109
tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari
residual satu
pengamatan yang
lain. Heteroskedastisitas menunjukan bahwa variasi variabel tidak sama untuk semua
pengamatan. Pada heteroskedastisitas kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi menunjukan hubungan yang 97 sistematis sesuai dengan besarnya satu atau
lebih variabel. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan 2 langkah yaitu secara grafik dan secara statistik, adapun uji heteroskedasitas adalah sebagai
berikut : a. Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik Scatterplot
Cara yang dapat digunakan untuk mengukur heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED yang dapat
dilihat apakah residual memiliki pola tertentu atau tidak. Dengan analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
110
Untuk melihat hasil uji heterokedastisitas penelitian ini, berikut peneliti sajikan gambar 4.2 :
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber : Data di oleh pada SPSS 22.0, 2016 Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa
data tersebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y dan
tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal
ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi Customer Satisfaction berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu Brand Image, E-Service Quality.
111
b. Uji Heteroskedasitas Secara Glejser Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Glesjer yaitu dengan tujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Apabila koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang signifikan pada tingkat kekeleliruan dibawah 5, mengindikasikan adanya
gejala heteroskedastisitas dan jika nilai signifikan pada tingkat kekeliruan di atas 5, mengindentikasikan tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil uji glesjer dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.49 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
4.545 1.486
3.059 .003
Brand_image -.079
.047 -.261
-1.697 .093
EService_Quality .016
.038 .067
.433 .666
a. Dependent Variable: ABS
Sumber : Data di oleh pada SPSS 22.0, 2016 Berdasarkan tabel 4.49, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk
variabel Brand Image X
1
sebesar 0.093, variabel E-Service Quality X
2
sebesar 0,666: Karena tingkat signifikansi 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.