Habitat Perairan Air Tawar TSS dan Kekeruhan di Air Tawar

WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 73 Beberapa fungsi ekologis juga bisa mengalami kerusakan di daerah tailings. The Plant and Wildlife ERA mengutip penemuan PT. Hatfindo 1999 yang menggarisbawahi mengenai pentingnya biota tanah, mulai dari mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan protozoa sampai ke invertebrata seperti semut dan rayap. Biota tanah ini memegang peranan penting dalam menjaga kesuburan tanah dan kelangsungan ekosistem, terutama untuk tanah di hutan hujan dimana siklus nutrisi harus terjadi dengan laju yang cepat. Ada kekuatiran bahwa biota tanah sangat dipengaruhi oleh karakteristik tailings, seperti kadar kandungan logam berat yang tinggi, kesulitan drainase, dan kurangnya nutrisi termasuk karbon organik. Hal ini mengakibatkan sulit tercapainya proses pemulihan kembali ekosistem yang mendukung kelangsungan hidup dalam kawasan ADA setelah penutupan proses penambangan. Populasi mamalia kecil tampaknya juga tergantung kepada biomassa dari invertebrata seperti semut dan rayap yang menjadi bagian dari sumber makanan mereka. Sayangnya, selain observasi sampingan mengenai dampak tailings terhadap biota tanah, tidak dilakukan pemeriksaan langsung terhadap potensi kerusakan fungsi ekologis oleh Plant and Wildlife ERA.

5.4 Habitat Perairan Air Tawar

Gambaran yang jelas mengenai kondisi lingkungan perairan di Sungai Ajkwa cukup susah untuk diperoleh karena Freeport tampaknya sengaja menghilangkan daerah ini pada Kerangka Acuan dari proses Aquatic ERA. Hasilnya adalah Aquatic ERA dari PTFI tidak memeriksa bagian hilir Sungai Otokwa dan Sungai Ajkwa dengan alasan bahwa kedua daerah tersebut “hanya digunakan untuk pengelolaan tailings” PTFI 2005a. Pembahasan dalam Aquatic ERA pada intinya dimulai pada daerah muara yang dirujuk sebagai “Lower ADA” atau ADA hilir. Dengan kata lain, sekitar tiga perempat dari area daratan yang terkena dampak pembuangan tailings, ditandai sebagai “Upper ADA” ADA hulu dan “Middle ADA” ADA tengah dalam Figure 1, dianggap sebagai suatu zona yang dikorbankan dan tidak layak untuk dipemeriksa mengenai dampak ekosistem air. Walaupun pembahasan Aquatic ERA kebanyakan menghindari pembahasan tentang ADA hulu dan ADA tengah, namun ada sebagian kecil data yang bisa didapat. Selain itu, ada juga pembahasan mengenai beberapa dampak dan risikorisiko di Plant and Wildlife ERA, yang melibatkan diagram rantai makanan sederhana yang bisa dilihat pada Figure 29. WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 74 Figure 29. Rantai makanan untuk ekosistem sungai di Timika. From Parametrix 2002c.

5.5 TSS dan Kekeruhan di Air Tawar

Padatan tersuspensi menciptakan risikorisiko tinggi terhadap kehidupan dalam air pada aliran air yang menerima tailings di kawasan dataran rendah, terutama di ADA. Dalam daftar berikut ini, dapat dilihat bahwa padatan tersuspensi dalam jumlah yang berlebih diukur sebagai total suspended solids – TSS memiliki dampak langsung yang berbahaya terhadap kehidupan dalam dan bisa juga mengakibatkan kerusakan ekologis yang signifikan melalui beberapa mekanisme berikut ini: • Abrasi langsung terhadap insang binatang air atau jaringan tipis dari tumbuhan air Parametrix and URS Greiner 1999 • Penyumbatan insang ikan atau selaput pernapasan lainnya • Menghambat tumbuhnyasmothering telur atau kurangnya asupan oksigen karena terlapisi oleh padatan • Gangguan terhadap proses makan, termasuk proses mencari mangsa dan menyeleksi makanan predation and filter feeding • Gangguan terhadap proses fotosintesis oleh ganggang atau rumput air karena padatan menghalangi sinar yang masuk. • Perubahan integritas habitat akibat perubahan ukuran partikel. Parametrix 2002a hal.4-20. Perangkat optik seperti sinar yang masuk dan kejelasan visual dalam ekosistem air juga sangat penting dan perlu dilindungi ANZECC 2000. Figure 30 menunjukkan bagaimana ikan predator WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 75 semakin kesulitan untuk melihat dan menangkap mangsanya seiring dengan naiknya tingkat TSS dari kurang dari 20 mgL pada air yang jernih menjadi 160 mgL dalam air yang sangat keruh. Figure 30. Dampak TSS terhadap kemampuan rainbow trout untuk beraksi dan mencari mangsa. Dari Barrett et al. 1992 dalam Parametrix 2002a. Akumulasi sedimen buatan manusia dalam jumlah besar pada sistem sungai yang diakibatkan oleh adanya padatan tersuspensi yang mengendap dan adanya pergerakan bedload yang cukup tinggi, telah mengakibatkan gangguan ekologis yang cukup besar karena kehilangan habitat. Adanya gangguan dalam Sungai Ajkwa ini telah mengakibatkan kerusakan seluruh habitat di hilir Sungai Ajkwa, mulai dari Jembatan Otomona.

5.6 Tembaga dalam