Pengawatan Bagian Sekunder INSTALASI LISTRIK

122 Pembangkitan Tenaga Listrik transformator pemakaian sendiri bila lebih dari 1 pada pusat pembangkit listrik. Spesifikasi PMT harus memperhatikan besarnya arus hubung singkat yang harus diputusnya dan juga harus memperhitungkan kemampuan thermis-nya dalam arti berapa lama PMT dapat dilalui oleh arus hubung singkat yang harus diputusnya. Hal ini berkaitan dengan penyetelan waktu tunda time delay relai.

R. Pengawatan Bagian Sekunder

Pengawatan sekunder menggambarkan sirkuit listrik yang ada di sisi sekunder transformator arus dan transformator tegangan di sisi tegangan rendah. Arus dan tegangan yang berasal dari transformator arus dan transformator tegangan selain digunakan untuk pengukuran juga digunakan untuk mengoperasikan relai untuk guna keperluan proteksi. Relai kemudian menutup kontak-kontak dalam sirkuit arus searah dari baterai aki untuk men-trip PMT dan menyalakan lampu indikator serta membunyikan alarm. Gambar II.109 menggambarkan pengawatan sekunder dari suatu penyulang saluran keluar yang diproteksi oleh relai arus lebih dan relai gangguan hubung tanah. Keterangan: Transformator Arus; TT = Transformator Tegangan; PMT = Pemutus Tenaga; OCR = Relai Arus Lebih; GFR = Relai Gangguan Tanah; TC = Trip Coil; CC = Closing Coil; MA = Magnetic Alarm ; ---- = hubungan mekanis; K3 dan K9 normally open. Gambar II.109 Pengawatan Sekunder dari Suatu Penyulang yang diproteksi Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Hubung Tanah Di unduh dari : Bukupaket.com Instalasi Listrik pada Pusat Pembangkit Listrik 123 Apabila ada gangguan arus lebih, maka relai OCR bekerja dan menutup kontak K I sehingga trip coil TC bekerja men-trip PMT. Apabila timbul gangguan hubung tanah, di mana relai GFR bekerja dan menutup kontak K 2 . Kontak K 3 digunakan untuk men-trip PMT secara manual melalui pemberian arus ke trip coil TC. Kontak K 9 digunakan untuk memasukkan PMT melalui pemberian arus ke closing coil CC. Apabila PMT masuk, maka mekanisme PMT akan menutup kontak K 4 untuk memungkinkan trip coil TC bekerja dan menutup kontak K 5 untuk menyalakan lampu merah yang merupakan sinyal bahwa PMT masuk. Apabila PMT trip, maka keadaan kontak-kontak karena adanya hubungan mekanis dengan PMT menjadi: x Kontak K4 membuka untuk menghentikanmemutus arus yang lewat trip coil TC agar trip coil tidak terbakar. x Kontak K 5 membuka untuk mematikan lampu merah. x Kontak K 6 menutup untuk menyalakan lampu hijau yang merupakan sinyal bahwa PMT terbuka. x Kontak K 7 menutup untuk memungkinkan closing coil CC bekerja apabila kontak K 9 ditekan. Kontak K8 menutup untuk membunyikan alarm sebagai tanda bahwa PMT trip. Kontak K8 harus dapat direset, artinya dapat dibuka secara mekanis tanpa mengganggu kedudukan kontak lainnya dan setelah direset untuk mematikan alarm, posisinya harus siap bekerja kembali apabila PMT trip lagi. Kontak reset terdiri dari poros dan dua buah batang penggerak. Batang penggerak I digerakkan oleh tombol sedangkan batang penggerak 2 digerakkan oleh magnetic alarm MA yang dihubungkan seri dengan Closing Coil CC. Setiap batang penggerak mempunyai tonjolan yang akan menyeret tonjolan. Tonjolan a dan c diseret oleh tonjolan batang penggerak 1. Tonjolan b dan d diseret oleh tonjolan batang penggerak 2. Uraian ini menggambarkan fungsi batang-batang penggerak, yaitu: Batang penggerak 1 berfungsi menutup Kontak K10 agar siap membunyikan alarm bersamaan dengan pemasukkan PMT oleh closing coil CC magnetic alarm MA yang menggerakkan batang penggerak 1 dihubungkan seri dengan closing coil CC Batang penggerak 2 berfungsi membuka Kontak K 10 dan digerakkan oleh tombol reset secara manual untuk memberhentikan alarm setelah PMT mengalami trip ataupun dibuka secara manual. Secara fisik kontak-kontak K 4 , K 5 , K 6 , K 7 , dan K 8 merupakan kontak-kontak bantu PMT yang letaknya pada PMT tersebut. Sedangkan kontak-kontak lain letaknya pada panel yang cukup jauh bisa mencapai jarak beberapa puluh meter dari PMT. Oleh karena itu, kabel untuk pengawatan sekunder juga cukup panjang dan berkelok-kelok. Di unduh dari : Bukupaket.com 124 Pembangkitan Tenaga Listrik Untuk mencegah terjadinya salah penyambungan, maka kabel pengawatan sekunder diberi nomor dan harus ada gambar pengawatan sekunder yang jelas. Gambar pengawatan sekunder sangat diperlukan untuk melakukan pemasangan dan pengujian relai dan PMT. Kumparan TC dan kumparan CC terletak pada PMT. Sedangkan kumparan MA berada dalam panel. Dari uraian di atas tampak bahwa keandalan pasokan arus searah sangat menentukan keberhasilan sistem proteksi. Kegagalan sistem proteksi sangat berbahaya karena arus hubung singkat yang terjadi sewaktu gangguan tidak diputus oleh PMT sehingga dapat timbul pemanasan yang berlebihan pada peralatan yang dilalui hubung singkat yang besar ini. Akibatnya alat-alat ini bisa meleleh, bahkan PMT bisa meledak dan menimbulkan kebakaran. Gambar II.110 Prinsip kerja kontak reset Keandalan pasokan arus searah tidak semata-mata tergantung kepada kondisi baterai aki saja, tapi juga kondisi pengawatan sekunder yang dilalui arus searah. Tidak boleh ada kontak yang lepas dan juga tidak Di unduh dari : Bukupaket.com Instalasi Listrik pada Pusat Pembangkit Listrik 125 boleh ada hubung singkat. Karena hubung singkat kebanyakan dimulai dengan terjadinya hubung tanah terlebih dulu dan instalasi baterai aki sebaiknya ditanahkan. Dengan pentanahan ini diharapkan agar gangguan hubung tanah pada sirkuit arus searah dapat dideteksi oleh relai gangguan hubung tanah G atau oleh sekring lebur. Dalam praktik, pengawatan sekunder untuk arus searah dilaksanakan dengan menggunakan kabel yang menempel pada dinding panel kontrol atau panel proteksi. Pada panel yang sama mungkin juga ditempelkan pengawatan sekunder arus bolak-balik 380220 V, misal untuk keperluan penerangan. Dalam hal demikian perlu pengawasan ekstra, jangan sampai tegangan bolak- balik yang melalui kebocoran isolasi menempel pada dinding panel akhirnya masuk ke sistem tegangan searah yang akhirnya dapat merusak baterai aki.

S. Cara Pemeliharaan