Peran Edukatif yang Dilakukan Orangtua

49 “Kami selalu menanamkan belajar dengan rajin dan rutin setiap hari, tepatnya setelah maghrib dan membiasakan anak untuk disiplin.” OrtuAKls5A280114 Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa cara orangtua membiasakan anak yaitu dengan membiasakan anak untuk belajar setiap hari dan mengupayakan untuk disiplin terhadap jam belajarnya. c Memberi Penjelasan Menurut orangtua cara memberikan penjelasan mereka kepada anak untuk keberhasilan pendidikan anak yaitu sebagai berikut: “Kami mendampingi anak belajar dan memberikan penjelasan tentang pelajaran yang belum dia mengerti dan sekalian memberikan tanya jawab supaya selalu ingat untuk pelajaran yang diajarkan disekolah.” OrtuAKls4B040514 Kemudian menurut orangtua yang lain yaitu memberikan penjelasan secara seimbang antara akademik dan non-akademik sebagai berikut: “Kami selalu memberikan penjelasan bahwa berprestasi adalah kewajiban anak kepada orangtua dan masa depan dirinya, jadi harus dikejar dan diperjuangkan. Kami juga memberi pengertian bahwa akademik dan non-akademik harus ditempa secara berimbang, sehingga menjadi anak yang tangguh.” OrtuAKls5A280414 Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa orangtua memberikan penjelasan kepada anak secara 50 menyeluruh dan seimbang antara keberhasilan akademik dan non-akademik yang harus ditempuh dan diperoleh. d Memberi Dorongan Orangtua memberi dorongan atau motivasi kepada anak agar selalu semangat dan tidak mudah menyerah dalam menempuh pendidikan agar berhasil. Berikut cara orangtua memberi dorongan kepada anaknya. “Kami selalu membimbing, membantu dan megarahkan untuk belajar serta tidak bosan-bosannya mengarahkan dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk anak belajar supaya anak menjadi semangat.” OrtuAKls3190414 Kemudian hal yang hampir sam juga dilakukan oleh orangtua lain untuk memberi dorongan kepada anak. “Kami selalu mendampingi dan mengarahkan anak dalam belajar di rumah supaya anak bersemangat.” OrtuAKls4A270414 “Kami sebagai orangtua selalu mendampingi anak belajar dan sekalian memberikan tanya jawab supaya anak semangat dan selalu ingat pelajaran yang diajarkan di sekolah.” OrtuAKls4B040514 Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa orangtua, maka dapat diketahui bahwa cara orangtua memberikan dorongan kepada anak yaitu dengan cara membimbing dan menemani anak belajar serta membantu dan mengarahkan belajar anak. 51 e Menyuruh dan Melarang Orangtua selalu menyuruh anak untuk melakukan hal- hal yang baik yang dapat menjadikan anak menjadi baik atau berhasil dalam menempuh pendidikan. Selain itu orangtua juga melarang anak untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya. Berikut hasil wawancara dengan beberapa orangtua. “Kami selalu menyuruh anak untuk melakukan hal-hal yang positif dan berusaha memberi contoh yang baik supaya anak tidak melakukan hal-hal yang negatif.” OrtuAKls3190414 “Kami sebagai orangtua selalu menyuruh anak untuk belajar agar bisa berhasil dan melarang anak melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya.” OrtuAKls4B040514 ”Kami selalu menyuruh anak untuk belajar dan melarang anak menonton TV saat waktunya belajar.” OrtuAKls5A280414 Berdasarkan hasil wawancara dengan orangtua, maka dapat diketahui bahwa orangtua selalu memberi perintah kepada anak untuk melakukan hal positif yang dapat menjadikan anak berhasil dan melarang anak untuk tidak melakukan hal negatif yang dapat menghambat atau merusak masa depan anaknya. f Berdiskusi Orangtua berusaha mengajak anak untuk mendiskusikan hal-hal yang baik dan buruk untuk anak serta 52 mendiskusikan atau membicarakan segala hal yang berkaitan dengan anaknya. Berikut adalah hasil wawancara dengan orangtua. “Kami sebagai orangtua selalu berusaha membicarakan dan mengkomunikasikan segala sesuatu dengan anak agar tidak ada kesalahpahaman dan pengertian antara orangtua dan anak.” OrtuAKls3190414 Kemudian menurut orangtua yang lain yaitu sebagai berikut: “Sebagai orangtua kami harus demokratis, karena kami harus menghargai anak untuk berpendapat dan orangtua mengarahkan yang baik.” OrtuAKls4A270414 “Kami Berusaha mengajak anak untuk berdiskusi dan kami perbolehkan anak untuk memberikan pendapat dengan cara sopan dan penuh hormat kepada orangtua.” OrtuAKls4B040514 Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa orangtua selalu berusaha mengajak anak untuk berdiskusi dan mengkomunikasikan segala sesuatunya kepada anak dengan cara yang baik agar anak dapat mengerti. g Memberi Tugas dan Tanggung Jawab Setiap orangtua pasti memberikan tugas dan tanggung jawab kepada anak agar anak nantinya dapat mandiri dan bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakan. Berikut hasil wawancara dengan orangtua. “Kami sebagai orangtua memberi tugas kepada anak untuk belajar dan mengerjakan hal-hal yang positif serta 53 anak harus bertanggung jawab dengan disiplin terhadap jam belajarnya.” OrtuAKls3190414 “Kami selalu memberikan akan tugas untuk belajar dan disiplin serta bertanggung jawab dengan belajarnya atau dengan apa yang dikerjakan sehari-harinya dengan saling pengertian antara orangtua dan anak.” OrtuAKls4B040514 Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan dua orangtua, maka dapat diketahui bahwa orangtua memberi tugas anak untuk belajar dan harus disiplin serta bertanggung jawab dengan jam belajarnya maupun dengan apa yang dikerjakan anak dalam kesehariannya. h Memberi Bimbingan dan Penyuluhan Orangtua harus memberi bimbingan dan penyuluhan kepada anak agar anak melakukan hal-hal yang dapat bermanfaat untuk dirinya pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. Berikut pendapat orangtua mengenai hal memberi bimbingan dan penyuluhan, yaitu: “Sebagai orangtua kami membimbing, membantu dan mengarahkan anak untuk belajar.” OrtuAKls3190414 Pernyataan orangtua di atas menunjukkan bahwa orangtua berusaha memberi bimbingan kepada anak untuk belajar dan berusaha memberikan penyuluhan dengan cara mengarahkan belajarnya anak. Kemudian orangtua lain juga mengungkapkan hal yang hampir sama, yaitu sebagai berikut: 54 “Kami mendampingi dan mengarahkan anak dalam belajar di rumah. Kami memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan bersikap.” OrtuAKls4A270414 Berdasarkan data yang ada, secara tidak langsung menunjukkan bahwa orangtua berusaha memberi bimbingan dan penyuluhan kepada anak dalam belajar di rumah baik dalam hal pendidikan umum maupun karakter. i Mengajak Berbuat Dalam hal mengajak berbuat tanpa disengaja pasti orangtua setiap harinya melakukan hal ini. Orangtua membiasakan anak untuk belajar dan disiplin waktu belajarnya merupakan hal yang dapat dikatakan mengajak berbuat. Berikut hasil wawancara dengan orangtua, yaitu: “Kami selalu membiasakan hal-hal yang positif dan berusaha memberi contoh yang baik.” OrtuAKls3190414 Pernyataan yang ada secara tidak langsung menunjukkan bahwa orangtua berusaha mengajak anak untuk Berbuat. Orangtua memberi contoh kemudian menerapkan atau membiasakan pada anak hal-hal yang positif ini merupakan tindakan orangtua yang secara tidak langsung mengajak anak untuk berbuat. Kemudian orangtua lain juga mengungkapkan hal yang hampir sama, yaitu: “Sebagai orangtua kami memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan bersikap.” OrtuAKls4A270414 55 Pernyataan ini secara tidak langsung juga menunjukkan bahwa orangtua berusaha mengajak anak untuk berbuat dengan memberi contoh terlebih dahulu. j Memberi Kesempatan Mencoba Orangtua tentunya berusaha memberi kesempatan anak untuk mencoba karena dengan mencoba anak dapat memahami suatu hal. Berikut pernyataan orangtua terkait hal memberi kesempatan mencoba. “Kami memberi kesempatan anak untuk mencoba mengerjakan tugasnya dan kami sebagai orangtua mendampingi dan mengarahkan anak belajar.” OrtuAKls4A270414 ”Kami sebagai orangtua tidak pernah mengekang maupun mendidik anak secara keras. Kami biarkan mengalir apa adanya dan kami hanya memantau dan mengoreksi saja.” OrtuAKls5B270414 Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa orangtua berusaha memberi kesempatan anak untuk mencoba tanpa ada pengekangan kepada anak dan orangtua hanya memantau dengan cara mendampingi serta mengarahkan dan megoreksi apa yang telah dilakukan anak. k Menciptakan Situasi yang Baik Menciptakan situasi yang baik adalah suatu hal yang dilakukan oleh orangtua agar anak merasa nyaman dan aman saat beraktifitas dengan cara yang berbeda tetapi intinya sama.. 56 Berikut hasil wawancara dengan beberapa orangtua yang menciptakan situasi yang baik untuk belajar anak. “Kami sebagai orangtua tidak bosan-bosannya mengarahkan dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk anak belajar.” OrtuAKls3190414 “Sebagai orangtua kami selalu menanamkan belajar dengan rajin dan ruti setiap hari tepatnya setelah maghrib dengan menyediakan tempat yang nyaman untuk anak belajar.” OrtuAKls5A280414 Berdasarkan data wawancara dengan kedua orangtua, dapat diketahui bahwa orangtua berusaha menyediakan dan menciptakan kondisi atau tempat yang nyaman untuk anak belajar. l Mengadakan Pengawasan dan Pengecekan Orangtua pasti selalu mengadakan pengawasan dan pengecekan pada anak agar orangtua mengetahui keadaan anaknya dengan cara yang berbedaa antara orangtua satu dengan yang lain. Berikut hasil wawancara terkait hal tersebut. “Kami membiasakan belajar, mengupayakan disiplin terhadap jam belajar, membimbing, membantu dan mengarahkan untuk belajar.” OrtuAKls3190414, kemudian orangtua lain mengungkapkan ”Kami mendampingi anak dan mengarahkan anak dalam belajar di rumah.” OrtuAKls4A270414 Kedua pernyataan orangtua menunjukkan bahwa mereka melakukan pengawasan dan pengecekan kepada anak dengan cara mendampingi atau membimbing dan mengarahkan anak dalam belajar. Hasil wawancara dengan orangtua lain 57 yaitu: “Kami biarkan anak mengalir apa adanya. Kami hanya memantau dan mengoreksi saja.” OrtuAKls5B270414 Berdasarkan pernyataan yang ada dapat diketahui bahwa secara tidak langsung orangtua berusaha melakukan pengawsan dan pengecekan kepada anak agar orangtua dapat mengetahui bagaimana perkembagan anaknya baik dengan cara membimbing atau mendampingi dan mengarah anak maupun membiarkan mengalir tetapi tetap dipantau dan dikoreksi saja. m Menerapkan Pendidikan Karakter Orangtua dalam mendidik anak tentunya menerapkan pendidikan karakter yang kelak akan membangun pribadi atau karakter anak yang baik. Berikut adalah hasil wawancara pendidikan karakter yang diterapkan oleh orangtua. “Kami selalu membiasakan hal-hal yang positif dan berusaha memberikan contoh yang baik pada anak.” OrtuAKls3190414, kemudian orangtua lain mengatakan “Sebagai orangtua kami memberikan contoh kepada anak dalam bertutur kata dan sikap.” OrtuAKls4A270414 Berdasarkan data dari hasil wawancara dengan kedua orangtua, dapat diketahui bahwa orangtua menerapkan pendidikan karakter supaya anak menjadi baik dalam berkata maupun bersikap. Kemudian menurut orangtua yang lain yaitu sebagai berikut: “Dalam mendidik anak untuk meraih keberhasilan non- akademik atau karakter, kami selalu membimbing untuk berdisiplin waktu, bertanggung jawab dengan 58 belajarnya atau dengan apa yang dikerjakan sehari- harinya dan dengan saling pengertian antara anak dengan orangtua.” OrtuAKls4B040514 Selanjutnya menurut orangtua lain yang lebih menekankan pendidikan pada akhlak agar jujur dan bertanggung jawab, yaitu: “Kami lebih menekankan pada akhlak agar jujur dan bertanggung jawab.” OrtuAKls5B270414 Berdasarkan beberapa data yang ada dapat diketahui bahwa orangtua memberikan pendidikan karakter cenderung untuk menjadikan anak menjadi pribadi yang berakhlak baik dan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya. n Model pola Asuh yang Baik Model pola asuh orangtua menjadi peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak karena model pola asuh akan mempengaruhi tumbuh kembangnya anak. Berikut hasil wawancara dengan orangtua. “Pola asuh kami adalah demokratis. Kami berusaha membicarakan dan mengkomunikasikan segala sesuatu dengan anak.” OrtuAKls3190414 “Dalam mendidik anak kami anjurkan bersikap demokratis karena kami harus menghargai anak untuk berpendapat dan orangtua mengarahkan yang baik.” OrtuAKls4A270414 Hal yang serupa juga diungkapkan oleh beberapa orangtua lain, yaitu sebagai berikut: 59 “Pola asuh kami yaitu secara demokratis. Anak kami perbolehkan untuk memberikan pendapat dengan cara sopan dan penuh hormat kepada orangtua.” OrtuAKls4B040514 “Kami mendidik anak secara demokratis. Tidak pernah ada kekerasan karena pernah kami marahi anaknya langsung panas. Sejak saat itu kami demokratis tanpa kekerasan.” OrtuAKls5B270414 Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa pola asuh orangtua anak yang berhasil dalam menempuh pendidikan adalah demokratis, yaitu orangtua berusaha memberi kebebasan dan memberi kesempatan anak untuk berpendapat dengan sopan dan hormat kepada orangtua, tetapi ada satu orangtua yang menerapkan pola asuh demokratis, liberal dan otoriter dengan alasan karena anak belum dewasa. Berikut hasil wawancaranya: “Kami sebagai orangtua menerapkan ketiga system pola asuh yaitu demokratis, liberal dan otoriter. Tergantung keadaan, kadang demokratis, kadang liberal dan kadang otoriter karena usianya yang belum dewasa.” OrtuAKls5A280414 Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orangtua, maka dapat diketahui bahwa orangtua cenderung menerapkan pola asuh demokratis yang mengajak anak untuk berdiskusi dan orangtua memberikan kesempatan anak untuk berpendapat dengan sopan dan hormat kepada orangtua serta memberi kebebasan kepada anak tetapi tetap memberi pengarahan. 60 2 Peran Edukatif Orangtua Anak yang Belum Berhasil dalam Menempuh Pendidikan a Memberi Contoh dan Memberi Perintah untuk Mencontoh Orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan belum sepenuhnya memberi contoh dan memberi perintah anak untuk mencontoh. Berikut hasil wawancara dengan orangtua. “Kami berusaha memberi contoh yang baik kepada anak dan menyuruh anak untuk mencontoh tentang tata krama seperti mengajari anak untuk berperilaku baik, jujur, dan sopan.” OrtuAKls5A040514 “Kami memberikan arahan-arahan dan contoh dalam keseharian di rumah maupun kegiatan bersosialisasi dengan penekanan pada ketaatan keagamaan.” OrtuAKls5B260414 Pernyataan ini menunjukkan bahwa orangtua lebih memberi contoh dalam hal keseharian dirumah yaitu khususnya pada bidang tata krama dan keagamaan. b Membiasakan Orangtua anak yang belum berhasil cenderung tidak membiasakan akan untuk belajar karena dari hasil wawancara dengan lima orangtua hanya satu orangtua saja yang membiasakan anak untuk belajar sehingga anak ini dapat mengikuti dan menjadi juara dalam lomba renang. Berikut pernyataan dari orangtua tersebut: 61 “Kami membiasakan anak untuk belajar tiap hari, yaitu minimal 1 jam dan maksimal 2 jam. Kurang lebih jam 19.00-21.00.” OrtuAKls5A040514 Pernyataan ini membuktikan bahwa orangtua membiasakan anak untuk belajar setiap harinya. Sedangkan pernyataan orangtua yang tidak membiasakan anak untuk belajar yaitu: “Kami selalu mengingatkan untuk fokus atau konsentrasi dan percaya diri.” OrtuAKls4A200414, kemudian orangtua lain mengatakan “Kami jarang menemani anak belajar. Anak belajar karena kemauan sendiri dan kadang diajari kakaknya.” OrtuAKls5B260414 Berdasarkan pernyataan dari kedua orangtua menunjukkan bahwa orangtua cenderung belum membiasakan anak untuk belajar dan orangtua hanya mengingatkan saja. c Memberi Penjelasan Orangtua anak yang belum berhasil cenderung tidak memberikan penjelasan dalam belajar kepada anak karena orangtua lebih mempercayakan anak untuk les daripada mengajarinya sendiri. Berikut hasil wawancara dengan orangtua. “Kami mengajak anak untuk belajar dengan cara membahas soal-soal pelajaran dan mengikuti les.” OrtuAKls4B260414 ”Kami terus memantau perkembangan anak baik di sekolah maupun di luar dengan mengupayakan les tambahan dan membimbing anak di rumah, tetapi kami jarang menemani anak belajar. Anak belajar karena 62 kemauan sendiri dan diajari oleh kakaknya.” OrtuAKls5B2600414 Berdasarkan data yang ada orangtua cenderung lebih memperyakan anak untuk belajar dengan orang lain yaitu dengan mengikuti les daripada membiasakan belajar di rumah. d Memberi Dorongan Orangtua anak yang belum berhasil juga memberi dorongan kepada anak. Berikut hasil wawancara dengan orangtua. “Kami selalu mengingatkan anak untuk melakukan semua kegiatan dengan fokus dan percaya diri.” OrtuKls4A200414 “Kami mendorong atau memberikan motivasi kepada anak baik secara fisik maupun non-fisik atau latihan dan pendampingan.” OrtuAKls5A040514 Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa orangtua tidak memberi dorongan secara keseluruhan, tetapi hanya pada poin-poin tertentu saja. e Menyuruh dan Melarang Orangtua anak yang belum berhasil cenderung membiarkan anak melakukan apa yang mereka suka. Berikut salah satu pernyataan orangtua. “Kami memberi kebebasan dalam menentukan pilihan dan sebagai orangtua mengarahkan yang baik.” OrtuAKls4B260414 63 “Kami tidak pernah menyuruh anak untuk melakukan hal yang tidak disukai dan tidak melarang anak untuk melakukan yang dia suka. Kami biarkan anak tumbuh dengan sendirinya dan kami hanya memantau perkembangannya.” OrtuAKls5B260414 Pernyataan yang ada membuktikan bahwa orangtua tidak menyuruh dan melarang anak secara pasti, tetapi orangtua lebih memberi kebebasan atau membiarkan anak melakukan hal yang diinginkan. f Berdiskusi Orangtua anak yang belum berhasil dalam pendidikan cenderung tidak mengajak anak untuk berdiskusi. Orangtua hanya hanya mengikuti kemauan anak tanpa ada diskusi dulu dengan anak. Berikut hasil wawancara dengan orangtua. “Kami mengajari anak sesuai kemampuan dan pelajaran yang ada.” OrtuAKls3201414, kemudian orangtua lain mengatkan “Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk anak dan kami memasukkan anak ke tempat kegiatan yang disenangi.” OrtuAKls4B260414 Hasil wawancara dengan orangtua yang lain yaitu mengungkapkan hal sebagai berikut: “Kami terus memantau perkembangannya baik di sekolah maupun di luar dengan cara pengupayakan les tambahan dan membimbing belajar di rumah, tetapi kami jarang menemani. Anak belajar karena kemauan sendiri dan diajari kakaknya.” OrtuAKls5B260414 Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa orangtua tidak mengajak anak berdiskusi dan langsung 64 mengambil keputusan untuk menempatkan anak di tempat yang disukai atau dimasukkan ke tempat les tanpa membicarakan kepada anak terlebih dahulu. g Memberi Tugas dan Tanggung Jawab Orangtua anak yang belum berhasil dalam pendidikan cenderung tidak memberi tugas dan tanggung jawab kepada anak. Berikut hasil wawancaranya: “Kami ajarkan pelajaran dan keterampilan sesuai kemampuan atau sesuai minat dan bakat anak.” OrtuAKls3200414 “Kami selalu bertanya ada PR atau tidak dan selalu mengingatkan untuk konsentrasi dalam belajar karena anak suka melamun.” OrtuAKls4A200414 Pernyataan yang ada menunjukkan bahwa orangtua belum memberikan tugas dan tanggung jawab terhadap tugasnya. Hal ini didukung lagi dengan hasil wawancara dengan orangtua lain. “Kami memasukkan anak ke tempat les dan ke tempat kegiatan yang anak senangi.” OrtuAKls4B260414, kemudian orangtua lain mengatakan “Kami menyuruh anak belajar supaya bisa mengikuti pelajaran di sekolah dan kami juga memasukkan anak di tempat les supaya banyak pengetahuan.” OrtuAKls5B260414 Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa orangtua belum memberi tugas dan tanggung jawab. Orangtua hanya menyuruh anak untuk les atau masuk ke tempat kegiatan yang anak sukai. 65 h Memberi Bimbingan dan Penyuluhan Orangtua anak yang belum berhasil dalam pendidikan belum memberikan bimbingan dan penyuluhan secara penuh, karena orangtua lebih memperyakan anak di tempat les. “Kami memasukkan anak ke tempat les dan ke tempat kegiatan yang anak senangi.” OrtuAKls4B260414, kemudian orangtua lain mengatakan “Kami jarang menemani anak belajar. Anak belajar ya karena kemauannya sendiri mbak.” OrtuAKls5B260414 Pernyataan ini menunjukkan bahwa orangtua belum sepenuhnya membimbing anak dan orangtua lebih mempercayakan anak di tempat les. i Mengajak Berbuat Orangtua anak yang belum berhasil belum sepenuhnya mengajak anak berbuat karena hanya mengingatkan dan lebih mempercayakan anak di tempat les. Berikut hasil wawancaranya. “Kami selalu mengajak anak untuk beribadah dan selalu mengingatkan untuk fokus atau konsentrasi.” OrtuAKls4A040514 “Kami memasukkan anak ke tempat kegiatan yang anak senangi.” OrtuAKls4B260414 “Kami mengupayakan les tambahan agar anak mempunyai banyak pengetahuan dan dapat melakukan banyak hal.” OrtuAKls5B260414 66 Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa orangtua cenderung belum mengajak anak untuk berbuat dan lebih mempercayakan anak belajar di tempat les. j Memberi Kesempatan Mencoba Orangtua anak yang belum berhasil dalam pendidikan cenderung belum memberi kesempatan anak untuk mencoba. Berikut hasil wawancara dengan orangtua: “Kami memberi kesempatan anak untuk malakukan banyak hal dengan memasukkan anak ke tempat kegiatan yang anak senangi.” OrtuAKls4B260414 “Kami mengupayakan les tambahan supaya anak dapat melakukan banyak hal.” OrtuAKls5B260414 Berdasarkan pernyataan yang ada dapat diketaui bahwa orangtua belum memberikan kesempatan anak untuk mencoba. Anak hanya disuruh dan dimasukkan ketempat yang disenangi atau dimasukkan ke tempat les. k Menciptakan Situasi yang Baik Orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan cenderung tidak menciptakan situasi yang baik untuk anak belajar, karena dalam cara mendidik anak orangtua tidak ada yang mengutarakan bahwa mereka menciptakan situasi yang baik. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara sebagai berikut: 67 “Situasi yang baik itu di rumah. Di rumah kami mengajari anak pelajaran sesuai pelajaran yang ada.” OrtuAKls3200414 “Situasi yang baik itu di rumah, karena anak dapat bersama keluarga.” OrtuAKls4A200414 “Kami mengajak anak untuk belajar bersama supaya anak merasa senang.” OrtuAKls4B260414 Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa orangtua sudah berusaha menciptakan situasi yang baik untuk anak. Orangtua menganggap bahwa situasi yang baik adalah di rumah karena anak dapat bersama keluarga. l Mengadakan Pengawasan dan Pengecekan Orangtua anak yang belum berhasil sudah mengadakan pengawasan dan pengecekan yang dapt diketahui dari hasil wawancara sebagai berikut: “Kami selalu memantau perkembangan anak sehingga tau kemampuan yang dimiliki oleh anak.” OrtuAKls3200414 “Kami selalu mengawasi perkembangan anak dan mengingatkan untuk fokus atau konsentrasi dan percaya diri terhadap apa yang dilakukan.” OrtuAKls4A200414 “Kami memantau perkembangan anak dan memasukkan anak ketempat kegiatan yang anak senangi.” OrtuAKls4B260414 68 Berdasarkan data yang ada secara tidak langsung orangtua telah mengadakan pengawasan dan pengecekan sehingga orangtua mengetahui bagaimana anaknya. m Menerapkan Pendidikan Karakter Orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan dapat dilihat dari beberapa hasil wawancara, yaitu: “Kami mendidik anak untuk taat pada agama.” OrtuAKls3200414 Orangtua yang lain dalam wawancara juga mengatakan hal sebagai berikut: “Kami selalu mengingatkan anak untuk fokus atau konsentrasi dan percaya diri dan menghargai waktu tertib ibadah.” OrtuAKls4A200414, kemudian orangtua lain mengatakan “Kami lebih mengajari anak untuk taat pada agama atau beribadah.” OrtuAKls4B260414 Pernyataan-pernyataan yang ada menunjukkan bahwa orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan cenderung lebih menerapkan pendidikan karakter untuk taat beribadah atau taat pada agama. Kemudian orangtua yang lain ada juga yang menerapkan pendidikan karakter pada umumnya atau untuk kehidupan sehari-hari seperti mengajari anak untuk sopan santun dan jujur yaitu sebagai berikut: “Kami mengajari anak untuk berperilaku baik, jujur, dan sopan.” OrtuAKls5A040514 “Kami menerapkan pendidikan karakter dengan cara memberikan arahan dan contoh dalam keseharian di 69 rumah maupun dalam kegiatan bersosialisasi dengan penekanan pada ketaatan keagamaan.” OrtuAKls5B260414 Berdasarkan data yang ada, maka dapat diketahui bahwa orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan cenderung menerapkan pendidikan karakter terutama dalam hal keagamaan atau untuk beribadah dan taat pada agama. n Model pola Asuh yang Baik Model pola asuh orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan yaitu dapat diketahui dari beberapa hasil wawancara sebagai berikut: “Model pola asuh kami demokratis mbak.” OrtuAKls3200414, kemudian orangtua lain mengatakan “Anak kami harus mematuhi peraturan dalam keluarga, misal menghargai waktu tertib ibadah dan belajar.” OrtuAKls4A200414 Pernyataan yang ada menunjukkan bahwa orangtua anak yang belum berhasil dalam menempuh pendidikan menerapkan pola asuh yang berbeda. Untuk mengetahui pola asuh orangtua anak yang belum berhasil secara pasti, berikut pemaparan lain hasil wawancara dengan orangtua. “Kami mendidik anak tidak terlalu keras, kami memberi kebebasan dalam menentukan pilihannya dan kami sebagai orangtua mengarahkan yang baik.” OrtuAKls4B260414 70 “Pola asuh mendidik yaitu demokratis. Anak tidak bisa dipaksa dan dilepas atau bebas sebebas-bebasnya.” OrtuAKls5A040514 “Pada poin tertentu kami terapkan pola asuh demokratis untuk menunjang perkembangan anak. Namun pada sisi yang lain kami tunjukkan otoriter tanpa kompromi semisal peribadatan.” OrtuAKls5B260414 Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa pola asuh orangtua anak yang belum berhasil berbeda-beda caranya, tetapi pada intinya sama dan cenderung lebih pada penerapan pola asuh secara demokratis tetapi juga otoriter.

b. Peran Edukatif Orangtua yang Diinginkan Anak

Selain mencari data tentang peran edukatif orangtua dalam keberhasilan pendidikan anak, peneliti juga mencari data tentang peran edukatif orangtua yang diinginkan anak dengan wawancara tertulis. Berikut hasil wawancara tertulis dengan siswa: 1 Anak yang Berhasil dalam Pendidikan Anak yang berhasil dalam pendidikan mempunyai keinginan terhadap orangtua. Berikut hasil wawancara dengan beberapa anak yang berhasil dalam pendidikan. “Saya ingin orangtua menemani belajar, ingin ditegur saat malas, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai saya jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin orangtua perduli dengan kebutuhan sata, ingin didampingi saat belajar di rumah, ingin diberikan pelajaran tambahan melalui les, ingin diberi dukungan untuk kebutuhan belajar dan ingin 71 dibimbing ataupun dipantau dalam berkembangnya kreativitas dan kecerdasan saya.” AnkKls4A Sedangkan keinginan anak lain terhadap orangtuanya yaitu sebagai berikut: “saya ingin ditemani belajar, ingin ditegur saat malas belajar, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimarahi saat nilai saya jelek supaya tidak diulang lagi tapi jangan galak sekali, ingin diberi selamat atau hadiah saat nilai saya bagus atau jadi juara supaya bisa ditingkatkan lagi, ingin orangtua perduli dan memenuhi kebutuhan saya, ingin diberi dorongan saat nilai turu dan ingin dibantu atau dibimbing orangtua saat belajar.” AnkKls5A Kemudian hal yang hampir sam juga diungkapkan oleh anak lain, yaitu sebagai berikut: “Saya ingin ditemani belajar, ingin ditegur saat malas, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai saya jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin orangtua perduli dengan kebutuhan saya, ingin diajari saat belajar, ingin selalu diperhatikan dan selalu diperdulikan serta dido’akan.” AnkKls5B Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa masing- masing anak memiliki keinginan yang hampir sama terhadap orangtuanya. 2 Anak yang Belum Berhasil dalam Pendidikan Keinginan anak yang belum berhasil dalam pendidikan berdasarkan hasil wawancara yaitu sebagai berikut: “Saya ingin ditemani belajar, dinasehati kalau salah, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai ku jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin orangtua mengerti 72 kebutuhan saya, ingin diberi dukungan agar saya semakin giat belajar, diberi reward jika saya berhasil dan dihukum jika gagal serta ingin sekali-kali diajak jalan-jalan.” AnkKls4A Pernyataan yang hampir sama juga dinyatakan oleh anak lain, yaitu sebagai berikut: “Saya ingin ditemani belajar, ingin ditegur saat malas belajar, ingin dinasehati saat melakukan kesalahan, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti jika nilai saya jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin mengerti kebutuhan saya, ingin dibimbing belajar, ingin dido’akan dan ingin didukung.” AnkKls4B “Saya ingin ditemani belajar, ingin ditegur jika malas belajar, ingin dinasehati saat salah, ingin bercerita pada orangtua saat sedih atau senang, ingin dimengerti saat nilai saya jelek, ingin diberi selamat saat nilai saya bagus atau jadi juara, ingin orangtua mengerti kebutuhan saya, ingin diajari belajar, ingin diikutkan les dan ingin ditanyai ada PR atau tidak.” AnkKls5B Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa keingingan masing-masing anak yang belum berhasil dalam pendidikan terhadap orangtuanya hampir sama satu sama lainnya.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Pendidikan Anak

Setiap anak pasti menginginkan keberhasilan dalam menjalani semua hal, termasuk keberhasilan dalam menjalani pendidikan. Anak memiliki kondisi yang berbeda-beda, baik keadaankondisi jasmani maupun psikologis. Keadaan jasmani dan psikologis anak dapat mempengaruhi pencapaian dalam meraih keberhasilan pendidikan. Dalam menempuh pendidikan, anak atau siswa memiliki faktor yang dapat