Bioavailability Racun Tembaga Terlarut pada Spesies Air Tawar

WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 76

5.6.1 Bioavailability

dari Tembaga Terlarut Kemajuan dalam memahami kadar racun tembaga dalam ekosistem air telah mengidentifikasi adanya suatu mekanisme dimana tidak semua tembaga terlarut dapat dianggap ‘bioavailable’, yaitu mampu menyebabkan efek keracunan. Hal ini bisa terjadi ketika tembaga diikat oleh karbon organik dan molekul-molekul lainnya yang menghalangi penembusan langsung passing directly melewati selaput-selaput biologis. Sebagai tambahan, peningkatan kekerasan air tawar CaCO 3 terlarut akan mengurangi tingkat racun tembaga Parametrix 2002a. Penelitian mengenai bioavailability dan racun yang dilakukan oleh CSIRO Australia Apte et al 1997 yang ditugaskan oleh PTFI menemukan bahwa kebanyakan tembaga yang larut dalam sungai Ajkwa adalah bioavailable dan berada pada tingkat beracun, berdasarkan tes kimia dan biologis yang mereka lakukan Parametrix 2002a hal.5-18. Penemuan ini dikonfirmasikan oleh Parametrix dalam AERA 2002. Parametrix menemukan bahwa sekitar 1,2 µgL dari tembaga yang larut di hilir Sungai Ajkwa S-255 dan 8,8 µgL di bagian atas muara Ajkwa S-260 diikat oleh molekul karbon organik. Namun demikian, hal ini hanyalah sebagian kecil dari tembaga terlarut yang dicatat pada tingkat antara 22 sampai 48 µgL pada bagian hilur Sungai Ajkwa dan bagian atas muara Ajkwa, yang artinya masih terdapat tembaga bioavailable yang larut dengan kadar yang sangat tinggi.

5.6.2 Racun Tembaga Terlarut pada Spesies Air Tawar

Spesies air tawar yang berbeda menampilkan tingkat racun yang berbeda juga ketika terpapar dengan tembaga terlarut. Parametrix 2002 memeriksa literatur internasional mengenai data tes racun untuk tembaga terlarut pada 93 spesies air tawar yang terdiri dari 50 invertebrata dan 43 ikan, termasuk 30 spesies tropis dan 6 spesies Papua. Tumbuhan dan mikroorganisme air tidak termasuk didalamnya, walaupun seringkali lebih peka terhadap racun. Figure 31 dibawah merupakan grafik distribusi kepekaan spesies yang menunjukkan tingkat racun tembaga yang akut dan kronis bagi organisme air tawar. Grafik ini mencakup data perhitungan aktual dari nilai kronis rata-rata spesies SMCVs, ditandai dengan titik-titik berwarna hijau dan nilai akut rata-rata spesies SMAV. Tembaga yang terlarut merupakan racun kronis bagi kebanyakan 75 spesies air tawar yang diuji pada 30 µg per liter, yaitu konsentrasi rata-rata yang ditemukan di hilir Sungai Ajkwa, dan merupakan racun kronis bagi hampir seluruh 90 spesies air tawar yang diuji pada konsentrasi sebesar 42 µg per liter, yaitu konsentrasi maksimum yang ditemukan di hilir Sungai Ajkwa Gambar berdasarkan Table 3. WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 77 Figure 31. Distribusi kepekaan spesies yang terukur untuk racun akut dan kronis dari tembaga terlarut terhadap organisme air tawar Diadaptasi dari Parametrix 2002a Dalam AERA, Parametrix menciptakan distribusi kepekaan spesies SSD yang lebih toleran untuk perkiraan risiko racun kronis dari tembaga terlarut. SSD yang digunakan dalam AERA untuk menghitung risikorisiko, yang dapat dilihat pada Figure 32 berikut, menggunakan perkiraan, bukan pengukuran, dari nilai racun kronis dengan mengecualikan reaksi tak terduga dan sudah disesuaikan untuk racun tembaga yang telah dikurangi berdasarkan tingkat kekerasan 150 ppm yang ditemukan dalam sebagian Sungai Ajkwa. Namun demikian, SSD Parametrix yang lebih toleran ini masih memprediksikan bahwa konsentrasi tembaga terlarut adalah sejumlah 30 µgL, yaitu konsentrasi rata-rata yang ditemukan di hilir Sungai Ajkwa, yang mampu menimbulkan efek racun kronis terhadap 30 dari spesies air tawar. Konsentrasi maksimum tembaga terlarut pada hilir sungai yaitu 42 µgL, sudah cukup untuk menyebabkan adanya efek racun kronis pada 75 spesies air tawar, bahkan pada bagian air keras hard water dari Sungai Ajkwa. WALHI Indonesian Forum for Environment - - Environmental Impacts of Freeport-Rio Tinto 78 Figure 32. Distribusi kepekaan spesies yang diperkirakan untuk tingkat racun akut dan kronis dari tembaga yang terlarut terhadap organisme air tawar. Pengurangan racun untuk kadar kekerasan air 150 ppm ditemukan di Sungai Ajkwa. Diadaptasi dari Parametrix 2002a.

5.7 Pengaturan Rute dan Fungsi Sungai