Pinjaman Analisis Laba Rugi

baru. Pada tahun ketiga hingga kesepuluh, Elsari akan meningkatkan target penjualan Elsari menjadi 50 cangkir per hari. Penambahan target penjualan ini karena produk dianggap telah cukup dikenal oleh konsumen. Harga jual kopi ialah Rp 10.000,00 per cangkir. Gerai Elsari dan counter penjualan kopi akan dibuka setiap hari selama satu bulan. Oleh karena itu, penerimaan penjualan yang diperoleh Elsari pada tahun pertama pengembangan usaha adalah Rp 90.000.000,00 dan Rp 180.000.000,00 pada tahun kedua hingga akhir umur usaha.

6.2.2. Pinjaman

1 Skenario Usaha I Perusahaan tidak melakukan peminjaman dana tambahan ke lembaga keuangan pada skenario usaha I. Hal ini dikarenakan Elsari masih mampu memenuhi pendanaan kegiatan operasionalnya dengan modal sendiri tanpa bantuan dana dari pihak ketiga. Dengan demikan, tidak terdapat pinjaman dalam komponen inflow pada skenario usaha I. 2 Skenario Usaha II Pengembangan usaha pada skenario II membutuhkan tambahan dana pada komponen inflow. Tambahan dana tersebut diperlukan untuk membeli barang investasi serta menyewa bangunan yang akan digunakan sebagai gerai baru Elsari. Oleh karena itu, manajemen Elsari akan mengajukan pinjaman kepada Bank Rakyat Indonesia BRI untuk membantu pemasukannya. Dana yang akan dipinjam adalah sebesar Rp 100.000.000,00 dengan tingkat suku bunga pinjaman sebesar 9,875 persen. Nilai ini diperoleh melalui rata-rata bunga pinjaman yang diberikan oleh BRI dari bulan Februari 2012 hingga Maret 2012. Discount rate yang digunakan adalah opportunity cost of capital OCC sebesar 6,81 persen per tahun. 3 Skenario Usaha III Pengembangan usaha melalui skenario III memerlukan tambahan dana yang lebih besar dibanding skenario sebelumnya. Tambahan dana ini ditujukan untuk membeli investasi berupa rumah toko ruko yang akan digunakan sebagai pabrik sekaligus gerai Elsari yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi. Pinjaman dana dilakukan kepada Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp 400.000.000,00 yang akan dibayar selama sepuluh tahun periode pembayaran. Tingkat suku bunga pinjaman yang diberlakukan adalah 9,875 persen. Hal ini diperoleh berdasarkan rata-rata tingkat suku bunga pinjaman BRI selama bulan Februari 2012 hingga Maret 2012. Discount rate yang digunakan dalam skenario III ini adalah opportunity cost of capital OCC sebesar 6,79 persen per tahun.

6.2.3. Arus Pengeluaran Outflow

Outflow merupakan aliran arus kas yang dikeluarkan oleh suatu usaha. Arus pengeluaran Elsari Brownies and Bakery dikelompokkan menjadi beberapa komponen, yaitu biaya investasi, biaya reinvestasi, biaya operasional, dan pajak penghasilan. 6.2.3.1.Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya-biaya yang pada umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan pendirian usaha maupun pada saat tahun berjalan untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian. 1 Skenario Usaha I Biaya investasi yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery pada skenario usaha I terdiri atas sewa lahan dan bangunan, peralatan produksi, perlengkapan kantor, izin usaha, dan armada transportasi. Investasi yang dikeluarkan untuk menyewa lahan dan bangunan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan produksi sebesar Rp 100.000.000,00 selama sepuluh tahun dengan pembayaran di muka. Peralatan produksi yang diperlukan untuk menunjang kegiatan operasional Elsari Brownies and Bakery berjumlah Rp 22.480.000,00. Biaya investasi untuk perlengkapan kantor menghabiskan dana sebesar Rp 19.800.000,00. Pengurusan perizinan pendirian usaha Elsari membutuhkan dana investasi sejumlah Rp 2.000.000,00. Armada transportasi memerlukan biaya investasi sebesar Rp 48.000.000,00. Dengan demikian, total biaya investasi yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery dalam menjalankan kegiatan usahanya ialah sebesar Rp 192.280.000,00. Rincian biaya investasi Elsari Brownies and Bakery dapat dilihat pada Lampiran 5. 2 Skenario Usaha II Elsari Brownies and Bakery akan melakukan pengembangan usaha yaitu pembukaan gerai baru di wilayah strategis. Gerai tersebut akan dilengkapi dengan counter penjualan kopi di dalamnya. Oleh karena itu, diperlukan sejumlah investasi yang lebih besar dari skenario usaha I. Penambahan investasi disesuaikan dengan peningkatan kapasitas produksi yang akan dilakukan. Investasi tambahan tersebut akan menunjang kegiatan operasional terkait dengan pengembangan usaha. Penambahan investasi terutama pada peralatan produksi seperti mixer. Selain itu, terdapat alokasi dana untuk perlengkapan pengembangan usaha di gerai baru seperti sofa, meja, counter display, pendingin ruangan, CD player, speaker, dan televisi. Peralatan produksi kopi juga diperlukan untuk mendukung pengembangan usaha ini. Penambahan investasi untuk produksi kopi tersebut antara lain coffee set, espresso machine, coffee grinder, milk foather, blender, kulkas, pemasangan jaringan wifi, dan pelatihan barista. Selain itu, media periklanan seperti neon box, banner, dan X-banner juga diperlukan untuk memperluas jangkauan pemasaran dan menarik minat konsumen. Peningkatan kapasitas produksi juga turut menambah alokasi pemasaran melalui agen dan retailer pada skenario usaha II. Investasi berupa armada pemasaran tambahan sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemasaran ke beberapa daerah, antara lain Karawang, Serang, Tangerang, Bandung, Sukabumi, Cibubur, dan Depok. Dalam rencana pengembangan usaha ini, pembelian investasi berupa satu unit mobil akan dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemasaran. Dengan demikian, total armada pemasaran Elsari Brownies and Bakery ialah satu unit mobil dan empat unit sepeda motor. Besarnya biaya investasi yang diperlukan untuk pengembangan usaha ini adalah Rp 390.630.000,00. Rincian biaya investasi pada skenario usaha II dapat dilihat pada Lampiran 6. 3 Skenario Usaha III Pengeluaran biaya investasi yang diperlukan untuk pengembangan usaha pada skenario usaha II pada dasarnya sama dengan biaya investasi pengembangan skenario usaha III. Perbedaan yang mendasar ialah investasi perusahaan berupa bangunan. Manajemen Elsari akan membeli bangunan yang akan digunakan sebagai pabrik sekaligus gerai baru Elsari pada skenario usaha III. Dana yang digunakan untuk membeli bangunan tersebut ialah sebesar Rp 1.300.000.000,00. Dengan demikian, total biaya investasi yang diperlukan bagi pengembangan usaha skenario III Elsari Brownies and Bakery adalah sebesar Rp 1.590.630.000,00. Rincian biaya investasi pada skenario usaha III dapat dilihat pada Lampiran 7. 6.2.3.2.Biaya Reinvestasi Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengganti peralatan investasi yang telah habis masa ekonomisnya sebelum umur bisnis berakhir. Biaya reinvestasi memiliki nilai yang berbeda-beda setiap tahunnya. Hal ini bergantung pada banyaknya peralatan yang perlu diperbarui. Rincian biaya reinvestasi pada skenario usaha I dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Biaya Reinvestasi Elsari pada Skenario Usaha I Tahun ke- Peralatan yang diganti Nilai Reinvestasi Rp 3 Timbangan 480.000 5 Timbangan 480.000 6 Kompor gas, oven, lemari, meja, rak penyimpanan dan pendinginan, rak etalase, komputer, televisi, meja, kursi, sofa, lemari, tempat sampah, kipas angin, printer, dan komputer kasir. 29.800.000 7 Timbangan. 480.000 9 Timbangan. 480.000 Biaya reinvestasi yang diperlukan untuk skenario usaha II sama dengan biaya reinvestasi yang dibutuhkan bagi pengembangan usaha pada skenario III. Hal ini dikarenakan tidak adanya biaya investasi tambahan bagi pengembangan usaha di skenario III. Biaya reinvestasi yang diperlukan pada skenario usaha II dan III dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Biaya Reinvestasi Elsari pada Skenario Usaha II dan III Tahun ke- Peralatan yang diganti Nilai Reinvestasi Rp 3 Timbangan. 480.000 5 Timbangan. 480.000 6 Kompor gas, oven, lemari, meja, rak penyimpanan dan pendinginan, rak etalase, komputer, televisi, meja, kursi, sofa, lemari, tempat sampah, kipas angin, printer, komputer kasir, sofa dan meja tamu, CD player, speaker, coffee set, espresso machine, coffee grinder, blender, AC, televisi, neon box, banner, X- banner, dan alat kebersihan. 107.550.000 7 Timbangan. 480.000 9 Timbangan. 480.000 Biaya reinvestasi yang diperlukan pada skenario usaha II dan III lebih besar dibanding skenario usaha I karena banyaknya tambahan peralatan investasi yang diperlukan untuk memfasilitasi gerai baru Elsari. Sebagian besar barang- barang investasi tersebut memiliki umur ekonomis selama lima tahun sehingga alokasi reinvestasi yang paling besar ialah biaya reinvestasi pada tahun keenam.

6.2.3.3. Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan secara berkala selama usaha berjalan. Biaya ini dikeluarkan setiap tahun karena sifatnya yang sangat penting dalam menunjang kegiatan operasional produksi suatu usaha. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. 1 Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi. Selain itu, biaya tetap juga memiliki nilai yang sama sepanjang tahun selama umur usaha. a Skenario Usaha I Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery pada skenario usaha I terdiri dari gaji karyawan, komunikasi, listrik, air, administrasi, promosi, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, konsumsi karyawan, biaya pemeliharaan, THR, sewa mobil, pajak motor, kemasan, dan peralatan produksi. Total biaya tetap yang dikeluarkan Elsari Brownies and Bakery ialah sebesar Rp 442.220.000,00 per tahun selama umur usaha. Pembahasan lebih lanjut mengenai rincian biaya tetap pada skenario usaha I dapat dilihat sebagai berikut: 1. Karyawan yang bekerja di Elsari Brownies and Bakery berjumlah 13 orang. Gaji yang diterima masing-masing karyawan tersebut berbeda-beda tergantung pada pembagian kerja. Total pengeluaran Elsari untuk menggaji seluruh karyawannya tiap bulan ialah sebesar Rp 15.800.000,00. Dengan demikian gaji karyawan Elsari tiap tahun adalah Rp 189.600.00,00. Rincian gaji karyawan Elsari dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Rincian Karyawan Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha I Divisi Jumlah orang Gaji per Orang Rp Gaji per Divisi Rp Top Management 2 2.000.000 4.000.000 Produksi Brownies 4 1.200.000 4.800.000 Administrasi dan Keuangan 2 1.000.000 2.000.000 Pemasaran 5 1.000.000 4.000.000 Total Gaji Karyawan per Bulan 15.800.000 2. Biaya komunikasi yang dikeluarkan Elsari Brownies and Bakery dalam kegiatan operasional usahanya selama satu tahun adalah sebesar Rp 1.200.000,00 dengan asumsi pengeluaran komunikasi per bulan adalah Rp 100.000,00. Pengeluaran biaya komunikasi yang dimaksud ialah biaya pembelian pulsa untuk mempermudah koordinasi antara kepala bagian dengan karyawan. 3. Biaya listrik yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery adalah sebesar Rp 300.000,00 per bulan. Oleh karena itu, pengeluaran listrik selama satu tahun ialah sebesar Rp 3.600.000,00. 4. Biaya air yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery adalah sebesar Rp 1.800.000,00 dengan asumsi pengeluaran per bulan adalah Rp 150.000,00. 5. Biaya administrasi yang diperlukan selama kegiatan usaha berlangsung ialah sebesar Rp 1.500.000,00. 6. Promosi yang dilakukan oleh Elsari Brownies and Bakery membutuhkan dana sebesar Rp 3.000.000,00. 7. Besarnya Pajak Bumi dan Bangunan yang dibayarkan oleh Elsari selama satu tahun adalah Rp 500.000,00 8. Karyawan yang bekerja di pabrik Elsari diberikan fasilitas berupa makan siang, cemilan, dan minuman seperti teh atau kopi. Anggaran perusahaan yang dialokasikan untuk konsumsi karyawan selama 26 hari kerja per bulan adalah Rp 6.760.000,00 dengan asumsi bahwa biaya konsumsi per orang ialah Rp 20.000,00 per hari. Dengan demikian, biaya yang diperlukan untuk memenuhi konsumsi karyawan Elsari selaam satu tahun adalah sebesar Rp 81.120.000,00. 9. Biaya pemeliharaan dialokasikan untuk melakukan perawatan terhadap mesin produksi yang mengalami kerusakan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kontinuitas produksi agar tetap berada pada kondisi yang optimal. Mesin- mesin yang membutuhkan pemeliharaan secara berkala adalah mixer dan oven panggang. Selain itu, armada transportasi memerlukan pemeliharaan setiap bulan. Oleh karena itu, pengeluaran perusahaan untuk pemeliharaan peralatan produksi selama satu tahun ialah sebesar Rp 1.500.000,00. 10. Tunjangan Hari Raya THR diberikan kepada seluruh karyawan setiap satu tahun sekali saat Hari Raya Idul Fitri tiba. THR tersebut bernilai satu kali gaji per bulan. Dengan demikian, pengeluaran Elsari terkait dengan pemberian THR tiap tahun adalah sebesar Rp 15.800.000,00. 11. Proses pemasaran ke beberapa daerah di luar kota membutuhkan armada transportasi yang memadai. Daerah tujuan pemasaran antara lain Bandung, Karawang, Serang, Cibubur, Depok, dan Sukabumi. Penyewaan mobil diperlukan untuk menunjang kelancaran distribusi pemasaran hingga ke mitra penjualan. Penyewaan mobil memerlukan biaya sewa per harinya sebesar Rp 200.000,00. Proses distribusi dilakukan selama enam hari. Dengan demikian, pengeluaran Elsari untuk distribusi produk hingga ke luar kota per tahun ialah sebesar Rp 57.600.000,00. 12. Motor yang dimiliki oleh Elsari berjumlah empat unit. Besarnya pajak yang harus dibayarkan per tahun untuk satu unit sepeda motor ialah sebesar Rp 250.000,00. Oleh karena itu, total biaya pajak motor yang harus dibayarkan adalah Rp 1.000.000,00. 13. Kemasan yang diproduksi untuk Elsari memiliki harga satuan sebesar Rp 1.350,00. Pemesanan kemasan dilakukan minimal 5.000 buah per bulan dan hanya berlaku kelipatannya. Selama umur usaha, Elsari memesan 5.000 buah kemasan setiap bulan. Hal ini dikarenakan besarnya produksi Elsari berjumlah 4.160 kotak brownies panggang per bulan pada tahun pertama dan 4.992 kotak brownies panggang per bulan pada tahun kedua hingga akhir umur usaha. Dengan demikian, biaya pengeluran Elsari untuk kemasan produk berjumlah Rp 81.000.000,00 sepanjang umur usaha. 14. Peralatan produksi yang dibutuhkan dalam pembuatan brownies panggang antara lain loyang, baskom, spatula, dan ayakan terigu. Umur ekonomis peralatan produksi tersebut ialah satu tahun sehingga digolongkan dalam komponen biaya tetap. Pengeluaran perusahaan untuk mendanai peralatan produksi ialah sebesar Rp 3.000.000,00 per tahun. b Skenario Usaha II Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery pada dasarnya sama dengan skenario usaha I. Adanya rencana pengembangan usaha yang menuntut adanya beberapa komponen pengeluaran tambahan bagi Elsari, antara lain pembayaran wifi, sewa bangunan, kemasan produk, serta pembayaran pinjaman. Total biaya tetap yang dikeluarkan Elsari pada skenario usaha II ini ialah sebesar Rp 593.767.250,00. Pembahasan mengenai rincian biaya tetap yang dikeluarkan oleh Elsari adalah sebagai berikut: 1. Elsari Brownies and Bakery memiliki tambahan karyawan yang akan membantu pelaksanaan produksi maupun pemasaran setelah adanya pengembangan usaha. Pada skenario II ini Elsari mempekerjakan 17 orang karyawan. Total pengeluaran Elsari untuk gaji karyawan per tahun adalah sebesar Rp 240.000.000,00. Rincian karyawan yang bekerja di Elsari setelah pengembangan usaha dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rincian Karyawan Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha II dan III Divisi Jumlah orang Gaji per Orang Rp Gaji per Divisi Rp Top Management 2 2.000.000 4.000.000 Produksi Brownies 5 1.200.000 6.000.000 Administrasi dan Keuangan 2 1.000.000 2.000.000 Pegawai Gerai 2 1.000.000 2.000.000 Pemasaran 6 1.000.000 6.000.000 Total Gaji Karyawan per Bulan 20.000.000 2. Pengeluaran untuk komunikasi akan mengalami peningkatan seiring dengan pengembangan usaha. Biaya komunikasi yang dimaksud adalah biaya pembelian pulsa. Biaya ini diperlukan untuk menunjang jalinan komunikasi antara pemilik usaha dengan karyawan baik di bidang produksi, pemasaran, distribusi, maupun keuangan. Total pengeluaran Elsari untuk komunikasi per tahun adalah Rp 2.400.000,00 dengan asumsi biaya komunikasi per bulan adalah Rp 200.000,00. 3. Suplai listrik akan sangat diperlukan guna menunjang kegiatan operasional di gerai baru Elsari. Hal ini dikarenakan banyaknya perlengkapan elektronik yang digunakan untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung. Oleh karena itu, biaya pengeluaran Elsari terkait dengan listrik akan menjadi Rp 7.200.000 per tahun. 4. Pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi akan membutuhkan pasokan air yang memadai. Biaya pengeluaran Elsari untuk pembayaran air per bulan adalah Rp 300.000,00. Dengan demikian, biaya yang diperlukan oleh Elsari untuk membayar pasokan air adalah sebesar Rp 3.600.000,00 per tahun. 5. Perlengkapan administrasi juga mengalami peningkatan akibat adanya pengembangan usaha. Biaya administrasi menjadi Rp 3.000.000,00 per tahun. 6. Pembukaan gerai baru Elsari memerlukan kegiatan promosi yang lebih intesif untuk memperkenalkan gerai tersebut kepada masyarakat luas. Oleh karena itu, biaya yang dibutuhkan juga lebih besar. Penambahan biaya tersebut sebesar Rp 2.000.000,00 dibanding kondisi perusahaan saat ini. Alokasi tambahan tersebut dapat digunakan untuk mencetak pamflet dan brosur lebih banyak untuk disebarkan di tempat-tempat strategis. Selain itu, biaya promosi juga digunakan untuk proses pembuatan banner serta berbagai media periklanan lainnya. Media pemasaran melalui social media juga memerlukan dana tambahan untuk akses internet. Dengan demikan, biaya promosi saat pengembangan usaha menjadi sebesar Rp 5.000.000,00 per tahun. 7. Pajak Bumi dan Bangunan yang diperlukan untuk membayar gerai baru Elsari di kawasan Padjajaran ialah sebesar Rp 3.500.000,00. 8. Tambahan orang yang berkerja di Elsari setelah pengembangan usaha juga memiliki dampak pada anggaran pemberian makanan bagi karyawan. Pembukaan gerai baru Elsari memerlukan tambahan sebanyak empat orang, yaitu satu orang di bagian produksi brownies panggang, satu orang di bagian pemasaran, dan dua orang sebagai pegawai gerai sekaligus barista. Total karyawan yang bekerja di Elsari untuk menunjang kegiatan operasional di gerai baru berjumlah 17 orang. Dengan demikian, anggaran Elsari terkait konsumsi karyawan ialah senilai Rp 106.080.000,00 per tahun dengan asumsi Rp 20.000,00 per hari. 9. Pengembangan usaha Elsari memerlukan peralatan produksi tambahan guna peningkatan kapasitas produksi baik brownies panggang maupun kopi. Selain itu, terdapat berbagai barang investasi tambahan untuk menunjang kenyamanan pengunjung di gerai baru Elsari. Armada transportasi juga ditambah untuk memperluas proses distribusi produk ke mitra penjualan. Semua perlengkapan tersebut membutuhkan perawatan secara berkala. Oleh karena itu, biaya pemeliharaan semua barang investasi Elsari juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi perusahaan sebelum pengembangan usaha. Anggaran pemeliharaan tersebut menjadi Rp 2.000.000,00 per tahun. 10. Tunjangan Hari Raya THR bagi 17 orang karyawan Elsari setelah pengembangan usaha memerlukan biaya sebesar Rp 20.000.000,00. THR diberikan satu tahun sekali saat Hari Raya Idul Fitri yang senilai dengan satu kali gaji. 11. Walaupun Elsari telah memiliki satu unit mobil, namun kegiatan pemasaran harus tetap didukung melalui armada transportasi tambahan saat pengembangan usaha ini. Hal ini dikarenakan pengiriman brownies panggang ke berbagai kota di luar kota Bogor akan lebih diintensifkan. Oleh karena itu, penyewaan mobil diasumsikan sebanyak enam kali dalam seminggu untuk menunjang kegiatan pemasaran Elsari dalam kondisi pengembangan usaha. Besarnya biaya penyewaan mobil adalah sebesar Rp 200.000,00. Dengan demikian, pengeluaran Elsari untuk menyewa mobil ialah Rp 57.600.000,00 per tahun. 12. Motor merupakan salah satu barang investasi kendaraan operasional Elsari. Motor yang dimiliki Elsari berjumlah empat unit. Pajak motor per unit ialah senilai Rp 250.000,00. Dengan demikian, total pengeluaran Elsari terkait pembayaran pajak motor ialah Rp 1.000.000,00 per tahun. 13. Pajak mobil yang dikeluarkan setiap tahun adalah sebesar Rp 2.000.000,00. 14. Fasilitas akses internet tanpa kabel atau wifi diberikan kepada pengunjung secara gratis untuk menunjang kenyamanan mereka saat mengonsumsi langsung produk Elsari di gerai baru. Biaya yang dibutuhkan per bulan untuk akses internet tersebut sebesar Rp 100.000,00. Dengan demikian, total biaya akses internet wifi selama satu tahun adalah Rp 1.200.000,00. 15. Peralatan produksi seperti loyang, baskom, spatula, dan ayakan terigu sangat diperlukan dalam proses pembuatan brownies panggang. Peralatan produksi tersebut memiliki masa pakai selama satu tahun sehingga menjadi bagian dari biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan. Pengeluaran untuk peralatan produksi tersebut ialah sebesar Rp 3.000.000,00 per tahun. 16. Pembukaan gerai baru Elsari akan dilakukan di kawasan Padjadjaran dengan menyewa bangunan atau ruko. Biaya penyewaan bangunan tersebut ialah Rp 120.000.000,00 per tahun. c Skenario Usaha III Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery pada skenario usaha III pada dasarnya sama dengan biaya tetap yang diperlukan pada skenario usaha II. Namun, pada skenario usaha III Elsari tidak memerlukan pengeluaran untuk menyewa bangunan karena Elsari telah memiliki bangunan yang berfungsi sebagai pabrik dan gerai baru Elsari. Oleh karena itu, total biaya tetap yang dikeluarkan Elsari pada skenario usaha III adalah sebesar Rp 522.329.000,00. 2 Biaya Variabel a Skenario Usaha I Biaya variabel yang dikeluarkan Elsari Brownies and Bakery dalam menghasilkan brownies panggang pada skenario usaha I terdiri atas gas LPG, transportasi, serta pengadaan bahan baku. Penjabaran lebih lanjut terkait rincian biaya variabel dapat dilihat sebagai berikut: 1. Jumlah gas LPG 12 kg yang diperlukan dalam produksi brownies panggang dalah 642 tabung per tahun. Besarnya pembelian gas LPG per tabungnya ialah Rp 78.000,00. Dengan demikian pengeluaran Elsari terkait pengadaan gas ialah sebesar Rp 50.076.000,00. 2. Biaya transportasi yang dibutuhkan mencakup distribusi produk dan pengadaan bahan baku bagi kegiatan produksi Elsari Brownies and Bakery. Distribusi produk ke mitra penjualan Elsari di luar kota membutuhkan alokasi pendanaan untuk bahan bakar kendaraan bermotor tersebut. Beberapa tujuan pemasaran Elsari ialah Karawang, Serang, Bandung, Sukabumi, Cibubur, dan Depok. Kegiatan distribusi dilakukan sebanyak enam kali dalam seminggu. Bahan bakar yang dibutuhkan selama satu hari distribusi diasumsikan sebesar 25 liter. Dengan demikian, pengeluaran Elsari untuk menunjang kegiatan distribusi pemasarannya ialah sebesar Rp 32.400.000,00 per tahun. 3. Bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan brownies panggang antara lain: a. Tepung terigu yang diperlukan sebagai bahan baku pembuatan brownies panggang dengan 10 kocok adonan per hari adalah sebanyak 268 bal per tahun. Takaran satu bal berarti 25 kg dengan harga Rp 158.000,00 per bal. Oleh karena itu, dibutuhkan 6.700 kg tepung terigu untuk memproduksi 49.920 kotak brownies panggang per tahun. Total pengeluaran Elsari untuk pengadaan tepung terigu pada tahun pertama adalah Rp 42.344.000,00. b. Dalam proses pembuatan 49.920 kotak brownies panggang diperlukan 208 bal gula per tahun. Satu bal gula terdiri dari 50 kg gula dengan harga Rp 467.000,00 per bal. Biaya yang harus dikeluarkan Elsari untuk membeli gula per tahun ialah sebesar Rp 97.136.000,00. c. Telur yang diperlukan dalam proses pembuatan brownies panggang Elsari sebanyak 642 peti. Satu peti terdiri atas 15 kg telur dengan harga Rp 215.000,00 per peti. Oleh karena itu, pengadaan bahan baku telur membutuhkan biaya sebesar Rp 138.030.000,00. d. Salah satu bahan baku pembuatan brownies panggang adalah minyak nabati. Minyak nabati yang dibutuhkan Elsari pada ialah 452 karton. Satu karton minyak nabati terdiri dari enam buah minyak nabati dengan komposisi dua liter per buah. Harga per karton minyak nabati ialah sebesar Rp 122.000,00. Dengan demikian, pengeluaran Elsari untuk biaya pengadaan minyak nabati ialah Rp 55.144.000,00 per tahun. e. Coklat bubuk yang diperlukan sebagai komponen bahan baku pembuatan brownies panggang ialah sebanyak 58 bal. Satu bal terdiri dari 25 kg coklat bubuk. Harga per bal coklat bubuk adalah sebesar Rp 1.625.000,00. Oleh karena itu, biaya yang harus dikeluarkan Elsari untuk pengadaan bahan baku coklat bubuk ini per tahun ialah Rp 94.250.000,00. f. Bahan baku penyusun brownies panggang salah satunya adalah keju. Keju yang diperlukan pada tahun pertama adalah sebanyak 98 karton. Satu karton keju berisi delapan buah plastik keju dengan berat masing-masing dua kg. Harga per karton keju ini ialah Rp 844.000,00. Dengan demikian, pengadaan bahan baku keju per tahun memerlukan biaya sebesar Rp 82.712.000,00. g. Cokelat batangan diperlukan sebagai salah satu bahan baku pembuatan brownies panggang. Pengeluaran Elsari untuk cokelat batangan per tahun adalah sebesar Rp 75.000.000,00. h. Brownies panggang yang dijual oleh Elsari memiliki berbagai macam variasi topping antara lain meises, chocochips, kacang mete, kismis, dan susu. Biaya variabel yang diperlukan terkait pengadaan berbagai bahan baku topping tersebut memerlukan dana senilai Rp 75.000.000,00 per tahun. i. Bahan baku penunjang lainnya dalam proses pembuatan brownies panggang antara lain vanili, soda kue, dan garam. Biaya variabel yang diperlukan terkait pengadaan berbagai bahan baku penunjang tersebut adalah sebesar Rp 75.000.000,00. b Skenario Usaha II Biaya variabel yang dikeluarkan oleh Elsari pada skenario usaha II terdiri dari gas LPG, transportasi, dan bahan baku. Pengembangan usaha Elsari ialah pembukaan gerai baru yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi. Oleh karena itu, bahan baku pada skenario usaha II ini juga dilengkapi dengan bahan baku pembuatan kopi. Total pengeluaran biaya variabel Elsari pada skenario II ialah sebesar Rp 1.056.832.000,00 pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta Rp 1.371.878.000,00 pada tahun ketiga hingga akhir umur bisnis. Pembahasan lebih lanjut mengenai biaya variabel dapat dilihat sebagai berikut: 1. Pemakaian gas LPG 12 kg untuk memproduksi brownies panggang pada tahun pertama dan kedua skenario usaha II ialah sebanyak 770 tabung. Pada tahun ketiga hingga akhir umur bisnis, terdapat peningkatan pemakaian gas LPG sehingga menjadi 963 tabung gas. Biaya pemakaian per satuan tabung gas LPG sebesar Rp 78.000,00. Dengan demikian, biaya variabel yang dikeluarkan oleh Elsari terkait pemakaian gas LPG pada tahun pertama dan kedua sebesar Rp 60.060.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh menghabiskan dana sebesar Rp 75.114.000,00. 2. Peningkatan produksi akibat adanya rencana pengembangan usaha menuntut penambahan pengadaan kemasan produk. Pemesanan hanya dapat dilakukan dalam kelipatan 5.000 buah. Produksi pada tahun pertama dan kedua Elsari ialah 59.904 kotak sedangkan pada tahun ketiga hingga tahun kesepuluh ialah 74.880 kotak. Oleh karena itu, Elsari akan memesan kemasan sejumlah 5.000 buah per bulan pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta 10.000 buah per bulan pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha. Harga satuan kemasan ialah Rp 1.350,00. Dengan demikian, biaya variabel terkait kemasan produk Elsari ialah Rp 81.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha sedangkan Rp 162.000.000,00 pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha. 3. Seiring dengan adanya peningkatan produksi guna memenuhi target penjualan di gerai baru, maka terdapat pula peningkatan alokasi pemasaran melalui mitra penjualan atau retailer. Pembukaan gerai baru Elsari diharapkan akan meningkatkan efektivitas saluran promosi melalui word of mouth sehingga wilayah pemasaran Elsari melalui retailer akan lebih luas. Bagian delivery akan membuka pemasaran ke daerah-daerah lain yang belum dijangkau oleh Elsari sehingga semakin memudahkan konsumen menjangkau produk Elsari. Proses distribusi melalui retailer dilakukan langsung oleh bagian delivery Elsari dengan menggunakan armada transportasi berupa mobil. Pengeluaran yang diperlukan untuk pembelian bahan bakar selama proses distribusi pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha adalah sebesar Rp 38.880.000,00 dengan asumsi pemakaian bahan bakar sebesar 30 liter per satu hari proses distribusi. Sedangkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh ialah Rp 51.840.000,00 dengan asumsi terdapat peningkatan bahan bakar yang diperlukan menjadi 40 liter. Kegiatan distribusi dilakukan selama enam kali dalam satu minggu. Peningkatan alokasi biaya akomodasi pada tahun ketiga hingga kesepuluh dikarenakan adanya peningkatan frekuensi pengiriman produk Elsari ke wilayah pemasaran baru. 4. Tepung terigu yang digunakan sebagai salah satu komponen bahan baku dalam produksi brownies panggang mengalami peningkatan pada skenario usaha II. Tepung terigu yang digunakan pada tahun pertama dan kedua adalah sebanyak 322 bal atau 8.050 kg. Penggunaan tepung terigu pada tahun ketiga hingga kesepuluh adalah sebanyak 402 bal atau 10.050 kg. Harga tepung terigu ialah Rp 158.000,00 per bal. Dengan demikian pengeluaran Elsari untuk pembelian tepung terigu pada tahun pertama dan kedua sebesar Rp 50.876.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh sebesar Rp 63.516.000,00. 5. Pada skenario usaha II, gula yang digunakan pada proses produksi brownies panggang adalah sebanyak 250 bal di tahun pertama dan kedua serta 312 bal pada tahun ketiga hingga kesepuluh. Satu bal sama nilainya dengan 50 kg. Biaya pembelian gula ialah sebesar Rp 467.000,00 per bal. Alokasi pembelian gula juga meningkat akibat adanya counter penjualan kopi di gerai Elsari yang baru. Penambahan biaya tersebut ialah sebesar Rp 5.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua serta Rp 10.000.000,00 pada tahun ketiga hingga kesepuluh. Dengan demikian, biaya variabel yang dikeluarkan Elsari untuk pembelian gula ialah sebesar Rp 121.750.000,00 pada tahun pertama dan kedua serta Rp Rp 155.704.000,00 pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha. 6. Penggunaan telur sebagai bahan baku pembuatan brownies panggang adalah sebanyak 770 peti pada tahun pertama dan kedua serta 963 peti pada tahun ketiga hingga kesepuluh. Satu peti berisi 15 kg telur. Harga satu peti telur ialah sebesar Rp 215.000,00. Oleh karena itu, biaya variabel terkait pembelian telur pada tahun pertama dan kedua ialah sebesar Rp 165.550.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha adalah sebsar Rp 207.045.000,00. 7. Minyak nabati yang digunakan pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha Elsari ialah sebanyak 542 kardus atau 3.252 buah. Pada tahun ketiga hingga kesepuluh, penggunaan minyak nabati adalah sebesar 678 kardus atau 4.068 buah. Satu buah kardus minyak nabati memiliki harga sebesar Rp 122.000,00. Oleh karena itu, pengeluaran biaya variabel terkait pembelian minyak nabati pada tahun pertama dan kedua sebesar Rp 66.124.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha ialah sebesar Rp 82.716.000,00. 8. Penggunaan coklat bubuk sebagai salah satu bahan baku pembuatan brownies panggang mengalami peningkatan akibat adanya pengembangan usaha. Pada tahun pertama dan kedua, coklat bubuk yang digunakan adalah sebanyak 70 bal atau 1.750 kg. Coklat bubuk yang dibutuhkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh adalah 87 bal atau 2.175 kg. Harga satu bal coklat bubuk ialah Rp 1.625.000,00. Dengan demikian, biaya variabel yang dikeluarkan Elsari terkait dengan pembelian coklat bubuk adalah Rp 113.750.000,00 sedangkan pada tahun kedua hingga kesepuluh adalah sebesar Rp 141.375.000,00. 9. Keju yang digunakan dalam produksi brownies panggang pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha adalah sebanyak 118 kardus sedangkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh adalah sebanyak 147 kardus. Satu kardus keju berisi delapan buah keju seberat dua kg. Harga satu buah kardus keju adalah sebesar Rp 844.000,00. Oleh karena itu, pengeluaran Elsari untuk membeli keju pada tahun pertama dan kedua adalah sebesar Rp 99.592.000,00 sedangkan Rp 124.068.000,00 pada tahun ketiga hingga kesepuluh. 10. Proses produksi brownies panggang membutuhkan coklat batangan sebagai salah satu komponen bahan bakunya. Biaya variabel yang diperlukan untuk pembelian coklat batangan pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha adalah sebesar Rp 75.000.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha ialah Rp 80.000.000,00. 11. Elsari memproduksi brownies panggang dengan beragam variasi topping antara lain mesis, chocochips, kacang mede, kismis, dan susu. Anggaran yang diperlukan untuk membeli bahan baku pembuatan topping tersebut adalah sebesar Rp 75.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta Rp 80.000.000,00 pada tahun ketiga hingga kesepuluh. 12. Bahan baku penunjang lainnya dalam proses produksi brownies panggang adalah vanili, soda kue, dan garam. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh Elsari untuk membeli bahan baku penunjang ini diasumsikan sebesar Rp 75.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua serta Rp 80.000.000,00 pada tahun ketiga hingga kesepuluh pengembangan usaha. 13. Bahan baku yang diperlukan dalam proses pembuatan kopi antara lain biji kopi, gula, susu, dan cokelat cair. Pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha, target penjualan Elsari adalah 25 cangkir kopi per hari. Satu buah cangkir kopi membutuhkan kira-kira 10 gram biji kopi sehingga dalam satu hari dibutuhkan 250 gram biji kopi. Biji kopi dijual dengan minimal pembelian sebanyak 500 gram seharga Rp 69.000,00. Gerai baru Elsari akan beroperasi selama 30 hari. Oleh karena itu, dalam satu tahun biaya variabel yang diperlukan untuk membeli biji kopi adalah Rp 12.420.000,00. Sedangkan pada tahun ketiga hingga tahun kesepuluh target penjualan kopi di gerai baru Elsari adalah sebanyak 50 cangkir. Dengan demikian, biaya variabel yang diperlukan ialah Rp 24.840.000,00. 14. Susu cair diperlukan sebagai pelengkap dalam suguhan secangkir kopi. Susu cair yang digunakan memiliki harga beli sebesar Rp 14.500,00 per liter. Dalam satu bulan, susu cair yang diperlukan untuk menunjang kegiatan operasional Elsari adalah sebanyak 1,5 liter. Oleh karena itu, biaya variabel yang diperlukan terkait pembelian susu pada tahun pertama dan kedua adalah Rp 7.830.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh adalah sebesar Rp 15.660.000,00. 15. Pengeluaran lainnya yang diperlukan sebagai pelengkap suguhan kopi ialah cokelat cair dan whipped cream. Biaya variabel yang diperlukan diasumsikan adalah sebesar Rp 5.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua serta Rp 10.000.000,00 untuk tahun ketiga hingga akhir umur usaha. 16. Kemasan diperlukan bagi konsumen yang menginginkan kopinya untuk dibawa pulang atau tidak diminum di gerai langsung. Kemasan yang digunakan adalah gelas plastik PET dengan tutup cembung yang biasa digunakan di coffee shop internasional. Total biaya yang diperlukan untuk memesan satu buah kemasan dengan dilengkapi logo perusahaan dan sedotan ialah Rp 1.000,00. Elsari akan memesan sebanyak 9.000 buah kemasan pada tahun pertama sehingga akan membutuhkan dana sebanyak Rp 9.000.000,00. Pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha, diperlukan biaya variabel sebesar Rp 18.000.000,00 terkait biaya pembelian 18.000 buah kemasan. c Skenario Usaha III Pengeluaran biaya variabel pada skenario usaha II sama dengan pengeluaran biaya variabel pada skenario usaha III. Hal ini dikarenakan tidak adanya penambahan dana untuk membeli bahan baku produksi brownies panggang serta kopi. Dengan demikian, total biaya variabel yang dikeluarkan Elsari pada skenario III ialah sebesar Rp 1.056.832.000,00 pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta Rp 1.371.878.000,00 pada tahun ketiga hingga akhir umur bisnis.

6.2.3.4. Bunga

1 Skenario Usaha I Pada skenario usaha I, Elsari tidak mengajukan pinjaman dana ke bank. Oleh karena itu, Elsari tidak memiliki kewajiban untuk membayar angsuran pinjaman kepada bank. 2 Skenario Usaha II Rencana pengembangan usaha pada skenario II membutuhkan tambahan dana sehingga Elsari mengajukan peminjaman dana ke Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp 100.000.000,00. Oleh karena itu, Elsari memiliki kewajiban untuk membayar pinjaman tersebut dalam jangka waktu sepuluh tahun sebesar Rp 16.187.250,00. Adapun rincian pinjaman dan bunga dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Rincian Pokok Pinjaman, Biaya Bunga, dan Sisa Pokok Pinjaman dalam Rp Tahun Pokok Pinjaman Biaya Bunga Angsuran Sisa Pokok Pinjaman 1 6.312.250 9.875.000 16.187.250 93.687.750 2 6.935.585 9.251.665 16.187.250 86.752.165 3 7.620.474 8.566.776 16.187.250 79.131.691 4 8.372.996 7.814.255 16.187.250 70.758.696 5 9.199.829 6.987.421 16.187.250 61.558.867 6 10.108.312 6.078.938 16.187.250 51.450.555 7 11.106.508 5.080.742 16.187.250 40.344.047 8 12.203.275 3.983.975 16.187.250 28.140.772 9 13.408.349 2.778.901 16.187.250 14.732.423 10 14.732.423 1.454.827 16.187.250 3 Skenario Usaha III Elsari mengajukan pinjaman kepada BRI untuk mendanai rencana pengembangan usaha berupa pembelian investasi bangunan. Pinjaman dana tersebut sebesar Rp 400.000.000,00 yang akan dibayar selama 10 tahun periode pembayaran angsuran. Adapun rincian pinjaman dan bunga dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Rincian Pokok Pinjaman, Biaya Bunga, dan Sisa Pokok Pinjaman dalam Rp Tahun Pokok Pinjaman Biaya Bunga Angsuran Sisa Pokok Pinjaman 1 25.249.000 39.500.000 64.749.000 374.751.000 2 27.742.339 37.006.661 64.749.000 347.008.661 3 30.481.895 34.267.105 64.749.000 316.526.766 4 33.491.982 31.257.018 64.749.000 283.034.784 5 36.799.315 27.949.685 64.749.000 246.235.468 6 40.433.248 24.315.753 64.749.000 205.802.221 7 44.426.031 20.322.969 64.749.000 161.376.190 8 48.813.101 15.935.899 64.749.000 112.563.088 9 53.633.395 11.115.605 64.749.000 58.929.693 10 58.929.693 5.819.307 64.749.000

6.2.3.5. Pajak Restoran

Pajak restoran merupakan komponen pengeluaran outflow yang harus dikeluarkan atas laba bersih yang diperoleh setiap tahunnya. Pajak ini merupakan pajak atas pelayanan restoran yang diserahkan kepadaPemerintah Daerah Kota Bogor. Penghitungan pajak penghasilan didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran. Pajak restoran tersebut sebesar 10 persen dari laba bersih yang dibayarkan per bulan. Penerapan pajak ini dilakukan kepada restoran yang memiliki nilai penjualan di atas Rp 7.500.000,00 per bulan. Tabel 17. Pajak Restoran Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha II dan III dalam Rp Tahun Skenario II Skenario III EBT Nilai Pajak EBT Nilai Pajak 1 12.811.000 - 16.814.000 - 2 13.434.335 - 14.320.661 - 3 193.425.224 1.611.877 167.724.895 1.397.707 4 194.177.745 1.618.148 170.734.982 1.422.792 5 195.004.579 1.625.038 174.042.315 1.450.353 6 195.913.062 1.632.609 177.676.247 1.480.635 7 196.911.258 1.640.927 181.669.031 1.513.909 8 198.008.025 1.650.067 186.056.101 1.550.468 9 199.213.099 1.660.109 190.876.395 1.590.637 10 200.537.173 1.671.143 196.172.693 1.634.772 Pajak restoran diberlakukan kepada skenario pengembangan usaha yang memberikan inovasi berupa counter penjualan kopi. Pajak restoran yang harus dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery tergantung pada perolehan laba kotor tiap tahun di masing-masing skenario usaha. Berdasarkan Tabel 17 di atas diperoleh informasi bahwa pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha di skenario usaha II, pajak restoran tidak diberlakukan. Hal ini dikarenakan pendapatan penjualan yang dibawah nilai Rp 7.500.000,00 per bulan pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha. Pada skenario usaha III, perolehan laba bersih pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha memiliki nilai negatif. Oleh karena itu, pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha, tidak dikenai pengeluaran untuk pajak restoran.

6.2.4 Analisis Laba Rugi

Menurut Umar 2007, proyeksi laba rugi disusun oleh data-data pendapatan dan biaya. Dalam analisis laba rugi usaha, pendapatan diperoleh dari penerimaan dan nilai sisa investasi, sedangkan komponen biaya disusun oleh biaya tetap, biaya variabel, dan pajak penghasilan. Perhitungan laba rugi usaha dimulai dengan mengurangi jumlah seluruh penerimaan dengan total biaya tetap dan biaya variabel setiap tahunnya. Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai penerimaan sebelum bunga dan pajak EBIT atau laba kotor yang kemudian dikurangi dengan biaya bunga sehingga didapatkan penerimaan sebelum pajak atau laba bersih sebelum pajak EBT. Sebagai langkah akhir, dilakukan pengurangan terhadap EBT dengan pajak penghasilan untuk setiap EBT yang bernilai positif atau memperoleh keuntungan. Dengan demikian didapatkan nilai penerimaan setelah pajak atau labarugi usaha. Untuk biaya tetap pada komponen biaya operasional ditambahkan dengan komponen biaya penyusutan dari barang- barang investasi per tahunnya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Rincian biaya penyusutan skenario I, II, dan III dapat dilihat pada Lampiran 5, 6, dan 7. Elsari Brownies and Bakery telah memperoleh laba mulai dari tahun pertama usaha hingga akhir umur usaha di skenario usaha I dan II. Namun, pada skenario usaha III, laba yang diperoleh pada tahun pertama dan kedua bernilai negatif. Perolehan laba bersih per tahun di ketiga skenario usaha dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Laba Bersih Elsari Brownies and Bakery pada Ketiga Skenario Usaha dalam Rp Tahun Skenario Usaha I Skenario Usaha II Skenario Usaha III 1 66.328.000 12.811.000 16.814.000 2 66.328.000 13.434.335 14.320.661 3 66.328.000 191.813.347 166.327.187 4 66.328.000 192.559.598 169.312.190 5 66.328.000 193.379.541 172.591.962 6 66.328.000 194.280.453 176.195.612 7 66.328.000 195.270.331 180.155.122 8 66.328.000 196.357.958 184.505.634 9 66.328.000 197.552.990 189.285.758 10 66.328.000 198.866.030 194.537.920 Rata-rata 66.328.000 158.632.558 140.177.673 Berdasarkan analisis laba rugi, rata-rata laba bersih yang didapat Elsari pada skenario II merupakan perolehan rata-rata laba bersih yang paling besar apabila dibandingkan dengan skenario usaha lainnya. Skenario usaha III memliki perolehan rata-rata laba bersih terbesar kedua setelah skenario usaha II sedangkan skenario usaha I memperoleh rata-rata laba bersih yang paling kecil. Melalui informasi tersebut, dapat dikatakan bahwa rencana pengembangan usaha Elsari baik melalui skenario usaha II maupun III akan memberikan rata-rata perolehan laba bersih yang lebih besar apabila dibandingkan dengan kondisi perusahaan saat ini. Dengan demikian, menurut analisis laba dan rugi, Elsari Brownies and Bakery sebaiknya menjalankan skenario usaha II atau III untuk memperoleh laba bersih yang lebih besar.

6.2.5. Analisis Kelayakan Finansial