Pendapat lain tentang belajar juga dikemukakan oleh Gredler dalam Dimyati, 2006: 11 mengatakan bahwa belajar merupakan interaksi antara
keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan stimulus dari luar. Selain harus berupa usaha nyata, memerlukan proses, menghasilkan perubahan, dan mencapai
tujuan, belajar juga merupakan bentuk interaksi dengan lingkungan sekitar. Seorang individu sudah memiliki konsep belajar yang sederhana, kemudian ia
belajar dengan melihat, mengamati, dan mengolah data yang ada di lingkungan dan membentuk suatu pemahaman baru Keraf, 2013: 58-62. Sehingga peneliti
dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha secara sadar yang dilakukan individu untuk menghasilkan kemampuan serta mencapai tujuan
melalui pengalaman dan latihan yang didukung oleh lingkungan.
c. Pengertian Motivasi Belajar
Pengertian motivasi yang sudah peneliti simpulkan di atas adalah dorongan yang menggerakkan serta mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuan yang
dikehendakinya. Sedangkan belajar adalah suatu usaha secara sadar yang dilakukan individu untuk menghasilkan kemampuan melalui pengalaman dan
latihan yang didukung oleh lingkungan. Pendapat mengenai pengertian motivasi belajar disampaikan oleh Djamarah 2011: 200 yang mengatakan bahwa motivasi
belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Siswa belajar dapat didorong oleh kesadaran dari dalam diri sendiri. Kesadaran tersebut
dapat berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Pendapat lain mengatakan bahwa motivasi belajar adalah kekuatan mental dalam diri seseorang
yang mendorong terjadinya belajar Dimyati, 2006: 80. Ada pula yang menambahkan bahwa dorongan tersebut memberikan arah pada kegiatan belajar
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai Sardiman, 2011: 75. Berdasarkan berbagai pendapat para ahli serta dari pengertian motivasi
dan belajar yang sudah penulis simpulkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang menggerakkan serta mengarahkan
seseorang untuk melakukan kegiatan belajar agar mencapai tujuan yang dikehendaki.
d. Pentingnya Motivasi Belajar
Motivasi dalam belajar sangat penting dan memiliki banyak fungsi bagi siswa dan bagi guru selama proses belajar. Peneliti menggabungkan dua pendapat
mengenai fungsi motivasi yang dikemukakan oleh Djamarah 2011: 156-158 dan Hamalik dalam Kompri, 2015: 5. Kedua pendapat ini sama-sama memiliki tiga
poin yang sama secara garis besar, sehingga peneliti menggunakan semua poin sebagai landasan mengenai fungsi motivasi belajar pada penelitian ini. Fungsi
motivasi dalam belajar akan diuraikan dalam tiga fungsi. Fungsi yang pertama adalah motivasi sebagai pendorong perbuatan. Mulanya seorang siswa tidak
memiliki keinginan belajar, tetapi kemudian rasa ingin tahunya muncul karena ada hal yang ingin ia ketahui. Rasa ingin tahu tersebut mendorong siswa untuk belajar
dalam rangka mencari tahu. Motivasi ini berfungsi sebagai pendorong sehingga mempengaruhi sikap belajar seorang siswa. Maka penting bagi seorang guru
untuk memberikan apresepsi dan motivasi di awal pembelajaran agar mendorong rasa ingin tahu para siswa.
Fungsi motivasi yang kedua adalah motivasi sebagai penggerak perbuatan. Maksudnya adalah besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya
suatu pekerjaan. Dorongan psikologis dalam diri anak yang sangat kuat akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempengaruhi gerakan psikomotornya. Sebagai contoh seorang siswa mempunyai tugas rumah yang harus diselesaikan. Karena siswa tersebut ingin
mendapatkan nilai yang maksimal, maka ia mengerjakan dengan segenap jiwa raga dan tugas pun selesai dengan lebih cepat dibandingkan siswa yang tidak
termotivasi. Fungsi motivasi yang ketiga adalah motivasi sebagai pengarah perbuatan. Siswa yang memiliki motivasi dapat menyeleksi mana hal yang harus
dilakukan dan mana yang harus diabaikan terlebih dahulu. Sebagai contoh siswa yang ingin memperbaiki nilai mata pelajara IPA akan berusaha belajar dengan
dengan giat dan penuh konsentrasi untuk mencapai tujuannya. Sehingga ia akan menghindari hal-hal yang mengganggu pikirannya.
Selain kedua pendapat tersebut, Dimyati 2006: 85 juga menjabarkan lima hal mengenai pentingnya motivasi belajar bagi siswa sebagai berikut: 1
Menyadarkan posisi seorang siswa dalam awal belajar, proses dan hasil akhir. Sebagai contoh seorang siswa pada mulanya belajar suatu bab dan temannya
mendapatkan nilai lebih baik pada saat evaluasi, siswa tersebut sadar akan kedudukannya dalam arti pemahaman belajar dan ia terdorong untuk membaca
ulang bab yang sudah dibacanya tadi. 2 Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya. Sebagai contoh ketika
siswa melihat usaha belajar seorang teman memadai, maka ia akan berusaha setekun temannya yang berusaha dan berhasil. 3 Mengarahkan kegiatan belajar.
Setelah diketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius dan malah sering bersenda gurau dengan teman, ia akan mengubah perilaku belajarnya. 4
Membesarkan semangat belajar. Sebagai contoh siswa tertarik akan suatu materi dan penyampaian guru, maka ia akan berusaha memperhatikan. 5 Menyadarkan
tentang adanya perjalanan belajar. Jika siswa telah sadar bahwa belajar, bermain,
bekerja dan istirahat haruslah bergerak berkesinambungan, maka ia tahu apa yang
harus dilakukannya agar berhasil. Lima hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi yang bersumber dari
kesadaran siswa memberikan kontribusi besar dalam berhasilnya usaha belajar. Selain penting bagi siswa, motivasi belajar juga penting bagi guru. Pentingnya
motivasi belajar bagi guru adalah sebagai berikut. 1 Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa sampai berhasil dan
mempertahankan semangat siswa dapat membantu proses pembelajaran di dalam kelas. 2 Guru dapat menggunakan macam-macam staregi dalam belajar jika ia
sudah mengetahui berbagai macam motivasi belajar yang dimiliki siswanya. 3 Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih perannya di dalam kelas,
seperti penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat dan pemberi hadiah yang sudah disesuaikan dengan perilaku siswa di kelasnya. 4 Memberi
peluang guru untuk membuat rekayasa pedagogis. Tantangan profesional guru terletak pada mengubah siswa yang tidak termotivasi menjadi semangat belajar.
Pendapat Dimyati ini sebenarnya juga tersirat tiga fungsi yang telah disebutkan sebelumnya, perbedannya ada pada dua poin tambahan yaitu
menambah semangat belajar dan menginfomasikan kekuatan belajar. Dari ketiga pendapat di atas, semakin diketahui bahwa motivasi dalam pembelajaran tidak
hanya memiliki fungsi bagi siswa tetapi juga memiliki manfaat bagi guru. Sehingga diharapkan agar selalu ada motivasi belajar dalam setiap pembelajaran.
e. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar