WALHI Indonesian Forum for Environment - -
Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 66
5.1 Penampungan Tailing
yang Tidak Layak
Sejak dibangun tanggul pada tahun 1997, sebagian besar tailing memenuhi daerah diantara tanggul, hal ini mengakibatkan dampak tailings akan terjadi dalam kawasan 230 km
2
dari area ADA. Namun demikian, hutan dan sungai yang terletak di luar daerah ADA tersebut telah dan sesekali
akan tetap mendapat tumpahan tailings karena timbunan yang meningkat dalam kawasan ADA dan melebihi kapasitas penampungan tanggul, atau karena adanya kerusakan dan erosi tanggul
proses perbaikan dicatat dalam PTFI 2003, PTFI 2005b, PTFI 2005c. Dalam salah satu studinya dengan menggunakan foto-foto dari Landsat yang dibuat pada tahun 2000, staf senior LAPAN
telah mengidentifikasi lokasi-lokasi dimana tailings mengalir keluar dari sistem tanggul. Dalam sebuah ekspedisi pencarian fakta, dapat dibuktikan bahwa tanggul sebelah timur tidak berfungsi
dengan baik yang mengakibatkan tailings memasuki Sungai Kopi WALHI dan LAPAN 2000. Sistem tanggul ini dibangun dengan menggunakan tailings dan sedimen alami yang diambil dari
lahan galian atau borrow pits, yang lalu didorong dan dipadatkan ke tepian sungai dengan menggunakan peralatan pengeruk tanah. Bahan-bahan yang digunakan dan standar konstruksi
tanggul tersebut jauh dibawah standar yang biasa digunakan untuk membangun bendungan tailings atau bendungan lainnya. Tanggul ini akan mencapai ketinggian 20 m pada beberapa bagian
untuk menampung tailings yang bisa mencapai ketinggian sekitar 17 m. Ilustrasin dapat dilihat pada Figure 24.
Figure 24. Kedalaman tailings yang diperkirakan pada ADA. Dari Universitas Gadjah Mada di Parametrix 2002c.
Para ahli industri pertambangan telah memaparkan bahwa standar konstruksi tanggul ADA tidak layak untuk menampung tailings dan jauh dibawah standar praktik industri tambang yang baik.
Pada 12 Juni 2001, Menteri Lingkungan telah menulis surat kepada PTFI dan meminta mereka untuk mengganti metode konstruksi bendungan yang mereka gunakan sekarang dengan standar
konstruksi tanggul yang lebih aman sesuai dengan yang ditetapkan oleh Keamanan Bendungan melalui Komisi Keamanan Bendungan dan Balai Keamanan Bendungan.
Karena fasilitas penampungan tailings ini tidak bersifat konvensional dan memiliki kekurangan lapisan untuk menghambat drainase baik di bagian dasar maupun kedua sisi , ADA menjadi tidak
efektif lagi untuk menampung tailings cair dan air sungai maupun air hujan yang sudah bercampur dengan tailings. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Gajah Mada pada tahun 2001
menemukan fakta bahwa terdapat hubungan hidrolik antara cairan tailings juga air yang telah tercampur dengan tailings tersebut dan unsur penjernih lokal untuk air tanah dan air permukaan
disekitarnya
UGM 2001 dalam Parametrix 2002c. Struktur ADA meningkat diatas level permukaan tanah di sekitar Timika, dan di sebagian besar
kawasan permukaan air tanah berada selevel dengan permukaan timbunan tailings. Hal ini tampak
sebagai area berwarna biru di sekitar ADA pada foto satelit yang ditunjukkan pada Figure 7 dan Figure 23. Karena adanya perbedaan tinggi meja air di sekitar ADA dan meja air di dataran Timur
dan Barat, maka terciptalah “Hydraulics Head” yang mendorong air keluar dari ADA. Parametrix 2002c mencatat bahwa:
Sebagian besar air yang bersentuhan langsung dengan tailings, yang lalu merembes ke dekat tanggul timur dan barat, diprediksikan akan menjadi air permukaan di sepanjang
daerah bagian timur dan barat ADA. Laju resapan diperkirakan akan meningkat dengan
WALHI Indonesian Forum for Environment - -
Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 67
proporsi yang sama dengan perbedaan kepala hidrolik atau hydraulics head UGM 2001. Oleh karena itu, rembesan ADA ke sungai-sungai, kanal-kanal maupun ke Danau
Kwamki yang berada di dekat sana diduga akan meningkat seiring dengan meningkatnya timbunan tailings yang diapit kedua tanggul.”
5.2 Tumbuhan Dataran Rendah