Kelompok perlakuan STZ + glibenklamid

4. Kelompok perlakuan STZ + glibenklamid Tikus kelompok perlakuan glibenklamid diinduksi streptozotosin dosis 40 mgkgBB secara intraperitonial pada hari ke-1, dan pada hari ke-5 diberi glibenklamid dosis 0,45 mgkgBB secara peroral sampai hari ke-13. Pada hari ke- 14 setelah penimbangan berat badan dan pengukuran kadar glukosa darah, tikus dinekropsi dan diambil pankreas untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan histologis. Pemilihan tikus untuk melihat gambaran histologis pankreas dilakukan secara acak. Gambar 18. Foto mikroskopik organ pankreas tikus kelompok perlakuan STZ + glibenklamid dengan perbesaran 400x, menunjukkan sel Islet Langerhans yang mengalami nekrosis Menurut Youl, Bardy, Magous, Cros, Sejalon, Virsolvy, Richard, Quignard, Gross, Petit, Bataille and Oiry 2010 menyatakan bahwa pemberian glibenklamid dapat melin dungi sel β pankreas dari kerusakan oksidatif yang disebabkan karena radikal bebas. Pemberian glibenklamid dapat memicu peningkatan fosforilasi ER12 di dalam mitokondria. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa tikus kelompok perlakuan STZ + glibenklamid mengalami kerusakan sel Islet Langerhans pankreas secara struktural. Hal ini dapat dilihat dari nekrosis sel Islet Langerhans dengan tingkat keparahan ringan. Nekrosis yang terjadi di sel Islet Langerhans dapat dilihat dari adanya ruang-ruang kosong pada jaringan Gambar 18. Hal ini berarti tikus kelompok perlakuan glibenklamid yang diberi streptozotosin dan glibenklamid dosis 0,45 mgkgBB menyebabkan terjadinya perubahan patologi sel Islet Langerhans secara struktural. Jika dilihat dari presentase kerusakan sel Islet Langerhans sebesar 33,33 dapat disimpulkan dengan induksi STZ dengan dosis 40 mgkgBB yang dilajutkan dengan pemberian glibenklamid dosis 0,45 mgkgBB menyebabkan terjadinya nekrosis sel Islet Langerhans, tetapi persentase kerusakan sel Islet Langerhansnya lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol positif sebesar 66,67. Dari gambaran histologis pankreas ini, dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian glibenklamid dapat menurunkan resiko terjadinya nekrosis sel Islet Langerhans pada tikus terinduksi streptozotosin. Akan tetapi, secara biokimiawi dapat dilihat dari kadar glukosa darah tikus masih diatas 200 mgkgBB. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kelompok perlakuan STZ + glibenklamid tidak memiliki efek antihiperglikemik. 5. Kelompok perlakuan STZ + EEAA

Dokumen yang terkait

Penggunaan Berbagai Jenis Kompos Terhadap Pertumbuhan Sukun (Artocarpus communis Forst ) Pada Daerah Tangkapan Air Danau Toba, Kecamatan Haranggaol Horison

0 68 50

Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus Altilis (Park.) Fosberg)

11 73 109

Pertumbuhan Stek Akar Sukun (Artocarpus communis Forst.) Berdasarkan Perbedaan Jarak Akar Dari Batang Pohon

4 84 47

Peningkatan Kelarutan Fraksi Etil Asetat Daun Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg dengan Penambahan Polimer β-siklodekstrin Menggunakan Metode Pencampuran Kneading

5 15 70

KEMAMPUAN DIURETIK EKSTRAK ETANOL BUAH SUKUN (Artocarpus altilis) PADA TIKUS Kemampuan Diuretik Ekstrak Etanol Buah Sukun (Artocarpus Altilis) Pada Tikus.

0 2 13

PENGARUH PASTA GIGI EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg.) TERHADAP HAMBATAN Pengaruh Pasta Gigi Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg.) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Streptococcus mutans.

0 7 12

PENGARUH PASTA GIGI EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg.) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN Pengaruh Pasta Gigi Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg.) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Streptococcus mutans.

0 2 14

Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) pada tikus terinduksi streptozotosin.

0 0 97

Pengaruh pemberian ekstrak etil asetat daun sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) pada tikus terinduksi streptozotosin.

1 8 97

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL BUAH DAN DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

0 0 17