memiliki kesempatan untuk memancing siswa agar secara aktif ikut terlibat dalam materi yang seadng dibahas.
Berdasarkan pengertian LKS di atas, maka guru perlu cermat dalam penyusunan LKS untuk siswa yang lebih memperhatikan keaktifan belajarnya. LKS yang
disusun harus berdasarkan kompetensi dasar yang hendak dicapai. Dengan demikian guru harus selalu menyusun LKS sebagai bahan ajar yang lebih ringkas
dan sarana siswa dalam penugasan,supaya siswa banyak berlatih.
5. Sejarah Kurikulum
Indonesia telah mengalami pergantian kurikulum sebanyak 9 kali sampai kini pada tahun 2014. Trianto 2009 menjabarkan pergantian kurikulum sejak
orde lama hingga tahun 2014 saat ini. Pendidikan dimulai dengan adanya kurikulum pada tahun 1947 yang awal mulanya belum disebut kurikulum namun
masih dengan nama “Rencana Pelajaran 1947” pada tahun 1950 kurikulum tersebut baru diterapkan yang berorientsi pendidikan dan pengajarannya ditujukan
untuk kepentingan kolonis Belanda. Pada pembelajarannya hanya memuat 2 mata pelajaran.
Pergantian kurikulum
kedua
dilakukan pada tahun 1952 yang setiap mata pelajaran diajarkan oleh satu orang guru dan silabus untuk mata pelajarannya.
Selanjutnya pergantian kurikulum
ketiga
pada orde baru tahun 1968 yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat sosialis Indonesia, membentuk manusia
pancasila sejati, namun materi pelajarannya sekedar teoritis tidak mengaitkan hal- hal faktual di lingkungan.
Keempat,
kurikulum berubah menjadi kurukulum 1975
yang terdiri dari 7 unsur pokok yaitu dasar, tujuan, dan prisip; struktur program kurikulum; GBPP Garis Besar Pokok Pembelajaran; sistem penyajian; sistem
penilaian; sistem bimbingan dan penyuluhan; pedoman supervisi dan administrasi. Pada tahun 1984 kurikulum berganti
kelima
kalinya, pada tahun ini kurikulum menyempurnakan kurikulum 1957. Kurikulum ini mengusus
process skills approach
yang memposisikan siswa pada subyek belajar. Pergantian kurikulum di akhir orde baru yang
keenam
pada tahun 1994, yang mematok pendidikan wajib 9 tahun SD dan SMP. Kurikulum ini memberlakukan muatan local serta
penyempurnaan tiga kemampuan dasar, membaca, menulis, dan menghitung yang fungsional.
Memasuki masa reformasi kurikulum kembali berganti kembali pada tahun 2004, ini memasuki pergantian kurikulum
ketujuh.
Kurikulum yang menekankan kepada pengembangan kemampuan melakukan kompetensi yang dikenal dengan
Kurikulum Berrbasis Kompetensi KBK. Pada kurikulum ini lahir metode pembelajaran PAKEM dan CTL, serta penilaian memadukan keseimbangan
kognitif, psikomotorik, dan afektif dengan penenekanan penilaian berbasis kelas. Pergantian kurikulum yang
kedelapan
pada tahun 2006 dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Tujuan pada pendidikan dasar
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahaun, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiridan mengikuti pendidikan lanjut. Hingga pada
pergantian untuk yang
kesembilan
kalinya, kurikulum berganti menjadi kurikulum 2013.
Pendidikan di Indonesia dengan berpedoman pada kurikulum yang telah berganti sebanyak sembilan kali, membuat Indonesia lebih mengejar
ketertinggalan dari masa penjajahan ke era orde lama, orde baru, masa reformasi, dan kini menjadi kurikulum 2013. Melihat pergantian kurikulum, terdapat
beberapa tahapan
yang semakin
berkembang pada
pembelajarannya. Berkembangnya mata pelajaran, metode pembelajaran, hingga ketetapan-
ketetapan yang berlaku membuat pemerintah semakin mencari alternatif yang terbaik dari evaluasi kurikulum yang pernah diterapkan. Kini kurikulum 2013
sedang berlangsung dengan proses dan kebijakan pemerintah yang selalu dikembangkan menjadi kurikulum yang baik, supaya proses berjalannya
kurikulum 2013 mengalami keberhasialan.
6. Kurikulum 2013