baru.  Pada  tahun  ketiga  hingga  kesepuluh,  Elsari  akan  meningkatkan  target penjualan  Elsari  menjadi  50  cangkir  per  hari.  Penambahan  target  penjualan  ini
karena produk dianggap telah cukup dikenal oleh konsumen. Harga jual kopi ialah Rp  10.000,00  per  cangkir.  Gerai  Elsari  dan  counter  penjualan  kopi  akan  dibuka
setiap  hari  selama  satu  bulan.  Oleh  karena  itu,  penerimaan  penjualan  yang diperoleh  Elsari  pada  tahun  pertama  pengembangan  usaha  adalah  Rp
90.000.000,00 dan Rp 180.000.000,00 pada tahun kedua hingga akhir umur usaha.
6.2.2. Pinjaman
1 Skenario Usaha I
Perusahaan  tidak  melakukan  peminjaman  dana  tambahan  ke  lembaga keuangan  pada  skenario  usaha  I.  Hal  ini  dikarenakan  Elsari  masih  mampu
memenuhi  pendanaan  kegiatan  operasionalnya  dengan  modal  sendiri  tanpa bantuan dana dari pihak ketiga. Dengan demikan, tidak terdapat  pinjaman dalam
komponen inflow pada skenario usaha I. 2
Skenario Usaha II Pengembangan usaha pada skenario II membutuhkan tambahan dana pada
komponen  inflow.  Tambahan  dana  tersebut  diperlukan  untuk  membeli  barang investasi serta menyewa bangunan yang akan digunakan sebagai gerai baru Elsari.
Oleh  karena  itu,  manajemen  Elsari  akan  mengajukan  pinjaman  kepada  Bank Rakyat  Indonesia  BRI  untuk  membantu  pemasukannya.  Dana  yang  akan
dipinjam adalah sebesar Rp 100.000.000,00 dengan tingkat suku bunga pinjaman sebesar  9,875  persen.  Nilai  ini  diperoleh  melalui  rata-rata  bunga  pinjaman  yang
diberikan  oleh  BRI  dari  bulan  Februari  2012  hingga  Maret  2012.  Discount  rate yang digunakan adalah opportunity cost of capital OCC sebesar 6,81 persen per
tahun. 3
Skenario Usaha III Pengembangan  usaha  melalui  skenario  III  memerlukan  tambahan  dana
yang  lebih  besar  dibanding  skenario  sebelumnya.  Tambahan  dana  ini  ditujukan untuk membeli investasi berupa rumah toko ruko yang akan digunakan sebagai
pabrik  sekaligus  gerai  Elsari  yang  dilengkapi  dengan  counter  penjualan  kopi. Pinjaman  dana  dilakukan  kepada  Bank  Rakyat  Indonesia  sebesar  Rp
400.000.000,00  yang  akan  dibayar  selama  sepuluh  tahun  periode  pembayaran.
Tingkat  suku  bunga  pinjaman  yang  diberlakukan  adalah  9,875  persen.  Hal  ini diperoleh  berdasarkan  rata-rata  tingkat  suku  bunga  pinjaman  BRI  selama  bulan
Februari 2012 hingga Maret 2012. Discount rate yang digunakan dalam skenario III ini adalah opportunity cost of capital OCC sebesar 6,79 persen per tahun.
6.2.3. Arus Pengeluaran Outflow
Outflow  merupakan  aliran  arus  kas  yang  dikeluarkan  oleh  suatu  usaha. Arus pengeluaran Elsari  Brownies and Bakery  dikelompokkan menjadi  beberapa
komponen,  yaitu  biaya  investasi,  biaya  reinvestasi,  biaya  operasional,  dan  pajak penghasilan.
6.2.3.1.Biaya Investasi
Biaya  investasi  merupakan  biaya-biaya  yang  pada  umumnya  dikeluarkan pada  awal  kegiatan  pendirian  usaha  maupun  pada  saat  tahun  berjalan  untuk
memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian.
1 Skenario Usaha I
Biaya  investasi  yang  dikeluarkan  oleh  Elsari  Brownies  and  Bakery  pada skenario  usaha  I  terdiri  atas  sewa  lahan  dan  bangunan,  peralatan  produksi,
perlengkapan  kantor,  izin  usaha,  dan  armada  transportasi.  Investasi  yang dikeluarkan  untuk  menyewa  lahan  dan  bangunan  sebagai  tempat  pelaksanaan
kegiatan  produksi  sebesar  Rp  100.000.000,00  selama  sepuluh  tahun  dengan pembayaran  di  muka.  Peralatan  produksi  yang  diperlukan  untuk  menunjang
kegiatan  operasional  Elsari  Brownies  and  Bakery  berjumlah  Rp  22.480.000,00. Biaya  investasi  untuk  perlengkapan  kantor  menghabiskan  dana  sebesar  Rp
19.800.000,00.  Pengurusan  perizinan  pendirian  usaha  Elsari  membutuhkan  dana investasi  sejumlah  Rp  2.000.000,00.  Armada  transportasi  memerlukan  biaya
investasi sebesar Rp 48.000.000,00. Dengan demikian, total biaya investasi yang dikeluarkan  oleh  Elsari  Brownies  and  Bakery  dalam  menjalankan  kegiatan
usahanya  ialah  sebesar  Rp  192.280.000,00.  Rincian  biaya  investasi  Elsari Brownies and Bakery dapat dilihat pada Lampiran 5.
2 Skenario Usaha II
Elsari  Brownies  and  Bakery  akan  melakukan  pengembangan  usaha  yaitu pembukaan gerai baru di wilayah strategis. Gerai tersebut akan dilengkapi dengan
counter  penjualan  kopi  di  dalamnya.  Oleh  karena  itu,  diperlukan  sejumlah investasi  yang  lebih  besar  dari  skenario  usaha  I.  Penambahan  investasi
disesuaikan  dengan  peningkatan  kapasitas  produksi  yang  akan  dilakukan. Investasi  tambahan tersebut  akan menunjang kegiatan operasional terkait dengan
pengembangan usaha. Penambahan  investasi  terutama  pada  peralatan  produksi  seperti  mixer.
Selain itu, terdapat alokasi dana untuk perlengkapan pengembangan usaha di gerai baru seperti sofa, meja,  counter display, pendingin ruangan, CD player, speaker,
dan  televisi.  Peralatan  produksi  kopi  juga  diperlukan  untuk  mendukung pengembangan  usaha  ini.  Penambahan  investasi  untuk  produksi  kopi  tersebut
antara  lain  coffee  set,  espresso  machine,  coffee  grinder,  milk  foather,  blender, kulkas,  pemasangan  jaringan  wifi,  dan  pelatihan  barista.  Selain  itu,  media
periklanan  seperti  neon  box,  banner,  dan  X-banner  juga  diperlukan  untuk memperluas jangkauan pemasaran dan menarik minat konsumen.
Peningkatan  kapasitas  produksi  juga  turut  menambah  alokasi  pemasaran melalui  agen  dan  retailer  pada  skenario  usaha  II.  Investasi  berupa  armada
pemasaran  tambahan  sangat  diperlukan  untuk  meningkatkan  efisiensi  dan efektivitas  pemasaran  ke  beberapa  daerah,  antara  lain  Karawang,  Serang,
Tangerang,  Bandung,  Sukabumi,  Cibubur,  dan  Depok.  Dalam  rencana pengembangan  usaha  ini,  pembelian  investasi  berupa  satu  unit  mobil  akan
dilakukan  untuk  meningkatkan  efisiensi  pemasaran.  Dengan  demikian,  total armada  pemasaran  Elsari  Brownies  and  Bakery  ialah  satu  unit  mobil  dan  empat
unit sepeda motor. Besarnya  biaya  investasi  yang  diperlukan  untuk  pengembangan  usaha  ini
adalah  Rp  390.630.000,00.  Rincian  biaya  investasi  pada  skenario  usaha  II  dapat dilihat pada Lampiran 6.
3 Skenario Usaha III
Pengeluaran  biaya  investasi  yang  diperlukan  untuk  pengembangan  usaha pada skenario usaha II pada dasarnya sama dengan biaya investasi pengembangan
skenario  usaha  III.  Perbedaan  yang  mendasar  ialah  investasi  perusahaan  berupa bangunan.  Manajemen  Elsari  akan  membeli  bangunan  yang  akan  digunakan
sebagai  pabrik  sekaligus  gerai  baru  Elsari  pada  skenario  usaha  III.  Dana  yang
digunakan  untuk  membeli  bangunan  tersebut  ialah  sebesar  Rp  1.300.000.000,00. Dengan demikian, total biaya investasi yang diperlukan bagi pengembangan usaha
skenario  III  Elsari  Brownies  and  Bakery  adalah  sebesar  Rp  1.590.630.000,00. Rincian biaya investasi pada skenario usaha III dapat dilihat pada Lampiran 7.
6.2.3.2.Biaya Reinvestasi
Biaya  reinvestasi  merupakan  biaya  yang  harus  dikeluarkan  oleh perusahaan  untuk  mengganti  peralatan  investasi  yang  telah  habis  masa
ekonomisnya sebelum umur bisnis berakhir. Biaya reinvestasi memiliki nilai yang berbeda-beda setiap tahunnya. Hal ini bergantung pada banyaknya peralatan yang
perlu  diperbarui.  Rincian  biaya  reinvestasi  pada  skenario  usaha  I  dapat  dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Biaya Reinvestasi Elsari pada Skenario Usaha I
Tahun ke-
Peralatan yang diganti Nilai Reinvestasi
Rp 3
Timbangan 480.000
5 Timbangan
480.000 6
Kompor  gas,  oven,  lemari,  meja,  rak penyimpanan  dan  pendinginan,  rak  etalase,
komputer,  televisi,  meja,  kursi,  sofa,  lemari, tempat  sampah,  kipas  angin,  printer,  dan
komputer kasir. 29.800.000
7 Timbangan.
480.000 9
Timbangan. 480.000
Biaya  reinvestasi  yang  diperlukan  untuk  skenario  usaha  II  sama  dengan biaya  reinvestasi  yang  dibutuhkan  bagi  pengembangan  usaha  pada  skenario  III.
Hal  ini  dikarenakan  tidak  adanya  biaya  investasi  tambahan  bagi  pengembangan usaha  di  skenario  III.  Biaya  reinvestasi  yang  diperlukan  pada  skenario  usaha  II
dan III dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Biaya Reinvestasi Elsari pada Skenario Usaha II dan III
Tahun ke-
Peralatan yang diganti Nilai Reinvestasi
Rp 3
Timbangan. 480.000
5 Timbangan.
480.000 6
Kompor  gas,  oven,  lemari,  meja,  rak penyimpanan  dan  pendinginan,  rak  etalase,
komputer,  televisi,  meja,  kursi,  sofa,  lemari, tempat sampah, kipas angin, printer, komputer
kasir, sofa dan meja tamu, CD player, speaker, coffee  set,  espresso  machine,  coffee  grinder,
blender,  AC,  televisi,  neon  box,  banner,  X- banner, dan alat kebersihan.
107.550.000
7 Timbangan.
480.000 9
Timbangan. 480.000
Biaya  reinvestasi  yang  diperlukan  pada  skenario  usaha  II  dan  III  lebih besar dibanding skenario usaha I karena banyaknya tambahan peralatan investasi
yang  diperlukan  untuk  memfasilitasi  gerai  baru  Elsari.  Sebagian  besar  barang- barang  investasi  tersebut  memiliki  umur  ekonomis  selama  lima  tahun  sehingga
alokasi reinvestasi yang paling besar ialah biaya reinvestasi pada tahun keenam.
6.2.3.3. Biaya Operasional
Biaya  operasional  merupakan  biaya  yang  dikeluarkan  secara  berkala selama  usaha  berjalan.  Biaya  ini  dikeluarkan  setiap  tahun  karena  sifatnya  yang
sangat  penting  dalam  menunjang  kegiatan  operasional  produksi  suatu  usaha. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
1 Biaya Tetap
Biaya  tetap  adalah  biaya  yang  tidak  dipengaruhi  oleh  jumlah  produksi. Selain  itu,  biaya  tetap  juga  memiliki  nilai  yang  sama  sepanjang  tahun  selama
umur usaha. a
Skenario Usaha I Biaya  tetap  yang  dikeluarkan  oleh  Elsari  Brownies  and  Bakery  pada
skenario  usaha  I  terdiri  dari  gaji  karyawan,  komunikasi,  listrik,  air,  administrasi, promosi,  Pajak  Bumi  dan  Bangunan  PBB,  konsumsi  karyawan,  biaya
pemeliharaan,  THR,  sewa  mobil,  pajak  motor,  kemasan,  dan  peralatan  produksi. Total  biaya tetap  yang dikeluarkan Elsari  Brownies and Bakery ialah sebesar Rp
442.220.000,00 per tahun selama umur usaha. Pembahasan lebih lanjut mengenai rincian biaya tetap pada skenario usaha I dapat dilihat sebagai berikut:
1. Karyawan  yang  bekerja  di  Elsari  Brownies  and  Bakery  berjumlah  13  orang.
Gaji yang diterima masing-masing karyawan tersebut berbeda-beda tergantung pada  pembagian  kerja.  Total  pengeluaran  Elsari  untuk  menggaji  seluruh
karyawannya tiap bulan ialah sebesar Rp 15.800.000,00. Dengan demikian gaji karyawan  Elsari  tiap  tahun  adalah  Rp  189.600.00,00.  Rincian  gaji  karyawan
Elsari dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Rincian Karyawan Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha I
Divisi Jumlah
orang Gaji per Orang
Rp Gaji per Divisi
Rp Top Management
2 2.000.000
4.000.000 Produksi Brownies
4 1.200.000
4.800.000 Administrasi
dan Keuangan
2 1.000.000
2.000.000 Pemasaran
5 1.000.000
4.000.000 Total Gaji Karyawan per Bulan
15.800.000 2.
Biaya  komunikasi  yang  dikeluarkan  Elsari  Brownies  and  Bakery  dalam kegiatan  operasional  usahanya  selama  satu  tahun  adalah  sebesar  Rp
1.200.000,00  dengan  asumsi  pengeluaran  komunikasi  per  bulan  adalah  Rp 100.000,00.  Pengeluaran  biaya  komunikasi  yang  dimaksud  ialah  biaya
pembelian  pulsa  untuk  mempermudah  koordinasi  antara  kepala  bagian dengan karyawan.
3. Biaya  listrik  yang  dikeluarkan  oleh  Elsari  Brownies  and  Bakery  adalah
sebesar Rp 300.000,00 per bulan. Oleh karena itu, pengeluaran listrik selama satu tahun ialah sebesar Rp 3.600.000,00.
4. Biaya air yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery adalah sebesar
Rp 1.800.000,00 dengan asumsi pengeluaran per bulan adalah Rp 150.000,00. 5.
Biaya administrasi yang diperlukan selama kegiatan usaha berlangsung ialah sebesar Rp 1.500.000,00.
6. Promosi yang dilakukan oleh Elsari Brownies and Bakery membutuhkan dana
sebesar Rp 3.000.000,00. 7.
Besarnya Pajak Bumi dan Bangunan yang dibayarkan oleh Elsari selama satu tahun adalah Rp 500.000,00
8. Karyawan  yang  bekerja  di  pabrik  Elsari  diberikan  fasilitas  berupa  makan
siang,  cemilan,  dan  minuman  seperti  teh  atau  kopi.  Anggaran  perusahaan yang  dialokasikan  untuk  konsumsi  karyawan  selama  26  hari  kerja  per  bulan
adalah  Rp  6.760.000,00  dengan  asumsi  bahwa  biaya  konsumsi  per  orang ialah Rp 20.000,00 per hari. Dengan demikian, biaya  yang diperlukan untuk
memenuhi  konsumsi  karyawan  Elsari  selaam  satu  tahun  adalah  sebesar  Rp 81.120.000,00.
9. Biaya pemeliharaan dialokasikan untuk melakukan perawatan terhadap mesin
produksi  yang  mengalami  kerusakan.  Hal  ini  dilakukan  untuk  menjaga kontinuitas  produksi  agar  tetap  berada  pada  kondisi  yang  optimal.  Mesin-
mesin  yang  membutuhkan  pemeliharaan  secara  berkala  adalah  mixer  dan oven  panggang.  Selain  itu,  armada  transportasi  memerlukan  pemeliharaan
setiap  bulan.  Oleh  karena  itu,  pengeluaran  perusahaan  untuk  pemeliharaan peralatan produksi selama satu tahun ialah sebesar Rp 1.500.000,00.
10. Tunjangan Hari Raya THR diberikan kepada seluruh karyawan setiap satu
tahun sekali saat Hari Raya Idul Fitri tiba. THR tersebut bernilai satu kali gaji per  bulan.  Dengan  demikian,  pengeluaran  Elsari  terkait  dengan  pemberian
THR tiap tahun adalah sebesar Rp 15.800.000,00. 11.
Proses  pemasaran  ke  beberapa  daerah  di  luar  kota  membutuhkan  armada transportasi  yang  memadai.  Daerah  tujuan  pemasaran  antara  lain  Bandung,
Karawang,  Serang,  Cibubur,  Depok,  dan  Sukabumi.  Penyewaan  mobil diperlukan untuk menunjang kelancaran distribusi pemasaran hingga ke mitra
penjualan. Penyewaan mobil memerlukan biaya sewa per harinya sebesar Rp 200.000,00. Proses distribusi dilakukan selama enam hari. Dengan demikian,
pengeluaran Elsari untuk distribusi produk hingga ke luar kota per tahun ialah sebesar Rp 57.600.000,00.
12. Motor yang dimiliki oleh Elsari berjumlah empat unit. Besarnya pajak yang
harus  dibayarkan  per  tahun  untuk  satu  unit  sepeda  motor  ialah  sebesar  Rp 250.000,00.  Oleh  karena  itu,  total  biaya  pajak  motor  yang  harus  dibayarkan
adalah Rp 1.000.000,00. 13.
Kemasan  yang  diproduksi  untuk  Elsari  memiliki  harga  satuan  sebesar  Rp 1.350,00.  Pemesanan  kemasan  dilakukan  minimal  5.000  buah  per  bulan  dan
hanya berlaku kelipatannya. Selama umur usaha, Elsari memesan 5.000 buah kemasan  setiap  bulan.  Hal  ini  dikarenakan  besarnya  produksi  Elsari
berjumlah 4.160 kotak brownies panggang per bulan pada tahun pertama dan 4.992  kotak  brownies  panggang  per  bulan  pada  tahun  kedua  hingga  akhir
umur  usaha.  Dengan  demikian,  biaya  pengeluran  Elsari  untuk  kemasan produk berjumlah Rp 81.000.000,00 sepanjang umur usaha.
14. Peralatan  produksi  yang  dibutuhkan  dalam  pembuatan  brownies  panggang
antara  lain  loyang,  baskom,  spatula,  dan  ayakan  terigu.  Umur  ekonomis peralatan  produksi  tersebut  ialah  satu  tahun  sehingga  digolongkan  dalam
komponen  biaya  tetap.  Pengeluaran  perusahaan  untuk  mendanai  peralatan produksi ialah sebesar Rp 3.000.000,00 per tahun.
b Skenario Usaha II
Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi  yang  dihasilkan.  Biaya  tetap  yang  harus  dikeluarkan  oleh  Elsari
Brownies  and  Bakery  pada  dasarnya  sama  dengan  skenario  usaha  I.  Adanya rencana  pengembangan  usaha  yang  menuntut  adanya  beberapa  komponen
pengeluaran  tambahan  bagi  Elsari,  antara  lain  pembayaran  wifi,  sewa  bangunan, kemasan produk, serta pembayaran pinjaman. Total biaya tetap yang dikeluarkan
Elsari  pada  skenario  usaha  II  ini  ialah  sebesar  Rp  593.767.250,00.  Pembahasan mengenai rincian biaya tetap yang dikeluarkan oleh Elsari adalah sebagai berikut:
1. Elsari  Brownies  and  Bakery  memiliki  tambahan  karyawan  yang  akan
membantu  pelaksanaan  produksi  maupun  pemasaran  setelah  adanya pengembangan  usaha.  Pada  skenario  II  ini  Elsari  mempekerjakan  17  orang
karyawan.  Total  pengeluaran  Elsari  untuk  gaji  karyawan  per  tahun  adalah sebesar Rp 240.000.000,00. Rincian karyawan yang bekerja di Elsari setelah
pengembangan usaha dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Rincian Karyawan Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha
II dan III
Divisi Jumlah
orang Gaji per Orang
Rp Gaji per Divisi
Rp Top Management
2 2.000.000
4.000.000 Produksi Brownies
5 1.200.000
6.000.000 Administrasi  dan
Keuangan 2
1.000.000 2.000.000
Pegawai Gerai 2
1.000.000 2.000.000
Pemasaran 6
1.000.000 6.000.000
Total Gaji Karyawan per Bulan 20.000.000
2. Pengeluaran untuk komunikasi akan mengalami peningkatan seiring dengan
pengembangan  usaha.  Biaya  komunikasi  yang  dimaksud  adalah  biaya pembelian  pulsa.  Biaya  ini  diperlukan  untuk  menunjang  jalinan  komunikasi
antara  pemilik  usaha  dengan  karyawan  baik  di  bidang  produksi,  pemasaran, distribusi, maupun keuangan. Total pengeluaran Elsari untuk komunikasi per
tahun  adalah  Rp  2.400.000,00  dengan  asumsi  biaya  komunikasi  per  bulan adalah Rp 200.000,00.
3. Suplai listrik akan sangat diperlukan guna menunjang kegiatan operasional di
gerai  baru  Elsari.  Hal  ini  dikarenakan  banyaknya  perlengkapan  elektronik yang  digunakan  untuk  memberikan  kenyamanan  kepada  pengunjung.  Oleh
karena  itu,  biaya  pengeluaran  Elsari  terkait  dengan  listrik  akan  menjadi  Rp 7.200.000 per tahun.
4. Pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru yang dilengkapi dengan
counter penjualan kopi akan membutuhkan pasokan air yang memadai. Biaya pengeluaran  Elsari  untuk  pembayaran  air  per  bulan  adalah  Rp  300.000,00.
Dengan  demikian,  biaya  yang  diperlukan  oleh  Elsari  untuk  membayar pasokan air adalah sebesar Rp 3.600.000,00 per tahun.
5. Perlengkapan  administrasi  juga  mengalami  peningkatan  akibat  adanya
pengembangan usaha. Biaya administrasi menjadi Rp 3.000.000,00 per tahun. 6.
Pembukaan gerai baru Elsari memerlukan kegiatan promosi yang lebih intesif untuk  memperkenalkan  gerai  tersebut  kepada  masyarakat  luas.  Oleh  karena
itu,  biaya  yang  dibutuhkan  juga  lebih  besar.  Penambahan  biaya  tersebut sebesar  Rp  2.000.000,00  dibanding  kondisi  perusahaan  saat  ini.  Alokasi
tambahan tersebut dapat digunakan untuk mencetak pamflet dan brosur lebih
banyak untuk disebarkan di tempat-tempat strategis. Selain itu, biaya promosi juga  digunakan  untuk  proses  pembuatan  banner  serta  berbagai  media
periklanan lainnya. Media pemasaran melalui social media juga memerlukan dana  tambahan  untuk  akses  internet.  Dengan  demikan,  biaya  promosi  saat
pengembangan usaha menjadi sebesar Rp 5.000.000,00 per tahun. 7.
Pajak Bumi dan Bangunan yang diperlukan untuk membayar gerai baru Elsari di kawasan Padjajaran ialah sebesar Rp 3.500.000,00.
8. Tambahan  orang  yang  berkerja  di  Elsari  setelah  pengembangan  usaha  juga
memiliki  dampak  pada  anggaran  pemberian  makanan  bagi  karyawan. Pembukaan  gerai  baru  Elsari  memerlukan  tambahan  sebanyak  empat  orang,
yaitu satu orang di bagian produksi brownies panggang, satu orang di bagian pemasaran,  dan  dua  orang  sebagai  pegawai  gerai  sekaligus  barista.  Total
karyawan  yang  bekerja  di  Elsari  untuk  menunjang  kegiatan  operasional  di gerai  baru  berjumlah  17  orang.  Dengan  demikian,  anggaran  Elsari  terkait
konsumsi karyawan ialah senilai Rp 106.080.000,00 per tahun dengan asumsi Rp 20.000,00 per hari.
9. Pengembangan usaha Elsari memerlukan peralatan produksi tambahan guna
peningkatan kapasitas produksi baik brownies panggang maupun kopi. Selain itu,  terdapat  berbagai  barang  investasi  tambahan  untuk  menunjang
kenyamanan  pengunjung  di  gerai  baru  Elsari.  Armada  transportasi  juga ditambah  untuk  memperluas  proses  distribusi  produk  ke  mitra  penjualan.
Semua  perlengkapan  tersebut  membutuhkan  perawatan  secara  berkala.  Oleh karena itu, biaya pemeliharaan semua barang investasi Elsari juga mengalami
peningkatan dibandingkan
dengan kondisi
perusahaan sebelum
pengembangan  usaha.  Anggaran  pemeliharaan  tersebut  menjadi  Rp 2.000.000,00 per tahun.
10. Tunjangan  Hari  Raya  THR  bagi  17  orang  karyawan  Elsari  setelah
pengembangan  usaha  memerlukan  biaya  sebesar  Rp  20.000.000,00.  THR diberikan satu tahun sekali saat Hari Raya Idul Fitri yang senilai dengan satu
kali gaji. 11.
Walaupun Elsari telah memiliki satu unit mobil, namun kegiatan pemasaran harus  tetap  didukung  melalui  armada  transportasi  tambahan  saat
pengembangan usaha ini. Hal ini dikarenakan pengiriman brownies panggang ke berbagai kota di luar kota Bogor akan lebih diintensifkan. Oleh karena itu,
penyewaan  mobil  diasumsikan  sebanyak  enam  kali  dalam  seminggu  untuk menunjang  kegiatan  pemasaran  Elsari  dalam  kondisi  pengembangan  usaha.
Besarnya  biaya  penyewaan  mobil  adalah  sebesar  Rp  200.000,00.  Dengan demikian,  pengeluaran  Elsari  untuk  menyewa  mobil  ialah  Rp  57.600.000,00
per tahun. 12.
Motor  merupakan  salah  satu  barang  investasi  kendaraan  operasional  Elsari. Motor yang dimiliki Elsari berjumlah empat unit. Pajak motor per unit ialah
senilai  Rp  250.000,00.  Dengan  demikian,  total  pengeluaran  Elsari  terkait pembayaran pajak motor ialah Rp 1.000.000,00 per tahun.
13. Pajak mobil yang dikeluarkan setiap tahun adalah sebesar Rp 2.000.000,00.
14. Fasilitas  akses  internet  tanpa  kabel  atau  wifi  diberikan  kepada  pengunjung
secara  gratis  untuk  menunjang  kenyamanan  mereka  saat  mengonsumsi langsung produk Elsari di gerai baru. Biaya yang dibutuhkan per bulan untuk
akses internet  tersebut  sebesar Rp 100.000,00. Dengan demikian, total  biaya akses internet wifi selama satu tahun adalah Rp 1.200.000,00.
15. Peralatan produksi seperti loyang, baskom, spatula, dan ayakan terigu sangat
diperlukan  dalam  proses  pembuatan  brownies  panggang.  Peralatan  produksi tersebut memiliki masa pakai selama satu tahun sehingga menjadi bagian dari
biaya  tetap  yang  dikeluarkan  perusahaan.  Pengeluaran  untuk  peralatan produksi tersebut ialah sebesar Rp 3.000.000,00 per tahun.
16. Pembukaan gerai baru Elsari akan dilakukan di kawasan Padjadjaran dengan
menyewa bangunan atau ruko. Biaya penyewaan bangunan tersebut ialah Rp 120.000.000,00 per tahun.
c Skenario Usaha III
Biaya  tetap  yang  dikeluarkan  oleh  Elsari  Brownies  and  Bakery  pada skenario  usaha  III  pada  dasarnya  sama  dengan  biaya  tetap  yang  diperlukan  pada
skenario  usaha  II.  Namun,  pada  skenario  usaha  III  Elsari  tidak  memerlukan pengeluaran  untuk  menyewa  bangunan  karena  Elsari  telah  memiliki  bangunan
yang berfungsi  sebagai  pabrik  dan  gerai  baru Elsari. Oleh karena itu, total  biaya
tetap  yang  dikeluarkan  Elsari  pada  skenario  usaha  III  adalah  sebesar  Rp 522.329.000,00.
2 Biaya Variabel
a Skenario Usaha I
Biaya  variabel  yang  dikeluarkan  Elsari  Brownies  and  Bakery  dalam menghasilkan  brownies  panggang  pada  skenario  usaha  I  terdiri  atas  gas  LPG,
transportasi,  serta  pengadaan  bahan  baku.  Penjabaran  lebih  lanjut  terkait  rincian biaya variabel dapat dilihat sebagai berikut:
1. Jumlah gas LPG 12 kg yang diperlukan dalam produksi brownies panggang
dalah  642  tabung  per  tahun.  Besarnya  pembelian  gas  LPG  per  tabungnya ialah  Rp  78.000,00.  Dengan  demikian  pengeluaran  Elsari  terkait  pengadaan
gas ialah sebesar Rp 50.076.000,00. 2.
Biaya  transportasi  yang  dibutuhkan  mencakup  distribusi  produk  dan pengadaan  bahan  baku  bagi  kegiatan  produksi  Elsari  Brownies  and  Bakery.
Distribusi produk ke mitra penjualan Elsari di luar kota membutuhkan alokasi pendanaan untuk bahan bakar kendaraan bermotor tersebut. Beberapa tujuan
pemasaran Elsari ialah Karawang, Serang, Bandung, Sukabumi, Cibubur, dan Depok.  Kegiatan  distribusi  dilakukan  sebanyak  enam  kali  dalam  seminggu.
Bahan bakar yang dibutuhkan selama satu hari distribusi diasumsikan sebesar 25  liter.  Dengan  demikian,  pengeluaran  Elsari  untuk  menunjang  kegiatan
distribusi pemasarannya ialah sebesar Rp 32.400.000,00 per tahun. 3.
Bahan  baku  yang  diperlukan  dalam  pembuatan  brownies  panggang  antara lain:
a. Tepung  terigu  yang  diperlukan  sebagai  bahan  baku  pembuatan  brownies
panggang  dengan  10  kocok  adonan  per  hari  adalah  sebanyak  268  bal  per tahun.  Takaran  satu  bal  berarti  25  kg  dengan  harga  Rp  158.000,00  per  bal.
Oleh  karena  itu,  dibutuhkan  6.700  kg  tepung  terigu  untuk  memproduksi 49.920  kotak  brownies  panggang  per  tahun.  Total  pengeluaran  Elsari  untuk
pengadaan tepung terigu pada tahun pertama adalah Rp 42.344.000,00. b.
Dalam  proses  pembuatan  49.920  kotak  brownies  panggang  diperlukan  208 bal  gula  per  tahun.  Satu  bal  gula  terdiri  dari  50  kg  gula  dengan  harga  Rp
467.000,00 per bal. Biaya yang harus dikeluarkan Elsari untuk membeli gula per tahun ialah sebesar Rp 97.136.000,00.
c. Telur  yang  diperlukan  dalam  proses  pembuatan  brownies  panggang  Elsari
sebanyak  642  peti.  Satu  peti  terdiri  atas  15  kg  telur  dengan  harga  Rp 215.000,00  per  peti.  Oleh  karena  itu,  pengadaan  bahan  baku  telur
membutuhkan biaya sebesar Rp 138.030.000,00. d.
Salah satu bahan baku pembuatan brownies panggang adalah minyak nabati. Minyak  nabati  yang  dibutuhkan  Elsari  pada  ialah  452  karton.  Satu  karton
minyak  nabati  terdiri  dari  enam  buah  minyak  nabati  dengan  komposisi  dua liter per buah. Harga per karton minyak nabati ialah sebesar Rp 122.000,00.
Dengan  demikian,  pengeluaran  Elsari  untuk  biaya  pengadaan  minyak  nabati ialah Rp 55.144.000,00 per tahun.
e. Coklat  bubuk  yang  diperlukan  sebagai  komponen  bahan  baku  pembuatan
brownies  panggang  ialah  sebanyak  58  bal.  Satu  bal  terdiri  dari  25  kg  coklat bubuk.  Harga  per  bal  coklat  bubuk  adalah  sebesar  Rp  1.625.000,00.  Oleh
karena itu, biaya yang harus dikeluarkan Elsari untuk pengadaan bahan baku coklat bubuk ini per tahun ialah Rp 94.250.000,00.
f. Bahan  baku  penyusun  brownies  panggang  salah  satunya  adalah  keju.  Keju
yang diperlukan pada tahun pertama adalah sebanyak 98 karton. Satu karton keju  berisi  delapan  buah  plastik  keju  dengan  berat  masing-masing  dua  kg.
Harga per karton keju ini ialah Rp 844.000,00. Dengan demikian, pengadaan bahan baku keju per tahun memerlukan biaya sebesar Rp 82.712.000,00.
g. Cokelat  batangan  diperlukan  sebagai  salah  satu  bahan  baku  pembuatan
brownies  panggang.  Pengeluaran  Elsari  untuk  cokelat  batangan  per  tahun adalah sebesar Rp 75.000.000,00.
h. Brownies panggang yang dijual oleh Elsari memiliki berbagai macam variasi
topping antara lain meises, chocochips, kacang mete, kismis, dan susu. Biaya variabel  yang  diperlukan  terkait  pengadaan  berbagai  bahan  baku  topping
tersebut memerlukan dana senilai Rp 75.000.000,00 per tahun. i.
Bahan baku penunjang lainnya dalam proses pembuatan brownies panggang antara lain vanili, soda kue, dan garam. Biaya variabel yang diperlukan terkait
pengadaan  berbagai  bahan  baku  penunjang  tersebut  adalah  sebesar  Rp 75.000.000,00.
b Skenario Usaha II
Biaya variabel yang dikeluarkan oleh Elsari pada skenario usaha II terdiri dari  gas  LPG,  transportasi,  dan  bahan  baku.  Pengembangan  usaha  Elsari  ialah
pembukaan  gerai  baru  yang  dilengkapi  dengan  counter  penjualan  kopi.  Oleh karena  itu,  bahan  baku  pada  skenario  usaha  II  ini  juga  dilengkapi  dengan  bahan
baku  pembuatan  kopi.  Total  pengeluaran  biaya  variabel  Elsari  pada  skenario  II ialah sebesar Rp 1.056.832.000,00 pada tahun pertama dan kedua pengembangan
usaha  serta  Rp  1.371.878.000,00  pada  tahun  ketiga  hingga  akhir  umur  bisnis. Pembahasan lebih lanjut mengenai biaya variabel dapat dilihat sebagai berikut:
1. Pemakaian  gas  LPG  12  kg  untuk  memproduksi  brownies  panggang  pada
tahun pertama dan kedua skenario usaha II ialah sebanyak 770 tabung. Pada tahun  ketiga  hingga  akhir  umur  bisnis,  terdapat  peningkatan  pemakaian  gas
LPG  sehingga  menjadi  963  tabung  gas.  Biaya  pemakaian  per  satuan  tabung gas  LPG  sebesar  Rp  78.000,00.  Dengan  demikian,  biaya  variabel  yang
dikeluarkan  oleh  Elsari  terkait  pemakaian  gas  LPG  pada  tahun  pertama  dan kedua  sebesar  Rp  60.060.000,00  sedangkan  pada  tahun  ketiga  hingga
kesepuluh menghabiskan dana sebesar Rp 75.114.000,00. 2.
Peningkatan produksi akibat adanya rencana pengembangan usaha menuntut penambahan pengadaan  kemasan produk. Pemesanan hanya dapat  dilakukan
dalam  kelipatan  5.000  buah.  Produksi  pada  tahun  pertama  dan  kedua  Elsari ialah 59.904 kotak sedangkan pada tahun ketiga hingga tahun kesepuluh ialah
74.880 kotak. Oleh karena itu, Elsari akan memesan kemasan sejumlah 5.000 buah  per  bulan  pada  tahun  pertama  dan  kedua  pengembangan  usaha  serta
10.000  buah  per  bulan  pada  tahun  ketiga  hingga  akhir  umur  usaha.  Harga satuan  kemasan  ialah  Rp  1.350,00.  Dengan  demikian,  biaya  variabel  terkait
kemasan produk Elsari ialah Rp 81.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha sedangkan Rp 162.000.000,00 pada tahun ketiga hingga
akhir umur usaha. 3.
Seiring  dengan  adanya  peningkatan  produksi  guna  memenuhi  target penjualan  di  gerai  baru,  maka  terdapat  pula  peningkatan  alokasi  pemasaran
melalui mitra penjualan atau retailer. Pembukaan gerai baru Elsari diharapkan akan  meningkatkan  efektivitas  saluran  promosi  melalui  word  of  mouth
sehingga  wilayah  pemasaran  Elsari  melalui  retailer  akan  lebih  luas.  Bagian delivery  akan  membuka  pemasaran  ke  daerah-daerah  lain  yang  belum
dijangkau oleh Elsari sehingga semakin memudahkan konsumen menjangkau produk  Elsari.  Proses  distribusi  melalui  retailer  dilakukan  langsung  oleh
bagian  delivery  Elsari  dengan  menggunakan  armada  transportasi  berupa mobil.  Pengeluaran  yang  diperlukan  untuk  pembelian  bahan  bakar  selama
proses distribusi pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha adalah sebesar Rp 38.880.000,00 dengan asumsi pemakaian bahan bakar sebesar 30
liter  per  satu  hari  proses  distribusi.  Sedangkan  pada  tahun  ketiga  hingga kesepuluh ialah Rp 51.840.000,00 dengan asumsi terdapat peningkatan bahan
bakar yang diperlukan menjadi 40 liter. Kegiatan distribusi dilakukan selama enam  kali  dalam  satu  minggu.  Peningkatan  alokasi  biaya  akomodasi  pada
tahun  ketiga  hingga  kesepuluh  dikarenakan  adanya  peningkatan  frekuensi pengiriman produk Elsari ke wilayah pemasaran baru.
4. Tepung  terigu  yang  digunakan  sebagai  salah  satu  komponen  bahan  baku
dalam  produksi  brownies  panggang  mengalami  peningkatan  pada  skenario usaha II. Tepung terigu yang digunakan pada tahun pertama dan kedua adalah
sebanyak 322 bal atau 8.050 kg. Penggunaan tepung terigu pada tahun ketiga hingga  kesepuluh  adalah  sebanyak  402  bal  atau  10.050  kg.  Harga  tepung
terigu  ialah  Rp  158.000,00  per  bal.  Dengan  demikian  pengeluaran  Elsari untuk  pembelian  tepung  terigu  pada  tahun  pertama  dan  kedua  sebesar  Rp
50.876.000,00  sedangkan  pada  tahun  ketiga  hingga  kesepuluh  sebesar  Rp 63.516.000,00.
5. Pada skenario usaha II, gula yang digunakan pada proses produksi brownies
panggang adalah sebanyak 250 bal di tahun pertama dan kedua serta 312 bal pada  tahun  ketiga  hingga  kesepuluh.  Satu  bal  sama  nilainya  dengan  50  kg.
Biaya  pembelian  gula  ialah  sebesar  Rp  467.000,00  per  bal.  Alokasi pembelian gula juga meningkat akibat adanya counter penjualan kopi di gerai
Elsari  yang  baru.  Penambahan  biaya  tersebut  ialah  sebesar  Rp  5.000.000,00 pada  tahun  pertama  dan  kedua  serta  Rp  10.000.000,00  pada  tahun  ketiga
hingga  kesepuluh.  Dengan  demikian,  biaya  variabel  yang  dikeluarkan  Elsari untuk  pembelian  gula  ialah  sebesar    Rp  121.750.000,00  pada  tahun  pertama
dan kedua serta Rp Rp 155.704.000,00 pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha.
6. Penggunaan telur sebagai bahan baku pembuatan brownies panggang adalah
sebanyak  770  peti  pada  tahun  pertama  dan  kedua  serta  963  peti  pada  tahun ketiga  hingga  kesepuluh.  Satu  peti  berisi  15  kg  telur.  Harga  satu  peti  telur
ialah  sebesar  Rp  215.000,00.  Oleh  karena  itu,  biaya  variabel  terkait pembelian  telur  pada  tahun  pertama  dan  kedua  ialah  sebesar  Rp
165.550.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha adalah sebsar Rp 207.045.000,00.
7. Minyak nabati yang digunakan pada tahun pertama dan kedua pengembangan
usaha  Elsari  ialah  sebanyak  542  kardus  atau  3.252  buah.  Pada  tahun  ketiga hingga kesepuluh, penggunaan minyak nabati adalah sebesar 678 kardus atau
4.068  buah.  Satu  buah  kardus  minyak  nabati  memiliki  harga  sebesar  Rp 122.000,00.  Oleh  karena  itu,  pengeluaran  biaya  variabel  terkait  pembelian
minyak  nabati  pada  tahun  pertama  dan  kedua  sebesar  Rp  66.124.000,00 sedangkan  pada  tahun  ketiga  hingga  akhir  umur  usaha  ialah  sebesar  Rp
82.716.000,00. 8.
Penggunaan coklat bubuk sebagai salah satu bahan baku pembuatan brownies panggang mengalami peningkatan akibat adanya pengembangan usaha. Pada
tahun pertama dan kedua, coklat bubuk  yang digunakan adalah sebanyak 70 bal  atau  1.750  kg.  Coklat  bubuk  yang  dibutuhkan  pada  tahun  ketiga  hingga
kesepuluh adalah 87 bal atau 2.175 kg. Harga satu bal coklat bubuk ialah Rp 1.625.000,00.  Dengan  demikian,  biaya  variabel  yang  dikeluarkan  Elsari
terkait dengan pembelian coklat bubuk adalah Rp 113.750.000,00 sedangkan pada tahun kedua hingga kesepuluh adalah sebesar Rp 141.375.000,00.
9. Keju yang digunakan dalam produksi brownies panggang pada tahun pertama
dan kedua pengembangan usaha adalah sebanyak  118 kardus sedangkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh adalah sebanyak 147 kardus. Satu kardus keju
berisi delapan buah keju seberat dua kg. Harga satu buah kardus keju adalah sebesar  Rp  844.000,00.  Oleh  karena  itu,  pengeluaran  Elsari  untuk  membeli
keju  pada  tahun  pertama  dan  kedua  adalah  sebesar  Rp  99.592.000,00 sedangkan Rp 124.068.000,00 pada tahun ketiga hingga kesepuluh.
10. Proses  produksi  brownies  panggang  membutuhkan  coklat  batangan  sebagai
salah  satu  komponen  bahan  bakunya.  Biaya  variabel  yang  diperlukan  untuk pembelian  coklat  batangan  pada  tahun  pertama  dan  kedua  pengembangan
usaha adalah sebesar Rp 75.000.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha ialah Rp 80.000.000,00.
11. Elsari  memproduksi  brownies  panggang  dengan  beragam  variasi  topping
antara lain mesis, chocochips, kacang mede, kismis, dan susu. Anggaran yang diperlukan  untuk  membeli  bahan  baku  pembuatan  topping  tersebut  adalah
sebesar  Rp  75.000.000,00  pada  tahun  pertama  dan  kedua  pengembangan usaha serta Rp 80.000.000,00 pada tahun ketiga hingga kesepuluh.
12. Bahan  baku  penunjang  lainnya  dalam  proses  produksi  brownies  panggang
adalah  vanili,  soda  kue,  dan  garam.  Biaya  variabel  yang  dikeluarkan  oleh Elsari  untuk  membeli  bahan  baku  penunjang  ini  diasumsikan  sebesar  Rp
75.000.000,00  pada  tahun  pertama  dan  kedua  serta  Rp  80.000.000,00  pada tahun ketiga hingga kesepuluh pengembangan usaha.
13. Bahan  baku  yang  diperlukan  dalam  proses  pembuatan  kopi  antara  lain  biji
kopi,  gula,  susu,  dan  cokelat  cair.  Pada  tahun  pertama  dan  kedua pengembangan usaha, target penjualan Elsari adalah 25 cangkir kopi per hari.
Satu  buah  cangkir  kopi  membutuhkan  kira-kira  10  gram  biji  kopi  sehingga dalam  satu  hari  dibutuhkan  250  gram  biji  kopi.  Biji  kopi  dijual  dengan
minimal  pembelian  sebanyak  500  gram  seharga  Rp  69.000,00.  Gerai  baru Elsari  akan  beroperasi  selama  30  hari.  Oleh  karena  itu,  dalam  satu  tahun
biaya  variabel  yang  diperlukan  untuk  membeli  biji  kopi  adalah  Rp 12.420.000,00.  Sedangkan  pada  tahun  ketiga  hingga  tahun  kesepuluh  target
penjualan  kopi  di  gerai  baru  Elsari  adalah  sebanyak  50  cangkir.  Dengan demikian, biaya variabel yang diperlukan ialah Rp 24.840.000,00.
14. Susu cair diperlukan sebagai pelengkap dalam suguhan secangkir kopi. Susu
cair  yang  digunakan  memiliki  harga  beli  sebesar  Rp  14.500,00  per  liter. Dalam  satu  bulan,  susu  cair  yang  diperlukan  untuk  menunjang  kegiatan
operasional  Elsari  adalah  sebanyak  1,5  liter.  Oleh  karena  itu,  biaya  variabel
yang diperlukan terkait pembelian susu pada tahun pertama dan kedua adalah Rp  7.830.000,00  sedangkan  pada  tahun  ketiga  hingga  kesepuluh  adalah
sebesar Rp 15.660.000,00. 15.
Pengeluaran lainnya  yang diperlukan sebagai  pelengkap suguhan kopi  ialah cokelat cair dan whipped cream. Biaya variabel yang diperlukan diasumsikan
adalah  sebesar  Rp  5.000.000,00  pada  tahun  pertama  dan  kedua  serta  Rp 10.000.000,00 untuk tahun ketiga hingga akhir umur usaha.
16. Kemasan  diperlukan  bagi  konsumen  yang  menginginkan  kopinya  untuk
dibawa  pulang  atau  tidak  diminum  di  gerai  langsung.  Kemasan  yang digunakan  adalah  gelas  plastik  PET  dengan  tutup  cembung  yang  biasa
digunakan  di  coffee  shop  internasional.  Total  biaya  yang  diperlukan  untuk memesan satu buah kemasan dengan dilengkapi logo perusahaan dan sedotan
ialah Rp 1.000,00. Elsari akan memesan sebanyak 9.000 buah kemasan  pada tahun pertama sehingga akan membutuhkan dana sebanyak Rp 9.000.000,00.
Pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha, diperlukan biaya variabel sebesar Rp 18.000.000,00 terkait biaya pembelian 18.000 buah kemasan.
c Skenario Usaha III
Pengeluaran biaya variabel pada skenario usaha II sama dengan pengeluaran biaya  variabel  pada  skenario  usaha  III.  Hal  ini  dikarenakan  tidak  adanya
penambahan  dana  untuk  membeli  bahan  baku  produksi  brownies  panggang serta  kopi.  Dengan  demikian,  total  biaya  variabel  yang  dikeluarkan  Elsari
pada skenario III ialah sebesar Rp 1.056.832.000,00 pada tahun pertama dan kedua  pengembangan  usaha  serta  Rp  1.371.878.000,00  pada  tahun  ketiga
hingga akhir umur bisnis.
6.2.3.4. Bunga
1 Skenario Usaha I
Pada  skenario  usaha  I,  Elsari  tidak  mengajukan  pinjaman  dana  ke  bank. Oleh  karena  itu,  Elsari  tidak  memiliki  kewajiban  untuk  membayar  angsuran
pinjaman kepada bank. 2
Skenario Usaha II Rencana  pengembangan  usaha  pada  skenario  II  membutuhkan  tambahan
dana  sehingga  Elsari  mengajukan  peminjaman  dana  ke  Bank  Rakyat  Indonesia
sebesar  Rp  100.000.000,00.    Oleh  karena  itu,  Elsari  memiliki  kewajiban  untuk
membayar  pinjaman  tersebut  dalam  jangka  waktu  sepuluh  tahun  sebesar  Rp 16.187.250,00. Adapun rincian pinjaman dan bunga dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel  15. Rincian  Pokok  Pinjaman,  Biaya  Bunga,  dan  Sisa  Pokok  Pinjaman
dalam Rp Tahun  Pokok Pinjaman
Biaya Bunga Angsuran
Sisa Pokok Pinjaman
1 6.312.250
9.875.000 16.187.250
93.687.750 2
6.935.585 9.251.665
16.187.250 86.752.165
3 7.620.474
8.566.776 16.187.250
79.131.691 4
8.372.996 7.814.255
16.187.250 70.758.696
5 9.199.829
6.987.421 16.187.250
61.558.867 6
10.108.312 6.078.938
16.187.250 51.450.555
7 11.106.508
5.080.742 16.187.250
40.344.047 8
12.203.275 3.983.975
16.187.250 28.140.772
9 13.408.349
2.778.901 16.187.250
14.732.423 10
14.732.423 1.454.827
16.187.250 3
Skenario Usaha III Elsari  mengajukan  pinjaman  kepada  BRI  untuk  mendanai  rencana
pengembangan  usaha  berupa  pembelian  investasi  bangunan.  Pinjaman  dana tersebut  sebesar  Rp  400.000.000,00  yang  akan  dibayar  selama  10  tahun  periode
pembayaran  angsuran.  Adapun  rincian  pinjaman  dan  bunga  dapat  dilihat  pada Tabel 16.
Tabel  16. Rincian  Pokok  Pinjaman,  Biaya  Bunga,  dan  Sisa  Pokok  Pinjaman
dalam Rp Tahun  Pokok Pinjaman
Biaya Bunga Angsuran
Sisa Pokok Pinjaman
1 25.249.000
39.500.000 64.749.000
374.751.000 2
27.742.339 37.006.661
64.749.000 347.008.661
3 30.481.895
34.267.105 64.749.000
316.526.766 4
33.491.982 31.257.018
64.749.000 283.034.784
5 36.799.315
27.949.685 64.749.000
246.235.468 6
40.433.248 24.315.753
64.749.000 205.802.221
7 44.426.031
20.322.969 64.749.000
161.376.190 8
48.813.101 15.935.899
64.749.000 112.563.088
9 53.633.395
11.115.605 64.749.000
58.929.693 10
58.929.693 5.819.307
64.749.000
6.2.3.5. Pajak Restoran
Pajak  restoran  merupakan  komponen  pengeluaran  outflow  yang  harus dikeluarkan atas laba bersih yang diperoleh setiap tahunnya. Pajak ini merupakan
pajak  atas  pelayanan  restoran  yang  diserahkan  kepadaPemerintah  Daerah  Kota Bogor.  Penghitungan  pajak  penghasilan  didasarkan  pada  Peraturan  Daerah  Kota
Bogor  Nomor  6  Tahun  2011  tentang  Pajak  Restoran.  Pajak  restoran  tersebut sebesar 10 persen dari laba bersih yang dibayarkan per bulan. Penerapan pajak ini
dilakukan kepada restoran yang memiliki nilai penjualan di atas Rp 7.500.000,00 per bulan.
Tabel  17. Pajak  Restoran  Elsari  Brownies  and  Bakery  pada  Skenario  Usaha  II
dan III dalam Rp Tahun
Skenario II Skenario III
EBT Nilai
Pajak EBT
Nilai Pajak
1 12.811.000
- 16.814.000
- 2
13.434.335 -
14.320.661 -
3 193.425.224
1.611.877 167.724.895
1.397.707 4
194.177.745 1.618.148
170.734.982 1.422.792
5 195.004.579
1.625.038 174.042.315
1.450.353 6
195.913.062 1.632.609
177.676.247 1.480.635
7 196.911.258
1.640.927 181.669.031
1.513.909 8
198.008.025 1.650.067
186.056.101 1.550.468
9 199.213.099
1.660.109 190.876.395
1.590.637 10
200.537.173 1.671.143
196.172.693 1.634.772
Pajak  restoran  diberlakukan  kepada  skenario  pengembangan  usaha  yang memberikan  inovasi  berupa  counter  penjualan  kopi.  Pajak  restoran  yang  harus
dikeluarkan  oleh  Elsari  Brownies  and  Bakery  tergantung  pada  perolehan  laba kotor  tiap  tahun  di  masing-masing  skenario  usaha.  Berdasarkan  Tabel  17  di  atas
diperoleh informasi bahwa pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha di skenario  usaha  II,  pajak  restoran  tidak  diberlakukan.  Hal  ini  dikarenakan
pendapatan  penjualan  yang  dibawah  nilai  Rp  7.500.000,00  per  bulan  pada  tahun pertama dan kedua pengembangan usaha. Pada skenario usaha III, perolehan laba
bersih pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha memiliki nilai negatif. Oleh  karena  itu,  pada  tahun  pertama  dan  kedua  pengembangan  usaha,  tidak
dikenai pengeluaran untuk pajak restoran.
6.2.4 Analisis Laba Rugi
Menurut  Umar  2007,  proyeksi  laba  rugi  disusun  oleh  data-data pendapatan dan biaya. Dalam analisis laba rugi usaha, pendapatan diperoleh dari
penerimaan  dan  nilai  sisa  investasi,  sedangkan  komponen  biaya  disusun  oleh biaya  tetap,  biaya  variabel,  dan  pajak  penghasilan.  Perhitungan  laba  rugi  usaha
dimulai  dengan  mengurangi  jumlah  seluruh  penerimaan  dengan  total  biaya  tetap dan  biaya  variabel  setiap  tahunnya.  Dari  perhitungan  tersebut  didapatkan  nilai
penerimaan  sebelum  bunga  dan  pajak  EBIT  atau  laba  kotor  yang  kemudian dikurangi  dengan  biaya  bunga  sehingga  didapatkan  penerimaan  sebelum  pajak
atau  laba  bersih  sebelum  pajak  EBT.  Sebagai  langkah  akhir,  dilakukan pengurangan  terhadap  EBT  dengan  pajak  penghasilan  untuk  setiap  EBT  yang
bernilai  positif  atau  memperoleh  keuntungan.  Dengan  demikian  didapatkan  nilai penerimaan setelah pajak atau labarugi usaha. Untuk biaya tetap pada komponen
biaya operasional ditambahkan dengan komponen biaya penyusutan dari barang- barang investasi per tahunnya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode
garis  lurus.  Rincian  biaya  penyusutan  skenario  I,  II,  dan  III  dapat  dilihat  pada
Lampiran  5,  6,  dan  7.  Elsari  Brownies  and  Bakery  telah  memperoleh  laba  mulai
dari  tahun  pertama  usaha  hingga  akhir  umur  usaha  di  skenario  usaha  I  dan  II. Namun,  pada  skenario  usaha  III,  laba  yang  diperoleh  pada  tahun  pertama  dan
kedua  bernilai  negatif.  Perolehan  laba  bersih  per  tahun  di  ketiga  skenario  usaha dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Laba Bersih Elsari Brownies and Bakery pada Ketiga Skenario Usaha
dalam Rp
Tahun Skenario Usaha I
Skenario Usaha II Skenario Usaha III
1 66.328.000
12.811.000 16.814.000
2 66.328.000
13.434.335 14.320.661
3 66.328.000
191.813.347 166.327.187
4 66.328.000
192.559.598 169.312.190
5 66.328.000
193.379.541 172.591.962
6 66.328.000
194.280.453 176.195.612
7 66.328.000
195.270.331 180.155.122
8 66.328.000
196.357.958 184.505.634
9 66.328.000
197.552.990 189.285.758
10 66.328.000
198.866.030 194.537.920
Rata-rata 66.328.000
158.632.558 140.177.673
Berdasarkan  analisis  laba  rugi,  rata-rata  laba  bersih  yang  didapat  Elsari
pada skenario II merupakan   perolehan  rata-rata  laba  bersih  yang  paling  besar
apabila dibandingkan dengan skenario usaha lainnya. Skenario usaha III memliki perolehan rata-rata laba bersih terbesar kedua setelah skenario usaha II sedangkan
skenario  usaha  I  memperoleh  rata-rata  laba  bersih  yang  paling  kecil.  Melalui informasi  tersebut,  dapat  dikatakan  bahwa  rencana  pengembangan  usaha  Elsari
baik  melalui  skenario  usaha  II  maupun  III  akan  memberikan  rata-rata  perolehan laba bersih yang lebih besar apabila dibandingkan dengan kondisi perusahaan saat
ini. Dengan demikian, menurut analisis laba dan rugi, Elsari Brownies and Bakery sebaiknya  menjalankan  skenario  usaha  II  atau  III  untuk  memperoleh  laba  bersih
yang lebih besar.
6.2.5. Analisis Kelayakan Finansial