259 memakaikan baju, membuka pakaian, memandikan ataupun
menggosok gigi. Sedangkan dua anak lainnya yaitu anak DS 6 tahun dan anak MT 2,4 tahun lulus di sektor
personal sosial.
b. Motorik Halus
Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus, gerakan
ini menuntut koordinasi mata, tangan dan kemampuan pengendalian gerak yang baik yang memungkinkannya
untuk melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakannya Sari, 1996. Yang termasuk dalam aktivitas
motorik halus antara lain mengambil benda kecil seperti manik-manik ataupun kubus, meniru garis veritikal, meniru
gambar kotak atau bulat yang dibuat peneliti, membuat menara dari kubus, dan menggambar manusia.
Dari hasil pemeriksaan menggunakan DDST II, didapati pada sektor motorik halus, anak V 2,6 tahun dan
anak MA 2,5 tahun tidak dapat meniru garis vertikal yang ditunjukkan oleh peneliti. Hasil penelitian ini sejalan dengan
temuan Huizink, dkk 2003 yang menunjukkan bahwa gangguan kecemasan seperti depresi yang terjadi selama
masa postpartum
mengakibatkan tertundanya
260 perkembangan motorik dan kognitif dari anak yang
dilahirkan. Bagi anak yang mengalami keterlambatan di sektor
motorik halus, dari informasi yang diberikan oleh orang tua, anak V dan anak MA tidak dapat meniru garis vertikal
seperti yang dicontohkan oleh peneliti karena orang tua belum mengajarkan kepada mereka untuk menulis ataupun
menggambar. Orang tua mengatakan bahwa saat ini anak V dan anak MA masih berada dalam tahap bermain dan belum
waktunya untuk belajar. Selain itu, anak yang belum berkeinginan untuk belajar menjadi salah satu faktor
keterlambatan anak di sektor motorik halus ini. Namun, kegagalan di sektor ini dapat dikatakan normal karena masih
rentang usia bagi anak untuk belajar. Sedangkan dua anak lainnya yaitu anak DS 6 tahun dan anak MT 2,4 yang
lulus di sektor personal sosial, peran serta dukungkan orang tua dalam memberikan stimulasi seperti penyediaan sarana
bermain dan belajar bagi anak, memberikan efek yang baik bagi perkembangan mereka di sektor motorik halus. Hal ini
menunjukkan bahwa lingkungan postnatal seperti kehidupan keluarga dan kualitas pengasuhan dapat mengurangi
dampak dari stres atau kecemasan selama kehamilan terhadap perkembangan anak Bregmen, dkk 2010.
261
c. Bahasa