WALHI Indonesian Forum for Environment - -
Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 88
2002a. Namun demikian, pada pembahasan yang lebih mendalam dalam laporan tersebut dan juga menurut pendapat ERA Review Panel Team, dinyatakan bahwa peran dan fungsi ekologis
dari habitat bakau yang akan hilang tidak akan bisa digantikan dengan memadai. Timbunan tailings yang membentuk bagian luar kawasan muara yang baru sulit untuk ditinggali dan akan
sulit juga untuk ditanam kembali secara cepat atau dengan keanekaragaman yang sama untuk menggantikan habitat bakau yang hilang.
6.4 TSS dan Kekeruhan
Kadara TSS yang tinggi menimbulkan risiko yang tinggi di bagian atas muara Ajkwa setidaknya sampai tahun 2034, ketika AERA mengasumsikan proses penambangan akan berakhir.
Sebagaimana yang terlihat pada dua gambar di bawah ini untuk tingkat RSS yang diukur dan tingkat RSS yang diperkirakan, seluruh muara Ajkwa menghadapi risiko, berdasarkan pengukuran
yang sebenarnya yang dibuat pada tahun 2000, dan berdasarkan model risiko masa depan dari ERA. Dapat dicatat bahwa muara bagian atas memiliki risiko kehilangan spesies sejumlah 29
berdasarkan median terukur TSS sejumlah 503 mgL Komentar dari Parametrix, hlm.52 dari ERA Review Panel, 2002. Jika risikonya lebih tinggi 1 dari angka tersebut, daerah bagian atas
muara akan diberi warna jingga dan bukan kuning:
Figure 39. Peta Risiko Ekologis dari Muara Estuaria berdasarkan pada TSS terukur, dari risiko- risiko yang dirangkum pada tabel ES-1 dalam Parametrix 2002a.
Model transportasi sedimentasi yang dilakukan untuk ERA menghasilkan estimasi tingkat TSS di masa yang akan datang, dibuat berdasarkan periode pada Table 13 dan dirangkum dalam Figure
40. Table 13. Predicted median concentrations for TSS mgl in the Ajkwa mangroves and estuary
adapted from ERA Review Panel, 2002 Year location
2000 2014
2034 2068
Ajkwa Mangroves
WALHI Indonesian Forum for Environment - -
Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 89
Upper Ajkwa Estuary surface water 200 1,000
1,000 40 - 100
Upper Ajkwa Estuary bottom water 1,000
1,000 160
Lower Ajkwa Estuary surface water 50 200
200 40 - 100
Lower Ajkwa Estuary bottom water 180 1,000
1,000 110
Figure 40. Prediksi median konsentrasi untuk TSS mgl pada wilayah bakau dan muara Ajkwa diadaptasi dari ERA Review Panel,
2002
Selain risiko kehilangan spesies akibat dampak bahaya langsung terhadap organisme, tailings dari Freeport bisa juga mempengaruhi produktivitas ekologis untuk seluruh sistem Sungai Ajkwa
termasuk daerah muaranya. Tailings menyebabkan tingkat kekeruhan semakin meningkat yang mengganggu fotosintesis dari alga, fitoplankton, dan rumput laut yang merupakan produser
primer dalam rantai makanan. Suatu ekspedisi ilmiah yang dipimpin oleh A.G. Ilahude dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, LIPI, melakukan penelitian mengenai dampak
pembuangan tailings dari Freeport terhadap parameter-parameter fisik dalam lingkungan laut. Gambaran mengenai kekeruhan sungai Ajkwa yang dilaporkan oleh Ilahude dapat dilihat pada
Figure 41 di bawah ini yaitu 36 kali lebih tinggi diatas panduan kualitas air Australia ANZECC 2000. Ekspedisi ini mencatat rendahnya sinar yang masuk menembus air keruh yang terkena
dampak dari tailings: “Sungai Ajkwa memiliki tingkat kekeruhan yang sangat tinggi pada bagian tengah dan atas muara
sungai, sebagai akibat dari masuknya lumpur tailings hasil sisa dari pertambangan yang telah dibahas sebelumnya …Transmisi sinar didalam sungai Ajkwa memiliki nilai yang sangat rendah
dibandingkan dengan nilai di enam sungai lainnya, karena meluapnya tanggul tailings.” Ilahude et al 2004
WALHI Indonesian Forum for Environment - -
Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 90
Figure 41. Kekeruhan didalam Muara Ajkwa dibandingkan dengan muara lain di sebelahnya dan panduan ANZECC untuk sungai dan muara tropis dataran rendah. Dari data untuk Juli 2000 di
Ilahude et al. 2004
100 200
300 400
500 600
700 800
Ka m
or a
We st
Ti puk
a Ea
st T
ip uka
A jkw
a M
inaj er
wi Ma
w at
i O
tak w
a
Tur bi
di ty
nt u
Mouth Mid
Upper
Aquatic ERA memutuskan untuk tidak meneliti keparahan dampak ini, walaupun tetap mencatat bahwa semua spesies yang melakukan proses fotosintesis telah terkena dampak pada TSS 50
mgL, dan pasti akan terkena dampak pada TSS 100 mgL. Parametrix 2002a hlm.4-20. Sebagaimana yang bisa dilihat pada Figure 42 di bawah, monitoring biologis dari fitoplankton
hanya dilakukan pada satu bagian dari muara Ajkwa daerah yang tidak diamati diberi tanda warna abu-abu, walaupun sudah ditemukan adanya risiko yang signifikan dan sudah ada kritik dari
Review Panel 2002:
“Risiko dari adanya tailings terhadap fitoplankton dan zooplankton harus diperhatikan, terutama pada perairan di muara bagian atas dimana tingkat kekeruhannya meningkat
karena adanya pembuangan tailings ke dalam air.” ANZECC
turbidity guideline
for tropical estuaries
20 ntu
WALHI Indonesian Forum for Environment - -
Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 91
Figure 42. Peta risiko ekologis dari Muara Ajkwa berdasarkan monitoring biologis dari fitoplankton, dari risiko-risiko yang dirangkum pada tabel ES-1 dalam Parametrix 2002a.
6.5 Risiko Racun Tembaga di Wilayah Bakau