Penghancuran lingkungan dampak lingkungan hidup operasi pertambangan tembaga dan emas freeport rio tinto di papua

WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 63

4.5 Penghancuran lingkungan

alpen dan situs keramat Wilayah dataran tinggi sangat penting artinya bagi pemilik tanah tradisional Amungme, baik secara praktis maupun spiritual. Pemetaan dengan berjalan kaki yang dilakukan oleh Universitas Cendrawasih di Papua dan Universitas Nasional Australia, ditemani oleh suku pemilik tanah setempat mengidentifikasi habitat dan nama Amungme untuk penandaan lokal seperti puncak gunung, perbukitan, sungai, danau, dataran tinggi terbuka dan lereng : “Berkunjung ke area kilang penyaringan tembaga dan ke tambang Grasberg dengan dipimpin oleh suku Natkime memastikan bahwa mereka sangat familiar dengan semua detail di lokasi tersebut. Yang lebih penting, ketua suku Natkime bisa memberikan bukti yang kuat untuk mendukung bahwa suku Natkime dan suku-suku lainnya secara rutin berburu di sekitar Agabagong Aghawagon, termasuk wilayah padang rumput Carstensz, jauh sebelum datangnya ekpedisi Colijn pada tahun 1936. Ketua suku Natkime mampu menggambarkan dengan jelas lokasi tempat berteduh dan tempat berburu yang biasa didatangi secara teratur, walaupun tempat itu sudah banyak berubah oleh aktifitas pertambangan sejak tahun 1967. Ritual penting yang sering dilakukan penduduk area dataran tinggi juga sudah dikonfirmasikan. Dokumen tambahan juga menunjukkan bahwa misionaris katolik yang bekerja dengan suku Amungme sangat mengenal ritual penting di puncak gunung sejak tahun 1958.” UABS 1998a. Sebagian besar daerah tersebut sekarang dihancurkan atau benar-benar diasingkan dari penggunaan oleh suku-suku secara tradisional. Total wilayah dataran tinggi yang termasuk daerah pertambangan Grasberg dan wilayah pembuangan batuan limbah adalah 12 km 2 pada Juni 2005 PTFI 2005b. Disamping area yang secara langsung digunakan untuk pertambangan, banyak situs keramat dan tempat yang menghasilkan sudah diubah menjadi lokasi bagi fungsi penunjang proses pertambangan, seperti tempat pemrosesan tambang, lokasi kerja dan akomodasi pekerja. Situs suci yang penting bagi suku amungme telah dihancurkan, seperti Danau Wanagon yang sekarang benar-benar hilang dibawah timbunan batuan limbah Lembah Wanagon. Hal yang sama terjadi pada padang rumput di Carstensz yang sekarang didominasi oleh timbungan batuan limbah setinggi 270 m dan menutupi area seluas 1,35 km 2 Neale et al 2003. Leith 2003 mencatat bahwa “Sederetan danau berwarna merah muda, jingga dan merah yang menawan berwarna karena ganggang di dataran tinggi semua telah lenyap sejak Grasberg dibuka, begitu pula Danau Fairy yang unik di sebelah barat laut Grasberg akan hilang jika timbunan batuan sisa tambang terlalu tinggi”. WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 64 5 Dampak Lingkungan: Dataran Rendah Sebelum dibangun sistem tanggul, tailings dialirkan dari wilayah dataran tinggi melalui Sungai Otomona dan pengendapan terjadi dalam kanal alami Sungai Ajkwa. Dalam jangka waktu yang cukup singkat, kanal Sungai Ajkwa telah dipenuhi oleh tailing tersebut. Ketika hal ini terjadi, tailing membanjiri kedua sisi dataran banjir, dan menyebabkan tercemarnya Sungai Tipoeka, Minajerwi, Kopi dan juga suatu kawasan dataran yang cukup luas yang terletak di antaranya. Daerah dataran rendah yang diperuntukkan sebagai tempat pembuangan tailing tersebut disebut Ajkwa Deposition Area ADA. Untuk mencegah agar tailing tidak mengalir ke sungai-sungai lain di sekitar kawasan tersebut dan untuk membatasi daerah yang terkena imbas tailing tersebut, maka sepasang tanggul telah dibangun di bagian timur dan barat dari kanal alami Sungai Ajkwa. Hasilnya, kawasan pengendapan tailing memiliki panjang sekitar 43 km, dengan lebar 3 km pada titik tersempit yaitu pada bagian hulu ADA dan lebar lebih dari 9 km pada titik terlebar yaitu pada bagian tengah ADA. Jika muara Sungai Ajkwa yang merupakan bagian ADA paling bawah juga dihitung, maka ADA memiliki panjang sekitar 60 km. Partikel-partikel halus tailing hanyut melalui ADA lalu masuk ke muara Ajkwa dan Sungai Arafura. Erosi akan terus membawa tailing keluar dari ADA bahkan setelah kegiatan pertambangan telah dihentikan. Oleh karena itu, ADA tidak bisa disebut sebagai fasilitas penampungan tailing karena sistemnya yang terbuka open-ended. Pada awalnya, ADA meliputi area seluas 133 km persegi. Setelah adanya peningkatan jumlah pembuangan tailing sehari-hari sebagai akibat dari investasi Rio Tinto sejumlah US 1,7 milyar pada tahun 1995, ADA memerlukan perluasan daerah seluas 96 km persegi. Hal ini mengakibatkan luas total yang diperlukan untuk menampung limbah buangan tambahan menjadi 230 km persegi PTFI 1997. Selain nilai konservasinya, sungai dataran rendah, hutan hujan tropis dan daerah lahan basah yang berada di sekitar ADA merupakan daerah utama untuk berburu dan memancing bagi sang pemilik lahan tradisional yaitu masyarakat adat Kamoro. Mereka menggunakan daerah tersebut untuk mengumpulkan sagu, buah-buahan, dan kayu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lahan tersebut diambil tanpa akonsultasi berdasarkan kebijakan Kontrak Kerja yang ditandatangani oleh Presiden Suharto pada tahun 1967. Beberapa dekade kemudian, hak atas tanah dan perjanjian untuk hak kompensasi baru ditandatangani. Namun, berdasarkan perjanjian tersebut, lahan yang telah digunakan tidak akan dikembalikan menjadi hak milik masyarakat Kamoro, melainkan menjadi milik negara. Figure 23. Pada halaman sebelah. Foto landsat dari jejak pengendapan tailings yang meluas di dataran rendah Timika, pada tahun-tahun sesuai dengan yang tertera pada gambar. Timbunan tailing pada ADA ditandai dengan warna merah muda tailing kering dan biru tailing basah. Daerah yang gelap kehitaman menggambarkan genangan air atau bayangan awan. Daerah hutan yang dibabat digambarkan dengan warna hijau muda dari Paull et al 2006. Lihat juga Gambar 7 untuk foto Landsat tahun 2005. WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 65 WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 66

5.1 Penampungan Tailing