KEBIJAKAN DAN ETIKA LINGKUNGAN POLICY AND ETHICS FOR ENVIRONMENT

KEBIJAKAN DAN ETIKA LINGKUNGAN POLICY AND ETHICS FOR ENVIRONMENT

Antam menyadari potensi risiko ancaman kerusakan Antam is aware of the potential risks of environmental lingkungan akibat dari kegiatan operasi tambang. Berbeda

damage due to threats from mining operations. Unlike dengan perusahaan pertambangan mineral lain, Antam

other mineral mining company, Antam has a variety of memiliki beragam komoditas produk, yakni emas, perak,

commodity products, such as gold, silver, nickel, bauxite, iron nikel, bauksit, pasir besi dan batubara. Keadaan ini membawa

sand and coal. This situation brings the consequence of the konsekuensi diperlukannya ilmu pengetahuan multidispilin

need for multidiscpiline science and application of various dan penerapan beragam teknologi, terkait pengelolaan

technologies, related to the management of environmental dampak lingkungan sesuai produk yang dihasilkan.

impacts according to its products.

31

www.antam.com ANTAM 2010 Sustainability Report

Laporan Keberlanjutan ANTAM 2010 www.antam.com

Rekaman Peristiwa

Card Record

Sambutan Dewan Komisaris

Message from the Board of Commissioners

Sambutan Direksi

Message from the Board of Directors

Profil Antam

Our Profile

Pengantar Laporan Keberlanjutan

Sustainability Report Introduction

Tata Kelola Antam

Governance of Antam

Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan

Responsibility Towards Environment

Selain itu, Antam memiliki lokasi operasi pertambangan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, sehingga membawa implikasi pada perbedaan kondisi geografis maupun situasi sosial-budaya-ekonomi di masing-masing daerah. Diperlukan kearifan dalam menyikapi semua keadaan tersebut, dengan memberikan kesempatan pada berbagai pihak untuk merumuskan bersama bagaimana bentuk pengelolaan lingkungan yang terbaik.

Guna memastikan prinsip keberlanjutan, Antam berusaha melaksanakan praktik pertambangan yang baik (good mining practices) sejak perencanaan, pada saat operasi, sampai setelah selesai kegiatan atau pasca-tambang. Kepatuhan Antam pada praktik-praktik pertambangan yang baik dan peraturan perundangan dinyatakan dalam Kebijakan Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Policy). Kebijakan ini mengatur tanggung jawab Direksi dalam melakukan evaluasi pada seluruh operasional pertambangan. Evaluasi dijalankan

dengan mempertimbangkan

kepentingan

maupun kebutuhan para pemangku kepentingan disertai pengelolaan risiko maupun peluang yang ada.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, selama tahun 2010 Antam secara sungguh-sungguh mengelola dampak lingkungan untuk meminimalkan ancaman kerusakan. Buah dari kerja keras ini adalah pengakuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dalam bentuk pemberian penghargaan Proper Hijau dan Proper Biru. Penghargaan Proper Hijau diberikan kepada UBP Emas Pongkor, sedangkan Proper Biru diterima UBPP Logam Mulia, UBP Nikel Sulawesi Tenggara serta UBP Nikel Maluku Utara.

Kesungguhan Antam

mematahkan tuduhan pencemaran yang sempat dilayangkan sejumlah pihak ke UPT Bauksit Kijang, di Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Kasus ini telah mengemuka sejak tahun 2005 dan terakhir berada dalam proses kasasi di tingkat Mahkamah Agung (MA). Pada tanggal 3 April 2010, MA mengeluarkan amar putusan yang menyatakan Antam tidak terbukti melakukan pencemaran lingkungan seperti yang dituduhkan. (EN28)

In addition, Antam’s mining operations locations spread across various regions in Indonesia, which bring implications on different geographical conditions and socio-cultural- economic situation in their respective regions. It takes wisdom in addressing all these circumstances, by providing opportunities for various stakeholders to formulate together the best form of environmental management.

To ensure the principles of sustainability, Antam implements good mining practices since planning, during operations, until the completion of activities or post-mining. Antam’s compliance with good mining practices and regulations stated in the Corporate Governance Policy. The policy sets out responsibilities of the Board of Directors in evaluating all mining operations. Evaluation is carried out by considering the interests and needs of stakeholders with the management risk and opportunity.

As in previous years, throughout 2010 Antam seriously managed environmental impacts in order to minimize the threat of damage. The result of this hard work is the recognition from the Environment Ministry in the form Green Proper and Blue Proper awards. Green Proper Award was given to the UBP Gold Pongkor, while the Blue Proper was received by Logam Mulia Processing and Refinery Business Unit, UBP Nickel Southeast Sulawesi and UBP Nickel North Maluku.

Antam’s commitment in managing the environment invalidated the accusations of pollution filed by a number of parties to the UPT Bauxite Kijang, in Kijang, Bintan Regency, Riau Islands Province. This case has been raised since 2005 and the last is still under appeal in the Supreme Court. On April 3, 2010, the Supreme Court issued a verdict stating Antam was not guilty as charged of environmental pollution. (EN28)

Kemampuan Pengembangan

Assurance Statement Referensi Silang Ekonomi

Keselamatan

Kebijakan Tanggung

Pengembangan

Sumberdaya

dan Kesehatan Kerja

Jawab Sosial

Masyarakat

(20110504) dengan Indikator

Economic Viability

Manusia

Occupational Safety

Social Responsibility

Community

GRI–G3.1, Suplemen

Human Resources

and Health

Policy

Development

Sektor Tambang dan

Development

ISO 26000

Cross Reference with GRI – G3.1 Indicators Supplement of Mining Sector and ISO 26000

Kebijakan Lingkungan Antam Antam Environmental Policy

1. Developing and implementing an environmental manajemen lingkungan yang mengacu kepada

1. Mengembangkan dan menerapkan suatu sistem

management system which refers to the applicable peraturan perundangan dan standar yang berlaku.

regulations and standards.

2. Striving to use the system, method, equipment, peralatan, bahan yang memiliki dampak negatif

2. Mengupayakan menggunakan

sistem,

metode,

materials which have minimal negative impact on the minimal bagi lingkungan dalam setiap kegiatan

environment in any mining activity. pertambangan.

3. Using natural resources optimally in effort of

3. Menggunakan sumberdaya alam secara optimal conservation and to minimize waste. dalam rangka konservasi dan minimasi limbah.

4. Possessing, implementing, and complying with

4. Memiliki, melaksanakan, dan memenuhi dokumen the environmental document in any operational lingkungan dalam setiap kegiatan operasional.

activities.

5. Taking initiatives to prevent and minimize terjadinya pencemaran terhadap lingkungan.

5. Melakukan upaya pencegahan dan meminimalkan

environmental pollution.

6. Minimizing disturbed land and rehabilitating it in sesuai dengan peruntukannya termasuk menjaga dan

6. Meminimasi lahan terganggu dan merehabilitasi

accordance with its allocation, including protecting memelihara flora dan fauna di dalamnya.

and maintaining the flora and fauna in it.

7. Owning emergency response procedures for activities berpotensi menimbulkan kecelakaan lingkungan.

7. Memiliki prosedur tanggap darurat bagi kegiatan yang

that potentially lead to environmental accidents.

8. Owning a mine closure plan at each stage of mining pada setiap kegiatan pertambangan tahap operasi/

8. Memiliki rencana pentutupan tambang (mine closure)

operation/production activities. produksi.

9. Conducting an evaluation to continually improve

9. Melakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja

environmental performance.

lingkungan secara berkelanjutan.

Sebagai bentuk pelaksanaan kebijakan lingkungan terkait As a form of implementation of environmental policies dengan kegiatan penutupan tambang, Antam menerbitkan

related to mine closure activities, Antam publishes Mine Pedoman Penutupan Tambang yang tertuang dalam

Closure Guidelines as stated in the Board of Directors Decree Surat Keputusan (SK) Direksi Nomor 344.K/026/DAT/2010

No. 344.K/026/DAT/2010 dated December 30, 2010. The tertanggal 30 Desember 2010. Penerbitan SK ini menegaskan

issuance of this decree confirms Antam’s compliance with kepatuhan Antam pada peraturan perundang-undangan

applicable legislation namely Government Regulation (PP) yang berlaku yakni Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78

No. 78 Year 2010 on Reclamation and Post-Mining with Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca-Tambang dengan

reference to the previous provisions of the Energy and mengacu ketentuan sebelumnya, yakni Peraturan Menteri

Mineral Resources Minister Regulation No 18 Year 2008 on (Permen) ESDM Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi

Reclamation and Mine Closure.

dan Penutupan Tambang.

RESPONSIBLE MINE CLOSURE (SO1) PENUTUPAN TAMBANG YANG

BERTANGGUNG JAWAB To optimize the various matters relating to mine closure and

post-mining, Antam formed the Division on Environment Untuk mengoptimalkan berbagai hal terkait penutupan

(SO1)

and Mine Closure at Head Office level in 2008, formerly tambang dan pasca-tambang, Antam membentuk Satuan

known as Environment and Post Mining as a form of Antam’s Kerja Environment and Mine Closure di tingkat Kantor Pusat

commitment and responsibility for the mine closure activities pada tahun 2008 yang sebelumnya bernama Environment

with the technical operators in their respective business units. and Post Mining sebagai bentuk komitmen dan tanggung

This division is responsible for preparation and making of jawab Antam pada kegiatan penutupan tambang, dengan pelaksana teknis di masing-masing unit bisnis. Satuan kerja inilah yang bertanggung jawab atas penyusunan dan

33

www.antam.com ANTAM 2010 Sustainability Report

Laporan Keberlanjutan ANTAM 2010 www.antam.com

Rekaman Peristiwa

Card Record

Sambutan Dewan Komisaris

Message from the Board of Commissioners

Sambutan Direksi

Message from the Board of Directors

Profil Antam

Our Profile

Pengantar Laporan Keberlanjutan

Sustainability Report Introduction

Tata Kelola Antam

Governance of Antam

Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan

Responsibility Towards Environment

pembuatan dokumen Rencana Penutupan Tambang (RPT), yang memuat hal sebagai berikut: •฀ aspek legalitas penutupan tambang, •฀ pengelolaan tenaga kerja, •฀ pengelolaan aset, •฀ pengelolaan dan pemantauan lingkungan, •฀ pengembangan masyarakat, •฀ audit pelaksanaan penutupan tambang, dan •฀ prakiraan biaya penutupan tambang.

Pada tahun 2010, Antam telah selesai melakukan program penutupan tambang dan pasca-tambang di tambang pasir besi Cilacap dan telah mendapatkan persetujuan Bupati Cilacap berdasarkan Surat Bupati Cilacap No.540/0667/25 tanggal 25 Februari 2010. Seremoni penutupan dan pamitan kepada masyarakat dan Pemda Cilacap berlangsung pada 21 Desember 2010 yang dihadiri oleh Komisaris, Direktur Utama, Direktur Operasi dan Direktur SDM & CSR Antam serta para Senior Manager dan VP dari berbagai unit bisnis Antam, dan juga Wakil Bupati Cilacap bersama Muspida Kabupaten Cilacap, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), para pensiunan dan mantan kuasa direksi tambang pasir besi Cilacap, serta masyarakat Cilacap di sekitar lokasi Antam.

Sebenarnya kegiatan operasi penambangan pasir besi di Kabupaten Cilacap tak lagi dijalankan sejak 23 Oktober 2003, karena cadangan yang ada sudah tidak ekonomis lagi. Sementara itu Antam menyusun dokumen RPT dengan penekanan pada kegiatan pengelolaan tenaga kerja, pengelolaan aset, pemantauan lingkungan, reklamasi dan revegetasi, juga upaya pengembangan masyarakat di bidang pendidikan, keagamaan, kesehatan dan infrastruktur.

Dalam penyusunan

dokumen

RPT, Antam secara berkesinambungan melakukan dialog dengan masyarakat setempat dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Tujuannya agar kegiatan yang disusun dalam dokumen RPT benar-benar disesuaikan dengan potensi daerah dan kebutuhan masyarakat.

Dokumen RPT yang disusun mendapat persetujuan dari Bupati Cilacap pada tanggal 29 Agustus 2005 dengan SK No 540/3268/34. Setelah itu, maka Antam melanjutkan kegiatan pasca-tambang mengacu kepada dokumen RPT dengan penekanan pada dua aspek. Pertama, pemulihan kondisi lingkungan alam sekitar lokasi tambang. Kedua, pengembangan ekonomi masyarakat melalui serangkaian kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemandirian mereka. Hasil pelaksanaan RPT diaudit pada tahun 2009 oleh Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Diponegoro sebagai lembaga independen, dan baru pada tahun 2010 mendapat persetujuan pelaksanaan kegiatan penutupan

the Mine Closure Plan (RPT) document, which includes the following: •฀ legal aspects of mine closure, •฀ management of workers, •฀ management of assets, •฀ environmental management and monitoring, •฀ community development, •฀ audit of mine closure implementation, and •฀ mine closure cost estimates.

In 2010, Antam has completed mine closure and post- mining program at iron sand mine in Cilacap and has been approved by Cilacap Regent based on Cilacap Regent Letter No.540/0667/25 dated February 25, 2010. Closing ceremony and farewell to the people and Cilacap Regency Government took place on December 21, 2010 which was attended by Antam’s Commissioners, President Director, Director of Operations and Director of HR & CSR as well as Senior Managers and VPs of Antam’s various business units, and also Cilacap Vice Regent with Regional Consultative Council (Muspida) of Cilacap Regency, Directorate General of Mineral and Coal (Minerba) of Energy and Mineral Resources Ministry, retirees and former directors’ representatives of the iron sand mining Cilacap, and communities around Antam’s location.

The iron sands mining operations in Cilacap Regency actually has been terminated since October 23, 2003, due to its reserves that was no longer economical. In the meantime Antam was preparing RPT with an emphasis on manpower management activities, asset management, environmental monitoring, reclamation and revegetation, as well as community development efforts in education, religious, health and infrastructure.

In preparing the RPT document, Antam continuously engaged in dialogue with local communities and coordinated with local governments. It was aimed at setting forth activities in the RPT document which were adjusted to the local potential and the community’s needs.

The RPT documents prepared was approved by the Cilacap Regents on August 29, 2005 with Decree No. 540/3268/34. Antam then continued its post-mining activities with reference to the RPT document which emphasized on two aspects. First, the restoration of the natural environment around the mine site. Second, the economic development of community through a series of activities aimed at increasing their independence. The results of the RPT implementation was audited in 2009 by the Center for Environmental Research (PPLH) Diponegoro University as an independent institution, and only in 2010 the implementation of mine closure and

Kemampuan Pengembangan

Assurance Statement Referensi Silang Ekonomi

Keselamatan

Kebijakan Tanggung

Pengembangan

Sumberdaya

dan Kesehatan Kerja

Jawab Sosial

Masyarakat

(20110504) dengan Indikator

Economic Viability

Manusia

Occupational Safety

Social Responsibility

Community

GRI–G3.1, Suplemen

Human Resources

and Health

Policy

Development

Sektor Tambang dan

Development

ISO 26000

Cross Reference with GRI – G3.1 Indicators Supplement of Mining Sector and ISO 26000

tambang dan pasca-tambang oleh Bupati Cilacap, yang post-mining activities was approved by the Cilacap Regent, artinya Antam telah melakukan kewajiban sejak tambang

which means Antam has done its duty since the mine opened dibuka sampai tambang ditutup.

until the mine closed.

Di bidang pengelolaan lingkungan, antara lain telah dilakukan In the environmental management, the company among reklamasi lahan bekas tambang seluas 422,8 hektar. Di lahan

others has conducted reclamation of post mining land area of yang sama juga dirintis pemanfaatan untuk pertanian sawah

422.8 hectares. It also pioneered the utilization of the land in dan hortikultura seperti budidaya semangka, kacang panjang,

the same area for agricultural and horticultural fields such as cabai, ketela, terong, kedelai dan kacang tanah. Seluruh

cultivation of watermelons, beans, peppers, cassava, eggplant, lokasi tambang Antam sudah memiliki dokumen Rencana

soybean and peanuts. Antam’s entire mine sites already have a Penutupan Tambang (RPT). Perusahaan juga menyediakan

Mine Closure Plan (RPT) document. The Company also provides dana Jaminan Reklamasi yang disisihkan setiap tahun untuk

a Reclamation Guarantee fund set aside each year for mine persiapan penutupan tambang, khusus di aspek lingkungan.

closure preparation, particularly in environmental aspect. For Untuk bantuan di bidang sosial pasca-tambang, Antam

social post-mining assistance, Antam allocates funds from the mengalokasikan dana dari Satuan Kerja CSR. (MM10)

CSR Division. (MM10)

Sementara di bidang pengelolaan sosial, sejak tahun 2005 While in social management, the company has since 2005 telah diberikan bantuan pinjaman lunak melalui Program

provided soft loan assistance through the Partnership Kemitraan sebesar Rp1,2 miliar untuk 48 mitra binaan

Program amounted to Rp1.2 billion for 48 foster partners di Kabupaten Cilacap yang menjadi bagian dari upaya

in Cilacap Regency who are part of community economic pemberdayaan ekonomi masyarakat. Selain itu Antam juga

empowerment. Antam also provided assistance valued at memberikan bantuan senilai Rp1,5 miliar melalui kegiatan

Rp1.5 billion through the Community Stewardship activities Bina Lingkungan dan pengembangan masyarakat atau

and community development. (EC8) community development . (EC8)

Besides in Cilacap, there also iron sand mines in Ketawang area, Selain di Cilacap, tambang pasir besi juga ada di wilayah

Purworejo Regency, Central Java. Through the cooperation Ketawang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Melalui

and assistance by the Jenderal Soedirman University, kerjasama dan pendampingan oleh Universitas Jenderal

Purwokerto, Central Java, now part of the community in the Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah, kini sebagian

post mining site in the Munggangsari Village, Grabag District masyarakat di bekas lokasi tambang di Desa Munggangsari,

are able to develop horticultural cultivation in coastal sand Kecamatan Grabag dapat mengembangkan budidaya

land and livestock raising.

pertanian hortikultura di lahan pasir pantai serta pemeliharaan hewan ternak.

Panen kubis pada lahan bekas tambang di Kutoarjo, Jawa Tengah. Cabbage harvesting festivities at Antam’s post-mining area, Kutoarjo, Central Java.

35

www.antam.com ANTAM 2010 Sustainability Report

Laporan Keberlanjutan ANTAM 2010 www.antam.com

Rekaman Peristiwa

Card Record

Sambutan Dewan Komisaris

Message from the Board of Commissioners

Sambutan Direksi

Message from the Board of Directors

Profil Antam

Our Profile

Pengantar Laporan Keberlanjutan

Sustainability Report Introduction

Tata Kelola Antam

Governance of Antam

Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan

Responsibility Towards Environment

Pada tanggal 20 Desember 2010 dilaksanakan panen perdana komoditas kubis pada lahan demplot seluas enam hektar di sekitar pantai Ambarketawang. Selain itu dari hasil pendampingan diketahui bahwa lahan bekas lokasi tambang cocok untuk ditanami cabe merah keriting dengan potensi panen mencapai 9,75 ton per hektar dan semangka dengan potensi panen sebesar 29,6 ton per hektar.

Antam juga telah menghentikan kegiatan penambangan bauksit di Kijang, Pulau Bintan sejak 22 September 2009. Selanjutnya selama tahun 2010 hingga awal tahun 2011 hanya dilakukan kegiatan pengangkutan dan penjualan bijih bauksit, dalam rangka memanfaatkan seluruh bahan baku yang telah ditambang sebelumnya. Bersamaan dengan ini, Antam melakukan perubahan struktur organisasi dan keberadaan UBP Bauksit Kijang untuk menjadi Unit Pasca- Tambang (UPT) Kijang. Perubahan ini sesuai Surat Keputusan (SK) Direksi No.229.K/0251/DAT/2010 mengenai Susunan Struktur Organisasi Pasca-Tambang Kijang.