208
Pembangkitan Tenaga Listrik
PLTN pada dasarnya sama dengan PLTU hanya saja ruang bakar PLTU diganti dengan reaktor nuklir yang menghasilkan panas kalor. Dalam
reaktor nuklir, terjadi proses fission fisi, di mana bahan bakar nuklir uranium U-235 mengalami fission menjadi unsur-unsur lain. Pada proses
fission ini, timbul panas yang digunakan untuk menghasilkan uap lihat Gambar III.50.
Proses fission adalah proses di mana suatu unsur diuraikan menjadi unsur-unsur lain yang jumlah massanya lebih kecil daripada massa
uranium-235 yang diuraikan. Selisih massa ini ada massa yang hilang adalah massa yang berubah menjadi energi panas kalor dalam reaktor
nuklir sesuai dengan rumus E = MC2 . Inti uranium-235 ditembak dengan neutron sehingga pecah menjadi inti xenon dan inti strontium,
selain itu terjadi pula pelepasan neutron dari inti uranium-235 yang ditembak tersebut.
Ada 2 macam reaktor nuklir:
1. Reaktor
Thermal Fission
Dalam reaktor ini, neutron bebas yang terjadi karena proses fission, sebagian besar energinya diubah menjadi panas oleh moderator yang
berfungsi mengurangi kecepatan neutron yang memancar. Moderator bisa juga berfungsi sebagai pendingin.
2. Reaktor Fast Breeder
Dalam reaktor ini, neutron yang memancar tidak dihambat dikurangi kecepatannya sehingga tidak banyak energi neutron yang diubah menjadi
panas. Tetapi neutron-neutron ini kemudian menghasilkan plutonium Pu-239 dan uranium U-238. Dalam praktik, uranium alami terdiri dari
99,3 U-238. Plutonium yang didapat bisa digunakan sebagai bahan fission. Ditinjau dari teknik memindahkan kalori yang dihasilkan reaktor
nuklir ke sirkuit uap PLTU, ada 4 macam PLTN:
a. PUN dengan Air Bertekanan Pressurized Water Reactor PWR. Di sini, perpindahan kalori dilakukan dengan menggunakan air yang
bertekanan Gambar III.50. b. PLTN dengan Air Mendidih Boiling Water Reactor BWR. Di sini,
perpindahan kalori dilakukan dengan menggunakan air mendidih yang bercampur uap Gambar III.52.
c. PLTN dengan Pendinginan Gas Gas Cooled Reactor GCR. Seperti pada PUN dengan air bertekanan, namun air diganti dengan gas.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Masalah Operasi pada Pusat-Pusat Listrik
209 d. PUN dengan Air Berat Pressurezed Heavy Water Reactor PHWR.
Seperti pada PUN dengan air bertekanan, namun air diganti dengan air berat D20 Deutorium Oksigen.
Gambar III. 50
Skema prinsip kerja PLTN KU: Ketel Uap, TU: Turbin Uap, Kd: Kondensor, P: Pompa, R: Reaktor Nuklir
Gambar III. 51
Proses Emulsion pada Reaktor Nuklir
Di unduh dari : Bukupaket.com
210
Pembangkitan Tenaga Listrik
Dalam operasi PLTN, bebannya sebaiknya konstan, karena perubahan beban PLTN memerlukan perub proses fission yang tidak mudah
dilakukan.
Dari segi lingkungan, perlu perhatian khusus terhadap kebocoran reaktor nuklir yang pancaran sinar radio aktif yang membahayakan keselamatan
manusia. Selain itu, perlu pemikiran tempat pembuangan limbah nuklir. Karena adanya bahaya terhadap lingkungan seperti tersebut di dalam
perkembangannya banyak tuntutan di negara maju yang menghendaki agar PLTN ditutup.
H. Unit Pembangkit Khusus