a. Asam Sitrat 50 mM = 0,05 molar
Molar = 0,05 molar = 1 liter Mr asam sitrat = 210,14
Asam sitrat = 10,507 g dalam 1 liter b. Na Sitrat
50 mM = 0,05 molar Molar =
0,05 molar = 1 liter Mr Na sitrat = 294,1 Na sitrat = 14,705 g dalam 1 liter
9. Penetapan dosis streptozotosin
Dosis STZ yang digunakan adalah dalam penelitian ini sebesar 40 mgkgBB. Dosis ini mampu meningkatkan kadar glukosa darah tikus Sparague
Dawley jantan berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Astuti, dkk. 2001.
10. Penetapan keseragaman bobot tablet glibenklamid
Penetapan keseragaman bobot tablet diawali dengan penimbangan 20 tablet glibenklamid satu per satu kemudian dihitung bobot rata-ratanya.
Penetapan keseragaman bobot ini, mengacu pada Farmakope Indonesia III 1979. Adapun syarat keseragaman bobot tablet,
yaitu “tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak ada satu tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang tertera pada
kolom B. Nilai penyimpangan bobot rata-rata dapat dilihat pada tabel IV.
Tabel IV. Tabel Keseragaman Bobot Tablet
Bobot rata – rata
Penyimpangan bobot rata – rata dalam
A B
25 mg atau kurang 15
30 26 mg sampai dengan 150 mg
10 20
151 mg sampai dengan 300 mg 7,5
15 Lebih dari 300 mg
5 10
Depkes RI, 1979
11. Pembuatan suspensi glibenklamid 5 mg bv
Pembuatan suspensi glibenklamid diawali dengan menggerus 20 tablet glibenklamid lalu dihomogenkan, kemudian ditimbang seksama serbuk tablet
glibenklamid yang setara dengan 5 mg glibenklamid lalu dimasukkan dalam labu ukur 100 mL. Selanjutnya dilakukan penambahan CMC Na 0,5 hingga tanda
lalu dihomogenkan.
12. Penentuan dosis glibenklamid
Dosis glibenklamid pada manusia adalah 5 mg dengan berat badan 70 kg. Dosis ini dikonversikan ke tikus 200 g dengan faktor konversinya 0,018.
5 mg glibenklamid x 0,018 = 0,09 mg200gBB tikus = 0,45 mgkgBB tikus
13. Induksi hiperglikemia pada tikus
Tikus dikatakan diabetes jika kadar glukosa darah ≥ 200 mgdL. Pada
hari ke-0, kadar glukosa darah diukur dengan metode GOD-PAP, kemudian tikus kelompok kontrol positif, kontrol perlakuan STZ + glibenklamid dan perlakuan
STZ + EEAA, pada hari ke-1 diinduksi dengan STZ dosis 40 mgkgBB single dose yang sebelumnya telah dilarutkan dengan buffer Na sitrat pH 4,5 dan
diinjeksi secara intraperitonial. Hari ke-4, 7, dan 14 kadar glukosa darah diukur dengan menggunakan metode GOD-PAP.
14. Pengukuran kadar glukosa darah