Masalah Operasi pada Pusat-Pusat Listrik
175 dengan ion hidrogen, sementara anionnya tertinggal dalam air ketel
dengan bentuk, misalnya asam sulfat H2SO4, asam klorida HCI, dan lain- lain. Bila air ketel kemudian dilewatkan dalam vacum deaerator untuk
mengurangi 02 dan C02 kemudian dilewatkan lagi dalam proses penukar anion, maka asam-asam yang tertinggal dalam larutan akan dihilangkan
dan menghasilkan air yang mungkin lebih murni dari air destilasi.
7. Kadar oksigen 02 juga harus dibatasi karena 02 merusak ketel maupun turbin pada suhu di atas 200
C. Hal ini dilakukan dalam deaerator di mana air pengisi ketel disemprotkan menjadi butir-butir kecil
dan dalam arah berlawanan ke atas disemprotkan uap panas yang akan menangkap OT.
Segala endapan yang terjadi pada proses pengolahan air pengisi ketel ini harus dibuang melalui proses blow down dari air drum ketel dan harus
memenuhi syarat lingkungan.
Makin tinggi tekanan uap ketel, makin tinggi kemungkinan terjadi scaling. Begitu pula acuan ini mengajukan nilai pH air pengisi ketel sebaiknya
antara 10 dan ll.
Penggunaan air murni hasil destilasi dalam desalinization plant sangat membantu pengolahan air pengisi ketel jika dibandingkan dengan
penggunaan air sumur yang mengandung banyak macam zat.
PLTU yang menggunakan bahan bakar batubara menghasilkan 2 macam abu:
x Abu dari bagian bawah ruang bakar, bentuknya besar, bisa dijadikan bahan lapisan pengeras jalan.
x Abu cerobong yang ditangkap oleh electrostatic precipitator, bisa dipakai sebagai bahan campuran beton.
Dari uraian di atas tampak bahwa abu yang merupakan limbah PLTU batubara dapat diproses sehingga menjadi produk tambahan.
8. Instalasi Pengolah Air Ketel
Adanya blow down air dari drum ketel untuk membuang bahan-bahan kimia.menyebabkan perlu adanya suplisi air ketel. Suplai air ini bisa
berasal dari Perusahaan Air Minum PAM.
Air dari PAM walaupun layak minum bagi manusia belum tentu memenuhi syarat sebagai air ketel.
Di unduh dari : Bukupaket.com
176
Pembangkitan Tenaga Listrik
Sumur, yang dibuat dengan bor tanah. Air sumur ini umumnya membawa banyak mineral yang ada di dalam tanah seperti silika dan kalsium.
Mineral-mineral ini bisa merusak ketel sehingga harus dibuang.
9. Air Laut yang Disuling Didestilasi
Penyulingan air laut ini dilakukan dalam destalination plant, di mana air laut diuapkan kemudian diembunkan kembali. Air hasil sulingan ini
kemungkinan mengandung gas Cl
2
dan NaCI yang sangat berbahaya bagi ketel, turbin dan bagian bagian lain dari instalasi PLTU. Oleh
karenanya harus dihindarkan keberadaannya dalam air ketel. Dibanding dengan air yang berasal dari sumber-sumber tersebut di atas,
air sungai atau air dari danau relatif paling banyak mengandung kotoran dan zat-zat yang tidak diinginkan sehingga proses pembersihannya
paling sukar.
Instalasi pengolah air ketel berfungsi untuk membersihkan air yang berasal dari sumber-sumber tersebut agar memenuhi syarat sebagai air
ketel dalam arti tidak akan merusak.
Proses fisik dilakukan dengan melewatkan air pengisi ketel melalui saringan-saringan untuk menyaring kotoran-kotoran yang dikandung air
ketel tersebut. Kadang-kadang air ketel ini perlu ditekan agar bisa melalui ruangan yang kerapatannya tertentu, sesuai dengan kondisi air ketel
yang akan disaring.
Pada penggunaan air sungai dan air danau seringkali diperlukan klorinasi penyuntikan dengan gas C
12
untuk membunuh binatang-binatang yang ada dalam air tersebut, agar terjadi pengumpulan binatang-binatang
bersarang dalam instalasi pengolah air ketel. Dalam proses ini bisa terjadi gumpalan yang perlu diendapkan dengan bantuan bahan kimia
tertentu. Setelah gumpalan mengendap, kemudian endapan dibuang secara mekanis, sehingga didapat air yang jernih.
Air yang telah dijernihkan ini maupun air yang telah jernih yang berasal dari PAM, sumur, atau dari penyulingan air laut, kemudian perlu
dilunakkan dengan proses kimia. Reaksi kimia ini menimbulkan berbagai endapan yang harus disaring oleh saringan filter. Proses pemurnian
pendahuluan, langkah berikutnya adalah langkah demineralisasi, yaitu suatu proses kimia untuk menghilangkan mineral-mineral yang masih
terdapat dalam air ketel. Dalam proses demineralisasi ini dilakukan pengambilan mineral-mineral yang masih ada dalam air ketel melalui
pertukaran ion. Untuk ini digunakan 2 macam resin yaitu resin kation dan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Masalah Operasi pada Pusat-Pusat Listrik
177 resin anion. Resin kation mempunyai ion positif hidrogen H2 yang
ditempelkan pada polimer yang bermuatan negatif Ion-ion hidrogen positif ini dimaksudkan untuk menangkap kation dari kalsium, magnesium dan
natrium. Berbeda dengan resin kation, resin anion mem punyai ion negatif hidroksida yang ditempelkan pada polimer positif. Ion hidroksida negatif
ini digunakan untuk menangkap ion-ion positif dari suffat klorida dan karbonat.
Cation dan anion yang sudah kotof dengan ion-ion negatif dan ion-ion positif ini bisa dibersihkan diregenerasi dengan melalukan asam pada
resin kation dan basa pada resin anion.
Kation yang telah banyak menangkap banyak ion-ion negatif dan kalsium, magnesium dan natrium sehingga terbentuk basa CaOH
21
, MgOH
2
dan NaOH
2
. Kotoran berupa basa ini bisa dibersihkan dengan menggunakan larutan asam misalnya H
2
SO
4
. Anion yang kotor mengandung banyak asam H
2
SO
4
, HCI, dan H
2
CO
3
. Untuk membersihkan kotoran ini bisa digunakan larutan basa misalnya NaOH.
Mineral-mineral yang ada dalam air ketel secara bertahap dibersihkan. Dekarbonator berfungsi mengeluarkan C0
2
yang larut dalam air ketel dengan cara meniupkan udara ke arah atas dalam aliran air yang
mengalir ke bawah, sehingga gas C0
2
yang larut dalam air tertiup keluar. Secara fisik proses ini berlangsung seperti Gambar III.28 berlangsung
dalam tangki-tangki baja disertai dengan pompa-pompa penggerak air dan ditambahkan dengan saringan-saringan.
Gambar III.28
Rangkaian proses demineralisasi
Di unduh dari : Bukupaket.com
178
Pembangkitan Tenaga Listrik
Air yang keluar dari instalasi demineralisasi masih mengandung gas-gas oksigen dan amoniak. Untuk mengeluarkan gas-gas ini, air ketel yang
keluar dari instalasi demineralisasi dialirkan ke deaerator. Gambar III.29 menunjukkan rangkaian air ketel uap.
Aliran Air dan Uap
Gambar III.29
Rangkaian air ketel uap
Gambar III.30
Rangkaian Air Ketel Uap
Dalam deaerator air disemprotkan melalui sprinkle sehingga menjadi butir-butir kecil yang kemudian jatuh mengalir di atas pelat baja, terus ke
bawah dan akhirnya keluar. Di sisi lain, uap panas dimasukkan dan mengalir ke atas, bertentangan dengan arah aliran-aliran air. Proses ini
dimaksudkan memperluas dan menipiskan permukaan aliran air sehingga
Di unduh dari : Bukupaket.com
Masalah Operasi pada Pusat-Pusat Listrik
179 menjadi seluas mungkin. Dengan proses ini gas oksigen yang ada dalam
air ketel diharapkan keluar dan tertiup keluar bersama uap panas. Keberadaan gas oksigen dalam air ketel sangat tidak diharapkan karena
sifatnya yang korosif. Gas C02 di sebagian besar sudah keluar dalam dekarbonizer. Pembuangan gas deaerator berlangsung efektif pada nilai
pH rendah mulai kira-kira 8,3 dan pada nilai pH = 4,3 pembuangan bisa 100. Sedangkan untuk gas amonia NH
3
adalah mulai pH = 7,0 dan bisa 100 pada pH = 11,0.
Setelah keluar dari instalasi pengolah air ketel, sebelum masuk economizer, air ketel masih diberi zat kimia hydrazin untuk mencegah
terjadinya korosi dengan dinding pipa ketel mengingat suhunya sesudah economizer bisa mencapai 200
C. Dari uraian dalam sub bab ini, tampak bahwa pengolahan air ketel secara
garis besar terdiri dari: a. Proses fisikmekanis berupa penyaringan melalui saringan yang terjadi
dalam saringan. Ada proses penyaringan yang menggunakan fenomena osmosa pada membran yang dikombinasi dengan tekanan.
b. Proses reaksi kimia seperti yang diuraikan sedangkan proses kimia yang tejadi seperti diuraikan dalam pasal ini merupakan proses kimia
elektro, yaitu pertukaran ion yang terjadi dalam instalasi demineralisasi.
c. Proses pelepasan gas secara fisik, yang terjadi dalam deaerator kadang-kadang dipakai juga alat pelepas gas degasfier dalam bentuk
yang berbeda.
Kualitas air ketel perlu dijaga secara kontinu karena kualitas air ketel yang tidak memenuhi syarat akan merusak peralatan PLTU yang
dilaluinya baik ketika berbentuk cair air maupun ketika berbentuk uap.
10. Pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Perak