4. Nilai Sewa
Nilai sewa adalah nilai dari hasil menyewakan alat atau bahan yang dimiliki suatu usaha. Alat atau bahan yang sering disewakan adalah barang
investasi. 5.
Salvage Value Salvage value adalah nilai barang investasi yang tidak habis selama umur
usaha. Nilai ini diukur pada akhir usaha atau di tahun terakhir usaha.
3.1.4. Studi Kelayakan Bisnis
Bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang dikoordinasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan produsen,
pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan berada dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka Umar 2007. Definisi bisnis
secara umum merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya- biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah
untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit.
Kasmir dan Jakfar 2009 mengungkapkan bahwa bisnis merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan
tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, terutama
bagi pemilik bisnis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Analisis bisnis adalah suatu metode untuk menentukan pilihan berbagai penggunaan yang
kompetitif dari sumberdaya-sumberdaya dengan cara sederhana. Pada dasarnya analisis bisnis adalah menaksir manfaat dan biaya suatu usaha serta
merumuskannya menjadi alat ukur yang berlaku umum. Pendirian suatu bisnis akan memberikan berbagai manfaat atau
keuntungan terutama bagi pemilik usaha. Di samping itu, keuntungan dan manfaat lain dapat pula dipetik oleh berbagai pihak dengan kehadiran suatu usaha, antara
lain: 1
Memperoleh keuntungan Apabila suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan akan memberikan
keuntungan, terutama keuntungan keuangan bagi pemilik bisnis. Keuntungan ini
biasanya diukur dari nilai uang yang akan diperoleh dari hasil usaha yang dijalankannya.
2 Membuka peluang usaha
Dengan adanya usaha jelas akan membuka peluang pekerjaan kepada masyarakat, baik bagi masyarakat yang terlibat langsung dengan usaha atau
masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi usaha. Adanya peluang pekerjaan ini akan memberikan pendapatan bagi masyarakat yang bekerja pada usaha tersebut.
3 Manfaat ekonomi
a Menambah jumlah barang dan jasa
Pendirian pabrik tertentu akan memproduksi barang dan jasa. Dengan tersedianya jumlah barang dan jasa yang lebih banyak, masyarakat punya banyak
pilihan. Hal ini akan berdampak pada harga yang cenderung turun dan kualitas barang sejenis akan lebih meningkat.
b Meningkatkan mutu produk
Peningkatan mutu produk disebabkan oleh adanya barang dari usaha sejenis dapat memacu produsen untuk meningkatkan kualitas produknya.
c Meningkatkan devisa
Barang produksi suatu industri dengan tujuan ekspor akan dapat menambah devisa atau akan dapat memberikan pemasukan devisa atau akan dapat
memberikan pemasukan devisa bagi negara dari barang yang kita ekspor. d
Menghemat devisa Artinya apabila semula barang tersebut kita impor dan sekarang bisa
diproduksi di dalam negeri maka jelas tindakan ini akan dapat menghemat devisa negara.
4 Tersedia sarana dan prasarana
Bisnis yang akan dijalankan di samping memberikan manfaat seperti di atas juga memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas terutama bagi
masyarakat sekitar bisnis yang akan dijalankan. Manfaat yang dirasakan seperti tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti jalan, telepon, air,
penerangan, pendidikan, rumah sakit, rumah ibadah, sarana olahraga, dll.
5 Membuka isolasi wilayah
Untuk wilayah tertentu pembukaan suatu usaha misalnya perkebunan, jalan, atau pelabuhan akan membuka isolasi wilayah. Wilayah yang semula
tertutup akan menjadi terbuka sehingga akses masyarakat akan menjadi lebih baik.
6 Meningkatkan persatuan dan membantu pemerataan pembangunan
Dengan adanya proyek atau usaha biasanya pekerja yang bekerja di dalam proyek akan datang dari berbagai suku bangsa. Pertemuan dari berbagai suku akan
dapat meningkatkan persatuan. Kemudian dengan adanya proyek di berbagai daerah akan memberikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah.
Menurut Kasmir dan Jakfar 2009, studi kelayakan bisnis merupakan suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis
yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh-
sungguh data dan informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung, dan dianalisis hasil penelitian tersebut dengan dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang sedang atau akan dijalankan akan
memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Layak di sini diartikan juga
akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat luas.
Pengertian studi kelayakan menurut Jumingan 2009 adalah penilaian yang menyeluruh untuk menilai keberhasilan suatu proyek. Keberhasilan proyek
memiliki pengertian yang berbeda antara pihak yang berorientasi laba dan pihak yang tidak berorientasi laba semata. Namun demikian, semua ditujukan untuk
mencapai keberhasilan dalam industrialisasi. Industrialisasi memiliki manfaat- manfaat yang bisa diambil suatu negara. Sebaliknya industrialisasi bisa gagal
karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh negara yang bersangkutan. Studi kelayakan proyek harus dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam industrialisasi suatu negara. Jadi, tujuan dilakukannya
studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
Studi kelayakan bisnis menurut Kasmir dan Jakfar 2009 dilakukan untuk mengidentifikasi masalah di masa yang akan datang sehingga dapat
meminimalkan kemungkinan melesetnya hasil yang ingin dicapai dalam suatu investasi. Dengan kata lain, studi kelayakan bisnis akan memperhitungkan hal-hal
yang akan menghambat atau peluang dari investasi yang akan dijalankan. Jadi dengan adanya studi kelayakan bisnis minimal dapat memberikan pedoman atau
arahan kepada usaha yang akan dijalankan nantinya. Kasmir dan Jakfar 2009 memaparkan bahwa terdapat lima tujuan
mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, antara lain:
1 Menghindari risiko kerugian
Untuk mengatasi risiko kerugian karena di masa datang ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau
memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. 2
Memudahkan perencanaan Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan. Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang
diperlukan, kapan usaha atau proyek akan dijalankan, dimana lokasi proyek akan dibangun, siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya,
berapa besar keuntungan yang akan diperoleh, serta bagaimana cara mengawasinya jika terdapat penyimpangan. Yang jelas dalam perencanaan sudah
terdapat jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha yang dijalankan sampai waktu tertentu.
3 Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis
tersebut telah memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan
rencana yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang sudah direncanakan.
4 Memudahkan pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencana yang sudah disusun maka akan memudahkan perusahaan untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
Pelaksana pekerjaan bisa sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya karena merasa ada yang mengawasi sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat oleh
hal-hal yang tidak perlu. 5
Memudahkan pengendalian Jika dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka
apabila terjadi suatu penyimpangan akan mudah terdeteksi sehingga akan bisa dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah
untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke rel yang sesungguhnya sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.
Studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan secara seksama untuk menentukan bagaimana manfaat yang akan diperoleh dari suatu
investasi tertentu dan harus dipertimbangkan pada setiap tahap dalam perencanaan usaha dan siklus pelaksanaan. Aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan
bisnis meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek finansial. 1
Aspek Pasar Pengkajian aspek pasar penting untuk dilakukan karena tidak ada bisnis
yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Untuk mencapai hasil pemasaran yang diinginkan suatu
perusahaan harus menggunakan alat-alat pemasaran yang membentuk suatu bauran pemasaran. Analisis aspek pasar mencakup permintaan, penawaran, harga,
program pemasaran yang akan digunakan, serta perkiraan penjualan. Aspek pasar dan pemasaran adalah inti dari penyusunan studi kelayakan.
Walaupun secara teknis telah menunjukkan hasil yang layak untuk dilaksanakan tapi tidak artinya apabila tidak diikuti dengan adanya pemasaran dari produk yang
dihasilkan. Oleh karena itu, dalam membicarakan aspek pemasaran harus benar-
benar diuraikan secara baik dan realistis baik mengenai masa lalu maupun prospeknya di masa datang serta melihat bermacam-macam peluang dan kendala
yang mungkin akan dihadapi. Permintaan pasar dari produk yang dihasilkan merupakan dasar dalam penyusunan jumlah produksi. Penyusunan jumlah
produksi sendiri merupakan dasar dalam rencana pembelian bahan baku, jumlah tenaga kerja yang diperlukan serta fasilitas lain yang dibutuhkan.
Dalam uraian aspek pasar dan pemasaran, sekurang-kurangnya harus melingkupi peluang pasar, perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar, dan
langkah-langkah yang perlu dilakukan di samping kebijaksanaan yang diperlukan. Untuk pembahasan dalam peluang pasar perlu disajikan angka-angka permintaan
dan penawaran di daerah pemasaran dari produk pemasaran dari produk yang dihasilkan pada masa lalu trend perkembangan permintaan dan membuat
perkembangan permintaan terhadap produk yang direncanakan di masa yang akan datang. Selain itu, harus diuraikan mengenai kendala-kendala yang dihadapi
dalam pemasaran, seperti pesaing, kekuatan dan kelemahannya, serta menguraikan keunggulan-keunggulan dari usaha yang direncanakan. Penentuan
market space peluang pasar dan market share peluang yang dapat dimanfaatkan merupakan penentuan pangsa pasar yang didasarkan pada proyeksi
permintaan dan penawaran Ibrahim 2003. Menurut Kasmir dan Jakfar 2009, pasar dapat diartikan sebagai suatu
mekanismen yang terjadi antara pembeli dan penjual atau tempat pertemuan antara kekuatan permintaan dan penawaran. Hal-hal yang penting dalam penilaian
kelayakan suatu usaha berdasarkan aspek pasar adalah: a
Permintaan Permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen pada
berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Secara umum, faktor-faktor yang memengaruhi permintaan suatu barang atau jasa ialah harga barang itu
sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, pendapatan, selera, jumlah penduduk, dan faktor khusus.
b Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Faktor-faktor yang
memengaruhi penawaran suatu barang atau jasa adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, teknologi, harga input, tujuan
perusahaan, dan faktor khusus. c
Struktur pasar Jumlah permintaan dan penawarann serta jenis barang yang ada di pasar
saat ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui struktur pasar atas produk atau jasa tersebut. Jadi kalau kita menanamkan investasi untuk menghasilkan suatu
produk atau jasa, maka pengenalan struktur pasar yang ada mutlak diperlukan sebelum produk atau jasa tersebut diluncurkan agar strategi dan kebijakan tentang
pemasaran yang diambil benar-benar tepat sasaran. Dalam praktiknya terdapat berbagai struktur pasar yang ada. Salah satu
cara untuk mengenal struktur pasar adalah dengan melihat jumlah perusahaan yang ada dalam industri yang menawarkan barang atau jasa. Adapun jenis struktur
pasar yang ada bisa dikelompokkan ke dalam pasar persaingan sempurna, pasar persaingan monopolistik, pasar oligopoli, dan pasar monopoli.
d Program pemasaran
Agar investasi atau bisnis yang akan dijalankan dapat berhasil dengan baik, maka sebelumnya perlu melakukan strategi bersaing yang tepat. Unsur
strategi persaingan tersebut adalah menentukan segmentasi pasar segmentation, menetapkan pasar sasaran targeting, dan menentukan posisi pasar positioning
atau sering disebut pula dengan STP. Setlah strategi bersaing diterapkan, maka selanjutnya perlu diselaraskan dengan kegiatan pemasaran lainnya seperti strategi
bauran pemasaran marketing mix. Adapun strategi bauran pemasaran tersebut ialah strategi produk, strategi harga, strategi lokasi dan distribusi, serta strategi
promosi. e
Pangsa pasar atau market share perusahaan Market space adalah peluang pasar market potential yang dapat
dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan. Market space terjadi apabila permintaan lebih besar dari penawaran. Selisih yang terjadi ini merupakan ruang gerak bagi
perusahaan untuk dapat masuk pasar. Market share merupakan bagian yang dapat diambil oleh gagasan usaha
yang direncanakan. Dengan demikian, apabila market space tidak tersedia, maka
tidak mungkin akan terdapat market share. Kesempatan untuk mendapatkan market share sangat tergantung pada masing-masing perusahaan dalam
melakukan persaingan di antara perusahaan dalam harga, kualitas, kuantitas, teknis produksi, penggunaan teknologi, dll Ibrahim 2003.
2 Aspek Teknis
Aspek teknis mencakup masalah penyediaan sumber-sumber dan pemasaran hasil-hasil produksi, seperti lokasi usaha, besaran skala operasional
untuk mencapai kondisi yang ekonomis, kriteria pemilihan mesin dan equipment, layout, proses produksi, serta ketepatan penggunaan teknologi. Apabila studi
kelayakan yang disusun adalah dalam bidang usaha produksi atau pengolahan, faktor utama yang perlu dimuat dalam aspek teknis produksi adalah lokasi
usahapabrik yang akan dikembangkan. Faktor-faktor yang perlu dijelaskan antara lain dilihat dari segi bahan baku, keadaan pasar, penyediaan tenaga kerja,
transportasi, dan fasilitas tenaga listrik, serta penanganan limbah apabila diperlukan. Di samping itu, perlu juga dijelaskan mengenai kemungkinan untuk
mengadakan ekspansi di masa datang, baik dilihat dari kemungkinan tersedianya areal serta lingkungan maupun situasi dan kondisi dimana lokas usaha ditetapkan.
Pemilihan terhadap jenis teknologi yang digunakan juga perlu dijelaskan baik mengenai jenis, jumlah, dan ukuran bila diperlukan serta alasan-alasan dalam
pemilihan. Dalam aspek teknis produksi, perlu juga dibuat rencana produksi pada setiap tahun selama umur ekonomis proyek yang didasarkan pada peluang pasar,
kapasitas produksi, serta penyusunan keperluan kegiatan teknis Ibrahim 2003. Menurut Kasmir dan Jakfar 2009, tujuan yang hendak dicapai dalam
penilaian aspek teknis, antara lain: a
Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat.
b Agar perusahaan dapat menentukan lay out yang sesuai dengan proses produksi
yang dipilih sehingga dapat memberikan efisiensi. c
Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan produksinya.
d Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik untuk
dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
e Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan di
masa datang. Menurut Ibrahim 2003, hal-hal yang perlu ditinjau dalam penilaian
kelayakan berdasarkan aspek teknis suatu usaha antara lain: a
Lokasi proyek Faktor lokasi adalah faktor yang ikut secara langsung memengaruhi
kontinuitas dari kegiatan usaha karena lokasi proyek erat hubungannya dengan masalah pemasaran hasil produksi dan masalah biaya pengangkutan, di samping
masalah persediaan bahan baku. Dalam penyusunan studi kelayakan bisnid, faktor lokasi harus diperhitungkan dan dipertimbangkan secara tepat dan benar baik
dilihat dari segi ekonomisnya maupun dari segi teknis serta kemungkinan pengembangan usaha di masa yang akan datang.
b Daerah pemasaran
Kebijakan dalam menentukan lokasi usaha, apakah dekat dengan pasar hasil produksi atau dekat dengan bahan baku harus dipertimbangkan dari segi
teknis dan ekonomis sehingga kelangsungan usaha terjamin. Lokasi usaha yang dekat dengan pasar biasanya memiliki keunggulan yaitu pelayanan terhadap
konsumen dapat dilakukan dengan lebih cepat, ongkos angkut dari produk yang dihasilkan relatif lebih murah, dan volume penjualan dapat ditingkatkan.
c Bahan baku
Pendirian usaha yang dekat dengan bahan baku juga mempunyai beberapa keunggulan, antara lain supply bahan mentah dapat menjamin kontinuitas kegiatan
usaha, ongkos angkut bahan lebih murah, dan perluasan usaha lebih mudah untuk dilakukan. Dilihat dari ongkos angkut bahan mentah, apabila jumlah bahan
mentah yang diangkut jauh lebih besar daripada bahan jadi sebagai akibat dari proses produksi, lokasi usaha yang dekat dengan bahan baku lebih
menguntungkan dalam jangka panjang. d
Tenaga kerja Dalam menentukan lokasi usaha, supply tenaga kerja juga perlu mendapat
perhatian, baik dilihat dari jumlah tenaga kerja maupun kualitas yang diperlukan. Apabila usaha yang didirikan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang
relatif besar padat karya sebaiknya lokasi usaha yang didirikan dekat dengan
pemukiman penduduk. Demikian pula dengan usaha yang memanfaatkan keahlian penduduk setempat, seperti kerajinan kayu, kerajinan logam, dll.
e Fasilitas pengangkutan
Fasilitas pengangkutan yang tersedia dalam pemilihan lokasi perlu menjadi perhatian karena masalah pengangkutan merupaan masalah dalam
pengangkutan bahan mentah, barang jadi, maupun tenaga kerja. Besarnya biaya transportasi yang dikeluarkan akan berpengaruh terhadap harga pokok produksi
dan gagasan ini bisa mengakibatkan usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.
f Fasilitas tenaga listrik dan air
Apabila di lokasi proyek tidak tersedia fasilitas listrik, usahakan lokasi proyek didirikan dekat dengan pembangkit tenaga listrik seperti adanya air terjun
yang memungkinkan pembangunan tenaga listrik. g
Luas produksi Untuk menentukan luas produksi dalam usaha yang direncanakan
tergantung pada pangsa pasar dari produk yang dihasilkan. Apabila pangsa pasar dapat dimiliki dalam jumlah yang tidak terbatas, tentu jumlah produksi yang
dihasilkan sangat tergantung pada keuntungan optimal yang mungkin diperoleh. h
Proses produksi Proses produksi dari gagasan usaha yang akan direncanakan juga perlu
diketahui untuk menentukan jumlah biaya investasi, jenis mesin yang digunakan, serta bentuk bangunan yang diperlukan sesuai dengan proses produksi secara
teknis. 3
Aspek Manajemen Menurut Kasmir dan Jakfar 2009, aspek manajemen dan organisasi
merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Hal ini dikarenakan walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan
tanpa didukung dengan manajemen organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan.
Baik menyangkut masalah SDM maupun rencana perusahaan secara keseluruhan haruslah disusun sesuai dengan tujuan perusahaan. Tujuan
perusahaan akan lebih mudah tercapai jika memenuhi kaidah atau tahapan dalam
proses manajemen. Proses manajemen atau kaidah ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam manajemen.
Masing-masing fungsi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi
dengan fungsi lainnya sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak dapat dijalankan secara baik, maka jangan diharapkan tujuan perusahaan akan tercapai. Untuk
keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi- fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan diterapkan secara benar. Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut: a
Perencanaan planning Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan, dan
bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan. b
Pengorganisasian organizing Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau
pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan
sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing. c
Pelaksanaan actuating Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan
kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pimpinan atau manajer harus menggerakkan pekerjaan yang telah ditentukan
dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk, dan memberi motivasi.
d Pengawasan controlling
Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi
penyimpangan maka akan segera dikendalikan.
4 Aspek Hukum
Tujuan dari penilaian kelayakan berdasarkan aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang
dimiliki. Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan lembaga yang mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang bersangkutan.
Penelitian ini sangat penting mengingat sebelum usaha tersebut dijalankan, maka segala prosedur yang berkaitan dengan izin-izin atau berbagai persyaratan harus
terlebih dahulu sudah dipenuhi. Bagi badan usaha yang akan dijalankan juga perlu dipersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek hukum seperti badan hukum
perusahaan yang dipilih seperti persereoan terbatas PT, firma, koperasi, atau yayasan. Bagi penilai studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu diteliti
keabsahan, kesempurnaan, dan keasliannya meliputi badan hukum, izin-izin yang dimiliki, sertifikat tanah, atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha
tersebut Kasmir dan Jakfar 2009. 5
Aspek Ekonomi Analisis ekonomi merupakan salah satu aspek yang perlu diketahui dengan
baik oleh manajemen atau pengusaha agar pengambilan keputusan tidak terjadi kesalahan. Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah
akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah, dampak positif yang diperoleh adalah dari aspek ekonomi
memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah daerah maupun pusat. Sebaliknya, dampak negatif adalah eksplorasi sumberdaya alam yang
berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi masyarakat sekitarnya.
Ditinjau dari aspek ekonomi salah satu kelayakan usaha atau dapat dilihat dari kemampuan investasi tersebut dalam meningkatkan pendapatan nasional atau
daerah melalui peningkatan PDB dan PAD. Kemudian kelayakan lain adalah naiknya income per capita masyarakat melalui peningkatan pendapatan seiring
dengan tumbuhnya sektor ekonomi Kasmir dan Jakfar 2009. 6
Aspek Sosial dan Lingkungan Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adakah
tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan,
jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah, dampak negatif dari aspek sosial adalah perubahan demografi di suatu wilayah, perubahan
budaya, dan kesehatan masyarakat. Dampak negatif dalam aspek sosial termasuk terjadinya perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat, dan struktur sosial lainnya.
Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Dampak lingkungan hidup
yang terjadi akibat pelaksanaan suatu proyek adalah perubahan suatu lingkungan dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia, biologi, atau sosial. Perubahan
lingkungan jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang ada baik terhadap fauna, flora, maupun manusia itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan
sebuah studi tentang dampak lingkungan yang akan timbul setelah suatu proyek dilaksanakan, yaitu Analisis Dampak Lingkungan Hidup AMDAL.
Dewasa ini, penelitian terhadap AMDAL suatu usaha sebelum dijalankan sangat penting. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya lingkungan yang
sehat, baik terhadap manusia, hewan, dan tumbuhan. Hasil studi kelayakan ini nantinya akan sangat berguna untuk para perencana serta bagi pengambil
keputusan. Arti lain dari analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan
dan akan diberikan jalan alternatif pencegahannya jika proyek tersebut mencemarkan lingkungan.
7 Aspek Finansial
Aspek keuangan mempelajari kebutuhan dan sumber dana meliputi bagaimana menghitung kebutuhan dana, baik dana untuk aktiva tetap maupun
dana untuk modal kerja Husnan dan Muhammad 2000. Kemudian juga meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika usaha dijalankan, lama
pengembalian investasi yang ditanamkan, sumber pembiayaan usaha, dan tingkat suku bunga yang berlaku. Aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisis usaha
menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu usaha yang diusulkan terhadap para peserta. Dalam usaha-usaha pertanian, para peserta terdiri petani,
perusahaan swasta, koperasi dan lembaga-lembaga lainnya. Tujuan utama analisis finansial adalah menentukan insentif bagi orang-orang yang terlibat dalam usaha
dengan mengidentifikasikan biaya dan manfaat dari suatu usaha dan untuk
kemudian dibandingkan diantara keduanya. Hal-hal yang menyangkut penilaian kelayakan menurut Ibrahim 2003 antara lain:
a Perkiraan Investasi
Jumlah dan jenis investasi apa saja yang diperlukan dalam rencana kegiatan usaha atau proyek yang akan dikerjakan harus jelas, baik mengenai
jumlah dan jenisnya maupun harga dari masing-masing investasi dan dibentuk dalam sebuah tabel. Harga dari masing-masing investasi sedapat mungkin harus
sesuai dengan harga pada saat pengadaan investasi sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam perhitungan.
b Biaya Operasi dan Pemeliharaan
Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Perhitungan biaya ini harus disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga
tidak ada unsur biaya yang tertinggal. Biaya tetap terdiri dari gaji karyawan tetap, bunga bank, pengembalian pokok pinjaman, penyusutan, asuransi, dan biaya tetap
lainnya yang harus dapat ditentukan besarnya setiap tahun selama umur ekonomis dari proyek yang direncanakan. Biaya tidak tetap yaitu biaya yang diperlukan
untuk membiayai proses produksi dimana besar kecilnya biaya ini tergantung pada besar kecilnya jumlah produksi. Biaya tidak tetap terdiri dari biaya bahan
baku, upah tenaga kerja langsung, biaya bahan bakar, biaya pengangkutan, sewa gedung, dll.
c Sumber Pembiayaan
Sumber pembiayaan, baik biaya investasi maupun modal kerja, harus direncanakan secara jelas dan terperinci. Dalam hal ini harus dapat ditentukan
komposisi modal secara jelas, berapa persen sumber modal yang berasal dari investor maupun saham, dan berapa persen pula yang berasal dari pinjaman luar
kredit. d
Perkiraan Pendapatan Perkiraan benefit dalam bentuk finansial direncanakan sesuai dengan
rencana produksi dan rencana penjualan. Bentuk penerimaan ini dapat digolongkan atas penerimaan yang berasal dari hasil penjualan barang-barang
yang diproses dan penerimaan yang berasal dari luar barang-barang yang diproses.
e Analisis Kriteria Investasi
Analisis kriteria investasi yang dimaksud adalah mengadakan perhitungan mengenai layak atau tidaknya usaha yang dikembangkan dilihat dari segi kriteria
investasi. Analisis ini terdiri dari net present value, internal rate of return, maupun net benefit cost ratio. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan disini adalah
perkiraan investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, serta perkiraan pendapatan.
f Break Even Point dan Discounted Payback Period
Break even point adalah suatu tingkat produksi dimana total revenue sama dengan total cost TR=TC. Tingkat BEP ini dapat dilihat dari tiga bagian, antara
lain segi jumlah produksi, lamanya waktu pengembalian biaya, dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Tingkat BEP dilihat dari jumlah produksi bertujuan untuk
mengetahui jumlah produksi yang dapat menghasilkan profit. Dalam analisis ini juga perlu dihitung jumlah produksi yang dapat menghasilkan maksimum profit
MR=MC sebagai indikator bagi pengusaha dalam menjalankan produksi. Discounted payback period adalah suatu jangka waktu untuk
mengembalikan jumlah investasi dari suatu usaha yang direncanakan dengan tidak mengabaikan konsep nilai waktu dari uang. Semakin cepat usaha tersebut dapat
mengembalikan investasi, semakin baik kegiatan usaha karena jumlah investasi yang dikembalikan dapat digunakan pada usaha lain yang menghasilkan benefit
baru. Demikian pula dengan cepatnya pengembalian investasi, semakin mudah dalam penggantian aset baru dengan menggunakan teknologi yang lebih baru.
g Proyeksi Laba Rugi dan Aliran Kas
Proyeksi laba rugi dan aliran kas dibentuk dalam jangka waktu tertentu untuk melihat prospek keuangan dari usaha yang direncanakan. Dengan adanya
proyeksi laba rugi dan aliran kas, dapat diketahui posisi keuangan di masa yang akan datang. Di samping itu, dapat digunakan sebagai pedoman atau indikator
bagi pengusaha dalam menjalankan proyek. Arus kas merupakan aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Arus kas menggambarkan berapa uang yang masuk cash in ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Arus kas juga menggambarkan
berapa uang keluar cash out serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
Uang masuk dapat nerupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan atau pendapatan
yangg diperoleh dari berhubungan langsung dengan usaha yang sedang dijalankan seperti penjualan. Di samping itu, uang masuk bisa pula berasal dari pendapatan
lainnya yang bukan dari usaha utama. Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan
dalam suatu periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang dijalankan, maupun yang tidak ada hubungan sama sekali dengan usaha utama.
Uang keluar ini merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha, seperti pembayaran
cicilan hutang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, dan biaya-biaya lainnya.
Dalam arus kas semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan baik jenis maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa
sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang. Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan berapa pendapatan
yang akan diperoleh dan berapa biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan dan biaya apa saja yang dikeluarkan
serta berapa besar pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan setiap pos. Pada akhirnya cash flow akan terlihat pada kas akhir yang diterima
perusahaan. Jadi, arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi
tersebut Kasmir dan Jakfar 2009.
3.1.5. Analisis Finansial