266 seperti berjalan, berlari, melompat dan lain lain Desmita,
2005.
4.4.7 Faktor Lain Yang Memengaruhi Perkembangan Anak 1. Riwayat Kehamilan Ibu
a. Status Gizi
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa,
riset partisipan pertama yaitu ibu SL memiliki berat badan
yang kurang ideal pada kehamilannya. Jika dilihat dari angka kecukupan gizi energi dan protein, ibu SL berada
dalam rentang konsumsi kurang. Ibu SL melahirkan anak V pada usia 7 bulan prematur dengan berat badan 1000
gr BBLR dan panjang badan 49 cm normal. Riset partisipan kedua Ibu NN juga memiliki berat badan yang
kurang pada kehamilannya. Jika dilihat dari angka kecukupan gizi energi, ibu NN berada dalam rentang
konsumsi buruk sedangkan gizi proteinnya berada dalam rentang konsumsi baik. Ibu NN melahirkan diusia
kehamilan 9 bulan dengan berat badan anak DS yaitu 3000 gr normal dan panjang badan 50 cm normal.
Sementara itu, riset partisipan ketiga yaitu Ibu YA memiliki
berat badan
yang normal
pada awal
kehamilannya kemudian bertambah di trimester 2 dan 3.
267 Jika dilihat dari angka kecukupan gizi energi dan protein,
ibu YA berada di rentang konsumsi baik. Ibu YA melahirkan diusia kehamilan 9 bulan dengan berat badan
anak MA 3400 gr dan panjang badan 32 cm pendek. Riset partisipan keempat yaitu Ibu SS memiliki berat
badan ideal pada awal kehamilannya dan mengalalami kelebihan berat badan pada trimester 2 dan 3. Jika dilihat
dari konsumsi gizi energi dan protein, ibu SS berada di rentang konsumsi baik. Ibu SS kemudian melahirkan
anak diusia kehamilan 9 bulan dengan berat badan 3700 gr normal dan panjang badan 35 cm pendek.
Sedangkan riset partisipan kelima ibu HT memiliki berat badan yang kurang dikehamilannya. Jika dilihat dari
angka kecukupan gizi, ibu SS berada direntang konsumsi gizi energi yang kurang dan konsumsi energi protein yang
baik. Ibu HT melahirkan anak AN pada usia kehamilan 9 bulan dengan berat badan 2000 gr BBLR dan panjang
badan 25 cm pendek. Pada penelitian ini ditemukan bahwa ibu dengan
angka kecukupan gizi energi atau gizi protein yang kurang maka anak yang dilahirkan memiliki berat badan
rendah. Temuan lain yaitu kelahiran prematur terjadi pada ibu yang memiliki berat badan kurang ideal selama
268 hamil serta mengalami kekurangan gizi energi dan gizi
protein. Hal ini sejalan dengan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 yang menunjukkan bahwa 41
ibu hamil menderita Kekurangan Energi Kronis KEK dan
51 yang
menderita anemia
mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah BBLR. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wiryo 2002 bahwa kekurangan gizi pada ibu hamil
dapat menyebabkan kelahiran prematur ataupun bayi dengan BBLR.
Selain itu, kekurangan gizi pada ibu hamil juga meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena
rentan terhadap infeksi suatu penyakit, gangguan belajar, masalah perilaku dan lain sebagainya Depkes, 1998.
Pada penelitian ini, faktor penyebab utama kekurangan gizi pada ibu hamil adalah kondisi sosial
ekonomi yang rendah di mana pendapatan keluarga yang terbatas menyebabkan kurangnya pemenuhan makanan
sejumlah yang diperlukan oleh tubuh. Hal ini sejalan dengan
National Academy
Press 1990
yang menyatakan bahwa status sosial ekonomi dapat
memengaruhi kesehatan dan gizi pada ibu hamil.
269 Selain karena kondisi sosial ekonomi yang
rendah, kurangnya pengetahuan ibu merupakan faktor lain yang menyebabkan ibu hamil mengalami kekurangan
gizi. Ramayulis 2008 mengungkapkan bahwa apabila ibu rumah tangga memiliki pengetahuan gizi yang baik,
maka ia mampu memilih makanan yang bergizi untuk dikonsumsi.
Hal ini berarti, kekurangan gizi pada ibu hamil membuktikan bahwa, stres dan kecemasan akibat
kekerasan yang dialami oleh ibu hamil menyebabkan pola makan yang buruk dan diet tidak sehat pada ibu
hamil Jasinski, 2004.
b. Status Kesehatan