128
Pembangkitan Tenaga Listrik
Pada saluran listrik yang terbuka, baik tegangan rendah maupun tegangan tinggi, penyambungan atau pencabangan umumnya dilakukan
dengan klem khusus. Klem ini ada yang menggunakan cara pengikatan dengan mur dan baut, ada pula yang menggunakan cara penjepitan
dengan tekanan yang dalam bahasa Inggris disebut compression joint.
Dalam instalasi listrik banyak digunakan peralatan terutama konduktor yang dibuat dari tembaga maupun dari aluminium, tetapi tembaga lebih
berat daripada aluminium, begitu pula harganya umumnya lebih mahal daripada aluminium. Oleh karena itu, tidak dapat dihindarkan terjadinya
pertemuan penyambungan konduktor atau terminal alat yang terbuat dari tembaga dengan konduktor yang terbuat dari aluminium. Titik temu atau
titik sambung antara tembaga dengan aluminium harus diperhatikan secara khusus karena bila disambung tanpa alat khusus, sambungan ini
akan mengalami korosi dan akhimya menimbulkan gangguan. Penyambungan ini harus dilakukan dengan menggunakan klem khusus
yang disebut klem bimetal. Di jaringan tegangan rendah, penyambungan konduktor tembaga dengan konduktor aluminium sering dilakukan
dengan menggunakan klem aluminium yang ditutup dengan tutup gemuk grease pencegah korosi, kemudian ditutup dengan tutup plastik untuk
mencegah gemuk tersebut hilang akibat siraman air hujan.
T. Perkembangan Isolasi Kabel
1. Kabel Tegangan Rendah. Dalam pusat listrik terdapat kabel tegangan rendah untuk menyalurkan
daya dan kabel tegangan rendah untuk keperluan pengawatan sekunder dan untuk keperluan kontrol.
Kabel tegangan rendah untuk penyaluran daya ada yang mempunyai luas penampang konduktor 2,5 mm
2
terbuat dari tembaga sampai luas penampang 150 mm
2
terbuat dari tembaga ataupun aluminium di mana yang mempunyai penampang 2,5 mm
2
digunakan untuk keperluan lampu penerangan sedangkan yang mempunyai luas penampang di atas 10
mm
2
terbuat dari tembaga digunakan untuk motor-motor listrik. Kabel aluminium dengan penampang sampai 150 mm
2
umumnya digunakan sebagai kabel sisi tegangan rendah transformator pemakaian sendiri.
Semua kabel penyalur daya, terutama, yang melalui tempat terbuka, harus diperhitungkan terhadap tekanan mekanis dan bila perlu diletakkan
dalam saluran kabel cable duct atau dalam pipa. Hal ini perlu untuk memperkecil risiko kebakaran karena, hubung singkat.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Instalasi Listrik pada Pusat Pembangkit Listrik
129 Kabel tegangan rendah untuk pengawatan sekunder dan kontrol
umumnya dipasang dalam panel yang terlindung dan dalam saluran kabel, tidak melalui tempat terbuka. Berdasarkan pertimbangan tersebut
di atas, maka isolasi kabel daya berbeda dengan isolasi kabel pengawatan sekunder maupun kabel kontrol.
Dalam perkembangannya, isolasi kabel tegangan rendah dimulai dengan isolasi yang terbuat dari karet. Sekarang banyak digunakan karet buatan
atau campuran karet alam dengan bahan kimia tertentu yang disebut isolasi tipe protodur. Untuk kabel daya harus ada lapisan penguat,
terutama jika dipasang di dalam rumah, lapisan penguat ini biasanya lapisan PVC Poly Vynil Chlorida dan pelat baja.
2. Kabel tegangan tinggi. Kabel tegangan tinggi di atas I kV yang umumnya dipasang dalam
tanah, pada mulanya menggunakan isolasi kertas yang diresapi minyak oil impregnated. Untuk tegangan di atas 70 kV, digunakan minyak
bertekanan sebagai isolasi.
Dalam perkembangannya, banyak digunakan isolasi cross link
polyethylene yang dalam praktik sering disebut sebagai isolasi XLPE. Kabel dengan isolasi XLPE sekarang telah bisa mencapai tegangan
operasi 400 W. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemakaian kabel berisolasi XLPE adalah isolasi XLPE tidak tahan air dan sinar matahari.
Oleh karena, itu, kabel berisolasi XLPE perlu dilapisi isolasi PVC yang kedap air sebagai pelindung luarnya. Di samping itu, isolasi XLPE tidak
tahan tegangan searah sebesar nilai nominal tegangan bolak-baliknya.
Dengan penggunaan kabel berisolasi XLPE, proses penyambungan kabel menjadi lebih mudah dibandingkan proses penyambungan kabel
berisolasi kertas dengan resapan minyak maupun dengan kabel berisolasi minyak bertekanan.
Ada 4 macam teknik penyambungan kabel berisolasi XLPE, yaitu: Teknik Moulding.
Kabel yang akan disambung secara mekanik dihubungkan terlebih dahulu dalam kotak sambung. Kemudian dua cairan calon isolasi
dimasukkan ke dalam kotak sambung. Dua cairan setelah bercampur dalam kotak sambung akan mengeras menjadi isolasi.
Teknik Premolded. Isolasi yang akan dipasang dalam kotak sambung telah dicetak terlebih
dahulu. Kemudian penyambungan konduktor kabel dilakukan dalam kotak sambung dengan menuruti alur yang telah dibuat oleh isolasi
tersebut di atas.
Di unduh dari : Bukupaket.com
130
Pembangkitan Tenaga Listrik
Teknik panas sempit heat shrink. Isolasi berupa bahan tipis dan fleksibel diselongsongkan pada
konduktor kabel yang akan disambung. Selongsong isolasi ini kemudian dipanasi dan setelah selesai pemanasan akan menyempit
lalu mencuram konduktor kabel bersangkutan. Kemudian sambungan konduktor kabel diletakkan dalam kotak sambungan yang kedap air dan
kotak sambung ini berfungsi juga sebagai pelindung mekanis.
Teknik Slip-on. Konduktor kabel yang akan disambung dimasukkan ke dalam bahan
isolasi yang berlubang sesuai dengan ukuran konduktor kabel, melalui proses slip-on dimasukkan secara paksa sehingga terjadi sambungan
yang kedap air. Kotak sambung berfungsi melindungi air, merendam sambungan, dan melindungi sambungan ini terhadap tekanan mekanis.
Keempat teknik tersebut di atas dapat diterapkan pada pemasangan kotak ujung kabel, yang berfungsi sebagai terminasi kabel.
Kotak sambung maupun kotak ujung terminasi kabel berisolasi XLPE harus kedap air dan juga harus melindungi isolasi XLPE tersebut dari
sinar matahari. Air dan sinar matahari dapat menimbulkan karbonisasi pada isolasi XLPE ini yang dalam bahasa Inggris disebut treeing effect,
yaitu timbulnya jalur-jalur berwama hitam karbon dalam bahan isolasi XLPE.
Kabel untuk pengawatan sekunder maupun untuk keperluan kontrol umumnya menggunakan isolasi protodur atau PVC, dan kabel ini
sebaiknya diberi macam-macam warna untuk memudahkan identifikasinya yang berkaitan dengan fungsi kabel tersebut; misalnya
kabel untuk tegangan digunakan kabel yang berwama hijau, dan kabel untuk arus digunakan yang berwama merah.
Jika suhu ruangan tempat kabel akan dipasang, baik kabel untuk daya maupun kabel pengawatan sekunder dan kontrol, relatif tinggi
misalnya di atas 50 C, maka perlu diperhatikan spesifikasi kabel yang
akan dipasang berkaitan dengan suhu tersebut. Bila perlu, gunakanlah kabel khusus yang tahan api.
Gambar II.111 menunjukkan berbagai macam kabel, baik untuk penyalur daya maupun untuk pengawatan sekunder dan kontrol.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Instalasi Listrik pada Pusat Pembangkit Listrik
131
Berbeda dengan kabel yang digunakan pada jaringan distribusi, kabel penyalur daya pada pusat listrik umumnya kabel satu fasa dan isolasinya
dilindungi dengan lapisan PVC saja dan tidak perlu dilindungi pelat baja steel armouring. Hal ini dapat dilakukan karena di pusat listrik kabel
diletakkan dalam saluran kabel yang secara mekanis telah melindungi kabel bersangkutan terhadap benturan mekanis. Pemilihan kabel satu
fasa adalah dari pertimbangan fleksibilitas pemasangan, karena jalannya kabel dalam pusat listrik dan dari generator ke rel banyak melalui
tikungan bahkan pada tempat-tempat tertentu perlu dimasukkan ke dalam pipa sebagai pelindung mekanisnya di bagian luar saluran kabel.
Pada jaringan distribusi yang ditanam dalam tanah, kabel yang tidak banyak melalui tikungan tajam, sehingga ditanam langsung dalam tanah,
tanpa saluran dan karenanya kabel yang cocok dipakai adalah kabel tiga fasa tetapi dengan pelindung mekanis berupa pelat baja selain lapisan
PVC yang kedap air.
Keadaan ini dapat mengganggu seluruh sistem, terutam a jika menyangkut generator yang besar dayanya bagi sistem. Selain itu,
keadaan asinkron akan menimbulkan pemanasan yang berlebihan pada Gambar II.111
Berbagai macam kabel, baik untuk penyalur daya maupun untuk pengawatan sekunder dan kontrol
Di unduh dari : Bukupaket.com
132
Pembangkitan Tenaga Listrik
rotor generator sinkron sebagai akibat timbulnya arus pusar yang berlebihan yang merupakan hasil induksi medan putar stator yang tidak
sinkron terhadap rotor.
Karena keadaan asinkron tidak dikehendaki, maka lanjutan dari busur lingkaran BC dipatahkan menjadi lengkung CD.
Besar tekanan gas hidrogen, makin besar efek pendinginannya sehingga dapat digunakan arus penguat yang lebih besar. Hal ini ditunjukkan oleh
lengkung yang memungkinkan pembangkitan daya reaktif yang lebih besar.
U. Generator Asinkron