15
4. Cara Mendidik
Dalam mendidik, harus ada prinsipnya yang merupakan ketentuan pokok yang harus kita taati dalam kegiatan mendidik. Maya Suharto
2009 berpendapat ada tiga prinsip yang harus diketahui orangtua dalam mendidik anak yaitu:
a. Mendidik dengan cinta.
b. Belajar dari alam.
c. Setiap anak unik.
Berdasarkan paparan yang ada, dapat diketahui bahwa prinsip dalam mendidik perlu diketahui orangtua agar orangtua dalam mendidik
anak tidak melampaui batas-batas yang dapat menghalangi anak untuk berkembang.
Suhartin Citrobroto 1986: 99 mengatakan bahwa dalam mendidik diperlukan juga teknik mendidik, yaitu sebagai berikut:
a. Memberi contoh dan menyuruh mencontoh.
b. Membiasakan.
c. Memberi penjelasan.
d. Memberi dorongan.
e. Menyuruh dan melarang.
f. Berdiskusi.
g. Memberi tugas dan tanggung jawab.
h. Memberi bimbingan dan penyuluhan.
i. Mengajak berbuat.
16 j.
Memberi kesempatan mencoba. k.
Menciptakan situasi yang baik. l.
Mengadakan pengawasan dan pengecekan. Dalam mendidik, perlu juga adanya pendekatan yang positif oleh
orangtua. Tim Pustaka Familia 2006: 215-220 berpendapat kunci pertama yang bisa dilakukan orangtua sebenarnya sederhana, yaitu
memberdayakan seluruh inderanya. Dari sinilah awalnya sikap tanggap dan perduli pada anak: melihat, mendengar, menyentuh, mencium dan
mengecap dua hal yang terakhir mungkin lebih berkaitan dengan faktor eksternal yang sederhana tapi penting seperti, mencium bau bahwa anak
kita buang air sehingga tidak membiarkannya basah berlama-lama, juga merasakan apakah nasi tim yang kita buat terlalu asin, atau air jeruk yang
kita peras terlalu asam. Berikut adalah uraian pendekatan yang positif
oleh orangtua:
a. Memberdayakan Seluruh Indera
Dengan memberdayakan inderanya orang tua belajar menjadi tanggap dan mengenali anaknya selangkah demi selangkah.
b. Komunikasi dan Diskusi
Orangtua dan anak memerlukan komunikasi dua arah, karena orang tua menempatkan diri sejajar dengan anaknya, maka orangtua perlu
memberi kesempatan pada anak untuk mengungkapkan seluruh perasaan dan pendapatnya.
c. Memberi Kesempatan
Supaya anak-anak dapat memberdayakan seluruh kemampuannya, mereka harus diberi kesempatan, sementara orang tua tetap melakukan
pengawasan dan siap membantu jika dibutuhkan. Berbagai buku dan artikel telah banyak membahas bahwa masa kanak-kanak adalah masa
eksplorasi, masa mencari, dan masa ingin tahu. Maka apabila kesempatan ini dihilangkan, anak mungkin akan menjadi seorang yang
takut mencoba dan takut gagal sampai dewasa.
17 d.
Mengajak dan Mendorong Meski belum bisa memngungkapkan dengan kata-kata, sejak kecil
anak sudah dapat merasa bahwa ia dihargai. Maka mereka akan sangat berbahagia apabila orangtua bersedia mengajak dan mendorong
mereka.
e. Mengarahkan
Bagaimanapun, usia dan pengalaman termasuk pendidikan memang membuat kemampuan anak hampir pasti tidak sebanding dengan
kemampuan orangtuanya. Tetapi yang bisa dilakukan orangtua adalah memberikan pengarahan dan kesempatan untuk hal-hal yang harus
diselesaikan anak.
f. Memberi teladan
Akan sulit meminta anak melakukan sesuatu kalau ia tidak melihat teladan langsung dari orang-orang terdekat khususnya ayah dan ibu
atau orangtua. g.
Merubah Lingkungan Rumah dan Keluarga Anak-anak membutuhkan dukungan lingkungan untuk melakukan
segala sesuatu, sehingga orangtua perlu menata lingkungan sekitar supaya mendukung hal-hal yang diinginkan.
h. Menitipkan Anak di Taman Bermain
Playgroup atau taman bermain harus mempunyai nilai lebih dalam semua hal ketimbang kalau anak tetap bermain dan belajar di rumah.
i. Kebersamaan dengan Orangtua
Dari segi fasilitas, tidak perlu mainan dan peralatan yang mahal. Yang lebih penting adalah kebersamaan dan bagaimana membiarkan anak
berkreasi dengan bahan-bahan yang sederhana. j.
Memuji Yang sering dilupakan orang tua mungkin bukan karena tidak mau,
tetapi lebih karena sebagian orang tua khawatir anak-anaknya akan menjadi besar kepala adalah memuji anak, karena orangtua cenderung
melihat perbuatan baik anaknya sebagai sesuatu yang sudah semestinya. Tetapi pendekatan yang positif tetap meyakini bahwa
kedekatan, kehangatan, teladan, pujian, dorongan adalah “sumbangan” yang cukup besar untuk mengantar anak menjadi dewasa yang dapat
dibanggakan. Tim Pustaka Familia, 2006: 215-220.
Agus Widodo 2012: 105-206 mengatakan bahwa dalam mendidik perlu adanya penerapan pendidikan karakter dalam keluarga. Keluarga
merupakan lingkungan, sekaligus sarana pendidikan non-formal yang paling dekat dengan anak. Kontribusi terhadap keberhasilan pendidikan
anak didik cukup besar. Rata-rata anak didik mengikuti pendidikan di