Tabel 6. Komposisi Angka Kecukupan Gizi per 100 gram Brownies
7
Komponen Gizi Satuan
Kadar Air
gr 2,80
Energi kkal
434,00 Protein
gr 4,00
Lemak gr
14,00 Karbohidrat
gr 76,60
Kalsium mg
19,00 Besi
mg 1,99
Magnesium mg
40,00 Fosfor
mg 82,00
Kalium mg
219,00 Natrium
mg 303,00
Seng mg
0,64 Tembaga
mg 0,27
Mangan mg
0,35 Selenium
mcg 2,60
Vitamin C mg
0,30 Thiamin
mg 0,16
Riboflavin mg
0,16 Niasin
mg 1,88
Asam pantotenat mg
0,13 Vitamin B6
mg 0,01
Asam folat mcg
35,00 Vitamin A
IU 11,00
2.4. Penelitian Terdahulu
Referensi melalui penelitian terdahulu merupakan salah satu sumber informasi yang dapat dijadikan acuan bagi penelitian ini. Hal yang dikaji dalam
penelitian terdahulu diantaranya ialah produk yang diteliti, periode pembangunan investasi, alat analisis yang digunakan, tingkat diskonto yang digunakan,
penetapan umur usaha, asumsi aspek finansial, dan indikator perubahan pada analisis sensitivitas.
Proses pemasaran produk olahan roti salah satunya dilakukan melalui restoran. Death by Chocolate DBC merupakan restoran yang mengusung
panganan berbasis cokelat dalam menunya, antara lain brownies. Heidyningsih 2009 melakukan penelitian mengenai kelayakan usaha Death by Chocolate di
Kota Bogor, Jawa Barat. Analisis kelayakan berdasarkan produk agribisnis tidak hanya dilakukan pada produk brownies. Penelitian terdahulu menunjukkan
7
http:www.asiamaya.comnutrientsbrownies.htm [diakses tanggal 20 Januari 2012]
berbagai macam produk agribisnis yang telah diteliti kelayakan usahanya, antara lain jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah, kerupuk rambak, dan
yoghurt. Produk agribisnis tersebut memiliki kesamaan karakteristik dengan brownies yaitu produk olahan yang telah siap untuk dikonsumsi. Napitupulu
2009 melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah. Lokasi penelitian dilakukan di CV.
Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat. Oktafiyani 2009 melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha pembuatan kerupuk
rambak dengan membandingkan penggunaan bahan baku kulit sapi dan kulit kerbau. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal,
Jawa Tengah. Syafrul 2010 meneliti tentang analisis kelayakan usaha pembuatan yoghurt di Perusahaan Dafarm, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Periode pembangunan investasi setiap perusahaan berbeda-beda. Hal ini tergantung dari lamanya waktu yang diperlukan untuk membangun investasi
sebelum kegiatan
operasional usaha
dilakukan. Heidyningsih
2009 menggunakan tahun ke-0 sebagai tahun pembangunan investasi. Hal ini
dikarenakan pembangunan investasi restoran Death by Chocolate DBC relatif lama sehingga diasumsikan investasi dibangun selama tahun ke-0. Penelitian
Napitupulu 2009, Oktafiyani 2009, dan Syafrul 2010 menggunakan tahun pertama untuk pembangunan investasi usaha. Pada penelitian mengenai analisis
kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini, peneliti menggunakan tahun pertama sebagai tahun pembangunan investasi usaha.
Investasi yang digunakan dalam usaha ini tidak memerlukan periode yang lama untuk membangunnya. Oleh karena itu, investasi dilakukan pada tahun pertama
usaha. Pada dasarnya, tidak terdapat perbedaan mengenai alat analisis yang
digunakan dalam penelitian mengenai studi kelayakan bisnis. Alat analisis yang digunakan ialah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net
Benefit Cost Ratio Net BC, dan Payback Period PP. Penelitian terdahulu yang dijadikan referensi pada penelitian ini menggunakan alat analisis yang sama.
Namun, terdapat perbedaan pada salah satu kriteria investasi yang digunakan, yaitu payback period. Penelitian Oktafiyani 2009 menggunakan metode
discounted payback period dalam penentuan periode pengembalian investasi. Penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and
Bakery ini menggunakan metode yang sama yaitu discounted payback period untuk menentukan periode pengembalian investasi. Penggunaan metode ini
ditujukan untuk mengetahui perbandingan manfaat yang diperoleh usaha di masa mendatang dengan nilai uang saat ini. Oleh karena itu, nilai manfaat bersih yang
digunakan merupakan manfaat bersih yang telah didiskonto. Tingkat diskonto dalam penelitian terdahulu memiliki nilai yang berbeda-
beda. Hal ini didasarkan melalui sumber permodalan yang digunakan dalam pengembangan usaha. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heidyningsih
2009, sumber permodalan pada restoran DBC berasal dari modal sendiri. Oleh karena itu, tingkat diskonto yang digunakan sebesar tujuh persen dari tingkat suku
bunga deposito tahun 2009. Napitupulu 2009 menggunakan tingkat diskonto sebesar 14 persen karena sumber modal diperoleh melalui pinjaman kepada Bank
Jabar Banten. Tingkat diskonto yang digunakan dalam penelitian Oktafiyani 2009 ialah sebesar 8,38 persen. Nilai ini didasarkan pada tingkat suku bunga
deposito bank yang terdekat dengan pengusaha, yaitu Bank Rakyat Indonesia BRI serta modal usaha berasal dari modal sendiri. Syafrul 2010 menggunakan
tingkat diskonto sebesar 6,5 persen. Nilai ini diperoleh melalui tingkat suku bunga deposito rata-rata Bank Indonesia BI pada bulan November 2009 karena usaha
ini dijalankan melalui modal sendiri. Pada penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini, tingkat diskonto yang
digunakan ialah rata-rata BI rate pada bulan Februari 2012 hingga Maret 2012 pada skenario usaha I. Tingkat diskonto pada skenario usaha II dan III ialah
opportunity cost of capital OCC berdasarkan rata-rata tertimbang antara BI rate dan tingkat suku bunga pinjaman BRI selama Februari 2012 hingga Maret 2012.
Hal ini dikarenakan modal yang digunakan dalam skenario usaha II dan III berasal dari pinjaman bank.
Umur bisnis ditetapkan melalui dasar yang berbeda-beda. Pada penelitian Heidyningsih 2009, umur bisnis yang digunakan ialah selama sepuluh tahun
berdasarkan umur ekonomis peralatan yang digunakan perusahaan. Umur bisnis pada penelitian Napitupulu 2009 didasarkan pada usia bangunan yaitu selama
sepuluh tahun. Umur ekonomis bangunan digunakan sebagai dasar penetapan umur bisnis karena bangunan merupakan investasi yang memerlukan biaya
terbesar setelah lahan. Oktafiyani 2009 menentukan umur bisnis berdasarkan umur ekonomis investasi terlama, yaitu bangunan. Umur bisnis yang digunakan
ialah sepuluh tahun. Penelitian Syafrul 2010 menggunakan umur bisnis selama sepuluh tahun. Hal ini didasarkan pada umur ekonomis mesin inkubator dan
mesin pasteurisasi. Umur ekonomis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ialah 10 tahun. Hal ini berdasarkan pada umur ekonomis mixer sebagai peralatan
produksi yang paling krusial dalam usaha Elsari Brownies and Bakery. Analisis aspek finansial dapat menggunakan berbagai macam asumsi dan
skenario usaha. Penentuan asumsi pada aspek finansial akan turut memengaruhi perhitungan pada analisis laba rugi dan laporan arus kas. Penelitian yang
dilakukan oleh Napitupulu 2009 menggunakan asumsi bahwa pada tahun pertama dan kedua CV. WPIU berproduksi sebesar 70 persen dari kapasitas yang
ingin dicapai. Hal ini dilakukan pada tahun-tahun awal produk yang dihasilkan dipasarkan di supermarket sehingga produk belum dikenal konsumen secara luas.
Pada tahun ketiga hingga tahun kesepuluh, CV WPIU telah melakukan kegiatan produksi sebesar 100 persen karena telah memiliki pengalaman dan produk telah
dikenal di pasaran. Oktafiyani 2009 melakukan perbandingan antara pembuatan kerupuk
rambak dengan menggunakan bahan baku kulit sapi dan kerbau. Analisis finansial dari penelitian ini menggunakan asumsi bahwa pada tahun pertama dan kedua
masing-masing berproduksi sebesar 50 persen dan 70 persen. Hal ini dikarenakan usaha masih dalam tahap pengenalan produk kepada konsumen sehingga usaha
membatasi jumlah produksinya. Pada tahun ketiga hingga kesepuluh, jumlah produksi telah mencapai 100 persen.
Penelitian yang dilakukan oleh Syafrul 2010 menggunakan dua skenario usaha. Analisis kelayakan finansial skenario I mengacu pada kondisi usaha saat
ini dimana usaha belum berproduksi dengan memanfaatkan kapasitas maksimal mesin produksi. Nilai tersebut diasumsikan konstan hingga umur usaha berakhir.
Pada analisis finansial skenario II, jumlah input produksi setiap bulannya
meningkat 16 persen dari skenario I dan diasumsikan konstan hingga akhir umur usaha.
Penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery menggunakan tiga skenario usaha. Pada skenario usaha
satu, proses analisis kelayakan dilakukan dengan mengacu pada kondisi perusahaan saat ini. Asumsi yang digunakan ialah kegiatan produksi sudah
berjalan dengan optimal sehingga jumlah produksi tetap hingga akhir umur usaha. Pada skenario usaha dua dan tiga, asumsi yang digunakan ialah adanya
peningkatan produksi sebesar 50 persen pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta peningkatan produksi sebesar 100 persen pada tahun
ketiga hingga akhir umur usaha. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui perubahan pada faktor-
faktor yang akan memengaruhi biaya dan manfaat. Perubahan-perubahan yang dimaksud berbeda tergantung dari pengalaman masing-masing perusahaan.
Analisis sensitivitas pada penelitian Heidyningsih 2009 berdasarkan pengalaman perusahaan, yaitu perubahan harga output sebesar tujuh persen, peningkatan harga
input sebesar tujuh persen, dan perubahan penurunan produksi sebesar lima persen.
Syafrul 2010 melakukan analisis sensitivitas terhadap usaha pembuatan yoghurt. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan dari
usaha pembuatan yoghurt dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada. Perubahan biasanya terjadi pada faktor-faktor produksi seperti kenaikan biaya
bahan baku dan penurunan penjualan. Berdasarkan pengalaman perusahaan, usaha ini pernah mengalami penurunan penjualan sebesar 36,57 persen. Nilai tersebut
berasal dari jumlah penjualan terkecil dalam satu bulan dibandingkan dengan nilai rata-rata penjualan per bulannya. Biaya bahan baku juga memiliki pengaruh dalam
komponen biaya usaha. Biaya bahan baku terbesar adalah biaya pembelian susu segar. Kenaikan harga susu segar pernah mengalami peningkatan sebesar 12,5
persen. Penurunan penjualan dan kenaikan harga bahan baku tersebut memerlukan analisis sensitivitas untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan secara finansial.
Analisis sensitivitas juga dilakukan pada penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini dengan
didasarkan pada pengalaman perusahaan. Perubahan yang pernah dialami perusahaan ialah penurunan penjualan sebesar 3,85 persen, peningkatan harga
telur sebesar 14 persen, dan peningkatan harga BBM sebesar 33,33 persen. Analisis nilai pengganti atau switching value merupakan variasi analisis
sensitivitas yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan maksimal pada biaya variabel dan penerimaan penjualan yang dapat ditolerir
sehingga usaha masih layak untuk dijalankan. Penelitian Napitupulu 2009 menggunakan analisis nilai pengganti untuk melihat perubahan maksimal pada
faktor-faktor yang memengaruhi biaya dan manfaat agar usaha masih dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Analisis nilai pengganti dilakukan pada
perubahan faktor-faktor yaitu kenaikan harga gula pasir, kenaikan harga botol jus, penurunan penjualan jus, dan penurunan penjualan sirup. Analisis terhadap
variabel harga gula pasir dan botol jus dilakukan karena memegang proporsi yang besar dalam biaya usaha. Analisis penurunan penjualan jus dan sirup dilakukan
karena persaingan yang terjadi di dalam industri semakin ketat dan produk tidak lagi berada dalam tahap pertumbuhan dalam siklus hidup produk. Dengan
demikian, variabel yang dianalisis merupakan variabel yang dianggap signifikan terhadap usaha.
Oktafiyani 2009 melakukan analisis switching value untuk mengetahui perubahan maksimal pada variabel yang berpengaruh dalam usaha. Variabel yang
dianalisis dalam switching value ialah variabel yang dianggap signifikan memengaruhi usaha. Dalam penelitian ini variabel yang akan dianalisis yaitu
jumlah produksi dan biaya bahan baku. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan penurunan penjualan produk sebagai akibat penurunan produksi. Selain itu, usaha
ini juga sangat bergantung pada kulit sapi dan kerbau sebagai bahan baku utama dan lemak sebagai bahan baku penolong yang memiliki harga fluktuatif di pasar.
Penelitian terdahulu yang dilakukan di lokasi yang sama dengan penelitian ini juga dijadikan acuan dalam perolehan informasi. Rahmanto 2010 meneliti
tentang strategi pengembangan usaha “Elsari Brownies and Bakery”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal
perusahaan Elsari serta merumuskan strategi pengembangan usaha yang tepat bagi Elsari. Hasil penelitian memberikan rekomendasi untuk menjaga dan
mempertahankan usaha. Strategi yang paling sesuai dengan Elsari adalah strategi intensif yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan kondisi
perusahaan, sebaiknya
perusahaan melaksanakan
restrukturisasi sistem
manajemen perusahaan untuk mengatasi kelemahan sumberdaya perusahaan, seperti tenaga pemasar dan keterbatasan peralatan, dan strategi meningkatkan
diferensiasi produk serta pelayanan kepada konsumen untuk mengatasi persaingan sebagai solusi masalah eksternal perusahaan.
Penelitian yang dilakukan adalah analisis kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery pada kondisi saat ini atau tanpa pengembangan usaha
dengan pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru. Kelebihan dari penelitian yang dilakukan adalah adanya penambahan inovasi dari peneliti untuk
melengkapi gerai baru Elsari dengan counter penjualan kopi sebagai salah satu rencana pengembangan usaha. Selain itu, terdapat perbedaan alat analisis yang
akan dipakai dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu menggunakan metode payback period untuk menentukan periode
pengembalian investasi sedangkan penelitian ini menggunakan metode discounted payback period. Hal ini dikarenakan analisis dengan menggunakan payback
period memiliki kelemahan, yaitu diabaikannya nilai waktu uang time value of money dan diabaikannya cash flow setelah periode payback Nurmalina et al
2009. Oleh karena itu, pemakaian metode discounted payback period dapat menjadi solusi untuk mengurangi kelemahan pertama. Menurut Umar 2007,
nilai discounted payback period diperoleh melalui nilai investasi dikurangi saldo nilai tunai bersih sekarang dengan tingkat diskonto yang berlaku. Nilai tunai
bersih yang digunakan adalah nilai yang telah di diskon dengan tingkat suku bunga yang berlaku.
Penelitian atas nama Rahmanto 2010 memiliki kesamaan lokasi dengan penelitian yang akan dilakukan. Namun, perbedaannya ialah topik yang akan
dianalisis. Rahmato 2010
mengadakan penelitian
mengenai strategi
pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery sedangkan penelitian yang akan dilakukan terfokus pada analisis kelayakan rencana pengembangan usaha Elsari
Brownies and Bakery.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis