Operasi dan Pemeliharaan Pusat Listrik Tenaga Diesel PLTD

202 Pembangkitan Tenaga Listrik Dalam pembangkitan tenaga listrik yang menggunakan mesin diesel, putaran mesin diesel harus konstan agar frekuensi yang didapat dari generator selalu konstan 50 Hz atau 60 Hz sehingga untuk pengaturan daya keluar dari generator, yang dapat diatur hanya nilai BMER Pengaturan nilai BMEP ini dilakukan dengan mengatur pemberian bahan bakar yang harus diikuti oleh pengaturan pemberian udara. Hal ini disebabkan bahan bakar memerlukan udara untuk pembakaran. Terlalu banyak udara atau terlalu sedikit udara untuk pembakaran menyebabkan pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin diesel menjadi tidak efisien. Masalahnya, dalam mesin diesel yang putarannya konstan, perubahan pemberian bahan bakar tidak dapat diikuti oleh perubahan pemberian udara pembakaran secara seimbang sehingga nilai efisiensi maupun nilai BMEP tidak konstan sebagai fungsi beban. Oleh karena itu, unit pembangkit diesel sebaiknya dioperasikan dengan beban konstan yang menghasilkan efisiensi maksimum, yaitu pada kira- kira beban 80. Dalam perkembangan mesin diesel, pembuat pabrik berusaha membuat mesin diesel dengan daya sebesar mungkin tetapi dimensinya sekecil mungkin sehingga dicapai ongkos pembuatan yang serendah mungkin, agar dapat bersaing dalam pasar. Untuk melaksanakan hal ini, para pembuat mesin diesel berusaha menaikkan nilai BMEP dan nilai n. Usaha lainnya adalah menambah jumlah silinder. Dalam praktek mesin diesel paling banyak mempunyai 16 buah silinder.

3. Operasi dan Pemeliharaan

Umumnya semua unit pembangkit diesel dapat di-start tanpa memerlukan sumber tenaga listrik dari luar dapat melakukan black start. Men-start mesin diesel dengan daya di bawah 50 kW dapat dilakukan dengan tangan melalui engkol. Untuk daya di atas 50 kW sampai kira-kira 100 kW, umumnya distart dengan menggunakan baterai aki. Sedangkan untuk mesin diesel dengan daya di atas 100 kW, umumnya digunakan udara tekan. Dari segi pemeliharaan dan perbaikan, unit pembangkit diesel tergolong unit yang banyak menimbulkan masalah, kbususnya yang menyangkut mesin dieselnya. Hal ini disebabkan karena banyaknya bagian-bagian yang bergerak dan bergesek satu sama lain sehingga menjadi aus dan memerlukan penggantian secara periodik. Untuk itu, diperlukan manajemen pemeliharaan beserta penyediaan suku cadang yang teratur dan dicampur dengan bahan bakar yang telah dikabulkan oleh pengabut. Campuran ini kemudian meledak pada akhir langkah kompresi dan menghasilkan daya dorong torak pada langkah tenaga. Di unduh dari : Bukupaket.com Masalah Operasi pada Pusat-Pusat Listrik 203 Penggunaan turbocharger bersama intercooler dimaksudkan untuk mendapatkan berat udara yang sebesar mungkin untuk volume silinder tertentu, sehingga bisa membakar meledakkan bahan bakar sebanyak mungkin sehingga didapat gas hasil pembakaran dengan tekanan yang setinggi mungkin, yang berarti dicapai nilai BMEP yang setinggi mungkin. Tekanan gas hasil pembakaran yang mendorong torak piston tidak konstan besarnya, nilai maksimum terjadi sewaktu torak ada pada posisi paling atas titik mati atas, kemudian menurun dengan menurunnya torak dalam silinder, menurut hukum ekspansi adiabatis. Nilai rata-rata dari tekanan gas pembakaran ini yang diukur pada poros mesin diesel melalui sistem rem brake disebut brake mean effective pressure BMEP dari mesin diesel tersebut. Gambar III. 44 PLTD Sungai Raya Pontianak Kalimantan Barat 4x8 MW di mana pondasi mesin berada di atas permukaan tanah dan jumlah silinder 16 dalam susunan V Di unduh dari : Bukupaket.com 204 Pembangkitan Tenaga Listrik a b c Prinsip kerja pompa pengatur injeksi BBM yang ditunjukkan pada Gambar III.46 dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada posisi 1 plunyer belum menekan BBM. Posisi 2 plunyer menekan BBM ke pengabut karena lubang ke tangki telah ditutup oleh dinding plunyer. Posisi 3, plunyer berhenti menekan dinding BBM gembos. BBM dapat menyelinap kembali ke tangki melalui alun tegak pada plunyer terus ke lubang yang sekarang telah terbuka akibat adanya alur miring pada dinding plunyer. Gambar III. 45 Kurva Efisiensi Unit Pembangkit Diesel Gambar III. 46 Pompa pengatur injeksi BBM a Posisi 1, b Posisi 2, c Posisi 3 Di unduh dari : Bukupaket.com Masalah Operasi pada Pusat-Pusat Listrik 205 Plunyer bergerak dalam arah ke atas dan ke bawah. Pengaturan banyaknya BBM yang dipompakan ke arah pengabut diatur dengan mengatur besarnya langkah efektif dari plunyer yaitu: besarnya diatur dengan memutar plunyer pada sumbunya. Kalau dilihat dari atas: Plunyer diputar : nilai p naik, BBM bertambah, daya mesin diesel naik Plunyer diputar : nilai p turun, BBM berkurang, daya mesin diesel turun Gerak dilakukan oleh bubungan cam Gerak diatur oleh fuel rack yang digerakkan oleh governor Keterangan S = Saringan Udara;, K = Kompresor; T = Turbin Gas; LC = Intercooler; P = Poros Gambar III.47 Turbocharger Bersama Intercooler Di unduh dari : Bukupaket.com 206 Pembangkitan Tenaga Listrik b b Pada unit PLTD, karena frekuensi yang dihasilkan generator nilainya harus konstan, maka putarannya juga harus konstan. Pengaturan daya hanya bisa dilakukan dengan mengatur banyaknya bahan bakar yang disemprotkan ke dalam oleh pompa plunyer Gambar III.46. Jika dalam pengaturan daya ini dilakukan penambahan bahan bakar dengan cara menarik fuel rack tekanan sehingga langkah efektif dari pompa plunyer bertambah, maka dengan bertambahnya bahan bakar yang disemprotkan ke dalam silinder tekanan gas hasil pembakaran naik dan daya yang dihasilkan mesin diesel naik. Kenaikan tekanan gas pembakaran ini akan diikuti dengan kenaikan tekanan gas buang yang selanjutnya menyebabkan turbocharger yang digerakkan oleh gas buang akan naik kecepatan putarannya sehingga tekanan udara jadi juga berat udara yang dihasilkan turbocharger juga akan naik. Hal ini diperlukan untuk mengimbangi penambahan bahan bakar yang dibakar diledakkan dalam silinder. Perubahan jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke dalam silinder yang kemudian diikuti dengan perubahan tekanan berat udara pembakaran yang dihasilkan, oleh turbocharger, tidak berlangsung proporsional. Hal ini menyebabkan karakteristik efisiensi terhadap beban unit pembangkit nilainya tidak konstan seperti ditunjukkan oleh Gambar III.45. Efisiensi unit pembangkit tergantung kepada efisiensi pembakaran yang terjadi dalam silinder. Sedangkan proses pembakaran dalam silinder akan paling efisien jika perbandingan berat bahan bakar dan berat udara mencapai angka tertentu sehingga seluruh bahan bakar Gambar III.48 Gambar potongan dan rotor turbocharger buatan MAN a Kompresor b Turbin gas Di unduh dari : Bukupaket.com Masalah Operasi pada Pusat-Pusat Listrik 207 terbakar meledak habis dengan tepat, tidak terjadi kekurangan atau kelebihan udara. Kondisi ini tercapai pada titik efisiensi maksimum. Perkembangan lain dalam rangka menaikkan kemampuan mesin diesel tanpa mengubah dimensinya adalah dengan menaikkan jumlah putarannya per menit rpm. Saat ini untuk frekuensi 50 Hertz sudah ada unit PLTD dengan jumlah putaran 1500 rpm. Makin tinggi nilai rpm-nya makin pendek umur ekonomis unit PLTD. Unit PLTD dengan jumlah putaran 1500 rpm sebaiknya tidak dioperasikan kontinu, melainkan sebagai unit cadangan atau unit beban puncak. Unit PLTD dengan nilai rpm yang tinggi membutuhkan teknologi yang tinggi bagi bantalan- bantalannya dan bagi cincin toraknya piston ring. Memperbesar kemampuan mesin diesel dengan cara memperbesar dimensinya dilakukan dengan memperbesar diameter silinder serta, memperbanyak jumlah silinder yang disusun dalam susunan V. Susunan V ini bisa mencapai 16 silinder. Mesin diesel bisa juga menggunakan bahan bakar gas. Apabila digunakan bahan bakar gas pengabut dan pompa bahan bakarnya perlu diganti. Pada umumnya apabila dipakai gas alam, daya yang dihasilkan mesin diesel turun dibandingkan apabila memakai BBM, bisa sampai menjadi 80 tergantung nilai kalori dari gas yang dipakai. Mesin diesel bisa pula didesain untuk menggunakan BBM dan gas dual fuel. a b

G. Pusat Listrik Tenaga Nuklir PLTN