8
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Tanaman Artocarpus altilis Park. Fosberg
1. Habitat dan morfologi
Tanaman Artocarpus altilis Park. Fosberg sukun memiliki habitus pohon yang tingginya dapat mencapai 30 meter, namun rata-rata tingginya hanya
12-15 meter. Jenis sukun dapat tumbuh baik sepanjang tahun evergreen di daerah tropis basah dan beriklim penghujan. Tanaman sukun memiliki batang
yang besar, bergetah dan bercabang banyak. Daun tanaman sukun kaku, tebal dan tunggal yang bentuknya oval sampai lonjong, ukurannya bervariasi. Satu pohon
sukun memiliki ukuran daun dengan panjang 20-60 cm, lebar 20-40 cm dan panjang tangkai daun 3-7 cm. Bagian ujung daun meruncing, sedangkan bagian
pangkalnya membulat, tepi daun berlekuk menyirip kadang-kadang siripnya bercabang. Permukaan daun bagian atas licin, warnanya hijau mengkilap sedang
bagian bawahnya kasar, berbulu dan berwarna kusam. Posisi daun menyebar menghadap ke atas dengan jarak antar daun bervariasi antara 2-10 cm. Bunga-
bunga sukun berkelamin tunggal bunga betina dan bunga jantan terpisah tetapi berumah satu. Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting.
Bunga jantan berbentuk tongkat panjang berwarna kuning, dan bunga betina berbentuk bulat betangkai pendek. Buah sukun terbentuk dari keseluruhan jambak
bunga. Buahnya berbentuk bulat dan sedikit bujur. Biji sukun berbentuk ginjal, berwarna hitam dengan panjang 3-5 cm. Tanaman sukun memiliki akar tunggang
yang dalam dan akar samping yang dangkal Pitojo, 1992.
2. Klasifikasi
Kedudukan tanaman sukun dalam klasifikasi sebagai berikut: Kingdom
: Plantae Divisi
: Spermatophyta Sub divisi
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledoneae Bangsa
: Urticales Famili
: Moraceae Genus
: Artocarpus Spesies
: Artocarpus altilis Parkinson Fosberg Triwiyatno, 2003.
3. Penyebaran
Dalam buku History of Indian Archipelago, disebutkan bahwa orang Jepang menemukan tanaman sukun di kepulauan Ambon, kemudian menyebar
luas di Pulau Jawa dan Malaysia bagian barat. Beberapa ahli yang lain berpendapat bahwa tanaman sukun diduga berasal dari Amerika Latin dan
kepulauan Pasifik. Dari daerah asalnya, tanaman sukun masuk ke Indonesia melalui orang-orang Spanyol dan Portugis yang datang ke Indonesia pada abad
XV. Di Indonesia, tanaman sukun banyak dikembangkan di wilayah Kabupaten Cilacap yang merupakan pusat produksi bibit sukun di Indonesia Triwiyatno,
2003.
4. Kandungan kimia