Monitoring dampak Proyek Pesisir

Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 1999 40 Mengingat Proyek Pesisir diharapkan berdampak positif terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat pesisir dan kondisi lingkungan serta sumberdaya pesisir, PP SULUT perlu melakukan monitoring terhadap kondisi- kondisi tersebut di desa-desa proyek. Sejauh ini PP SULUT belum mempunyai panduan untuk melaksanakan kegiatan monitoring ini. Namun, pada prinsipnya pengamatan ulang terhadap indikator keberhasilan proyek dapat dilakukan dengan menerapkan metode yang diterapkan oleh Pollnac et al. 1997b untuk aspek sosial dan ekonomi, dan English et al. 1994 untuk aspek sumberdaya dan lingkungan. Secara khusus, pilihan indikator yang diukur kembali tersebut harus sesuai dengan tujuan dari model pendekatan yang diterapkan. Kegiatan monitoring terhadap dampak proyek terhadap kondisi sosial ekonomi dan lingkungan lokasi proyek sudah mulai direncanakan secara lebih tajam oleh PP SULUT, paling tidak dengan adanya memo dari Technical advi- sor pada bulan Agustus 1998 tentang usulan kegiatan monitoring yang bersifat jangka panjang setelah baseline study dilakukan Crawford, 1998. Kegiatan tersebut mencakup: 1. Monitoring sosial-ekonomi dengan survei terhadap masyarakat desa proyek dan desa kontrol dengan sampel random pada tahun 2001 dan 2003 menggunakan kuesioner yang sama dalam baseline study Pollnac et al., 1997b; 2. Monitoring lingkungan dengan survey lengkap pada tahun 2001dan 2003, dan Line Intercept Transect setiap tahun mulai 1999 hingga 2003 pada perairan desa proyek dan desa kontrol; 3. Monitoring terhadap upaya penangkapan dan produksi perikanan; 4. Monitoring lain terhadap kegiatan penambangan karang, pemboman ikan, perubahan garis pantai, bangunan rumah baru, rumah yang tergusur ombak, kebersihan pantai, dan lain-lain seperti yang dilaporkan dalam baseline study Pollnac et al., 1997b. Sesuai dengan pendekatan community-based yang diterapkan oleh Proyek Pesisir, kegiatan monitoring setelah proyek berakhir direncanakan akan dilakukan oleh masyarakat. Pada tahun kedua ini PP SULUT telah berhasil mendorong pembentukan kelompok-kelompok anggota masyarakat yang berminat untuk melakukan monitoring lingkungan terumbu karang dan garis pantai di desa- desa lokasi proyek, yaitu Talise, Bentenan, Tumbak dan Blongko lihat Haryanto et al., 1999, prosiding ini. Mereka telah mendapat latihan dari PP SULUT dan diharapkan memiliki kemampuan yang memadai untuk kegiatan monitoring lingkungan. Sebagai landasan untuk menentukan adanya dampak proyek terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat dan lingkungan serta sumberdaya, PP SULUT telah melaksanakan baseline study di empat desa proyek Bentenan, Tumbak, Blongko dan Talise; tahun 1997 dan enam desa kontrol Minanga dan Rumbia Pollnac et al., 1998; Sapa dan Boyongpante; Kahuku dan Aerbanua; tahun 1998. Pelaksanaan baseline study ini tidak dilakukan secara serempak karena ada keterbatasan tenaga dan waktu. Dari studi baseline ekonomi terungkap indikasi adanya penggunaan peledak dan racun dalam penangkapan ikan. Sedangkan persoalan bintang laut berduri Crown of Thorns terungkap dari baseline study lingkungan, bukan dari wawancara dengan penduduk desa. Pada lokasi-lokasi proyek dimana direncanakan akan adanya kawasan perlindungan laut marine sanctuary, monitoring dapat diarahkan terhadap indikator keberhasilan suatu kawasan perlindungan sesuai dengan tujuan pendirian kawasan tersebut. Tulungen et al. 1998a menyatakan bahwa pendirian marine sanctuary di desa Blongko ditujukan untuk meningkatkan produksi ikan, mempertahankan dan meningkatkan kualitas terumbu karang, melindungi keanekaragaman hayati laut dan melindungi tempat berkembangbiaknya biota laut. Sebagai persiapan partisipasinya di masa yang akan datang, beberapa anggota masyarakat dari desa Blongko, Bentenan dan Tumbak sudah mengikuti pelatihan monitoring terumbu karang dengan teknik manta-tow. Sedangkan pada lokasi proyek dimana diharapkan akan terbentuknya kesepakatan tentang aturan-aturan mengenai pencegahan bahaya di kawasan pesisir misalnya erosi pantai, monitoring dapat difokuskan pada perubahan perilaku masyarakat setempat, misalnya perpindahan lokasi perumahan ke tempat yang lebih aman, kepatuhan masyarakat terhadap kesepakatan setempat dan lain-lain. Upaya awal menuju tersusunnya kesepakatan untuk pencegahan bahaya tersebut dilakukan dengan melibatkan masyarakat untuk melihat dan Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 1999 41 menilai lokasi-lokasi berbahaya melalui pengamatan terhadap garis pantai. Untuk itu beberapa anggota masyarakat dari desa Talise dan Bentenan telah mengikuti pelatihan pengukuran garis pantai. Khusus untuk monitoring kondisi lingkungan, Oxley 1994 menyarankan tahapan yang perlu dilakukan dalam penyusunan dan pelaksanaan kegiatan monitoring adalah sebagai berikut:: 1. Menentukan tujuan monitoring; 2. Menentukan pada skala apa monitoring ini akan dikerjakan; 3. Mengidentifikasi faktor penentu keragaman obyek variabel yang dimonitor, faktor apa yang penting dan realistik untuk diukur dan dikontrol; 4. Merumuskan replikasi pengamatan pada semua tingkat skala yang diinginkan 5. Percobaan monitoring dalam skala kecil pilot study untuk memperoleh informasi penting dan melihat faktor mana yang sebaiknya dinilai; 6. Mempertimbangkan bagaimana mencatat dan menyimpan data; 7. Menganalisis data dari pilot study dan menentukan jenis data terbaikcocok untuk dianalisis; 8. Mempertimbangkan kemampuan pelaksana monitoring; 9. Setelah data terkumpul, memeriksa dan menguji data secara teratur untuk memastikan kualitas data dan mengidentifikasi adanya kesalahan atau penyimpangan. 10. Melakukan analisis data secara lengkap setiap tahun. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pesisir dan lautan tampaknya proporsional sesuai dengan kemampuannya. Sebagian anggota masyarakat sudah disiapkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan monitoring lingkungan. Sebaliknya dalam monitoring dampak sosial-ekonomi, partisipasi masyarakat tampaknya akan tercurah terutama dalam memantau kepatuhan anggota masyarakat terhadap kesepakatan-kesepakatan atau aturan-aturan lokal yang mereka buat. Dalam baseline study, masyarakat banyak berperan dalam memberikan informasi dan dukungan kelancaran pelaksanaan study. Sementara ini, PP SULUT sudah memiliki staf yang berpengalaman melaksanakan sur- vey sosial-ekonomi sebagaimana survey untuk baseline study. Untuk keperluan ini Prof. Richard Pollnac dari University of Rhode Island sedang menyiapkan sebuah buku panduan; draft pertama sudah selesai.

2. RELEVANSI MONITORING DENGAN PENGELOLAAN

PESISIR PP SULUT bertujuan untuk mencoba model pengelolaan pesisir yang diakui efektif dalam menstabilkan atau meningkatan kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan kondisi sumberdaya alam dimana mereka bergantung. Pertanyaan yang perlu dikemukakan perihal model pengelolaan pesisir adalah bagaimana kita dapat mengetahui adanya dampak dari proyek terhadap dua komponen ekosistem pesisir, yaitu masyarakat pesisir dan lingkungan sumberdaya alam. Pollnac 1998 menyatakan bahwa untuk mengetahui adanya dampak pengelolaan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan kita seyogyanya memiliki informasi tentang kondisi masyarakat dan lingkungannya sebelum pengelolaan tersebut berlangsung, yaitu baseline data. Bersamaan dengan pengumpulan data untuk baseline, data dari desa- desa yang berdekatan juga perlu dikumpulkan karena desa tersebut akan dijadikan sebagai desa kontrol. Kondisi desa kontrol ini sebaiknya mempunyai keadaan sosial ekonomi dan lingkungan yang mirip dengan kondisi desa proyek. Tujuan dari desa kontrol ini bukan untuk menentukan besar atau tingkat dampak yang diberikan oleh proyek tapi untuk melihat perbedaan kecenderungan trend perubahan yang terjadi di desa proyek dengan kecenderungan yang terjadi di desa kontrol. Hal ini untuk memisahkan perubahan karena faktor proyek dan faktor non-proyek Pollnac 1998, Sondita 1998. Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 1999 42 PENGALAMAN DAN PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL 1. Apa yang dimaksud dengan kegiatan monitoring? Kegiatan monitoring adalah kegiatan yang secara sistematis melakukan pendokumentasian terhadap upaya-upaya yang dilakukan Proyek Pesisir, baik pada skala proyek secara keseluruhan maupun pada skala program di setiap skala geografi yang relevan. 2. Apa tujuan kegiatan monitoring? Tujuan kegiatan monitoring adalah: a mengidentifikasi perubahan-perubahan kondisi sosial-ekonomi masyarakat dan lingkungan yang memiliki kemungkinan berkaitan dengan adanya kegiatan-kegiatan Proyek Pesisir; b untuk memastikan kegiatan-kegiatan proyek dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan; c untuk mendokumentasikan kegiatan yang menyangkut penyusunan peraturan-peraturan governance activities, termasuk persiapan rencana-rencana dan peraturan lokal, upaya penegakan hukum atau aturan dan kepatuhan terhadap hukum atau aturan tersebut; d mengumpulkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan bagi keperluan para Program Manajer Lapang dan pemberi dana; dan e mengumpulkan informasi untuk keperluan kegiatan pembelajaran learning activity, penyesuaian atau adaptasi rancangan proyek dan pengangkatan model-model yang potensial diterapkan di tempat lain. 3. Jenis kegiatan monitoring apa saja yang sudah dilakukan oleh Proyek Pesisir? Seperti sudah dilakukan oleh Proyek Pesisir, kegiatan monitoring mencakup: a kegiatan monitoring jangka panjang terhadap perubahan kondisi sosio-ekonomi dan lingkungan tingkat desa; b pembandingan hasil awal, hasil antara intermediate output dan output akhir dari kegiatan-kegiatan khusus dengan tingkat pencapaian yang diharapkannya benchmarking; c ringkasan kegiatan Proyek Pesisir untuk setiap lokasi proyek dan kantor pusat proyek seperti diperintahkan oleh USAIDProject Monitoring Performance. Kegiatan monitoring di tingkat desa mencakup pelaksanaan survey-survey dan pengamatan sistematis yang dilakukan oleh Proyek Pesisir serta kegiatan monitoring yang melibatkan anggota masyarakat. 4. Bagaimana status kegiatan monitoring? Saat ini: a kegiatan monitoring masyarakat secara sistematis tengah berlangsung di desa-desa lokasi proyek di Sulawesi Utara; b kegiatan monitoring yang melibatkan masyarakat desa telah berlangsung di empat desa lokasi proyek; c sebuah sistem telah dirancang dan tersedia untuk mengidentifikasi, mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi tentang semua kegiatan proyek Performance Monitoring Plan - PMP. Tidak ada rencana sistematis untuk memonitor setiap kegiatan proyek di tingkat propinsi. Namun terdapat banyak informasi sudah dikumpulkan atau didokumentasikan di Sulawesi Utara dalam bentuk laporan bulanan para petugas penyuluh lapangan, selain dokumen-dokumen proyek lainnya. Dalam tahun kedua 19981999, Learning Team telah memusatkan perhatiannya untuk memonitor kegiatan- kegiatan tingkat desa Proyek Pesisir di Sulawesi Utara. Informasi untuk kegiatan pembelajaran ini diperoleh dari laporan-laporan lokakarya, wawancara dengan para staf lapangan dan laporan-laporan yang disusun oleh Learning Team.