Sejarah Produksi Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha (Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh Elsari Brownies and Bakery)

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Sejarah

Elsari Brownies and Bakery ialah bisnis keluarga yang didirikan oleh H. Maman Surahman pada tahun 2003. Elsari merupakan UKM yang bergerak di bidang industri pengolahan makanan jadi seperti pastry, brownies, dan kue tradisional lainnya. Ide pendirian usaha ini berawal dari keahlian istri pemilik Elsari, yaitu Hj. Elli Ratnasari, yang gemar memasak aneka jenis kue dan rajin bereksperiman dalam meracik bahan baku sehingga tercipta resep kue yang istimewa. H. Maman Surahman berprofesi sebagai karyawan di PT. Goodyear Indonesia. Bapak Maman berinisiatif untuk mendirikan sebuah usaha setelah masa baktinya usai. Aneka kue yang dibuat istrinya ternyata diminati oleh masyarakat sekitar. Ide bisnis akhirnya muncul untuk membuka usaha pembuatan kue dan didukung sepenuhnya oleh sang istri. Pada awal terbentuknya, manajemen Elsari sangat sederhana. Istri pemilik di bagian produksi bertanggungjawab dalam pembuatan kue dan pemilik Elsari sebagai agen distributor yang bertugas menyalurkan produk hingga ke tangan konsumen. Saluran pemasaran yang digunakan pada awal usaha ini juga sangat sederhana. Pabrik yang digunakan untuk melakukan kegiatan produksi ialah rumah pemilik, yaitu Jl. Kebon Pedes I No. 2 Kota Bogor. Usaha pembuatan brownies ini ternyata cukup sukses. Brownies tersebut mampu diterima oleh konsumen bahkan permintaan terhadap brownies pun meningkat dari tahun ke tahun. Respon positif ini yang mendasari pemilik Elsari untuk menyewa bangunan yang lebih besar sebagai tempat produksi.

5.2. Produksi

Elsari Brownies and Bakery resmi berdiri pada 1 Oktober 2003. Pemberian nama ini berasal dari nama istri pemilik, Elli Ratnasari. Kegiatan produksi kemudian dipindahkan ke Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06RW 11, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilik menyewa bangunan tersebut sebagai pabrik sekaligus mini counter yang akan melayani pembelian secara langsung. Elsari berhasil menjual 10 kotak brownies panggang per hari atau 300 kotak per bulan pada awal pendiriannya. Modal yang digunakan ialah sebesar Rp 3.000.000,00. Modal tersebut dialokasikan untuk pembelian peralatan, bahan baku, dan kemasan. Respon masyarakat yang positif terhadap brownies panggang Elsari mengakibatkan permintaan dari konsumen pun meningkat hingga 1.000 kotak per bulan. Pada tahun 2004, terdapat peningkatan permintaan konsumen terhadap brownies panggang Elsari, yaitu sebesar 3.000 kotak brownies per bulan. Perkembangan ini menuntut kebutuhan modal yang tidak sedikit. Oleh karena itu, pada tahun 2004, Elsari mengajukan permohonan pinjaman pendanaan kepada Bank Rakyat Indonesia senilai Rp 10.000.000,00. Penambahan modal tersebut digunakan untuk membeli peralatan produksi seperti tiga buah oven, satu buah kompor gas, satu buah mixer kecil, dan satu buah mixer besar. Pemilik membeli kendaraan operasional yaitu motor untuk menunjang kegiatan pemasaran Elsari. Elsari juga mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia MUI dan izin dari Dinas Kesehatan Kota Bogor yang semakin meningkatkan kepercayaan konsumen akan keamanan produk Elsari untuk dikonsumsi. Pengajuan kredit Elsari kepada BRI mendapat respon positif karena Elsari sselalu membayar cicilan pinjaman dengan tepat waktu sesuai prosedur. Pada tahun 2005, Elsari kembali meminjam dana yang lebih besar yaitu sebesar Rp 30.000.000,00. Dana tambahan itu dialokasikan untuk menambah peralatan investasi yang diperlukan untuk memenuhi permintaan konsumen akan brownies panggang yang meningkat menjadi 4.000 kotak per bulan. Dana tersebut juga dimanfaatkan untuk menambah armada operasional dengan membeli motor dan mobil masing-masing dua unit secara kredit. Permintaan konsumen pada tahun 2006 ialah sejumlah 5.000 kotak brownies panggang per bulan. Permintaan brownies panggang pada tahun 2007 mengalami peningkatan hingga mencapai 6.000 kotak per bulan. Elsari telah dikenal masyarakat luas bahkan di luar Pulau Jawa. Elsari telah berhasil memenuhi pesanan konsumen yang berada di Pulau Bali dan Pulau Sumatera. Pada tahun 2007, Elsari berhasil mengembangkan inovasi yaitu brownies kering broker. Broker merupakan ide kreatif pemanfaatan brownies retur dari brownies yang diperjualkan. Broker merupakan hasil olahan lebih lanjut dari brownies yang sifatnya retur. Setelah dilakukan proses pengenalan pasar ternyata respon masyarakat sangat positif terhadap adanya inovasi produk yang baru ini. Produk brownies kering pun berkembang menjadi salah satu produk unggulan Elsari Brownies and Bakery. Permasalahan internal yang dialami oleh Elsari terkait dengan manajemen perusahaan pada tahun 2009 mengakibatkan kegoncangan dalam kegiatan produksi. Produksi Elsari menurun hingga mencapai 1.300 kotak per bulan. Namun, pada tahun 2010, Elsari mampu bangkit sehingga produksi yang dihasilkan mengalami peningkatan menjadi 4.083 kotak per bulan. Peningkatan produksi ini terus berlanjut hingga tahun 2011. Elsari mampu menghasilkan brownies panggang sebanyak 4.160 kotak per bulan.

5.3. Pemasaran