e. Pengukuran
AHP memberi suatu skala untuk mengukur objek dalam wujud suatu metode untuk menetapkan prioritas.
f. Konsistensi
AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.
g. Sintesis
AHP menuntun pada suatu taksiran yang menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif.
h. Tawar-Menawar
AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik
berdasarkan tujuan-tujuan mereka. i.
Penilaian dan Konsensus AHP tidak memaksakan konsensus, tetapi mensintesis suatu hasil yang
representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda. j.
Pengulangan Proses AHP memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu
persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui perorangan.
Sedangkan kelemahan dalam menggunakan metode ini yaitu : a.
Jika Rasio Konsistensi CR lebih besar dari 0,1 maka mutu informasi harus diperbaiki dengan revisi penggunaan pertanyaan maupun
melakukan pengisian ulang kuisioner. b.
Responden adalah orang-orang yang mengetahui, menguasai, dan mempengaruhi pengambilan kebijakan atau mengetahui informasi yang
dibutuhkan.
2.5 Penelitian Terdahulu
2.5.1 Studi Tentang Buah Manggis
Penelitian mengenai buah manggis telah banyak dilakukan diantaranya penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmawati 2004
mengenai analisis persepsi dan prioritas konsumen dalam keputusan pembelian manggis dengan menggunakan Analitycal Hierarchy Process
AHP. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa buah manggis masih kurang diminati dibandingkan dengan buah lainnya, baik nasional maupun
impor. Buah manggis menempati peringkat ketujuh yang diprioritaskan konsumen diantara empat jenis buah nasional lainnya dan lima jenis buah
impor. Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan AHP diperoleh faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi konsumen rumah
tangga membeli manggis diantaranya harga manggis koefisien + 0,1888, frekuensi pembelian koefisiean
– 0,1141 dan rata-rata jumlah pembelian manggis koefisien + 0,050 dari standar error a 5 persen. Ketersediaan
buah merupakan faktor pertama yang mempengaruhi keputusan untuk menyediakan manggis dengan permintaan bobot 0,186, harga bobot
0,152, atribut buah fisik bobot 0,139 dan faktor anggaran bobot 0,126. Selain itu, penelitian mengenai buah manggis juga telah dilakukan
Susanto 2005 mengenai kajian strategis pengembangan agribisnis buah manggis di wilayah agropolitan. Berdasarkan hasil penelitian dengan
menggunakan AHP secara horisontal diketahui bahwa pengembangan sumber daya manusia menjadi prioritas utama dalam pengembangan
agribisnis buah manggis, prioritas selanjutnya adalah pengembangan kelembagaan
ekonomi rakyat,
pengembangan permodalan
serta pengembangan iklim usaha. Hasil pengolahan data secara vertikal
diketahui bahwa prioritas utama alternatif strategi yang direkomendasikan adalah alternatif strategi pengembangan peran lembaga penunjang
agribisnis buah manggis dalam penyediaan bibit unggul dan inovasi teknologi budidaya guna menghasilkan tanaman manggis yang memiliki
produktivitas tinggi, berorientasi dengan mutu yang dapat bersaing di pasar internasional.
2.5.2 Studi Mengenai Pemasaran dan Ekspor Manggis