PROSEDUR SURVAI PEMOTRETAN

2.4.3 PROSEDUR SURVAI PEMOTRETAN

a. Pemotretan harus dilakukan oleh Survaior sesuai dengan petunjuk sebagai berikut:

Pada titik pangkal, titik ujung, dan tiap 500 meter sepanjang ruas jalan yang disurvai; pemotretannya dibidik ke arah titik ujung ruas (bila ini menentang matahari, pemotretan dapat dibidik ke belakang ke arah awal ruas). Pemotretan jembatan diambil dari sisi jalan yang harus memperlihatkan lantai/ permukaan jembatan, dan bila memungkinkan juga struktur penopang bangunan bawahnya. Bila jembatan dalam kondisi rusak, dianjurkan untuk melakukan pemotretan khusus dari samping, terhadap bangunan bawah jembatan tersebut. Pemotretan juga perlu dilakukan bila ada hal khusus yang menarik di sepanjang ruas jalan, misalnya:

− simpul utama/persimpangan − bagian ruas jalan yang rusak berat, seperti: − bagian jalan terendam air/banjir − gorong-gorong rusak/putus − tempat longsor − bagian jalan yang terkena erosi − perubahan tipe perkerasan/kondisi − tempat pos PLL

Pemotretan pada sungai yang tidak ada jembatannya dari kedua sisi sungai, agar dapat memperlihatkan bentuk dan kondisi kedua sisi sungai tersebut

b. Semua pemotretan harus dilengkapi dengan catatan masalah secara rinci pada kolom CATATAN yang tersedia di bagian kanan formulir S2.

c. Setiap rol film (berwarna, isi-36) harus ditandai dengan nomor tersendiri segera setelah dibeli. Tanda penomoran ini harus dilekatkan pada rol film, bukan pada tabung plastiknya.

d. Pada saat memulai survai di sebuah ruas jalan baru, nomor rol film yang dipakai harus ditulis pada kotak yang tersedia di bagian atas formulir S2. Setiap kali pemotretan dilakukan, nomor fotonya harus dicatat pada kolom yang tersedia, sebaris dengan pencatatan angka odometer. Tunjukkan arah pemotretan pada formulir S2 kalau pemotretannya berlawanan dengan arah survai (pemotretan ke belakang).

e. Jika memungkinkan, pergunakan alat potret yang dilengkapi dengan fasilitas tanggal pengambilan. Sebagai tambahan, gunakan sistem yang standar untuk menunjukkan lokasi pemotretan, berupa `papan lokasi foto' yang akan muncul di sudut kiri bawah setiap foto yang secara jelas menampilkan nama kabupaten, nomor ruas, dan angka pal kilometer dengan satu angka di belakang koma.

f. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah:

Foto permukaan jalan adalah tujuan utama dari pemotretan, namun jika keadaan memungkinkan ambil jarak sepanjang 100 meter ke depan dengan cara tidak membungkuk; ini akan memungkinkan terlihatnya bahu jalan, selokan dan tata guna tanah di sepanjang ruas itu yang akan sangat berarti bagi engineer. Pada pangkal dan ujung ruas perlu dibuat masing-masing dua foto yang arahnya saling berhadapan.

Usahakan agar tulisan pada `papan lokasi foto' dapat terlihat dengan jelas, namun jangan sampai posisi papan tersebut mengganggu obyek pengambilan foto (yaitu keadaan permukaan jalan). Untuk itu `papan' harus diletakkan kurang lebih tiga meter dari alat potret. Kendaraan yang dipakai harus diusahakan agar tidak menghalangi pandangan pada foto. Hindarkan pantulan

sinar matahari bila menggunakan "white board" sebagai papan lokasi foto. Hentikan pengambilan foto sebelum cuaca menjadi gelap agar hasilnya memadai. Jangan lupa untuk mengganti angka pal-km pada papan lokasi foto di setiap titik pemotretan, dan periksa ulang bahwa angka-angka yang tercantum itu

sesuai dengan angka kilometer pada formulir S2.

g. Setelah survai selesai, film-film yang sudah terpakai harus segera dicuci-cetak dengan ukuran kartu pos sebanyak dua kali. Tulis nomor film negatifnya pada formulir S2. Tulis juga nama kabupaten, nomor ruas jalan dan pal kilometer pada setiap cetakan foto dengan spidol bilamana tulisan pada papan lokasi foto ternyata kurang jelas.

h. Dua set cetakan foto itu supaya disusun pada lembaran rangkuman yang memuat beberapa foto per halamannya secara berurutan sehingga akan memudahkan dalam meneliti dan memperbandingkan secara cepat untuk bagian jalan tertentu (sebagai contoh, lihat format pada halaman berikut).

i. Sebagai alternatif, album foto dengan lembaran plastik tembus pandang akan cocok sekali untuk penyusunan ini. Satu set cetakan foto disimpan di kabupaten dan satu set lainnya diserahkan kepada PP-PPJKK propinsi untuk keperluan pemantauan selanjutnya.