TUGAS 1D - PEMUTAKHIRAN DATA JEMBATAN FORMULIR : K10

4 TUGAS 1D - PEMUTAKHIRAN DATA JEMBATAN FORMULIR : K10

4.1 RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

1. Tujuannya adalah untuk menyusun dan menjaga kemutakhiran suatu inventarisasi data, mengenai lokasi dan karakteristik setiap jembatan pada jaringan jalan kabupaten

2. Formulir K10 pada dasarnya merupakan rangkuman dari informasi yang lebih rinci, yang dikumpulkan dari hasil pemeriksaan jembatan secara rutin dan terinci (dengan formulir MS1, B1, B2 dan B3 dari buku Petunjuk Pemeliharaan Jembatan Kabupaten).

3. Dalam prakteknya, kualitas dari informasi tentang jembatan termasuk penentuan datanya, masih ketinggalan dibandingkan data untuk jalan. Data K10 masih harus ditingkatkan secara bertahap dari beberapa sumber termasuk dari survai perencanaan S1 dan S2. Informasi dari inventarisasi data Bina Marga tahun 1990 mengenai jembatan (IJK03) dapat pula digunakan.

4. Tugas yang paling penting adalah untuk memastikan bahwa data lokasi jembatan sesuai dengan penentuan data ruas yang sama seperti yang ada dalam inventarisasi jalan pada K1, termasuk cara pengukuran lokasi dengan pal km dari awal ruas.

5. Prioritas harus diberikan dalam menyelesaikan pengisian lokasi jembatan, nama, panjang dan lebarnya, sebelum mengumpulkan secara rinci data jenis komponen jembatan dan kondisinya yang memerlukan survai-survai yang lebih rinci.

6. Untuk selanjutnya akan dikembangkan database komputer untuk K10, namun untuk saat ini penyelesaian formulir secara manual perlu diteruskan.

7. Pemutakhiran K10 harus dilaksanakan terutama dalam bulan Januari pada waktu yang sama dengan pemutakhiran K1.

4.2 PROSEDUR PENYELESAIAN K10

1. Untuk setiap ruas harus dibuatkan satu formulir K10 tersendiri. Cantumkan nomor ruas, nama dan panjangnya di bagian atas K10 persis seperti yang tercantum dalam K1.

2. Semua bangunan jembatan yang panjangnya 2 meter atau lebih (diukur antara ke- dua kepala jembatan) harus dicatat. Lokasi lintasan sungai yang tidak berjembatan juga dimasukkan dan diberi nama.

3. Jembatan dan lintasan sungai harus dicatat dan diberi nomor urut (kolom 1), dimulai dari titik pangkal ruas yang telah ditentukan pada daftar K1. Lokasinya harus ditentukan dengan pal km yang telah disesuaikan dari titik pangkal ruas yang telah ditentukan (kolom 3), dan bila mungkin juga dengan nama-nama sungainya (kolom 2). Bila semua penyeberangan di catat, maka tidak perlu lagi untuk merubah nomor urut jembatan.

4. Kode-kode yang digunakan pada K10 dapat dilihat bersama-sama dengan contoh formulir K10 yang telah diisi lengkap.

5. Keterangan untuk beberapa hal khusus yang diisikan ke dalam K10 adalah sebagai berikut

(1) Tipe Penyeberangan/Lintasan (Kolom 4) :

JN =

Penyeberangan Jalan

KA =

Penyeberangan Kereta Api

Penyeberangan Sungai

Lain-lain

(2) Panjang jembatan (kolom 5)

Diukur dalam meter di antara kedua kepala jembatan.

(3) Lebar jembatan (kolom 6)

Harus ditentukan sebagai lebar jalur jalan saja (kolom 6.1) dan total lebar jembatan sampai dengan bagian luar dari sandaran (kolom 6.2).

(4) Bangunan jembatan dibagi dalam 5 bagian komponen :

Bangunan atas

(kolom 8 - 11)

Lantai (dek)

(kolom 12, 13)

Sandaran (handrail)

(kolom 14, 15)

Pondasi

(kolom 16 -18)

Kepala jembatan dan pilar (kolom 19 -21)

(5) Deskripsi setiap komponen terdiri atas :

Tipe bagian (bangunan atas / pondasi / kepala jembatan) Tipe bahan / material Asal / sumber (hanya bangunan atas) Nilai / tingkat kondisinya

6. Kode rujukan (pada formulir K10L) dan catatan khusus pada uraian komponen- komponen bangunan atas, diberikan secara singkat di bawah ini :

(1) Tipe Bangunan Atas

B = Gorong-gorong persegi (kotak)

Gorong-gorong persegi adalah gorong-gorong dengan penampang melintang berbentuk persegi.

Y = Gorong-gorong Pipa

Gorong-gorong pipa adalah gorong-gorong dengan penampang melintang berbentuk lingkaran.

Untuk keperluan masukan data, semua gorong-gorong dengan garis tengah (diameter) atau lebar luar sepanjang sumbu jalan > 2,0 meter harus dicatat sebagai jembatan.

KX = Lintasan Kereta Api

Lintasan kereta api perlu dicatat sebaik-baiknya, sehingga dapat ditetapkan

suatu prioritas untuk dibangun jembatan (bila sangat diperlukan).

S = Jembatan Sementara

Jembatan sementara adalah jembatan yang digunakan sebagai alat hantaran sementara sampai jembatan permanen dibangun. Jembatan sementara dapat berupa rangka, gelagar, pelat atau lainnya. Jembatan Bailey termasuk dalam kategori ini.

FX = Ferry

Jika penyeberangan sungai dilakukan dengan ferry (untuk kendaraan ataupun tidak), catatlah dalam laporan. Perkirakanlah lebar penyeberangan tersebut. Nyatakanlah dalam catatan, waktu tunggu rata-rata dan perkiraan panjang jembatan yang diperlukan.

WX = Pelintasan Basah (Jembatan Limpas)

Pelintasan basah adalah jembatan limpas, pelintasan banjir (atau yang serupa); dimaksudkan untuk suatu pelintasan sungai dimana kendaraan melintas melalui sungai di atas pondasi atas di bawah air yang telah dipersiapkan. Setiap pelintasan demikian harus dicatat pada kartu data inventarisasi jembatan, dengan suatu tanda dalam catatan; berapa kali dan berapa lama pelintasan basah ini tidak dapat dilalui dalam satu tahun. Nyatakan perkiraan panjang jembatan yang diperlukan atau bila pelintasan tersebut sudah cocok dengan keadaan sekarang.

(2) Sumber / Asal Bangunan Atas

Sumber / asal pemasok terutama mengacu kepada negara pembuat dengan cara memberi Kode negara asal dengan huruf tersendiri seperti diberikan pada lampiran formulir K10L.

(3) Bahan untuk Bangunan Atas

Kode bahan yang digunakan untuk pemeriksaan inventarisasi dapat dilihat pada lampiran formulir K10L. Terdapat sejumlah 21 bahan yang berbeda, yang masing-masing didaftar dengan satu kode huruf.

(4) Bahan Lantai Jembatan

Kode untuk tiap jenis bahan lantai jembatan harus dibentuk dengan dua huruf yang diambil dari daftar bahan seperti tersebut di atas. Satu huruf untuk jenis bahan bagian perletakan lantai dan huruf lainnya untuk jenis bahan jalur kendaraan, misalnya KA = lantai jembatan kayu dengan jalur kendaraan aspal.

(5) Kepala Jembatan dan Pilar, Tipe dan Bahan

Disiapkan kode untuk dua bentuk kepala jembatan dan enam jenis pilar. Kode ditentukan dengan satu huruf seperti yang dapat dilihat dalam lampiran formulir (K10L).

(6) Jenis dan Bahan Pondasi

Rincian-rincian tertentu mengenai jenis konstruksi pondasi mungkin tidak dapat ditentukan dalam pemeriksaan di lapangan, tanpa penyelidikan lapangan lebih lanjut.

Diberikan delapan jenis pondasi, masing-masing ditentukan dengan dua huruf. Apabila terdapat data, maka isilah jenis pondasi tersebut dengan menggunakan kode dari lampiran formulir K10 (K10L), jika tidak ada data, biarkan kolom tersebut tetap kosong.

(7) Bahan Sandaran

Dipertimbangkan untuk mencakup hal-hal seperti sandaran, pagar pengaman dan tembok ujung sebuah jembatan : yang kesemuanya dimaksudkan sebagai perlindungan kendaraan atau pejalan kaki, dan kadang-kadang juga dijadikan sebagai pelindung untuk bagian-bagian pokok jembatan.

Apabila jembatan dilengkapi dengan sandaran beton serta tembok ujung pasangan batu, gunakan kode bahan untuk beton dan pasangan batu, misalnya TM. Bilamana jembatan mempunyai sandaran pipa baja dan tiang beton tanpa tembok ujung pasangan batu, gunakan kode bahan hanya untuk sandaran saja, misalnya B.

Kode-kode bahan dicantumkan pada lampiran formulir K10 (K10L).

(8) Penilaian Kondisi

Digunakan untuk menilai kondisi bagian-bagian jembatan sebagai berikut :

Bangunan atas Sistim lantai jembatan Sandaran (dan pagar pengaman, dll) Pondasi (dan aliran air) Kepala jembatan dan pilar-pilar

Penilaian kondisi jembatan menggunakan skala 0-5 seperti yang ditetapkan pada bagian bawah lampiran formulir K10 (K10L).

7. Bila ruangan pada formulir K10 tidak cukup untuk mendaftar semua jembatan yang ada pada suatu ruas, gunakan halaman kedua, beri nomor halaman pada formulir menurut urutannya. Usahakan formulir yang telah di selesaikan selalu tersusun sesuai dengan urutan nomor ruas.