Deskripsi Penelitian DESKRIPSI, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

73

BAB IV DESKRIPSI, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

1. Prasiklus Pada tahap persiapan ini peneliti melakukan beberapa hal untuk mempersiapkan penelitian. Peneliti terlebih dahulu menentukan SD yang akan digunakan sebagai tempat penelitian. Peneliti menentukan SD Kanisius Condongcatur dan meminta ijin kepada guru dan kepala sekolah untuk dapat melakukan penelitian di tempat ini. Setelah mendapatkan ijin, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur untuk mengetahui masalah yang ada pada siswa kelas III. Kemudian peneliti dan guru menentukan waktu yang akan digunakan untuk wawancara, observasi dan menyebarkan kuisioner untuk memastikan apakah benar hal-hal yang diungkapkan guru menjadi masalah di kelas III SD Kanisius Condongcatur. Peneliti membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dan lembar kuisioner. Instrumen yang sudah divalidasi peneliti gunakan untuk melakukan penelitian. Peneliti melakukan observasi di kelas III SD Kanisius Condongcatur dan dilanjutkan dengan wawancara bersama guru kelas III pada tanggal 24 Oktober 2016. Setelah melakukan analisis, peneliti menemukan masalah yang harus diperbaiki di kelas III, yaitu motivasi dan hasil belajar IPA. Hasil wawancara dan observasi serta contoh lembar kuisioner data awal siswa dapat dilihat pada Lampiran 2. 2. Siklus I Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 28 November 2016 dan 29 November 2016. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2 JP 2 x 35 menit. Siklus I dilakukan pada siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur yang berjumlah 27 siswa. Materi yang digunakan dalam siklus I adalah perubahan sifat benda yang dapat diamati akibat dari pembakaran dan pemanasan. Guru kelas bertindak sebagai guru dan peneliti sebagai pengamat. a. Perencanaan Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran meliputi silabus, RPP tenang perubahan benda yang dapat diamati akibat pemanasan dan pembakaran, LKS, soal evaluasi, penilaian, membuat modifikasi fabel Aesop. Perangkat pembelajaran ini kemudian divalidasikan kepada dua dosen ahli dan guru IPA SD. Peneliti menyusun lembar kuisioner yang telah divalidasi untuk mengukur motivasi siswa pada siklus I. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi untuk memudahkan peneliti dalam mengamati siswa selama pembelajaran dan dapat digunakan untuk menjadi bahan refleksi pada akhir siklus. Kemudian peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran di siklus I. Peneliti menggunakan Dongeng yang dimodifikasi dari Fabel karya Aesop yang berjudul Seekor Anjing, Ayam, dan Rubah. Peneliti memilih Fabel ini karena memiliki nilai moral yang sama dengan sikap afektif yang akan diajarkan selama pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa perubahan seperti penggantian tokoh, penambahan tokoh, serta perluasan alur cerita. Rubah diganti dengan Harimau yang lebih sesuai dengan konteks yang ada Indonesia, serta mengganti Ayam dengan Bebek agar sesuai dengan media yang sudah dimiliki oleh peneliti. Jalan cerita dimodifikasi untuk menyesuaikan materi “Perubahan sifat benda akibat pembakaran dan pemanasan” serta ada penambahan tokoh agar dapat sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Fabel Aesop modifikasi ini sudah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan validator Lampiran 3.7. b. Tindakan Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 28 November 2016 dengan alokasi wakti 2 JP 2x35 menit. Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama adalah perubahan sifat benda yang dapat diamati akibat dari pembakaran. Guru melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru masuk dengan mengucapkan salam dan dibalas oleh semua siswa. Guru menggunakan salam “Halo-halo-Hai” untuk membuat siswa semangat dan kemudian dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh siswa yang bertugas hari itu. Guru melakukan absensi dengan menghitung jumlah siswa yang tidak hadir dan menanyakan kepada siswa apakah ada yang tahu alasannya. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan pertama siklus I ini sebanyak 26 siswa dari 27 siswa secara total, ada satu siswa yang tidak masuk karena sakit. Guru memeriksa kesiapan siswa dengan meminta siswa mengeluarkan buku PS dan buku paket untuk mata pelajaran IPA. Sebagai apresepsi guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa seperti “siapa yang tahu kalau benda dapat berubah jika dibakar?” dan pertanyaan lanjutan “perubahan seperti apa misalnya?”. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan bahwa hari ini siswa akan belajar bersama dengan tokoh Bebek dan tokoh Anjing. Anak-anak secara spontan menanyakan nama tokoh binatang, dan guru memperkenalkan Anjing sebagai Heli dan Bebek sebagai Diki. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan nilai sikap yang akan diambil hari ini. Guru juga menyampaikan bahwa siswa harus mengikuti peraturan hari ini untuk tidak ramai saat guru bercerita dan tidak berdiri terlalu dekat dengan meja praktikum saat guru melakukan percobaan. Kegiatan inti dimulai saat guru memberikan awalan cerita yang berisi pengenalan karakter dan kehidupan tokoh Bebek dan Anjing. Saat cerita memasuki konflik dan tokoh Bebek dan Anjing membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah, guru keluar kelas dan masuk kembali setelah menggunakan jas lab. Guru sekarang berperan sebagai tokoh Profesor. Guru dibantu oleh peneliti menyiapkan meja berserta alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan percobaan. Siswa diminta untuk mengamati wujud benda-benda sebelum dibakar seperti benda kain, kertas, daun kering, karet, dan plastik. Guru melakukan percobaan pembakaran sambil memberikan penjelasan mengenai materi. Peneliti membantu guru untuk menjaga keamanan siswa dengan menentukan garis aman untuk mengamati percobaan sekitar 2 meter dari meja percobaan. Siswa melakukan tanya jawab dengan tokoh Profesor. Kemudian siswa mengamati kembali wujud benda-benda yang sudah dibakar. Setelah percobaan selesai, tokoh Profesor berpamitan dengan siswa dan tokoh Bebek dan Anjing. Guru keluar kelas untuk melepas jas lab dan masuk kembali sebagai guru. Peneliti membantu membereskan alat dan bahan yang ada di meja percobaan. Siswa kembali mendengarkan lanjutan cerita. Siswa dibagi dalam kelompok yang masing-masing berjumlah 4 - 5 orang dan mengerjakan LKS yang telah dibagikan oleh guru. Guru menyampaikan bahwa setiap siswa harus berpikir dan bekerja sama karena nantinya setiap siswa dalam kelompok akan ikut maju dan mempresentasikan hasil diskusi. Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan tugas kelompok mengenai sifat benda sebelum dan setelah mengalami pembakaran. LKS yang dikerjakan siswa dapat dilihat pada Lampiran 6.1. Setelah waktu diskusi habis, guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya secara bergantian. Terdapat lima kelompok yang maju untuk melakukan presentasi. Guru memberikan peneguhan dengan cara mengomentari setelah setiap satu kelompok presentasi dan meluruskan jawaban jika ada kelompok yang menjawab dengan tidak benar. Setelah presentasi, perwakilan kelompok mengumpulkan hasil diskusinya ke meja guru. Guru juga menanyakan soal nomor berapa yang masih dianggap sulit bagi siswa. Sebagian besar siswa menjawab tidak ada soal yang dianggap sulit. Kegiatan penutup dimulai ketika guru dan siswa merangkum mengenai materi sudah dipelajari secara lisan. Guru dan siswa merefleksikan mengenai apa yang dapat dilakukan setelah kita mengatahui bahwa ada benda-benda yang dapat berubah setelah dibakar. Guru memberikan tindak lanjut berupa PR untuk menuliskan 10 benda yang ada dirumah yang termasuk mudah terbakar dan diminta untuk mengumpulkan besok. Pembelajaran diakhiri dengan doa penutup yang dipimpin oleh siswa yang bertugas hari itu. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 29 November 2016 dengan alokasi waktu 2 JP 2x35 menit. Materi yang disampaikan pada pertemuan kedua adalah perubahan sifat benda yang dapat diamati akibat dari pemanasan. Kegiatan awal dimulai ketika siswa mengucapkan salam ketika guru masuk. Guru kembali menggunakan salam “Halo Hai” agar siswa lebih bersemangat. Kemudian siswa yang bertugas memimpin doa pembuka. Guru melakukan absensi dengan menghitung jumlah siswa yang tidak hadir. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan kedua siklus I ini sebanyak 27 siswa dari 27 siswa. Guru membuka pelajaran dengan menanyakan apakah siswa masih mengingat mengenai pembelajaran yang lalu tentang perubahan benda akibat pembakaran. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, guru juga meminta siswa untuk memberikan contoh mengenai apa saja dapat mempengaruhi bentuk benda selain pembakaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai perubahan sifat benda yang dapat diamati akibat pemanasan. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan bahwa pada pembelajaran hari ini siswa akan belajar bersama lagi dengan tokoh Bebek dan Anjing. Pada kegiatan inti setiap siswa menerima selembar kertas yang berisi cerita lanjutan dari petualangan tokoh Anjing dan Bebek yang dibagikan oleh guru. Guru meminta siswa membaca dengan cermat dan memahami apa maksud dari cerita yang mereka baca. Waktu yang diberikan tidak banyak hanya sekitar 2-3 menit saja. Kemudian guru mengajak siswa untuk melakukan tanya jawab mengenai apa yang sudah mereka baca melalui permainan kuis lisan. Setelah disimpulkan ternyata diketahui bahwa tokoh Bebek dan Anjing sedang mengalami kesulitan untuk menghindari tokoh Harimau yang berbahaya. Tokoh Bebek dan Anjing berinteraksi dengan siswa dan menyampaikan bahwa mereka membutuhkan bantuan orang yang dapat memecahkan masalah mereka. Hampir seluruh siswa menjawab “Profesor”. Guru keluar kelas lalu masuk kembali setelah menggunakan jas lab dan mulai berperan sebagai tokoh Profesor. Guru berdiri di belakang meja yang di atasnya terdapat media dan alat yang sudah disiapkan oleh peneliti sebelumnya. Bahan yang digunakan untuk percobaan pemanasan adalah margarin, gula dan es batu. Siswa mengamati wujud benda-benda sebelum dipanaskan. Guru yang berperan sebagai tokoh Profesor melakukan percobaan dengan memanaskan bahan satu-persatu menggunakan lilin dan sedok besi, serta mengajak siswa berinteraksi. Peneliti membantu menjaga keamanan siswa dan mengingatkan jika ada siswa yang berdiri terlalu dekat. Setelah percobaan selesai, siswa diminta untuk mengamati wujud benda-benda setelah dipanaskan. Siswa diberi waktu untuk melakukan tanya jawab bersama dengan Profesor. Setelah melakukan tanya jawab, tokoh Profesor pamit dan guru pergi keluar kelas untuk melepaskan jas lab. Peneliti membantu membereskan alat dan bahan yang ada di meja percobaan. Siswa dibagi dalam kelompok yang masing-masing berjumlah 4-5 orang. Siswa menegerjakan Lembar Kerja Siswa mengenai perubahan benda akibat pemanasan dengan berdiskusi bersama teman sekelompoknya. Untuk diskusi kelompok guru mengijinkan siswa duduk ditempat yang nyaman bagi mereka. Contoh LKS pertemuan kedua siklus I dapat dilihat pada Lampiran 6.1. Setelah siswa menyelesaikan diskusi kelompok mereka kembali duduk ketempatnya masing-masing dan guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan oleh siswa. Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi, siswa segera mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan ke meja guru. Kemudian guru memberikan penguatan materi kepada siswa dan membahas soal di Lembar Kerja Siswa yang dianggap sulit bagi siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada kegiatan penutup, guru dan siswa merangkum materi yang sudah dipelajari secara lisan. Guru dan siswa merefleksikan mengenai apa yang dapat dilakukan setelah kita mengatahui bahwa ada benda-benda yang dapat berubah jika terkena panas. Guru memberikan tindak lanjut berupa PR untuk menuliskan 10 benda yang ada dirumah yang dapat berubah jika dipanaskan. Pembelajaran diakhiri dengan doa penutup yang dipimpin oleh siswa yang bertugas hari itu. c. Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti dan dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Observasi dilakukan dengan bantuan lembar observasi dan kamera handphone. Observasi dilakukan untuk melihat sejauh mana tingkat motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk mencatat hal-hal penting selama proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam refleksi. Hasil observasi pertemuan pertama siklus I diketahui bahwa secara umum siswa sangat tertarik dengan dengan media yang digunakan guru. Hampir semua siswa menyimak cerita fabel yang disampaikan oleh guru. Pada awal pertemuan ada satu orang siswa yang maju dan menirukan setiap gerakan tokoh binatang. Guru meminta siswa tersebut untuk duduk agar cerita bisa dilanjutkan kembali, karena hal ini cukup menganggu pandangan siswa yang lain untuk melihat media. Pada saat praktikum, ada beberapa siswa yang memaksa untuk berdiri di dekat meja. Tetapi setelah siswa lain merasa terganggu dan ditambah dengan bantuan peneliti untuk meminta anak tetap tertib akhirnya beberapa siswa tadi kembali ke tempat semula. Pada saat presentasi dapat dilihat adanya perbedaan rasa percaya diri pada setiap kelompok, misalnya dalam satu kelompok ada yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mempresentasikan dengan suara lantang dan ada yang masih malu-malu. Tapi siswa yang masih malu-malu tersebut juga tetap diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusi karena guru meminta agar semua anggota bekerjasama. Hasil observasi pertemuan kedua siklus I adalah siswa masih sangat antusias dengan lanjutan cerita fabel. Hal ini nampak pada saat guru masuk dengan membawa boneka, beberapa siswa bersorak “Hore, ada Diki lagi” dan “Bu, ceri tanya dilanjutin lagi to bu?”. Praktium pada pertemuan kedua ini tetap menarik bagi para siswa, sehigga tetap ada siswa yang berebut untuk dapat melihat lebih jelas. Guru meminta siswa untuk tenang sebelum melanjutkan kegiatan praktikum yang sempat terhenti. Siswa sedikit tidak terkondisikan setelah guru membagi kelompok dan siswa dibebaskan untuk mengerjakan di tempat yang mereka anggap nyaman yang masih berada di dalam kelas. Siswa cukup lama untuk berpindah dari tempat duduk ke tempat kelomok mereka dan juga ada dua kelompok yang berebutan tempat. d. Refleksi Refleksi yang dilakukan peneliti adalah mengevaluasi dari kegiatan di siklus I pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Membandingkan sejauh mana peningkatan motivasi dan hasil belajar antara kondisi awal dan kondisi akhir setelah siklus I. Respon siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan fabel sangat baik. Siswa bahkan antusias menanyakan nama tokoh hewan yang digunakan dalam cerita. Siswa juga sangat tertarik dengan boneka tangan berbentuk hewan yang digunakan guru untuk bercerita. Hal ini ditunjukkan dengan siswa selalu menyapa ketika boneka hewan tersebut berbicara atau mendekat ke arah tempat duduk mereka. Sehingga peneliti mempertimbangkan untuk tetap menggunakan boneka tangan saat bercerita pada siklus selanjutnya. Secara umum pembelajaran pada siklus I sudah berlangsung sesuai dengan rancangan pembelajaran dan berjalan lancar, tetapi masih ada beberapa kendala saat tindakan berlangsung. Pada siklus I waktu lebih banyak dihabiskan untuk percobaan dan diskusi sehingga kegiatan siswa menuliskan materi di buku catatan belum muncul. Penyampaian cerita fabel guru sudah cukup baik dan menarik, namun ruang gerak guru masih terbatas pada depan kelas saja. Menjadi pertimbangan bagi peneliti dan guru agar ketika menyampaikan cerita guru bisa lebih banyak berinteraksi dengan siswa baik yang duduk di bagian depan atau pun bagian belakang. Kendala lainnya adalah mengenai tempat diskusi yang diperbolehkan memilih tempat ternyata memakan banyak waktu. Hal ini menjadi pertimbangan bagi peneliti dan guru untuk membagi kelompok berdasarkan tempat duduk sehingga tidak perlu ada perpindahan. Hal ini berdampak pada kurangnya waktu untuk mengerjakan soal evaluasi sehingga guru menambah waktu sekitar 5 menit pada jam istirahat. Hasil rata-rata skor motivasi belajar setelah diberikan tindakan pada siklus I mengalami peningkatan dari kondisi awal yaitu 60,9 menjadi 74,9. Hasil tersebut didapatkan dari kuisioner motivasi yang diisi oleh siswa. Rata-rata skor motivasi seluruh siswa belum mencapai target yang sudah ditentukan, selain itu juga masih ada beberapa indikator motivasi yang belum tercapai. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari kondisi awal yang sebelumnya sebesar 66,6 menjadi 75,8. Rata-rata hasil belajar ini sudah mencapai target yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ditentukan oleh peneliti, namun untuk persentase siswa yang lulus KKM masih belum mencapai target. Hasil ketercapaian siklus I dapat dilihat padaTabel 4.1. Tabel 4.1 Ketercapaian Siklus I Indikator Kondisi Awal Target Siklus 1 Keterangan Motivasi Siswa memiliki keinginan untuk belajar 63,5 80 88,9 Tercapai Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar 62,5 80 83,3 Tercapai Siswa memiliki semangat selama pembelajaran 56,9 75 67,9 Belum Tercapai Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 70,8 77 74,1 Belum Tercapai Adanya penghargaan dalam pembelajaran 45,8 70 57,4 Belum Tercapai Adanya lingkungan belajar yang kondusif 73,6 80 81,5 Tercapai Rata-rata skor motivasi seluruh siswa 60,9 80 74,9 Belum Tercapai Persentase siswa dengan motivasi tinggi 41,7 75 63 Belum Tercapai Hasil Belajar Rata-rata nilai kelas 66,6 75 75,8 Tercapai Persentase siswa yang lulus KKM 70 25,9 60 55,6 Belum Tercapai Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ada tiga indikator motivasi yang masih belum tercapai yaitu siswa memiliki semangat selama pembelajaran, siswa memiliki semangat selama pembelajaran, dan adanya penghargaan dalam pembelajaran. Hal ini menjadi pertimbangan untuk guru dan peneliti untuk menyiapkan dan melakukan tindakan yang dapat mencapai target yang sudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ditentukan. Berdasarkan Tabel 4.1 mengenai pencapaian motivasi dan hasil belajar pada siklus I, peneliti memutuskan untuk melanjutkan ke siklus II. Siklus II diharapkan dapat mencapai target dan membenahi kekurangan yang ada pada siklus I. 2. Siklus II Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 8 Maret 2017 dan 9 Maret 2017. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2 JP 2 x 35 menit. Siklus II dilakukan pada siswa kelas III SD Kanisius Condongcatur yang berjumlah 27 siswa. Materi yang digunakan dalam siklus I adalah manfaat energi cahaya, panas, gerak dan bunyi dalam kehidupan sehari-hari. Guru kelas bertindak sebagai guru dan peneliti sebagai pengamat. a. Perencanaan Perencanaan pada siklus II hampir sama dengan siklus I yaitu peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran meliputi silabus, RPP, LKS, soal evaluasi, penilaian dan membuat modifikasi fabel Aesop lanjutan. Perangkat pembelajaran ini kemudian divalidasikan kepada dua dosen ahli dan guru IPA SD. Peneliti menyusun lembar kuisioner yang telah divalidasi untuk mengukur motivasi siswa pada siklus II. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi untuk memudahkan peneliti dalam mengamati siswa selama pembelajaran dan dapat digunakan untuk menjadi bahan refleksi pada akhir siklus. Kemudian peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran di siklus II. Pada siklus 2, peneliti memilih untuk menggunakan dasar cerita fabel Aesop yang sama dengan siklus 1 yang berjudul Seekor Anjing, Ayam, dan Rubah yang disesuaikan dengan materi “Manfaat energi cahaya, panas, gerak dan bunyi dalam kehidupan sehari- hari”. Peneliti tetap menggunakan fabel ini berdasarkan beberapa pertimbangan hasil observasi dan refleksi pada siklus I, yaitu siswa kelas III di SD Kanisius Condongcatur sudah mengenal tokoh sepasang sahabat Anjing dan Bebek dengan baik. Hal ini dilihat dari ketertarikan siswa pada media selama pelaksanaan siklus 1. Kemudian nilai moral yang ada pada fabel ini juga sesuai dengan nilai afektif yang akan disampaikan melalui pembelajaran. Selain itu, tema petualangan keliling dunia yang dilakukan tokoh Anjing dan Ayam pada cerita asli juga sesuai dengan pembahasan materi pada siklus 2 yaitu mengenai energi dan manfaatnya yang membutuhkan contoh-contoh yang ada di negara lain. Hasil cerita modifikasi fabel ini sudah disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan pada siklus 2 dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan validator Lampiran 3.7. b. Tindakan Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2017 dengan alokasi waktu 2 JP 2x35 menit. Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama adalah manfaat energi cahaya dan panas dalam kehidupan sehari-hari. Guru melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru masuk dengan mengucapkan salam dan dibalas oleh semua siswa. Setelah itu guru dan siswa berdoa bersama yang dipimpin oleh siswa yang bertugas hari itu. Guru melakukan presensi untuk mengetahui jumlah siswa yang hadir. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan pertama siklus II ini sebanyak 27 siswa dari 27 siswa secara total. Guru memeriksa kesiapan siswa dengan meminta siswa mengeluarkan buku PS dan buku paket untuk mata pelajaran IPA. Sebagai apresepsi guru memberikan beberapa pertanyaan kepada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI siswa seperti “apakah anak-anak sudah tau apa yang dimaksud dengan energi?” dan pertanyaan lanjutan “energi apa saja yang kalian ketahui?”. Guru menyampaikan bahwa pada pembelajaran hari ini siswa juga akan belajar kembali bersama sepasang sahabat anjing dan bebek dengan lanjutan cerita petualangan tokoh keliling dunia. Guru juga menyampaikan bahwa hari ini siswa akan belajar tentang manfaat energi panas dan cahaya dalam kehidupan sehari-hari serta menyampaikan nilai sikap yang akan dinilai adalah sikap saling menghargai. Kegiatan inti dimulai dengan para tokoh binatang yang menyapa para murid. Guru menyampaikan judul cerita fabel yang akan dibacakan. Siswa siap menyimak cerita yang disampaikan guru mengenai petualangan tokoh hewan ke negara Thailand. Negara Thailand dikenal sebagai lumbung padi Asia yang memanfaatkan banyak energi matahari baik itu energi panas maupun energi cahaya. Siswa mendengarkan materi mengenai enegi cahaya dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari yang disampaikan oleh guru menggunakan tokoh hewan dan menanggapi ucapan hewan ketika diminta untuk menjawab atau melakukan sesuatu. Salah satu siswa maju ke depan kelas untuk membantu guru melakukan demonstrasi manfaat energi cahaya. Siswa tersebut diminta untuk menutup seluruh kepalanya dengan kain hitam dan mencoba membaca kertas bertuliskan “energi cahaya dan manfaatnya” yang ditempel di bagian dalam kain. Kemudian guru memberikan senter yang dapat membantunya untuk melihat dan akhinya bisa membaca tulisan tersebut. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai percobaan ini. Kemudain guru kembali melanjutkan cerita fabel mengenai enegi panas dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Setelah cerita selesai, siswa dibagi ke dalam kelompok secara berpasangan dengan teman sebangkunya. Setiap kelompok dibagikan 2 potongan kecil tisu basah untuk kelompok lain ada yang menggunakan bahan kapas, kain tebal, kain tipis, dan kertas. Siswa mendengarkan petunjuk melakukan kegiatan yang disampaikan guru. Siswa diajak untuk membuat dugaan sementara mengenai bahan manakah yang akan lebih cepat kering dan bahan yang dijemur di luar atau dijemur di dalam yang akan lebih cepat kering. Satu siswa diminta untuk duduk di kelas dan mengamati perubahan bahan basah tersebut, dan satunya keluar kelas selama 1 menit untuk meletakkan bahan basah di bawah sinar matahari. Setelah waktu habis, siswa yang berada di luar kembali masuk ke kelas dan duduk bersama teman kelompoknya. Siswa dan guru membahas hasil pengamatan siswa dan diketahui bahwa bahan yang diletakkan diluar ruangan akan lebih cepat kering dibandingkan yang diletakkan di dalam ruangan karena manfaat energi panas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal penting di buku PS IPA. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang berjumlah 3-4 orang berdasarkan tempat duduk depan-belakang. Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru dengan berdiskusi kelompok. Contoh hasil lembar kerja siswa yang digunakan dalam pertemuan pertama siklus II dapat dilihat pada Lampiran 6.2. Setelah waktu habis, perwakilan siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan di meja guru. Siswa dan guru membahas soal LKS yang dianggap sulit bagi siswa. Kemudian guru melakukan peneguhan materi mengenai perbedaan antara energi panas dan energi cahaya karena masih ada beberapa siswa yang belum paham. Aktivitas yang dilakukan pada kegiatan penutup adalah merangkum apa yang sudah dipelajari secara lisan dan melakukan refleksi bersama mengenai hal baru apa yang didapatkan dari pembelajaran hari ini. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan tugas kepada siswa untuk menemukan 4 benda yan ada di rumah yang dapat menghasilkan energi cahaya atau panas yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh salah satu siswa. Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2017 dengan alokasi waktu 2 JP 2x35 menit. Materi yang disampaikan pada pertemuan kedua adalah manfaat energi gerak dan bunyi dalam kehidupan sehari-hari. Guru melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru masuk dengan mengucapkan salam dan dibalas oleh semua siswa. Kemudian guru dan siswa berdoa bersama yang dipimpin oleh siswa yang bertugas hari itu. Guru melakukan presensi untuk mengetahui jumlah siswa yang hadir. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan kedua siklus II ini sebanyak 24 siswa dari 27 siswa secara total. Ada dua orang siswa yang tidak masuk karena sakit dan ada satu yang ijin karena urusan keluarga. Guru menyampaikan bahwa hari ini siswa akan belajar mengenai manfaat energi gerak dan energi bunyi bagi kehidupan sehari-hari dan siswa segera menyiapkan buku pelajaran dan alat tulis mereka. Sebagai apresepsi guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa seperti “apa kalian masih ingat apa saja manfaat energi panas?” dan pertanyaan lanjutan “selain energi panas dan energi cahaya, energi apa lagi yang kalian ketahui?”. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan bahwa hari ini siswa akan melanjutkan cerita fabel dan berpetualangan ke negeri lain. Kegiatan inti diawali dengan sangat menarik. Guru membawa sebuah globe dan menggunakannya sebagai alat untuk bercerita saat tokoh Bebek dan Anjing mengarungi samudera dan berhenti di balahan dunia bagian Eropa. Tokoh hewan berada di negara Belanda, yaitu negara yang dikenal sebagai negara kincir angin. Siswa melihat video tentang kincir angin lalu melakukan tanya jawab bersama dengan tokoh mengenai isi dari video tersebut. Kemudian siswa menyimak percakapan antar tokoh yang membahas materi mengenai manfaat energi gerak bagi kehidupan sehari-hari. Guru meminta tiga orang siswa untuk maju ke depan kelas untuk melakukan percobaan. Sementara guru memberikan instruksi apa yang harus dilakukan oleh siswa yang ada di depan, peneliti membantu membawakan alat musik dan memberikannya pada siswa. Setiap siswa minta maju secara tertib untuk mencoba membunyikan alat musik. Melalui tokoh hewan, guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai percobaan itu. Guru kemudian membawa gendang buatan dan meletakannya di depan kelas. Gendang tersebut terbuat dari ember plastik, plastik tebal dan potongan kertas kecil-kecil. Siswa mengamati gendang sambil menyimak penjelasan guru mengenai bagaimana bunyi bisa terjadi. Siswa mengamati video singkat mengenai manfaat energi bunyi. Siswa dan tokoh binatang melakukan tanya jawab mengenai materi manfaat energi bunyi bagi kehidupan sehari-hari. Guru memberikan waktu untuk siswa mencatat hal penting yang ada di papan tulis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang masing-masing berjumlah 4 orang berdasarkan tempat duduknya. Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa dengan berdiskusi bersama teman sekelompoknya. Setelah waktu habis, perwakilan siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan di meja guru. Guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru memberikan penguatan materi dan membahas soal di Lembar Kerja Siswa yang dianggap sulit bagi siswa. Aktivitas yang dilakukan pada kegiatan penutup adalah merangkum apa yang sudah dipelajari secara lisan dan melakukan refleksi bersama mengenai keuntungan apa yang didapatkan jika melakukan pekerjaan dengan bekerjasama. Dengan bekerjasama manusia dapat menghasilkan hal yang maksimal, misalnya pembuatan kincir air dan permainan orkestra musik. Kemudian pelajaran diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa. c. Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti dan dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Observasi dilakukan dengan bantuan lembar observasi dan kamera handphone. Observasi dilakukan untuk melihat sejauh mana tingkat motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk mencatat hal-hal penting selama proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam refleksi. Hasil observasi pertemuan pertama siklus II diketahui bahwa siswa masih sangat tertarik untuk belajar bersama dengan para tokoh binatang. Anak-anak bahkan masih mengingat nama-nama tokoh dan beberapa karakter tokoh pendukung yang ada pada cerita fabel di siklus I. Pada pertemuan pertama siklus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI II siswa terlihat sangat antusias, hal ini terlihat ketika guru mengatakan bahwa ia membutuhkan satu anak untuk maju ke depan hampir semua siswa mengangkat tangannya. Selain praktek demonstrasi oleh siswa, guru juga guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan secara langsung sehingga setiap siswa merasakan pengalaman belajar yang sama. Namun guru sedikit kesulitan untuk mengondisikan anak yang mengamati bahan di luar ruangan sehingga membutuhkan bantuan pengamat untuk mengingatkan agar anak memilih tempat yang dekat dengan kelas untuk mengamati. Siswa juga lebih antusias saat melakukan tanya jawab karena guru menggunakan tokoh hewan yang bercakap-cakap dan memilih siswa secara spontan untuk menjawab pertanyaan. Hasil observasi pertemuan kedua siklus II adalah siswa terlihat sangat tertarik ketika guru menggunakan globe untuk mendukung jalannya cerita. Saat melakukan tanya jawab guru masih menggunakan tokoh sebagai perantara yang siap bertanya secara acak kepada siswa yang duduk di depan hingga belakang. Hal ini juga dilakukan guru secara spontan saat siswa mulai terpecah konsentrasinya. Pada pertemuan kedua ini guru hanya menggunakan percobaan demonstrasi yang dilakukan secara langsung oleh siswa. Guru menggunakan cara siapa yang lebih dahulu angkat tangan untuk memilih siswa yang maju sehingga tetap membuat semua siswa bersemangat. Ada satu siswa yang awalnya tertawa malu dan kurang percaya diri ketika diminta untuk maju. Namun setelah didukung oleh guru yang mengatakan bahwa teman-teman menunggu dia membunyikan alat musik ia menjadi lebih percaya diri. Praktek alat musik ini bahkan menyebabkan lelucon spontan bagi anak-anak. Namun, anak-anak yang ada di depan kelas terus menerus bermain dengan alat musik dan mulai menganggu suasana belajar. Guru lalu mengambil alat musik tersebut secara baik-baik dan mempersilahkan mereka untuk kembali duduk dengan mengucapkan terimakasih sebelumnya. d. Refleksi Refleksi yang dilakukan peneliti adalah mengevaluasi dari kegiatan di siklus II pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Membandingkan sejauh mana peningkatan motivasi dan hasil belajar antara kondisi setelah siklus I dengan kondisi setelah siklus II. Secara umum pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan rancangan pembelajaran dan berjalan lancar. Pada siklus II, baik peneliti maupun guru berusaha untuk membenahi kekurangan yang ada pada siklus I. Pada siklus I waktu lebih banyak dihabiskan untuk percobaan dan diskusi sehingga kegiatan siswa menuliskan materi di buku catatan belum muncul, pada siklus II ini kegiatan menuliskan hal penting di buku catatan sudah ada. Pada siklus I ruang gerak guru masih terbatas pada depan kelas saja, lalu pada siklus II ini guru mencoba lebih interaktif dengan seluruh siswa. Pada siklus I ada hal yang cukup memakan waktu yaitu siswa yang diperbolehkan memilih tempat diskusi, pada siklus II ini guru membagi kelompok berdasarkan tempat duduknya. Untuk meningkatkan motivasi guru juga sudah menambahkan globe dan video pembelajaran yang menarik untuk mendukung cerita. Pada siklus II juga terdapat kegiatan percobaan yang dilakukan oleh siswa secara langsung. Guru juga lebih sering memberikan apresiasi pada setiap hal yang dikerjakan siswa seperti setelah menjawab, setelah bertanya, dan setelah mengerjakan tugas. Namun dalam pelaksanaan siklus II ini peneliti juga mengalami beberapa kendala, yaitu ketika siswa melakukan pengamatan di luar ruangan. Ada beberapa siswa yang memilih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tempat terlalu jauh, sehingga ketika diminta untuk kembali ke kelas guru cukup kesusahan. Selain itu juga terjadi ketidaktepatan waktu pada pertemuan kedua, yaitu melakukan percobaan energi bunyi yang membutuhkan waktu cukup banyak menyebabkan video pendukung mengenai energi bunyi hanya ditampilkan sekilas. Hasil rata-rata skor motivasi belajar setelah diberikan tindakan pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I yaitu dari 74,9 menjadi 82,9. Persentase siswa dengan motivasi tinggi juga mengalami peningkatan 63 menjadi 87,3. Hasil tersebut didapatkan dari kuisioner motivasi yang diisi oleh siswa. Rata-rata hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 75,8 menjadi 76,8. Persentase siswa yang lulus KKM juga mengalami peningkatan 55,6 menjadi 62,5. Hasil ketercapaian siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Ketercapaian Siklus II Indikator Siklus I Target Siklus II Keterangan Motivasi Siswa memiliki keinginan untuk belajar 88,9 80 89,6 Tercapai Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar 83,3 80 89,6 Tercapai Siswa memiliki semangat selama pembelajaran 67,9 75 79,2 Tercapai Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 74,1 77 79,2 Tercapai Adanya penghargaan dalam pembelajaran 57,4 70 76,0 Tercapai Adanya lingkungan belajar yang kondusif 81,5 80 84,7 Tercapai Rata-rata skor motivasi seluruh siswa 74,9 80 82,9 Tercapai Persentase siswa dengan motivasi tinggi 63 75 87,5 Tercapai Indikator Siklus I Target Siklus II Keterangan Hasil Belajar Rata-rata nilai kelas 75,8 75 76,8 Tercapai Persentase siswa yang lulus KKM 70 55,6 60 62.5 Tercapai Tabel 4.2 menunjukkan bahwa ada semua indikator motivasi belajar, rata-rata motivasi belajar, persentase siswa dengan motivasi tinggi, rata-rata nilai kelas dan persentase siswa yang lulus KKM sudah mencapai target yang ditentukan. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk memberhentikan penelitian di siklus II.

B. Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar ipa menggunakan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada siswa kelas IV B SD Kanisius Sengkan tahun pelajaran 2015/2016.

0 0 278

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA menggunakan media pembelajaran berbasis TIK pada siswa kelas IV SD Karitas Nandan tahun pelajaran 2016/2017.

0 1 177

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA menggunakan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru I tahun pelajaran 2015/2016.

0 0 299

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar menggunakan media pembelajaran berbasis IT pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016.

0 2 302

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Kanisius Condongcatur menggunakan media visual tahun ajaran 2012/2013.

0 2 347

Peningkatan motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas III SD Kanisius Kintelan dengan metode demonstrasi.

0 1 252

Peningkatan motivasi dan hasil belajar IPA menggunakan fabel aesop pada kelas II.1 di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta

0 0 357

Peningkatan motivasi dan hasil belajar IPA menggunakan fabel aesop pada siswa kelas IV di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta

0 2 296

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA menggunakan media pembelajaran berbasis TIK pada siswa kelas IV SD Karitas Nandan tahun pelajaran 2016 2017

0 1 175

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS CONDONGCATUR MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL TAHUN AJARAN 20122013

0 1 345