Pengendalian ARD Tailing Jangka Panjang

WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 109 campuran tailing dengan tanah atau kompos. Penelitian ini memastikan adanya hubungan yang erat antara kandungan tailings dalam tanah dengan terhambatnya proses persemaian tanaman. Pencampuran tailing kasar dengan tanah hutan sangat menghambat proses persemaian jika presentase tailings mencapai 60 atau lebih. Hampir seluruh tanaman hanya mencapai tingkat persemaian 10 atau kurang dalam tailing kasar murni dan hanya sekitar 50 pada tanah yang mengandung tailing halus atau agak kasar. Table 4-2, Parametrix 2002c. Berbagai penelitan penting tentang reklamasi tailing telah dilakukan oleh staf lingkungan dan peneliti. Walaupun sudah menguras banyak tenaga dan menghabiskan sejumlah uang, sejauh ini usaha yang sudah dilakukan hanya mampu mereklamasi sebagian kecil area tailings; sementara upaya melakukannya pada area pasca pertambangan yang jauh lebih luas, dalam dan lebih kering masih tampak mustahil untuk dilakukan.

8.3 Pengendalian ARD Tailing Jangka Panjang

Ada masalah serius terkaitan dengan kandungan tailings di dataran rendah, yakni potensi bagi timbulnya Air Asam Batuan Acid Rock Drainage – ARD yang bisa mempengaruhi kualitas air dan menggerakkan residu logam berat beracun seperti tembaga dari tailing menuju ADA untuk proses yang lebih detail, lihat s4.2 tentang air asam batuan di atas Menjaga tailing yang mengandung sulfida, seperti yang diproduksi oleh Freeport, agar tidak mengalami kontak dengan oksigen adalah hal yang paling efektif untuk mencegah rembesan air asam batuan. Ketika tailing terus menerus terendam air, tidak terdapat cukup oksigen untuk menghasilkan asam dari sulfida yang terkandung di dalam tailings. Cara yang paling sering dilakukan dalam industri adalah dengan terus merendam tailings dalam air, biasanya di dalam bendungan tailings. Cara lainnya, walaupun tidak terlalu effektif adalah dengan menutupi tailings dengan bahan yang rendah daya tembusnya seperti tanah liat, untuk mencegah masuknya oksigen dan air hujan. Freeport-Rio Tinto tampaknya tidak berencana mengadopsi strategi tersebut. Dengan penjelasan di bawah ini, dapat diasumsikan bahwa tailings yang berpotensi membentuk asam dalam ADA tidak akan dibenamkan dalam air setelah tambang tutup, dan tentu saja akan terjadi oksidasi: • Terdapat aliran pembuangan air terus-menerus dari hilir bagian akhir dari ADA, yang terbuka menuju muara Ajkwa • Begitu aliran Sungai Otomona sudah dialihkan dari hulu aliran ADA, setelah tahun 2041, air hanya dapat diperoleh dari air hujan yang jatuh dalam wilayah ADA. • Siklus El Nino akan membawa dampak kemarau bagi Papua, hal yang tidak biasa, tapi tidak bisa dihindari. • Terdapat kebocoran terus-menerus pada lapisan tanah yang mengandung air akuifer yang mendasari ADA, dan lewat pori-pori yang ada di dinding tanggul di sisi barat dan timur ADA, sebagai akibat dari tekanan air hydraulic head yang ditimbulkan oleh posisi ADA yang lebih tinggi dari dataran banjir di sekitarnya.Universitas Gajah Mada, dalam Parametrix 2002c. Pembentukan asam pada tailings tambang, mengeluarkan kandungan tembaga, yang muncul pada tailings tambang tembaga yang dibuang ke hilir Sungai Jaba dari Tambang tembaga Panguna yang kini telah ditutup di Papua Nugini, juga dimiliki oleh Rio Tinto. Tambang Ok Tedi juga WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 110 menghadapi masalah lingkungan yang serius akibat ARD di tailings tembaga yang mengendap di Sungai Fly. Oksidasi sulfida pada tailings dengan hasil demineralisasi logam berat sudah diobservasi dalam area tambang di sepanjang Sungai Ok Tedi Pile et al 2003. Menurut staf Freeport, telah ditemukan beberapa area dalam ADA yang kandungan sulfidanya tinggi dan tailingsnya tidak selalu terendam air, sehingga menimbulkan kondisi RDA. Lokasi dan waktu yang tepat tidak dapat diperkirakan karena adanya pergantian rutin aliran menuju lokasi pembuangan, namun tampaknya area ini terletak di bagian hulu ADA. Hal ini mengakibatkan partikel tailings dengan kadar sulfida lebih tinggi yang berpotensi memproduksi asam, akan diendapkan secara terpisah dari partikel batu kapur yang berpotensi menetralisir asam, yang akan terbawa sampai ke hilir ADA. Penyortiran juga bisa teradi di area setempat dengan deposit di badan sungai, dengan pengendapan sulfida yang memproduksi asam di hulu sungai atau di daerah sekitarnya.Parametrix 2002c, Pile et al 2003. Freeport berharap akan ada cukup bahan penetral asam batu kapur di dalam tailings untuk mencegah proses ini dalam skala besar, namun demikian Freeport belum mengadopsi rasio yang cukup aman antara Acid Neutralising Capacity ANC dengan Maximum Potential Acidity MPA untuk memastikan bahwa proses yang dilakukan bisa berhasil dengan partikel tailings yang lebih berat dari endapan ADA. Sebagai contoh, dalam tiga bulan kedua 6 bulan pertama di tahun 2005, rata-rata harian ANC untuk endapan limbah di jembatan Otomona adalah 129,4 kg H 2 SO 4 ton dibandingkan dengan rata-rata harian MPA yaitu 97,9 kg H 2 SO 4 ton. Perbandingan ANC:MPA adalah 1,3:1, hal ini tidak cukup baik bagi industri tambang karena daya penetral batu kapur tidak akan bekerja 100, karena alasan seperti salah penempatan dari kepadatan aliran sungai dan partikel batu kapur yang akan dijadikan tameng. Rasio ANC:MPA yang umum diterima adalah 2-3:1 Ada mekanisme lain yang diidentifikasikan selain ARD yang bisa menggerakkan kandungan tembaga dari tailings. Salah satunya adalah pembentukan reaksi dan molekul oleh anion air OH atau oleh fulvic dan humic acid : “Fulsvic, humic acid dan air juga dapat membentuk reaksi. Kontribusi utama dari reaksi ini adalah bertambahnya logam yang terlarut dalam beberapa tingkat. Begitu telah terurai migrasi logam berat jadi meningkat pesat. Reaksi ini bekerja sama seperti proses pengasaman dari aliran air asam tambang” Magombedze and Brattli 2003. Ahli industri sudah menentukan apa yang akan terjadi pada ADA dan tailings yang mengendap setelah penutupan Freeport: “Meskipun lapisan vegetasi tumbuh dengan sendirinya di atas endapan tailings Grasberg, tembaga bisa terus tersebar karena substansi organik yang terlarut humic dan fulvic acid yang dihasilkan oleh tanaman busuk membawa tembaga ke dalam larutan itu” Minewatch 1996. Selama para geolog Freeport melakukan pengawasan yang ketat dan terus menerus terhadap tailings, area yang memproduksi asam akan dengan mudah bisa diidentifikasi dan bisa langsung ditangani dengan batu kapur kasus per kasus. Biarpun begitu, ada mekanisme lain yang bisa menyebar tembaga dan banyak tambang di seluruh dunia menunjukkan bahwa fenomena ARD dapat berlangsung selama berabad-abad. Bisakah Freeport-Rio Tinto menjamin mereka akan terus berada di lokasi untuk mengatasi masalah jangka panjang ini? WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 111

8.4 Stabilitas Batuan Limbah Pasca Penutupan dan Kontrol ARD