111
b. Uji Heteroskedasitas Secara Glejser Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Glesjer yaitu dengan tujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Apabila koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang signifikan pada tingkat kekeleliruan dibawah 5, mengindikasikan adanya
gejala heteroskedastisitas dan jika nilai signifikan pada tingkat kekeliruan di atas 5, mengindentikasikan tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil uji glesjer dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.49 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
4.545 1.486
3.059 .003
Brand_image -.079
.047 -.261
-1.697 .093
EService_Quality .016
.038 .067
.433 .666
a. Dependent Variable: ABS
Sumber : Data di oleh pada SPSS 22.0, 2016 Berdasarkan tabel 4.49, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk
variabel Brand Image X
1
sebesar 0.093, variabel E-Service Quality X
2
sebesar 0,666: Karena tingkat signifikansi 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
112
F. Hasil Uji Hipotesis
1. Hasil Uji T Uji Parsial
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan variabel Y secara parsial atau dapat dikatakan uji t pada dasarnya menunjukan
seberapa jauh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi-variasi dependen Ghozali, 2011:98.
Untuk melihat seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen dalam penelitian ini, maka berikut penulis sajikan
dalam tabel 4.50 :
Tabel 4.50 Hasil Uji T Uji Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .128
2.274 .056
.955 Brand_image
.416 .071
.470 5.839
.000 EService_Quality
.319 .058
.445 5.520
.000 a. Dependent Variable: customer_satisfaction
Sumber : Data di oleh pada SPSS 22.0, 2016 a. Hubungan Brand Image terhadap Customer Satisfaction
Ho : β
1 =
0 ; Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara Brand Image X
1
terhadap Customer Satisfaction Y Ha : β
1
≠ 0 ; Terdapat pengaruh secara parsial antara Brand Image X
1
terhadap Customer Satisfaction Y
113
Hasil uji t variabel brand image X1 terhadap customer satisfaction Y menunjukan nilai signifikan 0.000 0.05. Karena sig a, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak artinya koefisien regresi pada variabel brand image signifikan. Artinya brand image secara parsial individu
berpengaruh terhadap customer satisfaction. Jadi variabel diatas menunjukan bahwa variabel brand image
berpengaruh terhadap customer satisfaction Bukalapak. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Christian Lasander,2013
, dengan judul “citra merek, kualitas produk, dan promosi pengaruhnya terhadap kepuasan
konsumen pada makanan tradisional ”, dan penelitian yang dilakukan oleh Prof.
Muhammad Ehsan dkk,2012 yang meneliti ” Impact of Brand Image, Service Quality and price on customer satisfaction in Pakistan Telecommunication
sector ” Hasil menunjukan bahwa variabel citra merek brand image
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen customer satisfaction. Senada dengan teori yang sudah dijelaskan Brand image adalah persepsi
konsumen mengenai sebuah merek, yang tercermin dari asosiasi merek yang berada di benak konsumen. Dengan kata lain, asosiasi merek adalah node
informasi lain yang terhubung ke node merek dalam memori dan mengandung arti merek bagi konsumen. Asosiasi datang dalam segala bentuk dan mungkin
mencerminkan karakteristik dari produk atau aspek independent dari produk. Keller, 2013:76