Belajar Teori Belajar Kajian Pustaka

17

BAB II LANDSAN TEORI

Pada landasan teori ini akan menguraikan tentang 1 kajian pustaka, 2 teori-teori yang mendukung, 3 hasil penelitian yang relevan 4 kerangka berpikir.

A. Kajian Pustaka

Pada kajian pustaka akan dijelaskan teori yang terkait dalam penelitian ini, seperti 1 belajar, 2 teori belajar konstruktivisme, 3 kurikulum, 4 desain pembelajaran, 5 sejarah kurikulum, 6 kurikulum 2013, 7 pembagian materi, 8 pendidikan karakter, 9 permainan tradisional.

1. Belajar

Belajar merupakan salah satu proses yang dialami oleh setiap orang tanpa memandang usia, kegiatan tersebut merupakan suatu upaya untuk membentuk perubahan dalam diri setiap orang. Pengertian belajar yang dikemukakan oleh Singer 1968 dalam Nara Siregar, 2011: 4 yaitu “ belajar sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap yang disebabkan praktik atau pengalaman yang sampai dalam situasi tertentu ”. Sedangkan pengertian belajar yang sama dikemukakan oleh Gagne 1977 belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilakn dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuandirencanakan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Suyono Hariyanto, 2011: 8 Pada pengertian belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Lima aspek tersebut adalah 1 Bertambahnya jumlah pengetahuan, 2 Adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi, 3 Ada penerapan pengetahuan, 4 Menyimpulkan makna, 5 Menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas, dan adanya perubahan sebagai pribadi. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan kognitif dan keterampilan psikomotorik maupun yang menyangkut nilai dan sikap afektif Nara Siregar, 2011: 4. Kesimpulan dari penjelasan diatas membuktikan bahwa kegiatan belajar mempengaruhi perubahan pada setiap orang, baik pada segi penegetahuannya yang berkembang juga sikap perilaku yang menandakan perubahan seseorang berdasarkan pengetahuannya.

2. Teori Belajar

Belajar memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap orang untuk memperoleh pengalaman. Akar-akar timbulnya suatu pembelajaran dilandasi dengan sebuah teori yang menyatakan cara atau proses belajar itu berlangsung. Teori yang mendukung dengan penelitian ini yakni teori konstruktivisme, teori tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: a Teori belajar konstruktivisme Schunk 2012 mengemukakan bahwa teori belajar konstruktivisme akan membentuk pemahaman belajar siswa berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dan keterampilan yang dikembangkannya sendiri. Asumsi utama dari konstruktivisme adalah “ manusia merupakan siswa aktif yang mengembangkan pengetahuan bagi diri mereka sendiri ” Schunk,2012 : 323. Teori belajar konstruktivisme dikemukakan oleh para ahli yakni Vygotsky dan Jhon Piaget . Piaget mengungkapkan bahwa dalam perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman yang terjadi di lingkungan sekitarnya terjadi ketika anak membangun struktur kognitifnya. Piaget dalam Suyono 2011: 107 mengungkapkan bahwa “ perkembangan anak bermakna membangun struktur kognitifnya atau peta mentalnya untuk memahami dan menanggapi pengalaman fisik dalam lingkungan di sekelilingnya . ” Untuk menanggapi pengalaman fisik dalam lingkungan di sekelilingnya agar anak mampu berkembang pada tahapan pembelajaran, anak diberi suatu kegiatan. Hal ini harus diperhatikan oleh guru untuk mampu membaca keadaan siswanya dalam tahap pembelajaran anak pada usia dini, penggunaan permainan dalam pembelajaran sangat berperan penting. Seperti yang telah dikatakan oleh Suryono dan Hariyanto 2012 yang beranggapan bahwa dengan mencermati peran penting konsep yang fundamental seperti kelestarian objek-objek, serta permainan-permainan yang mendukung struktur kognitif anak dapat memunculkan pengalaman bagi anak yang tidak mudah dilupakan. Vygotsky menyatakan teori pembelajaran sebagai pembelajaran kognisi sosial sosial cognition. Pembelajaran kognisi sosial meyakini bahwa kebudayaan merupakan penentu utama bagi pengembangan individu. Berikut beberapa konsep dari teori konstruktivisme sosial yaitu: 1 siswa sebagai individu yang unik, 2 self regulated learner pengajar yang dapat mengelola diri sendiri. 3 tanggung jawab pembelajaran, 4 motivasi pembelajaran, 5 zona perkembangan, 6 peran guru sebagai fasilitator, 7 interaksi dinamik antara tugas-tugas, instruktur dan pembelajar, 8 kolaborasi antar pembelajar, 9 pemegangan kognitif, 10 proses top-down , 11 pembelajaran kooperatif sebagai implementasi konstruktivisme, 12 belajar dengan cara mengajar sebagai metode konstruktivis. Pemaparan Vygotsky sebagai ahli pada bidang sosialogi yang menekankan belajar sebagai nilai budaya yang didapat dalam kognisi sosial yang lebih mengarah pada pembentukan sikap seseorang. Penjelasan teori pembelajaran konstruktivis yang telah diungkapkan oleh Piaget dan Vygotsky mempunyai perbedaan atas dasar pemikiran secara kognitif anak dengan perkembangan yang sangat berperan melalui adanya sebuah interaksi sosial. Vygotsky dengan jelas bahwa lebih menekankan belajar sebagai ilmu budaya sedangkan Piaget lebih pada pengalaman kognisi anak. Kedua pendapat tersebut dapat saling digabungkan secara optimal untuk mengolah kegiatan belajar siswa hingga mencapai pada tahapan pemahaman yang bermakna bagi siswa.

3. Kurikulum