229 mengatakan walaupun mereka belum resmi bercerai secara
hukum, NN lebih memilih meninggalkan YS untuk menjaga keselamatan ibu, saudara dan anak-anaknya.
c. Riset Partisipan Ketiga
Peneliti melakukan uji kebasahan data dari riset partisipan ketiga dengan melakukan wawancara kepada ibu
YS. Wawancara dilakukan pada pagi hari ketika YS sedang libur dari tugas kantornya. YS pun mulai menuturkan
hubungannya dengan YA. YS mengatakan bahwa YA adalah adik iparnya dan hubungan mereka sangat dekat.
Walaupun YA adalah adik iparnya namun YS sudah menganggap YA sebagai adik kandungnya sendiri.
YS pun mulai bercerita tentang masalah yang menimpa YA. YS mengetahui kalau di dalam satu rumah,
ada dua orang perempuan yang mencintai laki-laki yang sama. YA dan kakak kandung perempuannya mencintai PM.
PM sendiri adalah kakak ipar dari YA. YS mengatakan bahwa PM menghamili YA dengan
alasan akan dinikahi. YS tidak mengerti mengapa hal tersebut
bisa terjadi.
YS berkata
ia tidak
bisa membayangkan perasaan YA terhadap kakak kandungnya
ataupun sebaliknya. YS mengakui bahwa selama mereka
230 tinggal bersama, YA kerap kali dimaki, ditampar, dan dipukul
oleh kakak kandungnya karena perasaan cemburu. YA yang merasa takut, akhirnya menolak untuk dinikahi. Hal ini
mengakibatkan ia mendapatkan tindakan kekerasan dari PM dan dikejar sampai ke rumah orang tuanya karena berusaha
melarikan diri. Sesampainya disana bertepatan dengan kedatangan NA suami YS dari SoE, NA lalu menanyakan
permasalahan yang terjadi. NA pun berkata bagaimana bisa dua orang saudara kandung menikahi pria yang sama.
Mereka tidak bisa berbuat banyak untuk menangani masalah tersebut, YA pun dibawa ke Timor agar aman dari
perbuatan kakak perempuan maupun kakak iparnya. Sesampainya di SoE, YS mengatakan bahwa YA
tidak lagi memikirkan masalah yang menimpa dirinya. Namun ada hal yang menganjal ketika tubuh YA yang
awalnya ramping, perlahan-lahan bertambah gemuk dan pinggangnya juga bertambah lebar. YA juga sering mual
muntah setiap kali makan dan sering tidur dari pagi sampai sore. Tanda-tanda tersebut akhirnya menguatkan dugaan
YS tentang kehamilan YA. YS kemudian berpikir untuk tidak mengatakan masalah ini kepada suaminya karena ia takut
suaminya akan marah. Ia pun tidak memberitahukan
231 permasalahan ini dengan tujuan menjaga perasaan adik
iparnya. Perubahan-perubahan yang terus terjadi membuat
YS memberanikan diri bertanya langsung kepada YA namun YA sendiri tidak mengetahui perihal kehamilannya. YS dan
YA kemudian mengunjungi bidan di RSUD Kota SoE untuk memeriksakan urin YA. Hasil pengkajian dan pemeriksaan
bidan menunjukkan YA positif hamil 3 bulan. YS menuturkan bahwa setelah YA mengetahui
kehamilannya, ia tidak mau makan dan sering terbangun ketika tidur. YS berasumsi bahwa YA mengalami stres dan
hanya bisa memendam perasaannya. YS berpendapat bahwa apabila YA mengalami stres dan pola tidurnya
terganggu maka hal tersebut akan berpengaruh pada perkembangan mental bayi yang dikandung. YS berkata,
untuk mengurangi beban pikiran YA, YS mengajak YA untuk sekedar jalan-jalan dan membeli buah-bauahan agar ia bisa
terhibur. Akhir dari ceritannya, YS mengatakan bahwa setelah
YA melahirkan, ia dan suaminya menjadikan anak dari YA sebagai anak kandung mereka. YS menganggap kehamilan
ini sebagai kecelakan saja dan berharap kejadian ini tidak akan terulang kembali.
232
d. Riset Partisipan Keempat