PROSEDUR DI LAPANGAN

1.3.3 PROSEDUR DI LAPANGAN

1.3.3.1 KALIBRASI ODOMETER KENDARAAN DENGAN FORMULIR S3

a. Lakukan kalibrasi odometer kendaraan dengan formulir S3 menurut prosedur (lihat formulir dan petunjuk pada halaman berikut).

b. Odometer kendaraan jarang memberikan bacaan yang akurat, umumnya memerlukan penyesuaian sekitar 5-10 persen (dibawah), ini suatu kesalahan yang cukup berarti sekalipun pada jarak yang pendek.

c. Faktor penyesuaian odometer akan berlainan antara kendaraan yang satu dengan yang lainnya, dan mungkin akan berbeda dari waktu ke waktu untuk kendaraan yang sama. Oleh karena itu faktor penyesuai ini harus dilakukan untuk masing- masing kendaraan survai setiap kali survai akan dimulai.

d. Cara yang termudah untuk melakukannya adalah dengan membandingkan hasil bacaan odometer dengan patok pal km sepanjang 10 km pada ruas jalan negara atau propinsi yang kondisinya relatif datar.

1.3.3.2 PENYELESAIAN BAGIAN ATAS FORMULIR S1

a. Gunakan selalu formulir S1 yang baru setiap kali memulai survai di suatu ruas jalan, dan catat pada bagian atas halaman pertama data survai :

titik pengenal pangkal dan ujung sesuai dengan K1 nama kabupaten nama survaior tanggal survai jenis dan nomor polisi kendaraan yang digunakan faktor penyesuai odometer dan tanggal penyesuaian (formulir S3) nomor ruas sesuai dengan data K1 dan peta nama ruas sesuai dengan K1 dan peta nomor halaman

b. Untuk halaman kedua dan selanjutnya pada ruas yang sama cukup dituliskan nomor ruas dan nomor halaman saja.

1.3.3.3 CAKUPAN UMUM FORMULIR SURVAI S1

a. Formulir S1 dirancang untuk mensurvai karakteristik jalan yang dilakukan terutama dari dalam mobil yang bergerak secara perlahan dari pangkal ke ujung ruas, dimana odometer mobil digunakan sebagai acuan jarak.

b. Secara berkala mobil perlu berhenti untuk melakukan sampel survai berjalan kaki sepanjang 100 meter guna mengetahui kerusakan permukaan jalan termasuk pengukuran lebar jalan. Disamping itu mobil juga perlu berhenti untuk mengukur serta memeriksa jembatan, dan juga untuk memotret kondisi yang mewakili paling tidak satu kali per 5 km atau pada segmen yang homogen.

c. Tidak diberikan suatu selang jarak yang tetap untuk mencatat informasi di lapangan selain kerusakan permukaan. Informasi lain beserta bacaan odometernya harus dicatat pada setiap titik dimana terdapat suatu perubahan dalam segmen yang homogen, misalnya permukaan jalan yang berubah secara berarti atau pada lokasi jembatan.

d. Karena untuk keperluan penilaian pemeliharaan diperlukan suatu pendekatan yang dapat diandalkan, maka disarankan menggunakan setiap baris pada formulir S1 untuk mewakili 100 meter, sehingga setiap formulir dapat mencakup 2 km. Untuk itu di bagian tengah sudah dicantumkan angka jarak tiap 100 meter berdasarkan angka odometer kendaraan, yang dapat digunakan sebagai acuan jarak pada saat survai.

e. Idealnya sampel berjalan kaki pada survai pemeliharaan ini adalah 10% atau 100 meter untuk setiap kilometer. Untuk itu disarankan supaya dilakukan secara sistimatis, sebagai contoh : antara km 0,5 - 0,6 setiap kilometernya sehingga sampel diharapkan terhindar dari `bias'. Setelah lebih berpengalaman dalam melaksanakan survai ini, mungkin lebih tepat jika mengkonsentrasikan sampel berjalan kaki pada jalan yang sulit sekali untuk dilihat kerusakan permukaannya dari dalam mobil (misalnya retak-retak). Biasanya akan lebih mudah untuk menentukan jenis kerusakan pada jalan yang berkondisi baik atau rusak dari kendaraan yang berjalan.

f. Pengisian data pada formulir S1 dilakukan mulai dari bawah ke atas. Buatlah garis melintang jika survai pada suatu ruas telah selesai dan gunakan formulir yang baru untuk memulai dengan ruas berikutnya.

g. Diperlukan waktu sekitar 8 jam per hari untuk mencapai target survai sepanjang 30 - 50 km/hari. Dengan asumsi kecepatan rata-rata kendaraan 15-20 km/jam, diperlukan sekitar 3 jam untuk survai berkendaraan dan sekitar 3 jam diperlukan untuk survai berjalan kaki dan berhenti (rata- rata 3-4 menit/km), serta sekitar 2 jam untuk perjalanan pergi-pulang.

1.3.3.4 PENGISIAN BAGIAN UTAMA FORMULIR S1

a. Titik Pengenal Pangkal dan Ujung Ruas

Pada saat di pangkal suatu ruas, periksa apakah titik pengenal pangkal ruas pada K1 sudah benar dan jelas, lalu catat data tersebut pada kotak yang tersedia di bawah bagian tengah dari formulir S1. Jika data di K1 tidak jelas atau salah, tentukan data titik pengenal yang benar di pangkal ruas dan masukkan datanya di formulir S1 (lihat tugas 1A/1 untuk keterangan lebih lanjut). Pada halaman ke dua dan selanjutnya untuk ruas yang sama, abaikan pengisian kotak titik pengenal pangkal ruas. Pada saat di ujung ruas, periksa di K1 apakah titik pengenal ujung ruas sudah benar dan jelas. Jika tidak, perbaiki datanya dan catat pada kotak yang tersedia di bagian atas formulir S1, hanya pada halaman pertama saja.

b. Waktu Survai

Catat waktu survai pada saat mulai di pangkal ruas dan secara berkala selama survai, hal ini akan berguna untuk menyusun kembali formulir S1 sesuai dengan urutannya sewaktu pengolahan di kantor nantinya.

Catatan waktu ini secara khusus dapat digunakan untuk maksud survai kecepatan.

c. Angka Odometer

Pada saat survai dimulai di pangkal ruas, catat angka odometer secara lengkap pada kotak di bagian kiri bawah formulir S1 (misal : 45671,3), selanjutnya angka odometer cukup dicatat secara singkat saja (misalnya 72,5) pada setiap kotak di kolom angka odom. Harus diupayakan pembacaan angka odometer secara benar, jika mengalami kesulitan untuk membacanya minta supir kendaraan untuk membantu.

Jika kendaraan yang dipakai memiliki odometer yang dapat diatur angkanya, maka setiap mulai survai di pangkal ruas odometer diatur pada angka 0,0, lalu

catat jarak selanjutnya dimulai dari 0,0. Namun demikian, angka odometer kumulatif (yang tidak dapat diatur) harus tetap dicatat setiap mulai survai di ruas baru.

d. Tipe dan Kondisi Permukaan Jalan

Catat tipe permukaan jalan hasil pengamatan dengan kode sebagai berikut :

A : Aspal K : Kerikil

B : Batu T : Tanah

C : Beton

Catat kondisi permukaan jalan beraspal (A) berdasarkan kriteria penaksiran subyektif, dengan kode seperti pada Petunjuk Persiapan Program Pemeliharaan Jalan Kabupaten (Formulir MS2) sebagai berikut :

B : Baik ; pengendaraan halus dan tekstur permukaan jalan rapat S : Sedang ; kekasaran sedang, tekstur terbuka, beberapa terkelupas

dangkal tidak lebih dari 50 % luas SR : Sedang Rusak ; jika sulit membedakan kondisi sedang atau rusak R : Rusak ; kasar dan terkelupas, beberapa terkelupas dalam RB : Rusak Berat ; perkerasan terkelupas, banyak terkelupas dalam

Untuk jalan tak beraspal, berikan secara sederhana suatu penaksiran yang didasarkan atas kekasaran jalan dan kualitas kenyamanan berkendaraan

e. Lebar Perkerasan Jalan

Perkirakan dan catat lebar perkerasan jalan setelah melewati bagian 100 m yang pertama dari ruas dan secara berkala selama survai. Periksa paling sedikit satu kali dengan meteran sewaktu melaksanakan bagian survai jalan kaki.

f. Ikhtisar Situasi Jalan

Bagian tengah dari formulir digunakan untuk mencatat informasi penting di sepanjang jalan dan catatan-catatan mengenai :

− Lokasi permukiman dan ciri-ciri bangunan yang mudah dikenali, dilengkapi namanya (misal SD. Kahuripan)

− Lokasi dan nama pasar − Simpangan jalan − Alinyemen jalan : kelokan, tanjakan - turunan − Lokasi pos penghitungan lalu lintas − Survai lalu lintas sambil berkendaraan − Catatan karakteristik dan kebutuhan pekerjaan, khususnya saluran drainase. − Nomor yang menunjukkan setiap pengambilan foto

g. Jembatan dan/atau Gorong-gorong

Masih di bagian ikhtisar situasi jalan ; catat lokasi seluruh jembatan (atau penyeberangan sungai tanpa jembatan) dengan panjang 2 meter atau lebih, cantumkan juga nama jembatan atau sungainya.

Masukkan ke dalam kolom jembatan panjang konstruksi jembatan yang diukur dengan meteran antar kepala jembatan (ikuti prosedur S2 lihat tugas 2B).

Jika suatu jenis pekerjaan jembatan dinilai perlu dilakukan, isi kolom jenis pekerjaan dengan salah satu kode sebagai berikut :

PBJ : Pembangunan Jembatan Baru; perbaikan total/jembatan baru PAJ : Penggantian bangunan Atas Jembatan; pengantian struktur lantai PJJ : Pemeliharaan Jembatan; perbaikan ringan termasuk penggantian lantai JL : Jembatan Limpas Tambahkan catatan dan foto jika diperlukan, atau jika jembatan dalam kondisi baik tulis kode B (Baik). Tulis `X' dan beri catatan jika tidak terdapat jembatan atau penyeberangan sungai tanpa jembatan. Catat data gorong-gorong dan jembatan dengan panjang kurang dari 2 meter

yang memerlukan perbaikan , tulis kode `GG' pada kolom panjang jembatan.

h. Kerusakan Permukaan

Tipe dan tingkat dari setiap kerusakan permukaan jalan diamati secara visual dari kendaraan tanpa berhenti, ditambah dengan survai berjalan kaki pada

sampel segmen 100 m per km yang dilaksanakan secara sistematis sepanjang waktu mengijinkan antara km 0,5 - 0,6 di setiap bagian kilometer jalan. Kerusakan permukaan dikelompokkan, diamati, diberi kode dan dinilai seperti halnya pada formulir MS2 dalam Petunjuk Teknis Persiapan Program Pemeliharaan Jalan Kabupaten. Metode survai yang digunakan dalam S1 lebih sederhana dan tidak memerlukan perkiraan kuantitas secara rinci. Meskipun demikian sistim penilaian dan pemberian skor kerusakan tetap digunakan, supaya penyaringan dan pengelompokan segmen jalan untuk mengkategorikan kebutuhan pekerjaan pemeliharaan masih tetap sesuai dengan survai yang lebih rinci (MS2) nantinya. Kerusakan permukaan jalan diklasifikasikan sebagai berikut :

Jalan Beraspal

Jalan Tak Beraspal

A. Tampak permukaan / tekstur (tidak digunakan untuk penilaian)

B. Lubang-lubang

F. Lubang-lubang

C. Legokan-legokan / amblas

G. Titik-titik lembek

D. Retak-retak (tipe buaya)

H. Erosi permukaan

I. Alur bekas roda L. Bahu jalan

E. Alur bekas roda ( + rusak tepi)

J. Bergelombang K. Kemiringan melintang

K. Kemiringan melintang

Jadi terdapat 6 kategori kerusakan permukaan yang ditetapkan untuk penilaian jalan beraspal dan 6 kategori untuk jalan tak beraspal.

Skor penilaian diberikan untuk setiap kategori kerusakan tersebut (tergantung pada apakah jalan tersebut beraspal atau tidak) dalam 6 kolom yang tersedia di

bagian kanan formulir S1. Sebagai contoh, pada kolom yang diperuntukkan L dan J, penilaian terhadap bahu jalan diberikan jika jalan tersebut beraspal atau penilaian diberikan

terhadap luas jalan yang bergelombang jika jalan tersebut tidak beraspal. Suatu sistem penilaian yang terdiri dari empat angka / tingkatan, digunakan untuk menggambarkan tingkat kerusakan seperti pada MS2, yaitu :

4 = Rusak Berat

Untuk kerusakan permukaan kategori B sampai J, tingkat kerusakan ditentukan berdasarkan pada persentase luas kerusakan yang terjadi terhadap luas seluruh perkerasan per satuan jarak (misalnya per 100 m), seperti berikut :

Tingkat kerusakan ( % luas ) Beraspal

Rusak Rsk Berat

B Lubang-lubang

C Legokan / amblas

D Retak-retak

E Alur bekas roda

Tingkat kerusakan ( % luas ) Tak Beraspal

Rusak Rsk Berat

F Lubang-lubang

G Titik-titik lembek

H Erosi permukaan

15 - 50 > 50 J Bergelombang

I Alur bekas roda

Untuk katagori K (kemiringan melintang jalan) dilakukan penilaian sebagai berikut :

: 2 - 0 % (hampir datar)

3 = Rusak

: tidak rata, kemiringan buruk

4 = Rusak Berat : tidak berbentuk

Untuk katagori L (kondisi bahu jalan) dilakukan penilaian sebagai berikut :

1 = Baik : Bentuk dan kemiringan memadai

2 = Sedang

: Bentuk dan kemiringan buruk

3 = Rusak : Bahu terlalu tinggi/rendah < 10 cm

4 = Rusak Berat : Bahu terlalu tinggi/rendah > 10 cm atau

tanpa bahu padahal diperlukan

Bahu jalan pada jalan tidak beraspal diasumsikan integral (jadi satu) dengan perkerasan.

Kondisi permukaan / tekstur (A) tidak termasuk dalam penilaian, tetapi termasuk di S1 untuk keperluan penilaian kondisi secara umum (lihat bahasan tipe / kondisi permukaan di atas)

i. Penentuan dan Penilaian Tingkat Kerusakan

Kode angka 1 - 4 harus dimasukkan pada setiap kolom jenis tingkat kerusakan yang bersangkutan, lalu dijumlahkan untuk memberikan nilai total antara 6 -

24 pada kolom total penilaian di bagian bawah formulir. Jika memungkinkan penilaian harus didata dan dijumlah untuk setiap 100 m bagian sampel, kemudian dirata-ratakan per kilometer, lalu dihitung dengan

menjumlah skor per 100 m dan membaginya dengan 10. Dalam kasus lain, mungkin lebih praktis untuk mencatat penilaian yang mewakili pada bagian 100 m sampel jalan kaki dan menggunakannya untuk

menggambarkan satu kilometer atau sepanjang bagian lain yang sesuai. Suatu pedoman harus dibuat untuk `Petunjuk Teknis Persiapan Program

Pemeliharaan Jalan Kabupaten', guna menunjukkan bagaimana mengenali dan menilai kerusakan permukaan jalan.

Untuk menaksir tingkat kerusakan secara baik, hanya akan didapat dengan pengalaman, bagi yang baru pertama kali menggunakan S1 harus

mengawalinya dengan membawa meteran untuk mengukur luas kerusakan secara langsung pada setiap bagian 100 m sebagai suatu latihan. Sebagai pedoman, kisaran persentase luas di atas memiliki ukuran dalam meter persegi per kilometer dengan asumsi lebar perkerasan 4 meter; untuk suatu bagian 100 m angka-angka tersebut harus dibagi dengan 10; sebagai contoh : suatu bagian jalan beraspal dengan lubang-lubang seluas 4 - 20 m2 , akan masuk dalam kategori sedang.

Tipe kerusakan Tingkat Kerusakan ( m2 / km )

Rusak Rsk Berat Jalan Beraspal

B Lubang-lubang

C Legokan / amblas

0 - 200

200 – 400 400 - 2000 > 2000

D Retak-retak

0 - 100

100 – 500 500 - 1000 > 1000

E Alur bekas roda

0 - 100

100 – 200 200 - 1000 > 1000

Jalan Tak Beraspal

F Lubang-lubang

0 - 100

100 – 400 400 - 1000 > 1000

G Titik-titik lembek

0 - 100

100 – 400 400 - 1000 > 1000

H Erosi permukaan

0 - 100

100 – 400 400 - 1000 > 1000

200 – 600 600 - 1000 > 1000 J Bergelombang

I Alur bekas roda

0 - 200

0 - 100

100 – 400 400 - 2000 > 1000 100 – 400 400 - 2000 > 1000

Penilaian terhadap keberadaan drainase/parit samping dilakukan untuk setiap jarak 1 km, dengan memberi tanda pada kotak (kode M) yang terdapat di bagian tengah formulir, gunakan kriteria yang serupa dengan formulir MS2, yaitu :

0 = Tidak ada, tidak perlu

1 = Baik

2 = Sedang (cukup pembersihan saja)

3 = Rusak (perlu perbaikan kecil)

4 = Rusak Berat

5 = Tidak ada, tapi perlu

Hasil penilaian, diberikan pada segmen yang sesuai di bagian bawah formulir. Catatan mengenai kebutuhan pekerjaan drainase juga perlu dibuat untuk bagian yang bersangkutan di S1.

k. Pekerjaan Darurat

Catatan dan foto harus dilakukan untuk kebutuhan pekerjaan darurat yang memungkinkan seperti kerusakan akibat banjir, longsor pada tebing atau jalan. Kebutuhan akan pekerjaan darurat ini harus segera dilaporkan kepada kepala DPU/BM Kab.

l. Pemotretan

Pemotretan diperlukan untuk membantu menaksir jenis pemeliharaan yang diperlukan pada saat pengolahan di kantor nantinya, dan sebagai bukti bahwa survai telah dilakukan.

Pemotretan terutama dilakukan pada saat sampel survai berjalan kaki, tetapi juga pada suatu bagian jalan atau jembatan memerlukan penanganan khusus. Paling tidak harus ada satu foto yang mewakili untuk setiap jarak 5 km dan tidak lebih dari satu foto per kilometer. Gunakan papan penunjuk lokasi foto seperti halnya pada survai S2 ; catat nomor foto pada kolom `no. foto' di baris yang sesuai dengan pal km-nya dan jika perlu beri catatan dan arah pemotretan. Lampirkan foto yang telah dicetak bersama-sama formulir S1 untuk ruas yang sama.

m. Mengakhiri Survai di Ujung Ruas

Di ujung ruas, buat garis melintang pada formulir jika survai di ruas tersebut sudah selesai, kemudian gunakan formulir S1 baru untuk ruas yang berikutnya.

Kembali ke halaman pertama untuk ruas yang sama dan isi titik pengenal ujung ruas dan periksa apakah data sudah lengkap.

Hitung perbedaan angka bacaan odometer di pangkal dan ujung ruas dan masukkan pada kotak di bagian kanan atas halaman pertama. Kalikan angka tersebut dengan Faktor Penyesuai Odometer (FPO) untuk mendapatkan panjang ruas yang sudah disesuaikan, kemudian masukkan pada kotak yang tersedia di bawahnya (KM YSD).

Periksa hasilnya dengan panjang ruas di daftar K1, jika ada perbedaan yang berarti ( > 10% ), periksa apakah survai berakhir di tempat yang benar ; jika ada

keraguan lakukan survai ulang. Lengkapi kotak penilaian pemeliharaan di bagian bawah formulir untuk setiap bagian 2 km. Tentukan, segmen yang homogen dengan pal km; penilaian

untuk drainase; gabungkan penilaian rata-rata untuk kerusakan permukaan; dan jenis pekerjaan pemeliharaan yang kemungkinan diperlukan dengan cara memberikan kode 'X' pada satu atau beberapa kotak isian yang sesuai (lihat penjelasan di bawah untuk petunjuk lebih lanjut). Berikan komentar mengenai pekerjaan yang disarankan pada bagian bawah dari formulir S1 sebagai catatan untuk analisa di kantor nantinya. Jika untuk kembali harus melalui ruas yang sama, periksa kembali hasil penilaian kerusakan permukaan yang telah dibuat dan perbaiki dimana perlu penilaian kerusakan permukaan.

Periksa kebenaran penomeran halaman, jika urutannya telah sesuai, satukan dengan stapler.