Uji Toksisitas terhadap Tailings Fase Padat dan Sedimen yang Mengandung

WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 45 embrio dan larva ikan pelangi Melanotaenia spledida juga menyebabkan pengurangan penetasan. ERA Review Panel Team 2002 mengutip penelitian Templeman sebagai bukti dari toksisitas dimana Parametrix 2002a berpendapat bahwa hasil penelitian yang bervariasi mengenai peran tembaga tersebut tidak dapat disimpulkan, meskipun mereka tidak berkomentar mengenai kemungkinan peran dari TSS sebagai stressor. AERA menyimpulkan bahwa tes toksisitas tailings yang dibuat Freeport-Rio Tinto untuk Analisis Dampak Lingkungan tahun 1997 adalah cacat. Di bawah ini adalah beberapa kelemahan dari uji tersebut, dengan hasil bias berupa temuan tidak-beracun non-toxicity: • Sampel yang diambil dari lokasi air tawar terkena dampak tailings dicampur dengan air laut bersih dalam uji tentang organisme laut, dimana hasilnya adalah mereka tidak lagi 100 air permukaan. • Sampel dari air sungai memiliki TSS sebesar 3-9 mgL normalnya adalah ratusan atau ribuan mgL, dan tembaga terlarut serendah 3 µgL normalnya sekitar 30 µgL – lihat Table 3 dan oleh karena itu sama sekali tidak mewakili air sungai terkontaminasi tailings yang sebenarnya. • Ikan yang digunakan untuk pengujian kebanyakan pada tahap dewasa yang sudah tidak rentan lagi. • Seperti yang disebutkan di atas, semua tes adalah uji akut jangka pendek, tanpa ada laporan mengenai keracunan kronis, yang merefleksikan lebih baik kenyataan paparan jangka panjang. Tes-tes yang bias ini menandakan bahwa pemerintah Indonesia pada saat diminta untuk menyetujui Analisis Dampak Lingkungan dari Freeport-Rio Tinto pada tahun 1997, tidak mempunyai akses kepada analisis yang akurat tentang tingkat racuntoksisitas dari tailings.

3.5.2 Uji Toksisitas terhadap Tailings Fase Padat dan Sedimen yang Mengandung

Tailings Tailings dari Freeport-Rio Tinto mengandung logam beracun yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari kandungan tanah alami di hutan Timika. Seperti yang ditunjukkan Figure 15, Tailings dari Freeport-Rio Tinto mengandung logam beracun yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari kandungan tanah alami di hutan Timika. WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 46 Figure 15. Tingkat logam berat berupa selenium Se, timbal Pb, arsen As, seng Zn, mangan Mn dan tembaga Cu di tailings kasar dari ADA dibandingkan dengan tanah hutan alami dari Timika. Data dalam mgkg berat kering dari Parametrix 2002c. Ahsanullah dan Hortle 1997mengadakan uji toksisitas dengan menggunakan empat spesies invertebrata dari Australia yang tropis, yang terpapar sedimen mengandung tailings yang diambil dari hulu ADA. ERA Review Panel Team melaporkan hasil uji bahwa tailings ditemukan memiliki kadar racun rendah hingga medium. Invertebrata Gammarus sp. dan Nassarius sp. menunjukkan dampak racun dari sedimen yang mengandung lebih dari 12 hingga 25 tailings Parametrix 2002a p.5-20 dan ERA Review Panel, 2002 hal.43. Penelitian kedua yang diadakan pada tahun 1999 menggunakan sampel sedimen yang mengandung tailing dari dasar laut, menemukan bahwa pada sepertiga dari 50 sampel, tailings dari laut mengakibatkan kematian 25 dari hewan yang diuji, yaitu amphipod Ampelisca Abdita. Akhirnya, pada tahun 2000, sampel sedimen yang mengandung tailing yang diambil dari muara sungai Ajkwa dan Minajerwi diuji sungai Minajerwi menerima lapisan tailings sejak 1990 hingga sistem tanggul dibangun pada pertengahan 1990an. Dari 44 sampel muara ini, tailings menyebabkan kematian 25 dari hewan yang diuji, dan 18 sampellainnya yang kebanyakan diambil dari muara Ajkwa, kematian melebihi 50 dari hewan yang diuji ERA Review Panel, 2002, hal.43. Dalam ERA, Parametrix 2002a telah mengklasifikasikan risiko tailing di dasar Laut Arafura sebagai hal yang sepele, yaitu hilangnya kurang dari 5 spesies. Bagaimanapun, berdasarkan hasil kaji ulangnya sendiri terhadap tes keracunan di atas, ERA Review Panel Team menilai tingkat WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 47 keracunan dari tailings padat lebih tinggi daripada yang ditemukan Parametrix, dan menyatakan bahwa: “ Seharusnya risiko ekologi di dasar perairan Upper dan Lower Estuary masuk kategori risiko tinggi [risiko kehilangan 50 spesies]. Demikian pula halnya, dengan risiko ekologi di dasar perairan Laut Arafura; karena uji toksisitas sedimen laut mengakibatkan kematian 25 hewan uji, maka risiko ekologi fase padat tailings terhadap kehidupan aquatik di dasar perairan Laut Arafura seharusnya masuk dalam kategori risiko rendah [risiko kehilangan 5 sampai 30 spesies].” ERA Review Panel, 2002 hal.45.

3.6 Pemenuhan Ketentuan Izin Lingkungan