a. Perbanyakan dengan biji
Tanaman manggis dapat diperbanyak dengan menggunakan biji tapi bukan merupakan perbanyakan secara generatif, karena biji manggis
yang terbentuk terjadi secara apomixis. Biji mempunyai viabilitas yang rendah dan cepat mengalami kemunduran. Biji harus segera
dikecambahkan segera setelah diambil dikeluarkan dari buahnya. Apabila biji tersebut tetap berada dalam buah, biji manggis tetap
bertahan viabilitasnya selama 3-5 minggu. Makin besar bijinya makin baik pertumbuhan tunasnya. Tanaman yang diperbanyak dengan biji
umumnya mulai berbuah pada umur 8-15 tahun. b.
Perbanyakan secara vegetatif Perbanyakan tanaman manggis secara vegetatif dapat berupa stek,
cangkok, penempelan, penyambungan, dan penyusunan. Cara yang paling berhasil diantara berbagai cara tersebut adalah cara yang
dilakukan dengan berupa penyambungan yaitu sambung pucuk. Cara ini lebih hemat dalam menggunakan cabang entris batang atas.
Sebagai entris digunakan tunas ujung yang masih muda daunnya tetapu telah cukup keras. Sebagai batang bawah digunakan bibit semai yang
sudah berumur dua tahun atau yang diameter batangnya sekitar 0,5 cm dan mempunyai kulit batang yang berwarna hijau. Metode ini
penyambungan celah lebih berhasil daripada metode sisi.
2.1.5 Pemeliharaan Tanaman
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, tanaman manggis secara kontinu harus mendapatkan perawatan yang baik pada masa tumbuh dan
berkembangnya. Pemupukan dan pengairan adalah hal yang sangat vital dalam menentukan hasil produksi manggis tersebut nantinya. Pemupukan
untuk pertumbuhan dengan biji diberikan sesuai dengan umur tanaman dan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu setengah dosis pertama sesudah
panen dan setengah dosis lagi menjelang berbunga. Pupuk diberikan dalam larikan melingkar sedalam 10-20 cm tepatnya di bawah tepi tajuk.
Sedangkan untuk pertumbuhan vegetatif yang baik, tanaman diberi pupuk urea 100-200 gpohon setelah satu bulan tanaman tersebut ditanam.
Pemberian diulang setiap enam bulan sekali ditambah dengan 20-30 kg pupuk kandang. Guna membantu mempertahankan kesehatan tanaman
apabila telah berbuah nanti, bibit sambungan yang berumur mulai dari empat tahun diberi pupuk NPK sebanyak 0,5 kgpohon. Pemberian pupuk
NPK juga diulangi setiap enam bulan sekali, setelah pohon tersebut dewasa maka perlu diberikan tambahan pupuk yang lebih banyak yaitu 3,5
kgpohon. Pengairan dilakukan 1-2 kali sehari pada fase awal pertumbuhan, terutama pada musim kemarau. Interval pengairan dikurangi
bertahap setelah tanaman berumur di atas 5 tahun.
2.1.6 Hama dan Penyakit
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya, tanaman manggis tidak lepas dari pengaruh hama dan penyakit. Hama utama pada tanaman
manggis adalah ulat bulu yang biasanya merusak daun-daun tanaman manggis. Pengendalian terhadap hama dan penyakit ini dilakukan dengan
cara menjaga sanitasi lingkungan dan pemeliharaan tanaman yang baik. Selain itu juga dilakukan penyemprotan insektisida Bayrusil 250
ECCymbush 50 EC dengan konsentrasi 0,1-0,2 persen. Terdapat beberapa macam hama dan penyakit yang biasanya ditemui
pada tanaman manggis, yaitu: a.
Bercak Daun Penyebab penyakit ini berupa jamur yang berasal dari jamur Pestalotia
sp, Gloesporium sp, dan Helminthosporium sp. Gejala penyakit ini
ditandai dengan timbulnya bercak pada daun yang tidak beraturan berwarna
abu-abu pada
pusatnya Pestalotia
sp ,
coklat Helminthosporium sp, dan hitam pada sisi atas dan bawah daun
Gloesporium sp. Pengendalian yang biasa dilakukan dalam menangani masalah penyakit ini dengan cara mengurangi kelembaban
yang berasal dari tanaman pelindung, memotong bagian yang terserang dan menyemprotkan fungisida Bayfidan 250 ECBaycolar 300 EC
dengan konsentrasi 0,1-0,2 persen. b.
Jamur Upas Penyebab penyakit ini berupa jamur yang berasal dari jamur Corticium
Salmonicolor Berk Br. Gejala-gejala yang timbul berupa cabang atau
ranting mati karena jaringan kulit mengering. Pengendalian dilakukan dengan memotong cabang atau ranting, mengerok kulit dan kayu yang
terserang jamur lalu mengolesi bagian yang dipotong dengan cat atau disemprot dengan Derosal 60 WP dengan konsentrasi 0,1-0,2 persen.
c. Hawar Benang
Penyebab penyakit ini berupa jamur yang berasal dari jamur Marasmius Scandens Mass Dennis et Reid.
Penyakit ini ditandai dengan tumbuhnya miselium jamur pada permukaan cabang dan
ranting yang membentuk benang putih yang dapat meluas sampai menutupi permukaan daun. Pengendalian dilakukan dengan menjaga
kebersihan dan memangkas daun yang terserang jamur. d.
Kanker Batang Penyebab penyakit ini berupa jamur yang berasal dari jamur
Botryophaerisa Ribis , yang ditandai dengan gejala warna kulit batang
dan cabang yang berubah dan mengeluarkan getah. Pengendalian dilakukan dengan cara perbaikan drainase, menjaga kebersihan kebun,
memotong tanaman yang sakit, serta menyemprot fungisida Benlate. e.
Hawar Rambut Penyebab penyakit ini berupa jamur yang berasal dari jamur
Marasmius Equicrinis Mull, yang memiliki gejala pada permukaan
tanaman manggis ditutupi oleh sesuatu yang mirip benang berwarna coklat tua kehitaman seperti ekpor kuda. Pengendalian yang dilakukan
berupa perbaikan drainase, menjaga kebersihan kebun, memotong tanaman yang sakit, serta menyemprot fungisida Benlate.
f. Busuk Buah
Penyebab penyakit ini berupa jamur yang berasal dari jamur Botryodiplodia Theobromae Penz.
Penyakit ini diawali dengan membusuknya pangkal buah dan meluas keseluruh bagian buah
sehingga kulit buah menjadi suram. Langkah penanganan yang dilakukan yaitu dengan perbaikan drainase, menjaga kebersihan kebun,
memotong tanaman yang sakit, serta menyemprot fungisida Benlate. g.
Busuk Akar Penyebab penyakit ini berupa jamur yang berasal dari jamur Fomes
Noxious Corner, yang ditandai dengan gejala busuk pada akar dan akar
tersebut berwarna coklat. Pengendalian dilakukan dengan perbaikan
drainase, menjaga kebersihan kebun, memotong tanaman yang sakit, serta menyemprot fungisida Benlate.
2.1.7 Panen