Masalah Operasi pada Pusat-Pusat Listrik
229
Persoalan proteksi katodik juga timbul pada instalasi pemasukan air pendingin water intake PLTU maupun PLTD dan juga di dermaga
tempat pembongkaran bahan bakar.
Pada pipa yang panjang dan ditanam dalam tanah serta mengalirkan air masalah efek elektrolisis seperti tersebut diatas bisa juga tejadi,
mengingat suhu dan situasi kimia di sepanjang pipa tidak sama sehingga bisa timbul beda potensial listrik antara bagian-bagian pipa.
P adalah pelat pelindung katodik. Suhu t
2
t
1
dapat terjadi apabila aliran air pendingin atau karena posisi tiang yang berbeda terhadap sinar
matahari.
M. Pemadam Kebakaran
Bahaya kebakaran pada pusat-pusat listrik termis relatif besar, karena adanya bahan bakar dalam jumlah besar yang mudah terbakar.
Kebakaran pada dasarnya adalah suatu reaksi kimia dengan oksigen O
2
. Kebakaran hanya bisa terjadi kalau:
1. Ada bahan yang bisa terbakar fuel 2. Tercapai suhu yang cukup tinggi, yaitu suhu titik nyala dari bahan yang
akan terbakar ignition source. 3. Ada oksigen yang cukup untuk terjadinya kebakaran oxygen.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran, maka tiga unsur tersebut di atas yang sering disebut segitiga bahaya hazard triangel harus dicegah
agar tidak timbul secara bersamaan.
Apabila sampai terjadi kebakaran, maka alat pemadam kebakaran umumnya berfungsi menghilangkan unsur b dan unsur c. Menghilangkan
unsur b, yaitu suhu yang tinggi, dilakukan dengan cara menyemprotkan air.
Sedangkan untuk menghilangkan oksigen, dapat dilakukan dengan cara, menyemprotkan serbuk kimia yang akan mengisolir mengurung api
terhadap oksigen, atau dapat juga dilakukan dengan menyemprotkan gas CO
2
untuk mengusir oksigen yang bertemu dengan api. Pada pusat-pusat listrik, umunmya dipasang instalasi pemadam
kebakaran yang akan menyemprotkan air atau menyemprotkan gas CO
2 +
Di unduh dari : Bukupaket.com
230
Pembangkitan Tenaga Listrik
yang tergantung pada jenis bahan yang menimbulkan kebakaran. Apabila kebakaran ditimbulkan oleh cairan yang mudah terbakar bensin, minyak,
dan lain-lain.
Air tidak dapat digunakan karena pembanjiran tempat kebakaran dengan air akan menyebarkan cairan yang sedang terbakar tersebut sehingga api
makin meluas.
Bentuk kebakaran seperti ini kebakaran kelas B yang terbaik adalah pemadam kimiawi kering bubuk disusul oleh C0
2
. Apabila kebakaran terjadi pada bagian-bagian listrik yang bertegangan kebakaran keluar Q
air tidak juga dapat digunakan karena air dapat menghantar listrik; pada keadaan ini pun C0
2
dan pemadam kimiawi kering bubuk adalah pemadam yang terbaik. Untuk kedua jenis kebakaran ini, pemadam
kimiawi kering bubuk adalah yang terbaik karena di samping
menyelungkupi nyala api agar tidak berkontak dengan oksigen udara; penyelungkupan ini juga melindungi petugas pemadam dari radiasi panas
nyala api.
Melakukan langkah-langkah untuk mencegah kebakaran adalah lebih baik daripada memadamkan kebakaran yang sudah terjadi. Langkah-
langkah pencegahan ini antara, lain adalah: 1. Menjauhkan bahan yang mudah terbakar, misalnya bahan bakar dari
suhu yang tinggi. Tangki bahan bakar minyak atau minyak pelumas, terutama apabila ditaruh di tempat yang tinggi harus diperhatikan agar
bocorannya atau luapannya tidak menyentuh atau mengenai sesuatu yang bersuhu tinggi, niisalnya pipa gas buang atau pipa uap.
2. Timbunan batu bara harus secara teratur dibalik dan disemprot air untuk mencegah terjadinya penyalaan sendiri self ignition.
3. Dilarang keras merokok di sekitar instalasi bahan bakar, terutama instalasi bahan bakar gas.
4. Kontak-kontak dan sambungan listrik harus tertutup rapat pada instalasi bahan bakar.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Masalah Operasi pada Pusat-Pusat Listrik
231
5. Dilarang keras melakukan pekerjaan las pada instalasi bahan bakar yang belum dikosongkan.
6. Instalasi bahan bakar harus dilindungi terhadap sambaran petir. 7. Alat-alat proteksi dari instalasi listrik perlu diuji secara periodik agar
pasti berfungsi apabila terjadi gangguan hubung singkat sehingga tidak timbul kebakaran.
Personil pusat listrik harus secara periodik dilatih memadamkan kebakaran sehingga jika sampai terjadi kebakaran, kebakaran tersebut
dapat segera dipadamkan.
Alat-alat pendeteksi terjadinya kebakaran harus diuji secara periodik sehingga terjadinya kebakaran dapat diketahui sedini mungkin.
Selain instalasi pemadam kebakaran yang terpasang pada bangunan, harus tersedia pula alat-alat pemadam kebakaran yang mobile yang
dapat dipindahkan ke tempat yang memerlukannya setiap saat.
N. Beberapa Spesifikasi Bahan Bakar