Pendidikan Karakter Permainan Tradisional

Pembe- lajaran Muatan Pelajaran Kegiatan Pembelajaran Permainan yang dikembangkan Kemampuan yang Dikembangkan laporan hasil gambar PB 6 1. Matematika 2. Bahasa Indonesia 3. SBdP 1. Mengenal Lingkaran sambil Bermain Bersama Teman 2. Menggambar dan Bercerita Boy-boyan Sikap: • Percaya diri, disiplin, dan bekerja sama Pengetahuan: • Mengetahui dan memahami bilangan 1-5 Keterampilan: • Mengamati dan mencoba melakukan gerakan lokomotor melalui permainan sederhana • Mencoba menggambar bentuk dari bangun datar Tabel 1.2 diatas menunjukkan pemetaan ruang lingkup yang akan dibahas dalam pembelajaran dengan mengembangkan berbagai permainan tradisional sebagai model pembelajaran. Permainan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar juga disesuaikan dengan materi pembelajaran yang harus dilaksanakan untuk mencapai indokator pembelajaran. pencapaian kemampuan belajar siswa juga terbagi atas kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013 tersebut.

8. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter telah lama terdengar di Indonesia, hal ini mengupayakan setiap orang untuk memiliki karakter yang kuat melalui pembentukkan kepribadian. Listyarti 2012:3 mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah “ upaya pembimbingan perilaku anak agar mengetahui, mencintai, dan melakukan segala kebaikan ”. Fokusnya pada tujuan – tujuan etika melalui proses apresiasi dan pembiasaan. nilai – nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter, khususnya karakter kebangsaan, yaitu: religius, jujur, toleransi, kreatif, madiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Dari nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter diatasjuga tercermin dari suatu kegiatan atau hal yang bertujuan untuk membentuk karakter. Pada anak usia dini karakter dapat dibentuk melalui interaksi dengan lingkungannya salah satunya dengan bermain. Pendidikan karakter mengarah pada suatu sikap dan moral yang harus ditanam sejak dini.

9. Permainan Tradisional

a Bermain Bermain merupakan kegiatan yang menimbulkan kenikmatan yang akan menjadi rangsangan bagi perilaku lainnya. Karena sebenarnya bermain merupakan dorongan dari dalam diri anak atau naluri. Dari bermaian muncullah suatu permaian yang dimainkan oleh anak- anak. Menurut Belka bahwa “ Permainan merupakn suatu aktivitas yang melibatkan paling sedikit dua orang dan bergerak pada suatu area tertentu ” Belka, 1994: 3. Banyak sekali jenis permainan-permainan yang dapat dimainakan oleh anak-anak dengan berbagai manfaat pula di dalam permainan tersebut. Menurut Bennet,dkk bahwa permainan memampukan anak-anak untuk mengidentifikasikan dan menyalurkan kebutuhan serta minat mereka hingga menyiapkan wawasan bagi perilaku, pembelajaran, dan perkembangan mereka Bennet, Wood, dkk. 2005:172. b Permainan Tradisional Dharmamulya, dkk 1993 mengungkapkan bahwa Permainan adalah sarana dan sekaligus wadah kegiatan pembinaan budaya. Bentuk serta wujud permainan anak-nak tradisional yang tumbuh dan berkembang di daerah pada umumnya mencerminkan kebudayaan setempat. Fungsi dari permainan sebagai pengisi waktu dan pemberi kesenangan, permainan anak juga mempunyai fungsi kultural edukatif Dharmamulya, dkk, 1993:1. 1 Unsur-unsur nilai budaya Terdapat beberapa unsur-unsur nilai budaya yang terkandung dalam permainan anak tradisional yaitu : a Rasa senang , Setiap anak pasti memiliki perasaan senang yang timbul ketika ada suatu ajakan untuk bermain. Rasa senang tersebut dapat menumbuhkan tahap pada hal-hal yang positif. b Rasa bebas , permainan yang dimainkan pada anak dapat terasa bebas dari tekanan apapun, karena sifatnya bermain dan menimbulkan keceriaan. Pada kesempatan bermain akan lebih baik dalam permainan terdapat unsure pendidikan yang dapat mengarahkan anak pada rasa bermain sambil belajar. c Rasa tentram , permainan yang dilakukan bersama dengan teman sebaya, akan lebih mudah dalam hal berinteraksi untuk bersosialisasi. Karena hal ini dapat membantu mengenal masing-masing karakter teman, membangun kerjasama bersama dalam bermasyarakat. Berbeda jika dibanding dengan anak yang dilarang bermain diluar rumah, anak akan merasa bosan dan tidak memiliki hubungan sosialisasi. d Rasa demokrasi, setiap pemain memiliki kedudukan yang sama dalam permainan, walaupun dalam anggotanya terdapat anak orang kaya, dan anak orang tidak mampu. Dalam permainan semua memiliki hak yang sama, yang mendapat kesempatan menang dari kemampuannya bermain maka ialah yang patut di akui akan kemampuannya. Tidak ada hal yang membeda-bedakan dalam permainan. Jika terdapat permasalahan dalam permainan maka setiap anggotanya lah yang berhak menyelesaikan masalah tersebut. Ini akan terlihat sikap saling terbuka dan mau mengeluarkan pendapat, dan mengarah pada hal demokrasi. e Bawang khotong, dalam permainan anak tradisional terdapat anak yang memiliki kedudukan yang berbeda dan bias anya dinamakan “bawang khotong”. Status ini diberikan untuk anak yang masih belum cukup mampu atau mahir serta memiliki umur yang masih kurang, namun anak memiliki kemauan untuk mengikuti permainan tersebut. Dan tugas pemain lain adalah melatih untuk memperkenalkan permainan namun pemain “bawang kothong” tidak boleh di berikan sangsi atau tidak ada kata kalah. f Pimpinan kelompok, anggota kelompok bermaian berhak memilih salah satu temannya untuk dijadikan pemimpin kolompok. Dan setiap peserta permainan harus memiliki sikap solidaritas dan mau menerima dan mematuhi saran dari pemimpin kelompok. g Penuh tanggung jawa, untuk mendapat kemenangan dalam permainan, harus didasari sikap jujur dan hati-hati pada setiap peserta permainan. Sehingga kemenangan yang diperoleh ialah hasil dari kerja kerasnya sendiri. Sehingga memiliki manfaat, yaitu 1 Rasa saling membantu dan saling menjaga, dalam permainan yang sifatnya berkelompok pasti setiap pemain ingin melakukan yang terbaik bagi kelompoknya. 2 Rasa patuh terhadap peraturan, secara tidak di sadari dalam permainan memiliki peraturan yang harus dipatuhi dan jika di langgar pasti akan mempertanggung jawabkan atas kesalahan. Biasanya dalam permainan yang akan menjadi pemenang ialah yang selalu patuh terhadap peraturan. 3 Melatih keseimbangan dan memperkirakan, dalam bermainan yang membutuhkan tenaga maupun berpikir akan melatih untuk berusaha menjadi pemenang. 4 Melatih cakap hitung-menghitung, secara langsung dalam permainan pasti akan melibatkan suatu perhitungan. 5 Melatih kecakapan berfikir patitis, 6 Melatih “bandel”, dalam permainan bukan berarti pemain diajarkan untuk menjadi anak yang nakal, melainkan memiliki strategi yang dapat diupayakan dalam bermain. 7 Melatih “kendel”, kendel berarti berani ketika mengadapi permainan yang sedang dilakukan. 8 Melatih mengenal lingkungan, jika permainan bersifat membutuhkan area yang luas. 9 Sifat jujur dan sportif, merupakan hal yang selalu ditekankan dalam setiap permainan. 10 Bertingkah sopan, adalah hal yang dilakukan untuk menghargai teman bermainnya. Dari berbagai teori yang telah diuraikan, peneliti menyimpulkan bahwa permainan tradisional adalah suatu bentuk kegiatanaktivitas yang dilakukan untuk menimbulkan rasa senang, tidak hanya unsur menghibur, namun memiliki unsure tradisi yang mengakar dari sebuah permainan yang memiliki nilai-nilai budaya. Permainan anak tradisional ternyata hidup terus, dan berkembang terus dalam keadaan zaman yang bagaimanapun. Oleh karena itu maka nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam permainan anak tradisional itu perlu dilestarikan sebagai usaha memperkaya dan memperlengkap daya ketahanan nasional kita dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. 2 Macam-macam permainan tradisional Terdapat banyak sekali permainan anak tradisional yang antara lain yaitu: Dakon, Mul-mulan, Macanan, Anglek, Ancak-ancak Alis, Jamuran, Gajah Talena, Gobak Sosor, Dhayoh-dhayohan, Gowokan, Boy-boyan, Pasaran, Benthik, dan masih banyak lainnya dalam Surjano, dkk 2013 Pada pembahasan ini, peneliti akan menjabarkan 4 permainan tradisional sebagai model pembelajaran yang dikembangkan. a Ular naga Penliti menelaah permainan ular naga dengan permainan tradisional sledur yang memiliki kesamaan, hanya saja berbeda nama sebutan. Jika di wilayah kabupaten Semarang masyarakat menyebutnya dengan sledur . Permainan ini merupakan jenis permainan yang menggunakan sarana utama berupa lagu dab permainan bersifat kelompok Sujarno, dkk, 2013: 66. Berikut ini gambar mengenai jalannya permainan ular naga. Gambar 2.1 Permainan Ular Naga Sumber: www. Undersky.com Gambar 2.1 yang dimainkan di waktu siang, sore maupun malam hari. Pelaksanaan permainan ular nagasedur membutuhkan tempat yang cukup luas. Alat utama dalam permainan ini hanta memanfaatkan anggpta badan yaitu kedua tangan para peserta. Dalam permainan ini para pemain menggerakkan semua anggota badan, sehingga secara tidak langsing mereka berolah raa dan menjaga kesehatannya. Secara kejiwaan mereka merasa senagn bermain bersama teman- temanya, sehingga bisa menumbuhkan ikatan persudaraan, dan rasa solidaritas pada teman- teman bermainnya. Husna 2009 menjelaskan cara bermain ular naga antara lain : i Dua orang pemain menyatukan kedua tangannya satu sama lain sehingga membentuk terowongan. ii Pemain yang lain berbaris dan berpegangan pada pinggang teman di depannya. iii Semua peserta menyanyikan lagu “Ular naga” sambil barisan pemain masuk ke dalam terowongan tangan dan mengelilingi kedua penjaga kerowongan secara bergantian. Jika lagu selesai, saat itu juga terowongan tangan akan turun dan menangkap pemain yang berada tepat dibawahnya. iv Pemain yang tertangkap harus memilih bergabung dengan penjaga terowongan sebalah kiri atau kanan, kemudian membentuk barisan baru dibelakang penjaga pilihannya. Permainan dilanjtukan hingga seluruh pemain tertangkap. v Pemain telah terbagi menjadi dua, yaitu pemain di barisan kiri dan kanan. Barisan yang berjumlah sedikit harus mengejar dan menangkap pemain paling belakang dari barisan yang berjumlah banyak. vi Pemain harus saling memegang erat-erat teman di depannya agar tidak mudah terlepas. vii Jika pemain paling belakang tersentuh oleh barisan lain maka pemain harus bergabung dengan barisan musuhnya. viii Pemenangnya adalah barisan yang paling lama bertahan dan memiliki barisan pengikut terbanyak. Berikut adalah lagu untuk mengiringi jalannya permainan “Ular Naga”. Ular naga panjangnya bukan kepalang Menjalar-jalar selalu kian kemari Umpan yang lezat, itulah yang dicari Ini dialah yang terbe...laa...kaang Fungsi dari permainan ular naga yaitu melatih kemampuan berpikir kecerdasan, serta emosinya yang kelak akan berguna dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu juga berlatih menahan amarah, meskipun pilihan salah dan kelompoknya kalah, tetapi mereka dapat menerima dengan lapang dada. Jadi, permainan ular naga dapat berguna sebagai sarana sosialisasi bagi anak untuk mengenal apa yang akan dihadapi di dalam kehidupan masyarakat kelak setelah dewasa. Terkait dengan pengembangan metode pembelajaran yang dilakukan peneliti berbasis permainan tradisional, peneliti memilih permainan Ular Naga. Penjelasan di atas menunjukkan dalam permainan dapat berguna sebagai sarana sosialisasi bagi anak, dalam pembelajaran dengan subtema Aku dan Teman Baru. Ular Naga digunakan untuk kegiatan belajar sebagai cara memperkenalkan identitas diri dan berkenalan dengan teman baru. b Dakon Permainan dakon merupakan permainan yang dimainkan dengan berpasangan, permainan ini membutuhkan kesabaran, ketelitian ketelatenan. Permainan ini telah dikenal di perkotaan, bahkan sampai di dalam keraton, karena permainan tidak membedakan golongan bagi pemainnya. Permainan dakon dilakukan oleh anak-anak putri berumur antara 6 hingga 15 tahun Sujarno, dkk. Dakon terbuat dari plastik atau kayu yang memiliki lubang yang selanjutkan menggunakan kerikil atau “kecik” biji buah sawo. Dalam dakon, lubang untuk kecik dapat diisi 6 atau 9 biji, atau kesepakatan bersama. Dalam permainan ini, tidak diiringi lagu atau musik. Permainan akan dinyatakan kalah yaitu adalah lubang yang keciknya paling sedikit dari pada lawannya. 1 Jalannya permainan dakon Sebelum bermain terlebih dahulu diadakan kesepakatan dengan pingsut untuk menentukan pemenang yang berhak bermain dahulu. Cara bermain, jika pemaian mengambil kecik pada lubang ke empat maka jumlah 6 kecik yang diambil diedarkan ke arah kanan, termasuk dimasukan pada lumbung sebagai tabungan. Kecik dimasukan satu persatu pada lubang sendiri maupun kawan. Jika berhenti dilubang yang memiliki isi, maka dialanjutkan untuk diedarkan. Permainan dianggap mati jika kecik terkahir jatuh di lubang kosong atau di lumbung. Pemenang dalam dakon adalah jika tabungan biji kecik di dalam lubangnya lebih banyak. 2 Fungsi permainan Dakon dapat dijadikan permainan dengan perhitungan yang cermat. Dakon juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang sifatnya mengenalkan perhitungan. Peneliti memilih permainan dakon karena siswa kelas I SD memerlukan pembelajaran secara konkret. Pada permainan dakon dapat dijadikan sebagai pengenalan bilangan dengan menghitung jumlah kecik pada dakon. c Gobak Sodor Gobak sodor merupakan permainan tradisional yang bersifat kelompok. Ada dua pendapat soal asal usul permainan gobak sodor yang dijelaskan Sujarno, dkk 2013 Pertama, mengatakan bahwa permainan gobak sodor dari luar negeri yaitu berasal dari bahasa asing gp back to door. Oleh karena lidah orang jasa sulit mengucapkan, maka agar lebih mudah diingat dan diucapkan akhirnya menjadi gobak sodor. Kedua bahwa permainan tersebut berasal dari dalam begeri, yang terdiri dari dua kata yaitu gobak dan sodor. “ Gobak berarti bergerak dengan bebas kemudian menjadi nggobag berarti berjalan memutar, dan sodor berarti penjaga garis sumbu atau garis sodor yang berada di tengah membelah arena permainan ” Sujarno, dkk, 2013:128. Permainan ini dilakukan di halaman yang cukup luas seperti halaman rumah atau sekolah, karena jumlah pemain gobak sodor jumlahnya banyak. Area permainan berbentuk segi panjang dengan ukuran 16 x 8 meter dan arena tersebut dibagi menjadi beberapa bujur sangkar. Berikut gambar arena permainan tradisional gobak sodor. Berikut ini gambar permainan gobak sodor. Gambar 2.2 Gambaran Permainan Gobak Sodor Setelah arena permainan dibuat, selanjtunya pemain membentuk dua kelompok dengan cara pingsut ataku undian. Jika pingsutnya menang menjadi satu kelompok sebagai pemenang, sedang yang kalah menjadi satu kelompok yang kalah. Kelompok menang akan bermain dahulu, sementara kelompok kalah harus berdiri menjadi penjaga garis dengan garis lintang dan garis bujur tengah untuk menghalangi anggota kelompok pemain yang menang agar tidak bisa masuk ke dalam arena. 1 Aturan permainan Aturan permainan dibuat agar permainan dapat berjalan dengan lancar. Adapun aturan tersebut adalah: a Penjaga boleh berherak kesana kemari tetapi tidak boleh melewati garis melintangmembujur yang dijaganya. b Kaki si penjaga tidak boleh keluar dari garis c Penjaga hanya boleh menyentuh pemain lawan dengan tangan dan tidak boleh menyakiti d Pemain yang sudah masuk tidak boleh keluar lagi e Garis tengah arena garis sodor hanta dilewati oleh sodor f Pemain jika akan masuk harus melewati garis jaga, kalau dilanggar maka dianggap mati dan terjadilah pergantian pemain. g Pemain jika tersentuh penjaga dianggap mati. h Jika ada pemain beralih kotak diperbolehkan, asal memberitahu terlebih dahulu i Kalu pemain dapat melewati penjaga sampai garis belakang, harus kembali ke depan arena melewati garis penjagaan. j Jika ada pemain yang dapat berhasil kembali ke tempat semula, kelompoknya dianggap menang dan mendapat sawah satu k Apabila ada salah satu pemain yang melanggar aturan kelompoknya dianggap mati dan berganti posisi menjadi penjaga. 2 Jalannya permainan Kelompok A sebagai kelompok pemenang dan kelompok B sebagai kelompok kalah. Kelompok A bermain harus berusaha memasuki kotak-kotak yang ada menuju ke belakang arena permainan dan berusaha untuk dapat kembali ke depan arena permainan. Dan kelompok B sebagai kelompok penjaga yang bertugas berada di garis persegi untuk menyentuh lawan mainnya agar mati. Maka dari itu pemain A harus konsentrasi dan lincah supaya tidak tersentuh musuh dan dapat melanjutkan langkah melewati garis masuk dalam bujur sangkar selanjutnya dan berhasil lolos ke arena finish. 3 Fungsi permainan Gobak sodor bermanfaat bagi perkembangan anak, baik perkembangan fisik maupun jiwa. Dengan bermain gobak sodor secara tidak sadar pemain sedang melakukan olah raga sehingga badan menjadi sehat. Anak juga belajar bertanggung jawab baik terhadap dirinya sendiri maupun kelompoknya. Permainan ini juga berfungsi sebagai hiburan bagi anak, karena membuat rasa senang. Peneliti menggunakan permainan Gobak sodor dalam pembelajaran pada penyusunan RPPH. Gobak sodor dapat mengembangkan kemampuan gerak lokomotif dengan cara berjalan dan berlari. Selain itu juga mengenalkan siswa pada bentuk garis lurus, garis lengkung, dan garis zig-zag. d Boy-boyan Permainan ini dimainkan 4 orang atau lebih dengan menggunakan alatbahan bola kasti atau bola plastik, dan beberapa keping pecahan genting. Boy-boyan dimainkan dilapangan luas, dengan cara bermain: pemain dibagi menjadi 2 grup , yaitu grup main dan grup lawan. Tugas gru maina dalah merubuhkan maenara genting-susunan keping genting-dengan menggunakan bola dari jarak tertentu. Selanjtnya, grup main haris menyusun kembali menara genting yang berserakan tersebut sambil mengindari tembakan bola dari grup lawan. Jika ada pemain yang terkena tembakan bola dari grup lawan maka ia gurur. Sementara itu, grup lawan harus saling bekerjasama menembakkan bola agar smua orang di grup main gugur dan gagal menyusun kembali menara genting Husna, 2009:5. Metode pembelajaran terakhir yang dikembangkan dalam penyusunan RPPH yaitu permainan Boy-boyan. Permainan boy-boyan sebagai metode pembelajaran yang memperkenalkan siswa pada bentuk bangun datar seperti lingkaran dan persegi empat. Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi bentuk bangun datar serta tetap memperhatikan peraturan permainan Boy-boyan.

B. Hasil Penlitian yang Relevan