan dimana proyek berada dan nama desa / kampung utama terdekat.

b. Nama Proyek, PTP (berapa?) dan nama perusahaan (PT atau lainnya) bila ada

c. Tipe proyek : misalnya PIR/NES; perkebunan besar (swasta atau BUMN); SKP/WPP Transmigrasi

d. Jenis tanaman pohon untuk ekspor yang telah ditanam atau yang direncanakan, catat data tiap jenis tanaman kalau lebih dari satu macam

e. Data terbaru dari total luas areal yang sudah ditanami per jenis tanaman (hektar)

f. Rencana atau proyeksi total luas areal yang akan ditanami dalam 5 tahun ini per jenis tanaman (sebut tahun rencananya).

g. Produktivitas yang ada : data terakhir dari produksi rata-rata (ton / hektar) yang ada sekarang, sebut jenis produksinya (mis : kelapa segar, minyak kelapa, dsb)

h. Rencana atau proyeksi produktivitas : rata-rata produksi ton per hektar yang diharapkan dalam 5 tahun ini (sebut tahunnya) ; jelaskan jenis produksinya.

i. Total produksi dalam ton yang ada sekarang ; yaitu data no. (5) x (7) j. Total produksi dalam ton yang diharapkan ; yaitu data no. (6) x (8) k. Bila produksi tanaman perlu diolah terlebih sebelum dipasarkan, tanyakan dimana

lokasi pengolahannya (tandai pada peta) l. Tanyakan juga rencana pembangunan tempat pengolahan dalam 5 tahun (jika ada) m. Nama lokasi pelabuhan utama dari tanaman yang akan diekspor atau tempat utama

untuk penampungan pertama. n. Perkirakan panjang jalan penghubung (km) yang berkondisi baik/sedang yang

hanya perlu pemeliharaan dan kondisi rusak/rusak berat untuk perbaikan atau rehabilitasi; catat total panjang jembatan yang perlu dibangun, diganti atau diperbaiki; kelompokkan jalan penghubung tadi ke dalam pengertian di bawah ini :

penghubung langsung ke pusat proyek atau disebut ‘Jalan Penghubung’ penghubung tak langsung, biasanya jalan kabupaten yang menghubungkan

`Jalan Penghubung' ke jaringan jalan utama penghubung lokal terpenting atau `Jalan Poros/Utama' yang menghubungkan

lokasi di dalam proyek itu sendiri, seperti ke Satuan Pemukiman (SP) atau Kampung Utama (pada proyek PIR/NES disebut `Jalan Produksi' ) lokasi di dalam proyek itu sendiri, seperti ke Satuan Pemukiman (SP) atau Kampung Utama (pada proyek PIR/NES disebut `Jalan Produksi' )

menghubungkan langsung ke daerah penanaman.

SEKTOR TRANSMIGRASI

Berapa jumlah keluarga (KK dan Jiwa) yang sudah ada dan akan ditempatkan di proyek dalam 5 tahun ini.

Kapan proyek transmigrasi secara fisik siap, yakni kapan transmigran pertama datang ? (sebut bulan dan tahunnya). Kapan proyek ini wewenangnya diserahkan ke kabupaten ? (sebut bulan dan tahunnya).

SEKTOR PIR

Berapa jumlah keluarga (atau jumlah buruh) yang bekerja di perkebunan yang diharapkan terlibat dalam proyek PIR pada saat seluruhnya selesai.

Apabila areal perkebunan yang tersedia masih belum ditanami, kapan areal tersebut akan mulai ditanami ? Apakah dana untuk penanaman tersebut sudah tersedia ? Apakah proyek tersebut pernah distudi secara teknis dan ekonomis ?

PETA

Sediakan peta yang menunjukkan areal proyek dan batas-batasnya, lokasi dan nomor ruas jalan masuknya, lokasi pabriknya, kantor utamanya dan lain-lain.

SEMUA SEKTOR

Penjelasan tentang ruas jalan yang mempunyai prioritas tertinggi di proyek untuk perbaikan, catat nama dan panjang ruas bila memungkinkan. Kalau belum ada jalan penghubung, maka perlu penjelasan mengenai pilihan alat transportasi yang memadai, seperti angkutan sungai, laut dan sebagainya.

Penjelasan atas masalah-masalah selain dari jalan penghubung yang berpengaruh terhadap proyek secara khusus, seperti : kondisi lahan, drainase, pengadaan air, faktor adat, dana terbatas, dan seterusnya.

5.7 PENYELESAIAN S6C (KEGIATAN SEKTOR PARIWISATA)

5.7.1 TUJUAN DAN LINGKUP TUGAS

a. Formulir S6C harus digunakan untuk mendapatkan latar belakang informasi mengenai proyek-proyek jalan yang digolongkan melayani atraksi/obyek wisata yang sudah ada atau yang diusulkan.

b. Beberapa dari informasi ini bisa didapat secara langsung di lokasi obyek wisata, namun sebagian besar hanya bisa didapat dari instansi yang terlibat langsung dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata di tingkat kabupaten, propinsi atau pusat.

5.7.2 PROSEDUR

a. Gunakan formulir S6C sebagai daftar periksa didalam melakukan wawancara dengan responden yang berkompeten di kantor obyek wisata atau di instansi pariwisata yang berwenang.

b. Satukan data dan peta yang didapat bersama-sama dengan formulir S6C yang telah diisi, lalu gunakan informasi ini sewaktu melakukan kajian perencanaan terhadap ruas jalan yang terkait .