Janny D. Kusen: Œ Dalam kegiatan monitoring berbasis masyarakat, ada dua model monitoring

Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 1999 54

3. TOPIK BAHASAN: PROVINCIAL WORKING GROUP

3.1 PERTANYAAN, KOMENTAR DAN SARAN 1. Bill Marsden:

Œ Di setiap propinsi ada PWG, tapi istilahnya berbeda-beda, apakah fungsinya juga berbeda? Dalam penyajian makalah belum secara jelas terungkap, apakah masih perlu dilakukan pengkajian yang mendalam terhadap PWG? Œ Bagaimana bentuk koordinasi antar instansi dalam PWG pada pemerintah daerah tingkat I? Ada hipotesa bahwa lembaga koordinatif itu sulit mencapai hasil yang maksimal.

2. Budy Wiryawan: Œ Tujuan dan proses PWG di Lampung belum jelas secara ril dan pembahasan

masih akan dilakukan dalam diskusi-diskusi di tingkat propinsi. Œ Berkaitan dengan fungsi PWG, ada hipotesa bahwa koordinasi antara instansi sulit dilaksanakan, namun dapat berjalan baik jika ada proyek. Bagaimana kelanjutan lembaga PWG ini jika tidak ada proyek atau proyek sudah berakhit? Pembentukan PWG harus mempertimbangkan hipotesa ini. Oleh karena itu suatu pengkajian perlu dilakukan untuk mengetahui apa motivasi pembentukan PWG, apa sebabnya tidak berfungsi, bagaimana supaya PWG bisa berfungsi, dan informasi apa saja yang diperlukan untuk membahas PWG ini.

3. Irwandi Idris: Œ Tidak lancarnya fungsi Provincial Steering Committee PSC antara lain adalah

akibat: 1 Sering terjadi pergantian pimpinan dan promosi dari personal anggota PSC yang mewakili suatu instansi sebelum masa tugasnya selesai di PSC. 2 Koordinasi PSC secara kuantitatif adalah kurang, misalnya selama masa kerja lima tahun hanya ada dua kali rapat atau pertemuan. Œ Untuk pembentukan PSC perlu ada komitmen dari masing-masing anggotanya, terutama kesamaan visi dan misi PSC, sehingga setiap anggota memahami betul tugas dan wewenangnya masing-masing untuk bekerja dalam tim.

4. Farah Sofa: Œ Mengapa Keanggotaan PWG di Sulawesi Utara didominasi oleh kalangan

pemerintahan? Apakah PWG ini merupakan forum independen yang dibentuk oleh Gubernur? Œ Institusi PWG ini memiliki fungsi yang cenderung sebagai tim pengarah atau bersifat pengarahan tapi belum berfungsi sebagai lembaga penghubung yang mengarah pada penguatan desentralisasi sampai tingkat terbawah.

5. Ian M. Dutton: Œ Pidato sambutan Kepala PKSPL IPB menunjukkan bahwa selama ini jarang

terjadi penerapan pengelolaan pesisir yang menerapkan pengalaman terdahulu sehingga hal ini merupakan alasan utama bagi Proyek Pesisir untuk melakukan learning activity. Dari pengalaman terdahulu, yang harus disiapkan dan sekaligus tantangan adalah bagaimana melanjutkan upaya- upaya yang dirintis oleh Proyek Pesisir agar dapat terus berlanjut setelah Proyek Pesisir selesai. Pengalaman apa yang diperoleh dari pelaksanaan Proyek Pesisir ini diharapkan dapat berguna untuk penerapan integrated coastal zone management di Indonesia. Selama ini, masalah umum yang terjadi adalah pendekatan dan learning activity dalam pengelolaan pesisir terlalu bersifat akademis atau ilmiah. Œ Pengamatan terhadap kegiatan pendokumentasian dan lokakarya yang dilakukan oleh Learning Team: 1 Masih ada kekurangan dan ketepatan dalam pencatatan rincian kegiatan. Laporan perlu diperiksa secara teliti sebelum lokakarya. 2 Ada kesenjangan pandangan antara pandangan di tingkat nasional misalnya, BAPPENAS dan tingkat daerah e.g. social safety net. Perlu adanya kesepakatan tentang pentingnya kesamaan yang memadukan kedua pandangan tersebut. 3 Terlihat adanya manfaat penting dari suatu forum dialog; 4 Ada persoalan dalam mengevaluasi kegiatan Proyek Pesisir secara terpisah.